Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan maupun institusi lain sebuah sarana wadah bagi

masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang hendak

menginvestasikan dananya yang layak beredar di pasar. Di pasar tersebut

akan mempertemukan dua orang yang saling membutuhkan, mereka yang

membutuhkan uang dan mereka yang memiliki uang. Perusahaan dapat

membiayai sendiri bisa melalui penjualan kepemilikan sahamnya kepada

publik, sedangkan pemilik modal memiliki peluang investasi berupa nilai di

perusahaan tersebut. Dalam sebuah rilis resmi bursa efek sendiri, pasar

modal adalah tempat berbagai macam bentuk alat keuangan yang dapat

diperdagangkan, baik itu utang, ekuitas atau ekuitas, danareksa, derivatif

dan instrumen lainnya. Regulasi Indonesia mendefinisikan pasar modal

sebagai: “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umumdan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

(BEI, 2021).

Penggunaan informasi di pasar modal merupakan indikator dalam

analisis oleh pemegang saham, informasi publik ini digunakan oleh

pemegang saham untuk pengambilan keputusan, seperti informasi dasar

yang terdiri dari arus keuangan perusahaan dan informasi yang dikeluarkan

1
oleh perusahaan (pengumuman perusahaan). Selain itu, pemilik ekuitas juga

harus memahami informasi dari perspektif makro dan non-makro untuk

mengurangi kekhawatiran dan ketidakpastian di pasar modal seperti wabah

yang terjadi pada saat ini (Zulfikar, 2016). Badan Kesehatan Dunia atau

WHO (World Health Organization) secara resmi mengumumkan Covid-19

sebagai pandemi pada Maret 2020 yang artinya, virus corona telah

menyebar secara luas di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19 pada tanggal

2 Maret 2020. Pandemi Covid-19 bukan hanya memberikan ancaman

kesehatan saja akan tetapi menjadi ancaman besar bagi pertumbuhan

perekonomian disuatu negara. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan

mengalami perlambatan yang signifikan seperti yang tertera pada tabel

berikut ini:

Tabel 1.1.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2017 – 2021

Sumber: Idx.co.id (data dikelolah 2021)

Dari tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di

Indonesia menjadi dampak terjadinya pandemi Covid-19. Laju pertumbuhan

2
ekonomi nasional tahun 2020 mengalami menurunan. Pertumbuhan

ekonomi global ini diperkirakan mengalami resesi -3% dan perekonomian di

Indonesia akan mengalami perlambatan yang signifikan. Pada kuartal 1

2020 pertumbuhan ekonomi masih tumbuh sebesar 2,97% tetapi memasuki

kuartal 2 kembali mengalami penurunan hingga berada di angka -5,32%.

Kuartal 2 merupakan puncak dari melemahnya perekonomian di

indonesiakarena hampir seluruh sektor usaha ditutup untuk mencegah

penyebaran covid-19. Memasuki kuartal 3, kegiatan ekonomi mulai

bergerak hingga berada di angka -3,49% dan semakin membaik menuju

kuartal selanjutnya meskipun berada di angka minus.

Kebijakan pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial (social

distancing) akhirnya berdampak pada rendahnya aktvitas masyarakat yang

memicu terjadinya perlambatan ekonomi. Dampak penyebaran Virus

Corona (Covid-19) tidak dapat dihitung secara pasti. Namun perlambatan

sistem ekonomi sangat terasa, terutama di sektor industri, pariwisata,

perdagangan, transportasi dan investasi. Salah satu bentuk respon

masyarakat terhadap wabah Covid-19 terlihat pada aktivitas pasar modal.

Hal ini terlihat dari kesemrawutan pemilik modal dengan mengeluarkan

properti Anda dari pasar saham, menyebabkan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) turun dengan bebas seperti pada grafik berikut ini:

3
Tabel 1.2.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2019- 2020

Sumber: Bursa Efek Indonesia 2020

Tabel 1.2 menunjukkan IHSG pada saat pengumuman covid tanggal

2 Maret sesi kedua secara langsung mengalami penurunan. Penurunan

berlanjut setelah hari tersebut sampai pada kondisi trading halt (Penurunan

yang terjadi sampai 5%) sebanyak 6 kali dalam bulan Maret 2020 tanggal

12, 13, 17, 19, 22, 30. (Sugianto, 2020). 24 Maret, IHSG menyentuh pada

titik paling rendah di 3,937 mengalami penurunan sebesar 37,8%

dibandingkan pada kondisi IHSG terendah di bulan Desember 2019.

Merosotnya harga saham memberikan dampak negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi hal ini dikarenakan pasar saham memberi kontribusi

besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Nilai pada saham

merupakan prinsip pembentukan modal di bidang keuangan terutama

didasarkan pada gagasan dividen dan kenaikan harga saham. Nilai pada

saham dan tingkat transaksi saham merupakan bagian dari kabar penting

bagi banyak pihak, terutama pemilik dana dan yang berkepentingan dengan

itu sendiri. Kedua variabel ini memiliki berkorelasi karena tingkat

4
perputaran saham pada hari tersebut adalah nilai saham yang dijual, dan

dapat menyebabkan perubahan harga saham di kemudian hari, di mana

ketika volume perdagangan perusahaan turun untuk sementara waktu, ada

peluang bagus bahwa nilai saham perusahaan akan turun untuk beberapa

waktu. (Zulfikar, 2016).

Di tanah air ini terdapat banyak indeks saham dan pemilik dana

yang Secara umum, kita harus memperhatikan pergerakan saham melalui

indeks saham untuk melihat prospek ke depan atas keuntungan yang bisa

diperoleh. Berkat data yang diperoleh bahwa Indonesia memiliki

masyarakat majemuk dengan mayoritas Muslim, kini banyak orang yang

berinvestasi di saham syariah (Irvan, 2021).

Indeks saham syariah merupakan salah satu indeks saham

berasaskan syariah gabungan yang tercatat di bursa dan dipublikkan pertama

di tahun 2011. Di tempat tersebut harga saham syari’ah adalah indikator

daripada kinerja pasar saham syariah yang ada di tanah air. Komponen

indeks saham berasaskan syariah di Indonesia adalah seluruh saham

terakomodir pada bursa efek dan termasuk dalam daftar efek berasaskan

syariah yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, (BEI, 2021).

Saham syari’ah adalah surat bernilai yang tidak bertentangan dengan nilai-

nilai syariah. Dalam konteks modal bernilai syariah merujuk kepada arti

surat berharga pada umumnya yang diatur oleh regulasi dan lembaga yang

berwenang. Berinvestasi di saham syariah bisa menjadi pilihan bagi seorang

muslim yang ingin berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.

5
Islam memandang investasi sebagai kegiatan yang harus dilakukan

agar aset menjadi produktif, bermanfaat bagi orang lain, dan Islam melarang

keras menimbun kekayaan (Hanif, 2017). Seperti yang dijelaskan pada ayat

berikut ini:

‫ص د ُّْو َن َع ْن َس بِْي ِل ال ٰلّ ِه‬ ِ ِ ‫الرهب‬ ِ ِ ِ َّ


ُ َ‫َّاس بِالْبَاط ِل َوي‬
ٓ
ِ ‫ان لَيَ أْ ُكلُ ْو َن اَْم َو َال الن‬ َ ْ ُّ ‫ين اٰ َمُن ْٓوا ا َّن َكثْي ًرا ِّم َن ااْل َ ْحبَ ا ِر َو‬
َ ‫ٰي اَيُّ َه ا الذ‬
‫اب اَلِْي ۙ ٍم‬
ٍ ‫ضةَ واَل يْن ِف ُقونَها يِف سبِْي ِل ال ٰلّ ِه ۙ َفبشِّرُهم بِع َذ‬
َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ َّ ‫ب َوالْف‬
ِ َّ ِ ِ َّ
َ ‫ۗ َوالذيْ َن يَكْن ُزْو َن الذ َه‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak


dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar
memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan
(mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah
kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) azab yang pedih”. (Q.S. At-Taubah: 34).

Atas dasar ini, investasi membutuhkan instrumen keuangan

berdasarkan prinsip Syariah untuk memenuhi minat yang kuat umat Islam di

Indonesia terhadap produk investasi halal. Besarnya dan kecilnya volume

transaksi saham syari’ah menunjukkan seberapa besar minat investor untuk

melakukan transaksi baik membeli maupun menjual saham suatu

perusahaan.

Dimasa pandemi Covid-19 tahun 2020 Harga Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) ikut terkena dampaknya. Saham-saham Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) mengalami penurunan yang cukup signifikan

seperti yang di sajikan pada tabel 1.3. Kebijakan pemerintah untuk

mengurangi dampak penyebaran Covid-19 dengan memberlakukan social

distancing yang juga berimbas pada seluruh sektor perekonomian di

6
Indonesia, namun meskipun terkena dampak Covid-19 saham syariah secara

perlahan mampu kembali bangkit, ditunjukkan dari grafik dibawah ini:

Tabel 1.3 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2020

Sumber: Bursa Efek Indonesia 2021

Tabel 1.3 menunjukkan dampak dari Covid-19 terhadap Indeks

Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2020. Secara perlahan

mampu bangkit kembali, ini dilihat dari grafik diatas pada bulan maret

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) perlahan mulai kembali

meningkat. Pada bulan november Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

mencapai angka 165,11. Volume transaksi ini bisa berubah karena adanya

peristiwa yang terjadi baik di dalam itu sendiri maupun peristiwa lain yang

terjadi di luar perusahaan.

Volume perdagangan merupakan gambaran keadaan surat berharga

yang diperdagangkan di pasar modal. Bagi investor, sebelum berinvestasi,

yang terpenting adalah likuiditas dari sekuritas (Martalena, 2011).

Peningkatan permintaan saham atau volume transaksi perdagangan saham

yang berkesinambungan akan mengalami peningkatan harga dan berefek

kepada return serta secara pasti memberikan pengaruh kepada abnormal

7
return. Sedangkan abnormal return merupakan bentuk reaksi dan informasi

terhadap reaksi pasar. Apabila informasi tersebut menyangkut pasar maka

reaksi pembentukan harga menjadi respon pasar pada perubahan retur dan

abnormal return.

Beberapa penelitian terdahulu ada yang sudah memiliki hasil analisa

perbedaan dari nilai saham, tingkat transaksi penjualan dan abnormal return

sahan sebelum dan sesudah pengumuman Covid 19, diantaranya: Wenno

(2020), dengan judul penelitian “Dampak Covid-19 Terhadap Perubahan

Harga Saham dan Volume Transaksi (Studi Kasus Pada PT. Bank

Mandiri.Tbk)” dengan hasil penelitan yaitu: harga saham mengalami

penurunan, sementara volume transaksi mengalami peningkatan. Aprillia

(2020) dengan judul penelitian “Pengaruh Covid-19 terhadap Pasar Modal

dengan menggunakan Abnormal Return, Trading Volume Activity dan

Market Capatalization” dengan hasil penelitian perbedaan pada rata-rata

abnormal return di lima hari setelah dan sebelumnya, dan ditemukan hasil

yang berbeda dari trading volume activity dan market capitalization di lima

hari sebelum dan sesudahnya pemberlakuan kebijakan.

Susianti dan Rahmawati (2020) dengan judul penelitian “Abnormal

Return Saham Jii Pra-Pasca Psbb Covid-19” dengan hasil penelitian yaitu:

tidak terjadi abnormal return pada saham JII Pra maupun Pasca pembatasan

Covid-19. Darmayanti (2020) dengan judul penelitian “Dampak Covid-19

Terhadap Perubahan Harga dan Return Saham”. Hasil penelitian yaitu:

8
tidak ada perbedaan harga saham Indosat. Sebelum dan sesudah

diumumkannya kasus covid-19 di Indonesia.

Nurmasari (2020) dengan judul penelitian “Dampak Covid-19

Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume Transaksi” dengan hasil

penelitian yaitu: harga saham PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. sebelum

dan sesudah pengumuman kasus pertama covid19 di Indonesia, besarnya

selisih dan tingkat transaksi PT. Ramayana, mengalami perbedaan

signifikan dari sebelum dan sesudahnya diumumkannya covid. Fadillah

(2020) dengan judul penelitian “Perbandingan Abnormal Return Saham

Sebelum dan Sesudah Perubahan Waktu Perdagangan Selama Pandemi

Covid-19” dengan Hasil penelitian bahwa pengumuman pandemi dapat

mempengaruhi abnormal return saham pada indeks LQ45, pengaruhnya

mulai sebelum pengumuman pandemi hingga setelah pandemi. Penelitian

yang dilakukan oleh Saputro (2020) dengan judul penelitian “Analisis

Harga Saham Syariah dan Volume Perdagangannya Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Covid 19” dengan hasil penelitian yaitu perubahan yang

signifikan pada volume trading saham syariah di Indonesia pada tanggal 2

Maret 2020 setelah diinformasikan kasus covid.

Studi-studi ini difokuskan pada indeks pasar saham yang bersifat

tunggal, gabungan dan indeks sektor. Oleh karena hal tersebut Penulis

merasa perlu melengkapi penelitian sebelumnya dengan focus pembahasan

nilai penyertaan secara khusus bernilai syariah sebagaimana yang sudah

terealisasi di indeks saham syariah Indonesia. Berdasarkan paparan latar

9
belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Harga Saham dan Volume Transaksi terhadap

Abnormal Return Saham Syari’ah periode 2019- 2020”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah harga saham berpengaruh terhadap abnormal return saham

syari’ah?

2. Apakah volume transaksi berpengaruh terhadap abnormal return saham

syari’ah?

3. Apakah harga saham dan volume transaksi berpengaruh terhadap

abnormal return saham syari’ah?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan konteks dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga saham terhadap

abnormal return saham syari’ah periode 2019-2020.

2. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh volume transaksi terhadap

abnormal return pada saham berasaskan syari’ah periode 2019-2020.

3. Untuk menganalisis serta menguji pengaruh harga saham dan volume

transaksi terhadap abnormal return saham syari’ah periode 2019-2020.

10
1.4. Manfaaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian

ini ada dua, yaitu:

1. Untuk Kalangan Akademisi.

Secara akademik penelitian ini diharapkan mampu memberikan

warna wawasan ilmiah, gambaran teoritik, acuan pengembangan penelitian

pada bidang yang sama untuk menciptakan ruang perbaikan bagi yang

berkepentingan.

2. Untuk Kalangan Praktisi.

Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik kebijakan untuk

membuat keputusan yang dapat membantu menstimulus kinerja yang

tercermin dalam laporan keuangan. Penelitian ini juga diharapkan dapat

dijadikan sebagai benchmark untuk melakukan sejumlah perbandingan nilai

pada saham, tingkat perdagangan dan abnormal return pada periode pra dan

pasca pandemi Covid-19.

3. Bagi penulis.

Penelitian ilmiah ini sangat bermanfaat untuk menyempurnakan

kemampuan intelektual berdasarkan kerangka berpikir ilmiah agar memiliki

kompetensi yang memadai.

1.5. Pembatasan Masalah

Dengan mempersempit masalah, penyimpangan dari topik dapat

dihindari sehingga penelitian yang dilakukan lebih fokus dan diskusi

11
menjadi lebih lancar sehingga tujuan penelitian tercapai. Beberapa

keterbatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang lingkup pembahasan penelitian terbatas pada sektor akomodasi,

makan dan minum, jasa lainnya dan transportasi.

2. Informasi yang disajikan yaitu harga saham, volume transaksi

perdagangan saham dan abnormal return saham syariah pada periode

2019-2020.

1.6. Sistimatika Penulisan

BAB I : Memaparkan tentang isi pendahuluan yang terdiri dari: latar

belakang dari pembahasan, rumusan atas masalah, tujuan dari

penelitian, manfaat dari penelitian, batasan-batasan masalah dan

sistimatika penulisan.

BAB II : Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, meliputi: konsep efikasi,

penelitian yang dilakukan sebelumnya dan kerangka pemikiran.

BAB III : Bab ini menjelaskan secara rinci metode penelitian yang terdiri

dari: objek penelitian, metode penelitian, model penelitian dan

teknik analisis data.

BAB IV : Bab ini ini berisi uraian tentang paparan data dan hasil analisa,

meliputi: gambaran secara umum obyek yang diteliti dan

penyampaian hasil penelitian secara komprehensif.

12
BAB V : Pada bab ini dijelaskan sebagai bab penutup dan kesimpulan

hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Peneliti dari

penguraian masalah sebelumnya.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah

2.1.1. Definisi Pasar Modal

Berdasarkan keterangan ahli bahwa pasar modal ialah suatu kegiatan

yang berkaitan dengan tawar menawar dan aktifitas jual beli, BUMN

memiliki keterkaitan dengan penerbitan surat berharga, dan lembaga yang

pastinya berkorelasi dengan surat berharga. Dengan kata lain bahwa pasar

tersebut merupakan tempat untuk berbagai jenis alat keuangan berjangka

yang dapat diperdagangkan, termasuk surat utang, ekuitas, reksa dana,

derivatif dan instrumen lainnya. (Zulfikar, 2016).

Pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan

jual beli, jadi pasar modal dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya

dipengaruhi oleh lingkungan seperti Faktor ekonomi baik faktor secara

internal dan eksternal perusahaan, yang mengganggu stabilitas nasional

suatu negara (Martalena, 2016)

2.1.2. Definisi Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah merupakan bentuk kegiatan perdagangan yang

sesuai dengan prinsip ke-Islaman. Kegiatan pasar berasaskan syariah di

Indonesia termasuk bagian dari sektor keuangan syariah yang diatur oleh

lembaga yang berwenan seperti otoritas jasa keuangan. Sedangkan yang

14
mengarahkan dari penerapan nilai-nilai syariah di berbagai kegiatan usaha

syariah berupa penerbitan fatwa terkait kegiatan investasi di pasar modal

syariah adalah majelis ulama Indonesia (Martalena, 2016).

Reksadana syariah adalah produk pertama dari penerbitan fatwa oleh

DSN-MUI pada tahun 2001. Kemudian fatwa pasar modal yang akan datang

dan pegangan umum penerapan nilai-nilai ke-Islaman pada bidang

perdagangan berbasis syariah. Pada tahun 2011, rapat juga mengeluarkan

fatwa penerapan nilai syariah dalam tata cara perdagangan efek berbasis

saham di pasar mainstream. OJK telah mentransposisikan nilai hukum

Ssariah di pasar modal Indonesia dalam Peraturan OJK.

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Pasar Modal Syari’ah

a. Tujuan Dari Pasar Modal Syariah

Dalam pembentukan prinsip syariah, pasar modal memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Kumpulkan peluang bagi seluruh masyarakat untuk membantu

mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Untuk memberikan peluang kepada seluruh masyarakat agar bisa

memiliki perusahaan sehingga dapat menikmati hasilnya.

b. Fungsi pasar modal syariah

Berikut ini fungsi dari pasar modal syariah adalah (Zulfikar, 2016):

1. Digunakan untuk menghasilkan harga yang wajar atas surat berharga

melalui mekanisme yang telah ditentukan dalam jual beli.

15
2. Digunakan untuk menciptakan pasar yang berkesinambungan terhadap

surat berharga yang beredar.

3. Bisa dijadikan alat divestasi.

4. Digunakan sebagai ketersediaan dana dalam jangka waktu panjang.

5. Berfungsi sebagai penyalur sarana untuk menghasilkan tenaga kerja

karena dapat merangsang perkembangan usaha untuk menghasilkan

lapangan pekerjaan.

6. Dengan berfungsi menjadi sarana peningkatan produksi, tambahan nilai

dari padar modal dapat meningkatkan kemampuan inovasi usaha.

7. Berfungsi bisa dijadikan item keberhasilan ekonomi negara, dan lain-

lain.

2.1.4. Pijakan dan Regulasi Pasar Modal Syari’ah

Kegiatan pasar modal syariah mengacu kepada regulasi yang telah

ditetapkan oleh perundang-undangan tentang pasar modal. Bapepam-LK

selaku regulator pasar modal di Indonesia memiliki beberapa peraturan

khusus terkait hal tersebut (OJK, 2021), antara lain:

1. Peraturan kriteria dan penertiban Daftar Efek Syariah.

2. Peraturan penertiban Efek Syariah.

3. Peraturan tentang Akad- akad yang digunakan dalam penertiban Efek

Syariah.

2.1.5. Peran Pasar Modal Syari’ah

Di tengah roda perekonomian Indonesia, pasar modal juga memiliki

peran diantaranya:

16
1. Berperan dalam mengamalkan nilai yang terkandung dalam ayat-ayat Al-

Quran dalam dunia investasi

2. Memungkinkan untuk melakukann aktifitas bisnis dalam membedakan

operasi dan ekonomi bisnis dari aktifitas keuangan.

3. Bertindak sebagai media intermediasi keuangan yang berbeda dari bank

4. Dimungkinkan pemilik uang ikut andil pada kegiatan bisnis

5. Menjauhkan diri dari investasi yang berhubungan langsung dengan Riba,

Maysir dan Gharar

6. Mengusahakan akfitas bisnis mendapatkan akses pendanaan dari pihak

ketiga untuk memperluas aktifitas usaha.

7. Memberikan kesempatan kepada pemegang efek untuk memperoleh

likuiditas dengan menjual efeknya kepada pihak ketiga.

2.2. Saham Syari’ah

2.2.1. Definisi Saham Syari’ah

Saham merupakan surat yang memiliki harga serta kepemilikan

terhadap sebagian aktifitas perusahaan, semakin besar kpemilikan sahamnya

maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap aktifitas perusahaan di

perusahaan tersebut dan menurut Eduardus Tandelilin (Tandelilin, 2017)

menyatakan bahwa saham sebagai alat kepemilikan terhadap aset

perusahaan. Dengan kepemilikan saham pada perusahaan, maka pemilik

modal memiliki hak terhadap pendapatan dan kekayaan dari tempat usaha,

dengan sebelumnya melakukan pembayaran kewajiban usaha. (Fahmi,

2014) kepemilikan tersebut merupakan bagian dari alat yang paling

17
dominan disukai oleh pemilik dana disebabkan dapat menawarkan imbal

hasil yang menarik.

Sedangkan definisi saham syariah menurut otoritas jasa keuangan,

terdapat surat berharga dan sertifikat penyertaan dalam modal sebuah

perusahaan dan dengan penyertaan sertifikat, para pemegang saham berhak

atas bagian dari hasil kegiatan perusahaan. Konsep kepemilikan saham

dengan hak membagi hasil perusahaan ini merupakan konsep yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah. Menurut (Fahmi, 2014) saham yang

berbasis syariah ialah yang memiliki karakteristik ke-Islaman. Saham

merupakan identitas hak milik atas perusahaan. Saham juga merupakan

catatan yang berisi kepemilikan pada jumlah tertentu dalam perusahaan

penerbit dan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal.

2.2.2. Jenis Saham Syariah

Menurut otoritas jasa keuangan, saham berbasis syariah ada dua

macam yang terdaftar di pasar modal, yakni:

1. Saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah

berdasarkan peraturan otoritas jasa keuangan yang sesuai dengan

penilaian dan pengeluaran daftar efek berbasis syariah.

2. Saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten syariah atau

perusahaan publik berdasarkan hukum yang berlaku.

2.2.3. Saham Menurut Perspektif Ekonomi Islam

Islam memberikan keutamaan yang sangat tinggi terhadap akal

manusia untuk bisa memeriksa hukum-hukum Islam dan mengamati

18
perkembangan ekonomi dengan tetap bersandar kepada prinsip syariah, agar

hukum Islam bersifat elastis. Hukum Islam berlaku pula secara umum

menyesuaikan terhadap perkembangan zaman yang meliputi tempat dan

waktu yang bertujuan mewujudkan kemaslahatan dan menolak segala

kerusakan bagi manusia (OJK, 2021).

Saat ini zaman 4.0, kecanggihan era millennium ditandai dengan

berbagai kemajuan teknologi, industri, sumber daya manusia (SDM) dan

lainnya yang memberikan pengaruh besar pada pola kehidupan manusia iu

sendiri. Demikian pula dalam perekonomian mencakup bentuk kerjasama

seperti perseroan terbatas yang dikenal dalam Islam disebut syirkah.

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum dalam suatu perseroan

terbatas, didirikan berdasarkan suatu perjanjian, dan menjalankan kegiatan

usaha dengan modal saham terbagi seluruhnya menjadi saham. Sebagai

badan hukum, perseroan terbatas dianggap sebagai orang perseorangan yang

dapat mengambil tindakan hukum, memiliki asetnya, dan digugat.

2.2.4. Faktor yang mempengaruhi harga saham

Menurut (Zulfikar, 2016) faktor yang mempengaruhi harga saham

dapat berasal dari faktor internal dan eksternal perusahaan, faktor internal

dan eksternal yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu

a. Faktor Internal

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, rincian kontak, perubahan

harga penjualan seperti pengiklanan, penarikan produk baru laporan

produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

19
2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), misalnya

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of

director announcements), seperti manajemen, struktur organisasi,

perubahan dan pergantian direktur,

4) Pengumuman pengambilan diversifikasi seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over

5) Pengumuman masalah ketenagakerjaan, seperti penawaran baru,

kontrak baru, dan lainnya.

6) Pengumuman laporan keuangan perusahaan

7) Pengumuman investasi (investment announcement), melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

b. Faktor Eksternal

1) Pengumuman hukum (legal announcement), seperti tuntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan

perusahaan terhadap manajernya

2) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga

perdagangan, pembatasan atau penundaan trading.

3) Pengumuman dari pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah

seperti perubahan terhadap tingkat suku bunga untuk tabungan dan

deposito, nilai tukar, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi

ekonomi yang disampaikan.

20
4) Kabar perkembangan signifikan dalam negeri maupun luar negeri.

5) Kebijakan domestik dan situasi nilai tukar juga menjadi salah satu

faktor kuat pada pergerakan harga di bursa efek.

2.2.5. Teknik Penilaian Saham

Teknik penilaian saham menurut (Tandelilin, 2017) ada tiga, yaitu:

a. Nilai buku ialah nilai yang dihitung dari pembukuan perusahaan penerbit.

b. Nilai Pasar ialah nilai modal yang sudah beredar, dibuktikan dengan

harga yang berlaku di pasar.

c. Nilai intrinsik, juga dikenal sebagai nilai teoretis, merupakan nilai

asumsi.

2.3. Volume Transaksi

2.3.1. Definisi Volume Transaksi Saham

Volume transaksi dalam saham adalah seberapa besar minat investor

untuk bertransaksi, baik dengan membeli atau menjual saham pada suatu

perusahaan. Nilai volume transaksi yang tinggi tidak serta merta

menunjukkan harga saham yang tinggi. Tingginya volume transaksi bursa di

bursa dianggap sebagai pertanda pasar sedang membaik (Fahmi, 2014).

Volume transaksi komersial merupakan indikator likuiditas saham atas

informasi yang terdapat di pasar modal. Perdagangan saham terjadi di pasar

sekunder, dimana harga saham berfluktuasi dalam bentuk kenaikan atau

penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan

penawaran atas saham tersebut oleh investor.

21
Volume transaksi Perdagangan saham tinggi di bursa saham adalah

tanda bahwa pasar membaik. Namun hal ini tidak selalu baik, jika banyak

investor yang menjual saham maka akan mengakibatkan turunnya harga

saham dan memperdagangkan saham dengan harga rendah. Di sisi lain,

saham suatu perusahaan yang banyak diminati investor dan banyak dibeli

investor dalam lot yang besar, maka harga sahamnya cenderung naik secara

signifikan. Aktivitas transaksi bursa terjadi di pasar sekunder, dimana harga

saham berfluktuasi dalam bentuk naik atau turun (Zulfikar, 2016).

2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Volume Transaksi Saham

Penawaran dan permintaan saham dapat terjadi karena banyak faktor,

baik spesifik saham, yang dapat dilihat dari kinerja perusahaan dan jenis

sektor, dan faktor lainnya, (Martalena, 2016) yaitu:

a. Faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar

b. Faktor non ekonomi seperti kondisi sosial politik dan faktor lainnya.

(Nurmasari, 2020) mengatakan, peristiwa Covid-19 berdampak pada

peningkatan volume transaksi di pasar saham yang disebabkan oleh

respon panik investor terhadap kondisi pandemi yang terjadi.

2.3.3. Aktivitas Volume Transaksi Perdagangan Saham

Aktivitas volume perdagangan dipergunakan melihat respon pasar

terhadap informasi yang diparameterisasi oleh pergerakan aktivitas tingkat

perdagangan. Aktivitas tingkat perdagangan adalah jumlah setiap transaksi

bisnis yang terjadi di bursa pada waktu yang telah ditentukan (Nurmasari,

2020). Dapat dirumuskan sebagai berikut:

22
T V A i, t = ∑ saham i yang sedang diperjualbelikan pada hari ke-t

∑ saham i yang tersebar di hari ke-t

2.4. Abnormal Return Saham

2.4.1. Definisi Abnormal Returm Saham

Abnormal merupakan suatu keadaan yang terjadi tidak seperti

biasanya atau keadaan yang tidak normal sedangkan return merupakan

keuntungan yang di dapat oleh investor dari setiap investasi yang di

lakukan. Menurut Tandelilin (Tandelilin, 2017), Abnormal Return saham

adalah keuntungan yang diperoleh investor yang diperoleh dari transaksi

pasar saham dengan hasil tidak seperti biasanya atau situasi yang tidak

normal. Pada pasar modal khususnya Return dapat berupa keuntungan

bunga atau pembagian deviden dan capital gain yang di terima investor

ketika melakukan jual beli di pasar modal. Dengan kata lain Return dapat

diartikan sebagai keuntungan yang didapatkan oleh pemilik modal dari hasil

investasinya, baik pendapatan yang di hasilkan dari jangka pendek maupun

jangka panjang dan baik langsung ataupun tidak. Investasi dilakukan

biasanya dua hal, yaitu expected return tingkat pengembalian yang di

hasilkan dari investasi yang diharapkan atau mendapatkan keuntungan yang

sesuai dengan prediksi yang telah ditentukan dan resiko yang di timbulkan

ketika melakukan investasi di pasar modal.

2.4.2. Rasio Abnormal Return Saham

Menurut (Martalena, 2016) Umpan balik abnormal atau abnormal

feedback adalah studi peristiwa yang mempengaruhi aktivitas di sekitar

23
pengumuman suatu peristiwa. Hasil yang tidak sesuai, seperti hari-hari

biasa, dapat dikurangkan dari pengembalian aktual. Rumus untuk

mengetahui perbedaan antara return riil dan return abnormal adalah:

RTNi, t = Ri, t - E (Ri, t)

Keterangan:

RTNi, t = Abnormal return (pengembalian abnormal) surat

berharga kei pada periode kejadian ke-t.

Ri, t = Efisiensi aktual yang terjadi untuk proteksi boulder

selama periode kejadian ke-t.

E (Ri, t) = Pengembalian yang diharapkan dari kei sekuritas pada

periode peristiwa ke-t.

2.4.3. Jenis Return Saham

Menurut (Fahmi, 2014), jenis return saham dapat dibagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Hasil yang diperoleh adalah hasil dari kegiatan hari itu. Pengembalian

yang direalisasikan dikalkulasi berdasar data secara historis. Pencapaian

kinerja menjadi urgen karena dipakai sebagai ukuran kinerja bisnis.

Pengembalian yang direalisasikan juga berguna dalam menentukan

pengembalian yang diharapkan dan risiko masa depan.

b. Pengembalian yang diharapkan adalah hasil investor di masa depan.

Tidak seperti hasil yang direalisasikan, yang telah terjadi, sedangkan

hasil yang diharapkan belum terjadi.

24
2.5. Penelitian Terdahulu

Terdapat tujuh penelitian terdahulu yang berguna sebagai

perbandingan dan gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian

berikutnya. Terdapat perbedan hasil penelitain antara satu peneliti dengan

peneliti lainnya, perbedaan hasil penelitian tersebut terjadi karena perbedaan

variabel- variabel penelitian, studi kasus dan tahun penelitian. Namun dari

beberapa perbedaan hasil penelitian peneliti terdahulu, sebagian besar dari

peneliti menggunakan software SPSS sebagai alat untuk menganalisis data.

Penelitian yang dilakukan oleh Wenno (2020), Darmayanti (2020)

dan Nurmasari (2020) dengan pencarian objek yang berbeda antara peneliti

dan peneliti lain lainnya namun menggunakan variabel input yang sama

yaitu: Harga Saham, menghasilkan hasil penelitian yang sama yaitu Covid-

19 berpengaruh signifikan terhadap perubahan Harga saham. Hal ini terjadi

karena ekuitas merupakan salah satu alat pasar modal yang paling banyak

dicari oleh investor karena dapat menawarkan imbal hasil yang menarik

sehingga pada masa pandemi Covid-19 banyak investor-investor baru yang

aktif di Pasar modal.

Wenno (2020) melakukan penelitian terhadap volume transaksi

perdaganan saham pada masa covid-19 dengan hasil penelitian yang

menyatakan bahwa selama masa pandemi covid-19 volume transaksi

perdagangan saham meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh

Nurmasari (2020) dengan variabel yang sama dan obyek penelitian berbeda.

Volume perdagangan saham yang tinggi di bursa dianggap sebagai pertanda

25
bahwa pasar sedang membaik, namun nilai volume perdagangan saham

dapat berubah sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi baik di dalam

maupun di luar perusahaan. Volume transaksi bisnis merupakan indikator

likuiditas saham atas informasi di pasar modal. Kegiatan perdagangan

saham berlangsung di pasar sekunder, dimana harga saham berfluktuasi

dalam bentuk naik atau turun.

Aprillia (2020), Darmayanti (2020) dan fadillah (2020) dengan

variabel penelitian yaitu Abnormal return saham menghasilkan penelitian

yang sama meskipun dengan obyek penelitian yang berbeda-beda. Hasil

penelirian menyatakan bahwa terdapat perubahan abnormal return saham

selama pandemi covid-19. Pengembalian anomali atau anomali return

condition adalah studi tentang peristiwa yang melibatkan suatu aktivitas di

sekitar pengumuman suatu peristiwa. Keuntungan yang tidak senormal hari-

hari biasanya merupakan surplus return yang sebenarnya menjadi momen

yang sangat menguntungkan bagi para investor. Namun hasil penelitian

tersebut bertolak belakang dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Susianti

& Rahmawati (2020). Abnormal return terhadap saham yang merupakan

keuntungan yang diperoleh investor yang diperoleh dari transaksi pasar

saham dengan hasil tidak seperti biasanya atau situasi yang tidak normal

justru membuat beberapa investor takut melakukan transaksi di pasar

saham, mereka beranggapan bahwa ketika keadaan dan situasi kembali

normal maka akan mengalami penurunan. Bagi mereka meningkatnya angka

26
Abnormal return hanya terjadi dalam jangka pendek dan dikhawatirkan

mengalami kerugian ketika kembali normal.

Di bawah ini beberapa hasil dari penelitian sebelumnya yang

memiliki korelasi dengan judul penelitian ini pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Ringkasan Hasil Kajian Penelitian Terdahulu
Nama
No Variabel Hasil Penelitian
(Tahun)
Variabel Input: Harga
saham dan volume Harga saham telah jatuh,
Wenno
1. transaksi sementara volume transaksi
(2020)
Variabel Output: meningkat
Covid-19
Variabel Input: Ada perbedaan rata-rata abnormal
abnormal return, return lima hari sebelum dan
volume perdagangan sesudahnya, tidak ada perbedaan
Aprillia
2. dan kapitalisasi pasar rata-rata aktivitas volume
(2020)
perdagangan dan kapitalisasi
Variabel Output: pasar lima hari sebelum dan lima
Covid-19 hari setelah polis.
Variabel Input: Tidak terjadi abnormal return
Susianti &
abnormal return pada saham Jakarta Islam Indeks
3. Rahmawati
Variabel Output: Pra dan Pasca pembatasan
(2020)
Covid-19 pandemi.
Variabel Input: harga Ada perbedaan harga sebelum dan
saham dan return sesudah pengumuman pandemi
Darmayant
4. saham di Indonesia, tidak ada perbedaan
i (2020)
Variabel Output: return saham sebelum dan
Covid-19 sesudah pengumuman.
Harga saham sebelum dan
Variabel Input: harga sesudah pengumuman pandemi di
saham dan volume Indonesiamenunjukkan perbedaan
Nurmasari
5. transaksi yang signifikan dan tingkat
(2020)
Variabel Output: transaksi saham memiliki
Covid’-19 perbedaan kuat antara sebelum
dan sesudah pengumuman.
6. Fadillah Variabel Input: Pengumuman pandemi dapat
(2020) Abnormal Return mempengaruhi abnormal return
Variabel Output: saham pada indeks LQ45,

27
dampaknya dimulai sebelum
Covid-19 pengumuman pandemi hingga
setelah pandemi.
Variabel Input: Volume Volume perdagangan saham
Saputro trading syariah mencatatkan peningkatan
7.
(2020) Variabel Output: yang signifikan pasca
Covid-19 pengumuman pandemi.

2.6. Kerangka Pemikiran


Kerangka penelitian adalah perluasan dari suatu penelitian teoritis

yang menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti dan merupakan

permintaan untuk menyelesaikan problem penelitian dan masalah hipotesis.

Singarimbun dan Effendi (2006:66).

Berdasarkan pada kerangka pemikiran penelitian di atas, maka

hipotesis pada penelitian ini sbb:

H1: Abnormal Return Saham memiliki pengaruh signifikan kepada

harga saham.

28

Volume Transaksi
H3 H2 (X2)
H2: Pandemi Covid-19 memiliki pengaruh signifikan kepada

volume transaksi saham.

H3: Pandemi Covid-19 memiliki pengaruh signifikan kepada

abnormal return saham.

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sasaran penelitian yang bisa terdiri dari

berbagai elemen baik perorangan, kelompok, organisasi, etnis, suku maupun

objek lain dengan melakukan pengamatan secara baik (Sugiyono, 2012).

Sedangkan menurut (Umar, 2015), objek penelitian adalah penjelasan

tentang kajian objek itu sendiri, juga kapan dan dimana penelitian tersebut

dilakukan serta bisa ditambah dengan hal- hal lainnya yang dianggap sangat

diperlukan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada harga saham dan

volume transaksi yang mempengaruhi abnormal return saham. Adapun yang

menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas atau independent variable

adalah harga saham dan volume transaksi. Sedangkan variabel terikat atau

dependent variable dalam penelitian ini adalah abnormal return saham.

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka penelitian ini akan

menganalisis pengaruh harga saham dan volume perdagangan atas abnormal

return saham perusahaan ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) periode

30
2019-2020 yang fokus pembahasannya pada sektor akomodasi, makan dan

minum, Jasa lainnya serta transportasi.

3.2. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu sarana berkarakter ilmiah untuk

memperoleh data kuat dengan tujuan menemukan, mengembangkan dan

membuktikannya berdasarkan wawasan tertentu, sehingga pada gilirannya

dapat digunakan untuk memecahkan, memahami, dan bertindak atas

masalah, (Sugiyono, 2012). Metode penelitian yang digunakan adalah

kuantitatif yang merupakan jenis penelitian yang menghasilkan hasil yang

dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau cara

pengukuran lainnya.

Penelitian ini adalah penelitian jenis explanatory (penjelasan), yaitu

sebuah pengamatan yang dilaksanakan dalam rangka menjelaskan korelasi

sebab akibat antar variabel melalui pengujian hipotesis yang dirumuskan

atau sering disebut dengan explanatory research (Sugiyono, 2012).

Menganalisis pengaruh harga saham dan volume transaksi terhadap anomali

return sekuritas syariah perusahaan ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia)

periode 2019-2020.

3.3. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan metode explanatory research (eksplanatori). Penelitian

31
kuantitatif merupakan jenis penelitian yang didominasi oleh numerik,

termasuk pemetaan dan pengmabilan data, menterjemahkan data yang

diperoleh berikut hasil penyampaian data (Sugiyono, 2012). Populasi dalam

penelitian ini adalah saham-saham yang termasuk ke dalam Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2019- 2020. Secara total konstituen

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) perjuli 2021 berjumlah 426 saham.

Dari seluruh Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) akan diambil 25

perusahaan sebagai sampel yang terdiri dari sektor akomodasi dan makan

dan minum sebanyak 6 perusahaan, sektor transportasi sebanyak 12

perusahaan dan sektor jasa lainnya sebanyak 6 perusahaan. Pembagian

sektor sebagai sampel dilakukan sesuai dengan data saham yang sudah

ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia. Berikut ini disajikan pada tabel 3.1

25 sampel Indek Saham Syari’ah Indonesia (ISSI):

No Kode Saham Perusahaan


1 JIHD PT. Jakarta Internasinal Hotel and Development
2 SHID PT. Hotel Sahid JayaInternational Tbk
3 NASA PT. Andalan Perkasa Abadi Tbk
4 MINA PT. Sanurhasta Mitra Tbk.
5 PZZA PT. SariMelati Kencana Tbk.
6 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk.
7 ICON PT. Island Concepts Indonesia Tbk.
8 PANR PT. Panorama Sentrawisata Tbk.
9 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
10 SOTS PT. Sistem Online Trading Syariah Tbk.
11 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk.
12 JGLE PT. Graga Andrea Sentra Tbk
13 KPIG PT.MNC Land Tbk.
14 LRNA PT. Eka Sari Lorena Tbk.
15 MIRA PT. Mitra International Resource Tbk.
16 NELY PT. Nelayan Nely Dwi Putri Tbk.
17 SAPX PT. Satria Antaran Prima Tbk
18 IATA PT.Indonesia Transport & Infrastruktur Tbk.

32
19 BLTA PT.berlian Lju Tanker Tbk
20 AKSI PT.Maming Enam Sembilan Mineral Tbk
21 BIRD PT. Blur Bird Tbk
22 SMDR PT.Samudra Indonesia Tbk
23 TNCA PT. Trimuda Nuansa Citra Tbk
24 TRUK PT.Guna Timur Raya Tbk
25 WEHA PT. Weha Transportasi Indonesia Tbk.
Sumber: Idx.co.id 2021

3.4. Teknik Analisis Data

3.4.1. Uji asumsi klasik

Uji hipotesis klasik dipergunakan dalam rangka menganalisa apakah

model pemakaian regresi sudah benar valid untuk menunjukkan hubungan

yang sangat penting. Ada tiga tes dalam uji hipotesis klasik, yaitu:

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji model regresi tentang

adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antara variabel bebas. Pengujian

multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (variance influence factor),

apabila nilai VIF < 10 dan atau mendekati angka 1 maka dapat

disimpulkan bahwa asumsi multikolonieitas di tolak, dan begitupun

sebaliknya jika VIF (variance influence factor), >10 maka asumsi

multikolinieritas diterima. Cara pendeteksiannya adalah jika nilai

multikolineraritas tinggi, kemungkinan diperoleh nilai R² yang tinggi tetapi

tidak satupun atau sedikit koefisien yang ditaksir yang signifikan/penting

secara statistik (Suliyanto, 2016). Model yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebas.

b. Uji Heteroskedastisitas

33
Uji heteroskedastisitas bertujuan mengetes terhadap model regresi

Apakah ada ketidaksamaan varian dari satu residu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini menggunakan teori

Glejser Test yang menguji masalah heterokedastisitas. Pengujian regresi

variabel dependen ke nilai residu absolut. Jika nilai sig. > 0,05 maka akan

terjadi homoskedastisitas dan jika nilai sig. <0,05 maka akan terjadi

heteroskedastisitas Jika varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lain selalu disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebagian dari cara

memastikan ada atau tidak heteroskedastisitas dalam model regresi linier

berganda adalah, dengan melihat scatter plot atau nilai prediksi dari variabel

dependen yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat

korelasi antara residual periode t dan residual periode t-1 (sebelumnya)

dalam model regresi linier berganda. Model regresi yang baik adalah regresi

tanpa autokorelasi (Ghozali, 2016). Untuk mengetahui adanya autokorelasi,

dilakukan uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

1) 1,65 < DW < 2,35 artinya tidak terjadi autokorelasi.

2) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 artinya tidak dapat

disimpulkan.

3) DW < 1,21 atau DW > 2,79 artinya terjadi autokorelasi.

d. Uji Normalitas

34
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

diuji terdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal (Ghozali, 2016).

Cara untuk menguji normalitas residual dapat dilakukan dengan

menggunakan alat analisis SPSS, hasil uji normalitas dapat dilihat dari tabel

statistik non paramatrik Kolomogrov-Smirnov (K-S). Kriteria untuk uji

normalitas ini adalah jika hasil nilai sig> a (5%/0,05), sehingga dapat

dikatakan bahwa data sampel tersebut berdistribusi normal.

3.4.2. Analisis Regresi

Analisis regresi pada hakikatnya adalah suatu studi tentang

ketergantungan variabel terikat (bound) pada satu atau lebih variabel bebas

(variabel penjelas/independen), dengan tujuan untuk mengestimasi atau

memprediksi mean populasi atau nilai mean dari variabel dependen

berdasarkan yang diketahui. Nilai variabel bebas. Hasil analisis regresi

disajikan sebagai koefisien untuk setiap variabel independen. Koefisien ini

didapatkan dengan memperkirakan nilai variabel dependen dengan

persamaan (Ghozali, 2016).

1) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa baik model mampu

menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu (1) berarti

bahwa variabel independen menyediakan hampir semua informasi yang

diperlukan untuk memprediksi perubahan variabel dependen (Ghozali,

2016)

2) Uji t

35
Uji-t menunjukkan sejauh mana pengaruh variabel penjelas bersifat

individual dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Cara untuk

melakukan uji-t adalah dengan melihat derajat kebebasan adalah 20 atau

lebih, dan derajat kepercayaan 5%, maka Ho yang menunjukkan bahwa bi =

0, dapat ditolak jika nilai t adalah lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut).

Dengan kata lain, kami menerima hipotesis alternatif yang menyatakan

bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

individual (Ghozali, 2016). Langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut:

a) Merumuskan Hipotesis

Ho : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

b) Menentukan tingkat signifikan

Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5%, artinya risiko

kesalahan mengambil keputusan adalah 5%.

c) Pengambilan Keputusan

1) Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka Ho diterima, artinya

tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Ys)

2) Jika probabilitas (sig t) < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada

pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel

independen (X).

36
37

Anda mungkin juga menyukai