Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan (Budi Anna Keliat, 2006).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan
klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita norma (Stuart dan Sundeen, 1998)
Proses terjadinya waham menurut Stuart and Laraia, (2005) adalah sebagai berikut :
a. Faktor Predisposisi
1) Biologi
Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka
yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara
lain).
a) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik.
b) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus dan kanak-kanak.
2) Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. Sikap atau
keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.
3) Sosial budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti kemiskinan.Konflik sosial
budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dans tress yang menumpuk.
b. Faktor Presipitasi
Karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik/emosional, perlakuan kekerasan
dari orang tua,tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak
bergunaataupun tidak berdaya.
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas
pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan perilaku.
3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
d. Sumber koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap
gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi
atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang
keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga
dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan
kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan. (Stuart and sudeent, 2005)
Koping individu dalam pelaksanaan tentu saja akan dipengaruhi atau bahkan ditentukan oleh
berbagai hal. Beberapa ahli menunjukkan ketertarikan untuk meneliti berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi koping. Brehm & Kassin (1990) berpendapat bahwa koping dipengaruhi oleh:
a. Faktor-faktor internal seperti pikiran, perasaan, genetik, fisiologis, dan/atau tipe kepribadian.
b. Faktor-faktor eksternal seperti peristiwa-peristiwa atau fenomena alam yang terjadi dalam hidup
individu, konteks budaya dimana individu berada, dan/atau hubungan-hubungan sosial yang
dihadapinya.
Pervin & John (1997) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi individu dalam
melakukan koping adalah waham. Cara individu dengan kepribadian introver atau ekstrover misalnya,
jelas akan berbeda. Pada individu introver, dia akan lebih memfokuskan pada koping yang mendukung
kepribadiannya yang lebih melihat ke dalam dirinya. Sedangkan individu yang ekstrover akan memilih
koping yang lebih banyak melihat atau melibatkan hal-hal di luar dirinya.
Menurut Sment, (1984) berpendapat bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana
individu melakukan koping terhadap tekanan. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kondisi individu yang bersangkutan, seperti berapa umurnya, apa jenis kelaminnya, bagaimana
temperamennya, faktor-faktor genetik yang didapat dari leluhurnya, tingkat intelegensi, tingkat atau
jenis pendidikan, suku asal, kebudayaan dimana ia tinggal/dibesarkan, status ekonomi, dan/atau
kondisi fisik secara umum.
b. Karakteristik kepribadian seperti tipe keribadian A atau B, individu yang optimis atau pesimis,
dan jenis-jenis /tipologi kepribadian lainnya.
c. Kondisi sosial kognitif seperti dukungan sosial, jaringan sosial, dan/atau kontrol pribadi atas diri
individu itu sendiri.
d. Hubungan yang terjadi antara individu tersebut dengan lingkunga sosial atau jaringan sosialnya,
dan/atau penyatuan diri masing-masing individu dalam sebuah kelompok pada masyarakat di mana
ia tinggal.
e. Strategi mengatasi tekanan yang lebih banyak diambil setiap menghadapi situasi yang
membutuhkan pengentasan masalah, seperti berfokus pada emosi, pada masalah, menghindar dari
masalah, atau menganggap masalah tersebut tidak ada.
e. Mekanisme koping
Menurut Stuart and Laraia (2005), perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif meliputi :
a. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas.
b. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Penyangkalan.
NO DATA MASALAH
1. Data subjektif : Perubahan Proses Pikir (Waham)
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang
kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut,
kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.
2. Data Subjektif :
Harga Diri Rendah
Menolak penilaian positif tentang diri
sendiri
Menilai diri negatif (mis. tidak berguna,
tidak tertolong)
Merasa sulit konsentrasi
Data Objektif :
Data Objektif :
Wajah dan mata merah
Nada suara tinggi dan keras
Pandangan tajam
B. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK, Universitas
Indonesia
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Bandung, RSJP Bandung.
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
https://www.academia.edu/67024775/TAK_WAHAM
https://www.academia.edu/9554704/LAPORAN_PENDAHULUAN_WAHAM