Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

I. Kasus ( Masalah Utama )

Waham
 Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan (Budi Anna Keliat, 2006).
 Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan
klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
 Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita norma (Stuart dan Sundeen, 1998)

II. Proses Terjadinya Masalah

Proses terjadinya waham menurut Stuart and Laraia, (2005) adalah sebagai berikut :

a. Faktor Predisposisi
1) Biologi
Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka
yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara
lain).
a) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik.
b) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus dan kanak-kanak.

2) Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. Sikap atau
keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.

3) Sosial budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti kemiskinan.Konflik sosial
budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dans tress yang menumpuk.

b. Faktor Presipitasi
Karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik/emosional, perlakuan kekerasan
dari orang tua,tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak
bergunaataupun tidak berdaya.

1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas
pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
2) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan
terjadinya gangguan perilaku.

3) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

c. Penilaian terhadap stressor


Koping yang berfokus pada emosi dan koping yang berfokus pada masalah Stuart and Laraia
(2005), Koping yang berfokus pada emosi merupakan koping yang dilakukan untuk mengatasi masalah
dengan berfokus pada emosi sebagai penghilang atau paling tidak mengendalikan tekanan. Koping yang
berfokus pada masalah merupakan upaya untuk mengurangi tekanan/stress dengan berfokus pada
permasalahan yang dihadapi secara langsung.

d. Sumber koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap
gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi
atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang
keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga
dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan
kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan. (Stuart and sudeent, 2005)
Koping individu dalam pelaksanaan tentu saja akan dipengaruhi atau bahkan ditentukan oleh
berbagai hal. Beberapa ahli menunjukkan ketertarikan untuk meneliti berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi koping. Brehm & Kassin (1990) berpendapat bahwa koping dipengaruhi oleh:
a. Faktor-faktor internal seperti pikiran, perasaan, genetik, fisiologis, dan/atau tipe kepribadian.
b. Faktor-faktor eksternal seperti peristiwa-peristiwa atau fenomena alam yang terjadi dalam hidup
individu, konteks budaya dimana individu berada, dan/atau hubungan-hubungan sosial yang
dihadapinya.
Pervin & John (1997) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi individu dalam
melakukan koping adalah waham. Cara individu dengan kepribadian introver atau ekstrover misalnya,
jelas akan berbeda. Pada individu introver, dia akan lebih memfokuskan pada koping yang mendukung
kepribadiannya yang lebih melihat ke dalam dirinya. Sedangkan individu yang ekstrover akan memilih
koping yang lebih banyak melihat atau melibatkan hal-hal di luar dirinya.
Menurut Sment, (1984) berpendapat bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana
individu melakukan koping terhadap tekanan. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kondisi individu yang bersangkutan, seperti berapa umurnya, apa jenis kelaminnya, bagaimana
temperamennya, faktor-faktor genetik yang didapat dari leluhurnya, tingkat intelegensi, tingkat atau
jenis pendidikan, suku asal, kebudayaan dimana ia tinggal/dibesarkan, status ekonomi, dan/atau
kondisi fisik secara umum.
b. Karakteristik kepribadian seperti tipe keribadian A atau B, individu yang optimis atau pesimis,
dan jenis-jenis /tipologi kepribadian lainnya.
c. Kondisi sosial kognitif seperti dukungan sosial, jaringan sosial, dan/atau kontrol pribadi atas diri
individu itu sendiri.
d. Hubungan yang terjadi antara individu tersebut dengan lingkunga sosial atau jaringan sosialnya,
dan/atau penyatuan diri masing-masing individu dalam sebuah kelompok pada masyarakat di mana
ia tinggal.
e. Strategi mengatasi tekanan yang lebih banyak diambil setiap menghadapi situasi yang
membutuhkan pengentasan masalah, seperti berfokus pada emosi, pada masalah, menghindar dari
masalah, atau menganggap masalah tersebut tidak ada.

e. Mekanisme koping
Menurut Stuart and Laraia (2005), perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif meliputi :
a. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas.
b. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Penyangkalan.

A. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

NO DATA MASALAH
1. Data subjektif : Perubahan Proses Pikir (Waham)
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang
kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut,
kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.

2. Data Subjektif :
Harga Diri Rendah
 Menolak penilaian positif tentang diri
sendiri
 Menilai diri negatif (mis. tidak berguna,
tidak tertolong)
 Merasa sulit konsentrasi

Data Objektif :

 Kontak mata kurang


 Perilaku tidak asertif
 Mencari penguatan secara berlebihan
 Sulit membuat keputusan
 Kehilangan minat untuk melakukan
aktivitas

3. Data Subjektif : Resiko mencederai diri, orang


 Benci atau kesal terhadap seseorang lain dan lingkungan
 Membentak atau menyerang jika ada yang mengusik
ketika sedang kesal

Data Objektif :
 Wajah dan mata merah
 Nada suara tinggi dan keras
 Pandangan tajam
B. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan

Perubahan Proses Pikir: Waham

Harga Diri Rendah

III. Diagnosa Keperawatan


A. Perubahan Proses Pikir (Waham)
B. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
C. Harga Diri Rendah

IV. Strategi Pelaksanaan tindakan keperawatan (Individu, Keluarga dan Kelompok)

A. Individu dan Keluarga

DIAGNOS TINDAKA PERTEMUAN


A N
1 2 3 4
1. Identifikasi tanda 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
WAHAM PASIEN dan gejala waham kegiatan kegiatan kegiatan
2. Bantu orintasi pemenuhan pemenuhan pemenuhan
realitas: panggil kebutuhan kebutuhan kebutuhan
nama, orintasi pasien dan pasien, pasien,
waktu, orang dan berikan kegiatan kegiatan
tempat/lingkung pujian yang yang telah di
an 2. dilakukan latih, dan
3. Diskusikan Diskusikan pasien dan minum obat.
kebutuhan pasien kemampuan berikan Berikan
yang tidak yang pujian pujian
terpenuhi dimiliki 2. Jelaskan 2. Diskusikan
4. Bantu pasien 3. Latih tentang kebutuhan
memenuhi kemampuan obat yang di lain dan cara
kebutuhan yang yang dipilih, minum (6 memenuhiny
realistis berikan benar : a
5. Masukan pada pujian jenis, gua, 3. Diskusikan
jadual kegiatan 4.Masukkan dosis, kemampuan
pemenuhan pada jadual frekuensi, yang dimiliki
kebutuhan pemenuhan cara, dan memilih
kebutuhan kontinuitas yang akan
dan minum dilatih.
kegiatan obat) dan Kemudian
tanyakan latih
yang telah manfaat 4. Masukkan
di latih. yang pada jadual
dirasakan pemenuhan
pasien kebutuhan,
3. Masukkan kegiatan
pada jadual yang telah
pemenuhan dilatih,
kebutuhan, minum obat
kegiatan
yang telah
dilatih dan
obat
1. Diskusikan 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
KELUARG masalah yang kegiatan kegiatan kegiatan
A dirasakan dalam keluarga keluarga dalam keluarga dalam
merawat pasien dalam membimbing membimbing
2. Jelaskan membimbin memenuhi memenuhi
pengertian, tanda g pasien kebutuhan kebutuhan
& gejala, dan memenuhi pasien dan pasien,
proses terjadinya kebutuhan. membimbing membimbing
waham (gunakan Beri pujian pasien pasien
booklet) 2. Latih cara melaksanakan melaksanakan
3. Jelaskan cara memenuhi kegiatan yang kegiatan yang
merawat: tidak kebutuhan telah dilatih. telah dilatih dan
disangkal, tidak pasien Beri pujian minum obat.
diikuti/diterima 3. Latih cara 2. Jelaskan obat Berikan pujian
(netral) melatih yang diminum 2. Jelaskan
4. Anjurkan kemampuan oleh pasien dan follow up ke
membantu pasien yang cara RSJ/PKM, tanda
sesuai jadual dan dimiliki membimbingny kambuh,
memberi pujian pasien a rujukan
4. Anjurkan 3. Anjurkan 3. Anjurkan
membantu membantu membantu
pasien pasien sesuai pasien sesuai
sesuai jadual dan jadual dan
jadual dan memberikan memberikan
memberi pujian pujian
pujian

B. Terapi Aktifitas Kelompok


Sesi 1. Orientasi realitas diri : mampu memperkenalkan diri
Sesi 2. Orientasi realitas orang : mampu mengenal orang lain
Sesi 3. Orientasi realitas tempat : mampu mengenal tempat
Sesi 4. Orientasi realitas waktu : mampu mengenal waktu
V. Daftar Pustaka

Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK, Universitas
Indonesia
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Bandung, RSJP Bandung.
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
https://www.academia.edu/67024775/TAK_WAHAM
https://www.academia.edu/9554704/LAPORAN_PENDAHULUAN_WAHAM

Anda mungkin juga menyukai