A. ATRAUMATIC CARE
DEFINISI ATRAUMATIC CARE
A. Jangan melukai, hal tersebut dinyatakan Wong dan koleganya (2009) sebagai
tujuan utama dari atraumatic care.
⚫ Bicara pada o.t. dulu, bertahap pada anak atau objek favorit
⚫ Beri anak pujian
⚫ Cerita lucu aau sulap sederhana
⚫ Berikan “teman” yang tidak mengancam (mis. Boneka tangan/jari ) untuk
“bicara”dengan anak
Bila anak menolak bekerjasama
⚫ Aktivitas bermain
⚫ Teknik boneka kertas
B. IMUNISASI PADA ANAK
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak terpajan penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit.
Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif
(Satgas IDAI, 2008). Sedangkan imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal
pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan
di atas ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005).
2. Tujuan Imunisasi
a. Tujuan Umum
Tujuan umum imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit tersebut
adalah difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), measles (campak), polio dan
tuberculosis.
b. Tujuan Khusus, antara lain:
1). Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun
2010.
2). Tercapainya ERAPO (Eradikasi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di
Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun
2008.
3). Tercapainya eliminasi tetanus maternal dan neonatal MNTE (Maternal Neonatal
Tetanus Elimination).
4). Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak turun
pada tahun 2006.
5). Peningkatan mutu pelayanan imunisasi.
6). Menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices).
7). Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste disposal management).
4. Manfaat Imunisasi
Manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit
menular yang sering berjangkit.
b. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan
jika anak sakit.
c. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Depkes RI, 2005).
Jenis Imunisasi
Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah proses mendapatkan kekebalan dimana tubuh anak sendiri
membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun. Vaksin dibuat “hidup
dan mati”. Vaksin hidup mengandung bakteri atau virus (germ) yang tidak
berbahaya, tetapi dapat menginfeksi tubuh dan merangsang pembentukan antibodi.
Vaksin yang mati dibuat dari bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang
dihasilkannya yang dibuat tidak berbahaya dan disebut toxoid.
C.ANTICIPATORY GUIDANCE
Definisi
Secara harfiah, petunjuk antisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu anticipatory
guidance. Anticipatory berarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk. Jadi petunjuk
antisipasi dapat diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih
dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Nursalam,
2005)
Pencegahan terhadap kecelakaan
Masa bayi
Jenis kecelakaan : aspirasi
benda,jatuh,luka bakar,keracunan,kurang O2Pencegahan
▪ Aspirasi:bedak,kancing,permen (hati-hati)
▪ Jatuh: tempat tidur ditutup,restrain,tidak pakai kursi tinggi
▪ Luka bakar:cek air mandi sebelum dipakai
▪ Keracunan:simpan bahan toxic dilemari
▪ Kurang O2: plastik,sarung bantal
Masa Toddler
Pencegahan:
Pra sekolah
Pencegahan :
1. Mengontrol lingkungan
Remaja
a. Usia Bayi
1) 6 bulan pertama
Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan
respons bayi Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi Tekankan
kebutuhan imunisasi Persiapkan untuk pengenalan MPASI-makanan padat
2) 6 bulan kedua
Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang asing) dari anak.
Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilitas bayi.
Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik anak
dan rasa keingintahuannya.
b. Usia toddler (1-3 tahun):
1) Usia 3 tahun
Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang
luas.
Menekankan pentingnya batas-batas/peraturanperaturan. Mengantisipasi perubahan
perilaku yang agresif (menurunkan ketegangan/ tension). Menganjurkan orang tua
untuk menawarkan kepada anaknya alternatif-alternatif pilihan pada saat anak
bimbang. Perlunya perhatian ekstra.
2) Usia 4 tahun
Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa. Menyiapkan
meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual. Menekankan pentingnya batasbatas
yang realistik dari tingkah lakunya.
3) Usia 5 tahun
Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah. Meyakinkan bahwa usia tersebut
merupakan periode tenang pada anak.
d. Usia Sekolah
Bimbingan yang dapat dilakukan pada orang tua untuk anak usia sekolah di
antaranya adalah:
1) Usia 6 tahun
Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan cara mendorong
anak berinteraksi dengan temannya. Ajarkan pencegahan kecelakaan dan
keamanan terutama naik sepeda. Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan
anak keluar rumah.
Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan
kamar tidur yang berbeda.
2) Usia 7-10 tahun
Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian. Tertarik untuk
beraktivitas di luar rumah. Siapkan orang tua untuk menghadapi anak terutama anak
perempuan memasuki prapubertas.
3) Usia 11-12 tahun
Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh saat pubertas.
Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat. Pendidikan seks (Sex education) yang
adekuat dan informasi yang akurat.
e. Usia Remaja
2) Tenggelam.
3) Keracunan atau terbakar.
1) Mengontrol lingkungan.
4) Apabila anak suka berenang, ajakan aturan yang aman dalam berenang.
5) Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya seperti gergaji, alat listrik.
RESPON ANAK
Tingkat perkembangan dan usia anak
Tipe penyakit
Mekanisme koping
Disebabkan oleh:
Informasi secara berkala dan akurat tentang penyakit anaknya, kondisi dan
rencana perawatan
1.USIA 3 TAHUN
2.USIA 4-7 TAHUN
3.USIA 8-11 TAHUN
4.USIA 12-15 TAHUN
5.USIA 16 DAN SETERUSNYA.
I. STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)
FAKTA : HANYA 15-30% dokter anak di USA melakukan skrining secara formal
Keterbatasan waktu dalam praktek :
SDIDTK Anak
Meliputi
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika
bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
kapas
senter
termometer
stetoskop
selimut bayi
bengkok
timbangan bayi
pita ukur/metlin
pengukur panjang badan
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih
Memakai sarung tangan
Letakkan bayi pada tempat yang rata
PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik
nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus
bayi
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat
Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala
tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah
beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba.
Wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti
sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat
trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
Mata
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk
seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5
cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Mulut
Ketidaksimetrisan bibir
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang
Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang
lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu.
Periksa kemungkinan adanya fraktur
Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan
ke bawah Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya
polidaktili atau
sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan
Dada
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan
dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan Jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor
lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten (Lodermik, Jensen 2005)
Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding) (Lodermik, Jensen 2005)
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya Mekonium secara umum keluar
pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya
mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
Tungkai
Spinal
Kulit
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan