Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA

DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

Aulia Nisa, Victoria Yulita Fitriani, Arsyik Ibrahim


Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
email: auliaaa.nisaaa@gmail.com

ABSTRACT

Schizophrenia is a combination of psychotic symptoms with personality disorders typical


distortion. The frequency of schizophrenia in Indonesia is 1-3 people per 1000 people, and
in developed countries is 1 in every 100 people with schizophrenia. The research Patient
Characteristics and Treatment of Patients with Schizophrenia in Mental Health Hospital
Atma Husada Mahakam Samarinda was done by analyzing the data obtained from the
medical records unit. Analysis method used is descriptive qualitative method. The results
are 62,05% male patients and 37,95% female patients, 96,97% patients in productive age
and 76,51% does not have job. The causes of schizophrenia are 19,28% genetic and
80,72% non genetic. The selection of medication given to patients consists of
antipsychotics, hypnotics and sedatives, antiparkinson, antihistamines, antiepileptic, and
antidepressants.

Keywords: Schizophrenia, Patient Characteristics, Medication

ABSTRAK

Skizofrenia merupakan serangkaian gejala psikotik dengan gangguan kepribadian distorsi


khas pada proses pikir. Frekuensi skizofrenia di Indonesia adalah 1-3 orang setiap 1000
orang, dan pada negara maju terdapat 1 orang skizofrenia pada setiap 100 orang. Penelitian
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia di RSJD Atma Husada
Mahakam Samarinda telah dilakukan dengan menganalisa data yang diperoleh dari unit
rekam medik. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasilnya
adalah pasien pria 62,05% dan pasien wanita 37,95%, pasien rentang usia produktif
96,97% dan tidak memiliki pekerjaan 76,51%. Penyebab skizofrenia 19,28% genetik dan
80,72% non genetik. Pemilihan obat yang diberikan kepada pasien penderita skizofrenia
terdiri dari antipsikotik, hipnotik dan sedatif, antiparkinson, antihistamin, antiepilepsi, dan
antidepresan.

Kata kunci: Skizofrenia, Karakteristik Pasien, Pengobatan

PENDAHULUAN sama dengan pria, tetapi awal mula gejala


Frekuensi skizofrenia di Indonesia pada pria umumnya lebih awal ﴾pria: 15-
adalah 1-3 orang setiap 1000 orang, dan 24 tahun; wanita 25-35 tahun), dengan
pada negara maju terdapat 1 orang implikasi lebih banyaknya gangguan
skizofrenia pada setiap 100 orang. Awal kognitif dan outcome yang lebih buruk
mula gejala terjadi pada masa akhir pada pria daripada wanita. Pria lebih
remaja atau awal dewasa, jarang terjadi banyak mengalami gejala-gejala negatif
pada sebelum remaja atau setelah umur dan wanita lebih banyak mengalami
40 tahun. Angka kejadian pada wanita gejala afektif walaupun gejala psikotik

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 292


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

akut, baik dalam jenis atau tingkat dan pengobatan penderita skizofrenia di
keparahan, tidak berbeda antara kedua RSJD Atma Husada Mahakam
jenis kelamin ﴾Ikawati, 2011). Samarinda.
Pengobatan pada pasien
skizofrenia yang seksama dan teratur HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuai anjuran akan mengurangi dan
mengontrol gejala penyakit. Pengobatan Karakteristik Pasien
skizofrenia hampir selalu terkait dengan Penelitian selama kurang lebih 1
penggunaan obat antipsikotik. Pasien bulan di RSJD Atma Husada Mahakam
juga diberikan terapi dukungan, baik Samarinda diperoleh hasil bahwa dari
dalam bentuk individual maupun grup total sampel yang diteliti yakni 166
dalam rangka melatih kemampuan pasien penderita skizofrenia, dimana
bersosialisasi. terdiri dari 12 pasien skizofrenia, 14
Penelitian ini dilakukan untuk pasien skizofrenia hebefrenik, 46 pasien
mengetahui karakteristik pasien penderita skizofrenia residual, 47 pasien
skizofrenia berdasarkan jenis kelamin, skizofrenia paranoid, dan 47 pasien
usia, dan tingkat ekonomi, serta skizofrenia tak terinci.
pemilihan jenis obat terhadap pasien Gambar 1 menunjukkan
penderita skizofrenia. Diharapkan hasil persentase jumlah pasien yang paling
penelitian ini dapat memberikan tinggi adalah skizofrenia paranoid dan
informasi yang bermanfaat mengenai skiofrenia tidak terinci (28,31%). Gejala
skizofrenia dan dapat membantu dalam yang dialami oleh pasien skizofrenia
mengenali gejala awal sehingga paranoid berupa halusinasi dan delusi,
penanganan dapat dilakukan lebih dini. dimana gejala ini juga dialami pasien tipe
skizofrenia lain, hanya saja pada
METODE PENELITIAN skizofrenia paranoid tidak disertai
Penelitian ini merupakan kelainan dalam berpikir dan kelainan
penelitian non-eksperimen, dilakukan dalam pergerakan. Sedangkan pada tipe
pengumpulan data dari dokumen unit skizofrenia tidak terinci juga terdapat
rekam medik secara retrospektif untuk kedua gejala tersebut tetapi tidak
kasus dengan diagnosis skizofrenia memenuhi kriteria skizofrenia paranoid
periode Januari-Desember 2012. dan skizofrenia yang lain.
Kemudian diekplorasi data rekam medik
pasien, kemudian disesuaikan dengan Karakteristik pasien berdasarkan jenis
kriteria inklusi dan eksklusi pasien kelamin
penderita skizofrenia. Kriteria inklusi Persentase jumlah pasien
antara lain pasien dengan diagnosa skizofrenia berdasarkan jenis kelamin
skizofrenia yang dirawat inap selama dapat dilihat pada Gambar 2.
periode Januari-Desember 2012, Gambar 2 menunjukkan pada
mempunyai data rekam medik yang setiap tipe skizofrenia persentase jumlah
lengkap. Kriteria eksklusi yaitu pasien pasien pria lebih tinggi dibandingkan
yang tidak mempunyai data rekam medik pasien wanita. Hal ini diduga disebabkan
yang lengkap. Data dicatat didalam oleh tekanan yang dialami oleh pria lebih
lembar pengumpul data dan selanjutnya berat dibandingkan wanita. Pria berbeda
dilakukan pengolahan data. Data dengan wanita yang dapat melepaskan
dianalisis dengan metode deskriptif emosi melalui menangis atau
kualitatif dan disajikan dalam bentuk menceritakan masalahnya, sehingga
tabulasi dan persentase berupa rata-rata masalah terakumulasi dan tidak dapat
dan frekuensi untuk mendapatkan dihadapi lagi.
gambaran tentang karakteristik pasien

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 293


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

30 27.72 28.31 28.31


Persentase Jumlah Pasien (%)

25

20 Skizofrenia
Skizofrenia Hebefrenik
15
Skizofrenia Residual
10 8.43
7.23 Skizofrenia paranoid
5 Skizofrenia Tidak Terinci

0
Tipe skizofrenia

Gambar 1. Diagram Batang Tipe Skizofrenia

20
17.47
Persentase Jumlah Pasien (%)

18 16.27 15.66
16
14 12.05 12.65
12 10.24
10
8 6.63 Pria
6.02
6 Wanita
4 1.81
1.2
2
0
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia
Hebefrenik Residual Paranoid Tidak Terinci

Gambar 2. Diagram Batang Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

25
Persentase Jumlah Pasien (%)

20.48
19.28
20 17.47

15 Baru (14-54 tahun)


10.24
8.43 Baru (55-70 tahun)
10
5.42 6.02 6.02 Ulangan (14-54
5 tahun)
1.2 0.6 1.81 1.2
0.6 0.6 0.6
0
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia
Hebefrenik Residual Paranoid Tidak Terinci

Gambar 3. Diagram Batang Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 294


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

Gambar 4. Diagram Batang Karakteristik Pasien Berdasarkan Tingkat Ekonomi

Gambar 5. Diagram Batang Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyebab Genetik

Gambar 6. Diagram Batang Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyebab Non Genetik

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 295


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

Karakteristik pasien berdasarkan usia kesakitan bagi saudara tiri ialah 0,9-
Persentase jumlah pasien 1,8%; saudara kandung 7-15%; bagi anak
penderita skizofrenia berdasarkan usia dengan salah satu orang tua yang
dapat dilihat pada Gambar 3. menderita skizofrenia 7-16%; bila kedua
Gambar 3 menunjukkan pasien orang tua menderita skizofrenia 40-68%;
ulangan rentang usia 14-54 tahun bagi kembar dua telur 2-15%; bagi
memiliki persentase jumlah pasien yang kembar satu telur 61-86%.
paling tinggi. Pasien ulangan adalah Persentase jumlah pasien
pasien yang telah diijinkan pulang namun penderita skizofrenia dengan penyebab
kembali ke rumah sakit untuk mendapat non genetik dapat dilihat pada Gambar 6.
perawatan medis. Tingginya persentase Gambar 6 menunjukkan
jumlah pasien pada rentang 14-54 tahun persentase jumlah pasien dengan
diduga disebabkan tekanan berat yang penyebab non genetik berupa putus obat
dialami dalam usia produktif, pada usia memiliki persentase paling tinggi
inilah seseorang dituntut agar dapat dibandingkan yang lainnya. Penyakit jiwa
menghasilkan sesuatu baik untuk diri skizofrenia merupakan suatu kondisi
sendiri, keluarga, maupun lingkungan. kronis yang membutuhkan pengobatan
seumur hidup, sehingga jika pasien
Karakteristik pasien berdasarkan berhenti mengkonsumsi obat akan
tingkat ekonomi berakibat pada kekambuhan.
Persentase jumlah pasien
penderita skizofrenia berdasarkan tingkat Pemilihan Jenis Obat
ekonomi dapat dilihat pada Gambar 4. Pemilihan jenis obat merupakan
Gambar 4 menunjukkan bagian dari pengobatan yang diberikan
persentase jumlah pasien yang tidak kepada pasien, pengobatan ini bertujuan
memiliki pekerjaan lebih tinggi untuk mengendalikan gejala yang terjadi
dibandingkan pasien yang memiliki sehingga tidak membahayakan pasien
pekerjaan. Dari gambar ini dapat melihat sendiri maupun orang lain disekitar
bahwa pasien dengan tingkat ekonomi pasien, selain itu pengobatan juga
yang rendah lebih rentan mengalami bertujuan untuk mencegah kekambuhan
penyakit jiwa skizofrenia. Implikasi dan mempertahankan kondisi normal.
gejala kognitif pada pria lebih buruk Pemilihan jenis obat meliputi pemilihan
dibanding wanita, sehingga jenis obat, golongan obat, dan nama obat.
mengakibatkan kesulitan dalam Tabel 1 menunjukkan jenis obat
mendapatkan pekerjaan dan mencari yang paling banyak digunakan adalah
nafkah, kalaupun mereka bekerja antipsikotik khususnya antipsikotik FGA
kemungkinan besar akan sulit untuk (80,12%). Pemberian antipsikotik kepada
mempertahankannya, karena kerentanan pasien penderita skizofrenia bertujuan
akan tekanan atau beban pekerjaan. untuk mengendalikan gejala psikotik
yang dialami pasien seperti halusinasi
Karakteristik pasien berdasarkan dan delusi serta gangguan berpikir.
penyebab Tabel 2 menunjukkan tingginya
Penyebab skizofrenia penggunaan haloperidol (74,69%) pada
digolongkan menjadi penyebab genetik pasien penderita skizofrenia. Hal ini
dan penyebab non genetik. Persentase disebabkan saat awal pasien masuk ke
jumlah pasien berdasarkan penyabab rumah sakit, pasien berada dalam fase
genetik dapat dilihat pada gambar 5. akut dimana pasien mengalami gejala
Gambar 5 menunjukkan penyebab psikotik, maka dibutuhkan obat dengan
genetik yang paling tinggi adalah saudara efek yang kuat seperti obat-obatan
kandung. Menurut maramis 2005, angka golongan tipikal. Gejala psikotik juga

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 296


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

merupakan bagian dari gejala positif dan terjadi pada pasien sudah lama menderita
sering ditangani dengan antipsikotik skizofrenia ditangani lebih baik oleh
tipikal, sedangkan gejala negatif yang antipsikotik atipikal.

Tabel 1. Pemilihan Jenis Obat


Tipe Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Jumlah
Jenis Obat Skizofrenia
Hebefrenik Residual Paranoid Tidak (%)
(%)
(%) (%) (%) Terinci (%)
Antipsikotik
16,62 7,23 22,29 22,89 21,08 80,12
FGA
Antipsikotik
4,82 4,82 14,46 16,87 16,27 57,23
SGA
Hipnotik &
6,02 5,42 18,67 20,48 22,29 72,89
Sedatif
Antiparkinson 5,42 6,02 19,88 21,08 18,07 70,48
Antihistamin
- 1,81 1,20 1,81 2,41 7,23
Generasi I
Antihistamin
- 0,60 - - - 0,60
Generasi II
Antiepilepsi
- 0,60 - - - 0,60
Hidantoin
Antiepilepsi
- - - 0,60 1,20 1,81
Antikonvulsan
Antidepresan
- - 0,60 1,20 1,20 3,00
SSRI
Antidepresan
- - 0,60 - 1,20 1,81
TCA

Tabel 2. Pemilihan Antipsikotik


Tipe Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Jumlah
Antipsikotik Skizofrenia
Hebefrenik Residual Paranoid Tidak Terinci (%)
(%)
(%) (%) (%) (%)
Haloperidol 6,63 7,23 20,48 21,08 19,28 74,69
Chlorpromazine 3,01 2,41 12,05 10,24 10,24 37,95
Trifluoropherazi
1,20 0,60 1,81 1,20 3,61 8,43
ne
Risperidone 3,01 3,01 13,25 14,46 10,84 44,58
Olanzapine 0,60 - - 1,20 1,81 3,61
Clozapine 1,81 2,41 6,02 8,43 6,02 24,69
Zotepine - - 0,60 - 2,41 3,01
Aripiprazole - - - 0,60 - 0,60

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 297


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

Tabel 3. Pemilihan Hipnotik dan Sedatif


Tipe Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Jumlah
Benzodiazepine Skizofrenia
Hebefrenik Residual Paranoid Tidak Terinci (%)
(%)
(%) (%) (%) (%)
Diazepam 4,82 4,82 14,46 16,27 21,69 62,05
Alprazolam 0,60 1,20 4,22 0,60 2,41 9,04
Clobazam 0,60 - - 0,60 1,20 2,40

Tabel 4. Pemilihan Antihistamin


Tipe Skizofrenia
Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Jumlah
Generasi Skizofrenia Tidak
Hebefrenik Residual Paranoid (%)
(%) Terinci
(%) (%) (%)
(%)
Ethanolamine :
- 1,81 1,20 1,20 1,81 6,02
Diphenhydramine
I Piperazine
Derivates: - - - 0,60 0,60 1,20
Hydroxyzine
Miscellaneous:
II - 0,60 - - - 0,60
Cetrizine

Tabel 5. Pemilihan Antiepilepsi


Tipe Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Jumlah
Jenis Obat Skizofrenia
Hebefrenik Residual Paranoid Tidak Terinci (%)
(%)
(%) (%) (%) (%)
Hidantoin:
- 0,60 - - - 0,60
Phenytoin
Antikonvulsan
Sodium - - - 0,60 0,60 1,20
Valproate

Tabel 6. Pemilihan Antidepresan


Tipe Skizofrenia
Jumlah
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia
Antidepresan Skizofrenia (%)
Hebefrenik Residual Paranoid Tidak Terinci
% % % % %
Fluoxetine - - 0,60 0,60 1,20 2,40
SSRI
Sertraline - - - 0,60 - 0,60
TCA Amytriptyline - - 0,60 - 1,20 1,80

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 298


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

Tabel 3 menunjukkan tingginya lebih aman dibandingkan TCA yang efek


persentase penggunaan diazepam sedasinya kuat dan beresiko overdosis
(62,05%) pada pasien penderita (Katzung, 2007).
skizofrenia. Diazepam memiliki rentang
dosis yang lebih luas dibandingkan yang KESIMPULAN
lain. Pemberian diazepam dapat Berdasarkan hasil dan
dilakukan secara injeksi khususnya pembahasan pada penelitian ini, maka
intramuskular untuk menangani pasien kesimpulan yang diperoleh adalah
yang tidak kooperatif. karakteristik pasien penderita skizofrenia
Jenis antiparkinson yang berdasarkan jenis kelamin pria 62,05%
digunakan pada pasien penderita dan wanita 37,95%, berdasarkan usia
skizofrenia adalah trihexyphenidil rentang 14-54 tahun 96,97% dan rentang
(70,48%). Pemberian trihexyphenidil 55-70 tahun 3,00%, berdasarkan tingkat
bertujuan untuk menangani akatisia, ekonomi bekerja 23,49% dan tidak
distonia, dan pseudoparkinsonisme. bekerja 76,51%, berdasarkan penyebab
Tabel 4 menunjukkan persentase genetik 19,28% dan penyebab non
penggunaan diphenhydramine (6,02%) genetik 80,72%. Jenis obat yang
lebih tinggi dibandingkan antihistamin diberikan pada pasien skizofrenia 80,12%
yang lain. Hal ini disebabkan merupakan antipsikotik tipikal dan
diphenhydramine merupakan 57,23% antipsikotik atipikal, hipnotik
antihistamin generasi pertama yang dan sedatif 72,89%, antiparkinson
memiliki banyak kerja lain seperti sedasi, 70,48%, antihistamin generasi I 7,23%,
antimual dan antimuntah, antihistamin generasi II 0,60%,
antiparkinsonisme, antikolinoseptor, antiepilepsi hidantoin 0,60%, antiepilepsi
blokade adrenoreseptor, blokade antikonvulsan 1,80%, antidepresan SSRI
serotonin, dan anestesi lokal. Rute 3,00%, dan antidepresan TCA 1,80%.
pemberian diphenhydramine secara
intramuskular juga memungkinkan SARAN
pelepasan lambat sehingga frekuensi Berdasarkan hasil penelitian ini,
pemberian dapat dikurangi. maka peneliti memberikan saran kepada
Tabel 5 menunjukkan persentase pihak rumah sakit agar dapat dilakukan
penggunaan sodium valproate (1,20%) pemeriksaan MRI kepada pasien baik
lebih tinggi dibandingkan phenytoin saat masuk dan saat pasien akan
(0,60%). Keduanya merupakan obat-obat diizinkan untuk pulang, agar diketahui
klasik yang utama untuk kejang parsial kondisi kesehatan otak dari pasien.
dan kejang umum tonik-klonik. Efek Kepada pihak rumah sakit untuk
samping penggunaan antipsikotik berupa memberdayakan apoteker agar dapat
distonia akut atau kejang otot ditangani melakukan pharmaceutical care dengan
dengan pemberian obat-obatan baik, yakni dengan melaksanakan home
antiepilepsi. visit sehingga diharapkan mengurangi
Tabel 6 menunjukkan persentase angka putus obat.
penggunaan fluoxetine (2,40%) lebih
tinggi dibandingkan sertraline dan UCAPAN TERIMA KASIH
amitrityline. Penelitian di Eropa Terima kasih kepada pihak yang
menunjukkan bahwa pasien yang tingkat telah membantu dalam penelitian ini
depresinya sampai memerlukan rawat khususnya RSJD Atma Husada Mahakam
inap berespons lebih baik terhadap Samarinda yang telah memberi izin
trisiklik yang klasik daripada monoterapi kepada penulis untuk melaksanakan
SSRI. Namun SSRI umumnya bebas efek penelitian.
sedasi dan overdosis sehingga dianggap

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 299


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Karakteristik Pasien dan Pengobatan Penderita Skizofrenia Di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda

DAFTAR PUSTAKA 4. Katzung G. Bertram, 2007.


1. Helms A. Richard, Herfindal T. Eric, Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi
Quan J. David, and Gourley R. Dick. 10. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
2006. Textbook of Therapeutics: Jakarta.
Drugs and Disease Management 8th 5. Keltner L. Norman, dan Folks G.
edition. Lippincott Williams and David, 2001. Psychotropic Drugs
Wilkins: USA. 3rd edition. Mosby Inc.: USA.
2. Ibrahim Sani Ayub, 2011. 6. Maramis W.F., 2005. Catatan Ilmu
Skizofrenia Spliting Personality. Kedokteran Jiwa. Airlangga
Jelajah Nusa: Tangerang. University Press: Surabaya.
3. Ikawati Zullies, 2011.
Farmakoterapi Penyakit Sistem
Syaraf Pusat. Bursa Ilmu:
Yogyakarta.

J. Trop. Pharm. Chem. 2014. Vol 2. No. 5 300


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai