Anda di halaman 1dari 10

Optimalisasi Zakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu

OLEH : Agus Harisandi

ABSTRAK

Zakat adalah suatu kewajiban yang harus di keluarkan oleh setiap manusia yang memeluk agama
islam atau yang sering di sebut dengan masyrakat muslim. Di dalam agama islam setiap segala
sesuatu yang di perintahkan oleh Allah SWT. Pasti memilik hikmah yang di sadari atau tidak
seringkali dapat menjadi solusi dari setiap problema yang di hadapi umat manusia, termasuk
salah satu di antaranya ialah Zakat. Ogan Komering Ulu yang mana merupakan salah satu
kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan termasuk ke dalam daerah yang memiliki
potensi besar dalam mengoptimalisasikan zakat karna sekitar 90% dari penduduknya merupakan
umat muslim atau orang yang memeluk Agama Islam.

Kata kunci : zakat, ogan komering ulu

PENDAHULUAN

Zakat berasal dari bahasa Arab yang artinya menyucikan. Zakat adalah bentuk sedekah kepada
umat islam. Zakat diperlakukan dalam islam sebagai kewajiban atau seperti pajak. Di dalam
rukun Islam, berzakat ada di urutan ketiga, setelah sholat. Meskipun zakat diwajibkan bagi umat
islam, tidak semua orang bisa berzakat. Ada beberapa syarat untuk berzakat, misalnya memiliki
harta yang cukup atau tidak kekurangan.

Zakat adalah sebuah praktik ibadah di mana orang Islam memberikan 2,5% dari hartanya untuk
disumbangkan kepada yang membutuhkan. Saat ini, di sebagian besar negara yang bermayoritas
umat Islam, memberikan zakat bersifat sukarela, namun ada juga beberapa negara yang zakat
nya diurus juga oleh pemerintah. Di negara seperti Inggris misalnya, orang-orang Islam di sana
membayarkan zakat dengan memberikannya langsung ke badan amal.

Dalam pandangan Islam, memberikan hartanya kepada orang lain yang membutuhkan bisa
mensucikan jiwa mereka dan juga sebagai pengingat bahwa harta itu bukanlah milik mereka,
namun milik Allah SWT yang dititipkan kepada mereka. Umat Islam percaya bahwa semakin
banyak memberi maka Allah SWT akan memberikan nya berkali-kali lipat di akhirat.

Zakat diartikan sebagai suatu konsepsi ajaran Islam yang mendorong orang muslim untuk
mengasihi sesama, mewujudkan keadilan sosial serta berbagai dan mendayakan masyarakat,
selanjutnya untuk mengentaskan kemiskinan. 

Dalil al-qur’an tentang kewajiban melaksanakan zakat :

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat. dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (al-bayinah: 5)

“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan,
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu
menyembah” (Al-Anbiyaa’ : 73)

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku” (Al-
baqarah: 43)

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling”. (QS. Al-baqarh : 83)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(al-baqarah : 277)

“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah
saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui”. (At-Taubah: 11)
“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS.
Maryam: 31)

“Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang
yang diridhai di sisi Tuhannya”. (QS. Maryam : 55)

Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kemudian dalil tentang zakat dalam hadits diantaranya:

“Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengutus Mu’adz ke negeri
Yaman ia meneruskan hadits itu dan didalamnya (beliau bersabda): “Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara
mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka.” (Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut Bukhari) dikutip dari Bulughul-marom Bab Zakat.

1. Jenis Zakat Fitrah

Zakat fitrah disyariatkan pada tahun kedua Hijriah bulan Syaban. Zakat fitrah menjadi
pengeluaran wajib yang dilakukan setiap muslim yang mempunyai kelebihan sebagai tanda
syukur kepada Allah karena telah menyelesaikan ibadah puasa.

Selain untuk membahagiakan fakir miskin pada hari raya Idul Fitri, juga dimaksudkan untuk
membersihkan dosa-dosa kecil selama seseorang melaksanakan puasa Ramadan. Hal ini agar
orang tersebut benar-benar kembali pada keadaan fitrah dan suci.

Para ulama sepakat bahwa jenis zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap individu berdasarkan
hadis Ibnu Umar RA yang berkata, Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadan
sebanyak satu sha kurma atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki
atau perempuan (HR. Bukhari Muslim).
Berdasarkan hadis tersebut, zakat fitrah diwajibkan kepada setiap muslim, baik merdeka maupun
budak, laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil, kaya maupun miskin.
Sebagaimana tercantum pada hadits Rasulullah SAW mengatakan, Barangsiapa yang
menunaikan zakat fitri sebelum shalat Ied maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang
menunaikannya setelah shalat Id maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai
sedekah. (HR. Abu Daud).
Kadar zakat fitrah: 2,5 kg / 3,5 liter beras
Zakat fitrah ditunaikan dalam bentuk beras atau makanan pokok seberat 2,5 kg atau 3,5 liter per
jiwa. Kualitas beras atau makanan pokok harus sesuai dengan kualitas beras atau makanan pokok
yang dikonsumsi kita sehari-hari. Namun, beras atau makanan pokok tersebut dapat diganti
dalam bentuk uang senilai 2,5 kg atau 3,5 liter beras.

2. Jenis Zakat Maal

Menurut bahasa, kata mâl berarti kecenderungan, atau segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh
manusia untuk dimiliki dan disimpannya. Sedangkan menurut syarat, mâl adalah segala sesuatu
yang dapat dimiliki atau dikuasai dan dapat digunakan (dimanfaatkan) sebagaimana lazimnya.

Dengan demikian, sesuatu dapat disebut mâl apabila memenuhi dua syarat berikut:

a) Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai

b) Dapat diambil manfaat sebagaimana lazimnya. Contoh: rumah, mobil, ternak, hasil pertanian,
uang, emas, perak, dan lain sebagainya.

Syarat harta yang wajib di zakati yaitu, milik penuh, bertambah atau berkembang, cukup nisab,
lebih dari kebutuhan pokok, bebas dari hutang, dan sudah berlalu satu tahun (haul).

Nisab zakat maal: 85 gram emas

Kadar zakat maal: 2,5%

Nisab/cara menghitung zakat maal:


2,5% x Jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun
Contoh:

Bapak A selama 1 tahun penuh memiliki harta yang tersimpan (emas/perak/uang) senilai
Rp100.000.000,-. Jika harga emas saat ini Rp622.000,-/gram, maka nishab zakat senilai
Rp52.870.000,-. Sehingga Bapak A sudah wajib zakat. Zakat maal yang perlu Bapak A tunaikan
sebesar 2,5% x Rp100.000.000,- = Rp2.500.000,-.

Sementara itu, dalam zakat maal terdapat 4 jenis zakat lain yang disebut zakat profesi, zakat
perdagangan, zakat saham, dan zakat perusahaan.

a. Zakat Profesi

Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan. Diperoleh dari pengembangan potensi diri seseorang
dengan cara yang sesuai syariat, seperti upah kerja rutin, profesi dokter, pengacara, arsitek, guru
dll.

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS Al Baqarah: 267).
Nisab zakat profesi: 653 kg gabah / 524 kg beras (makanan pokok) Kadar zakat maal: 2,5%
(dianalogikan kepada zakat emas dan perak yaitu sebesar 2,5 %, atas dasar kaidah Qias
Asysyabah)

Cara menghitung zakat maal:

2,5% x Jumlah pendapatan bruto


Contoh:
Bapak A menerima penghasilan senilai Rp10.000.000,-. Jika harga beras yang biasa dikonsumsi
saat ini Rp10.000,-/kg, maka nishab zakat senilai Rp5.240.000,-. Sehingga Bapak A sudah wajib
zakat. Zakat profesi yang perlu Bapak A tunaikan sebesar 2,5% x Rp10.000.000,- = Rp250.000,-.

5 dari 8 halaman

b. Zakat Perdagangan

Zakat perdagangan adalah zakat yang dikeluarkan dari harta niaga, harta atau aset yang
diperjualbelikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian dalam harta
niaga harus ada 2 motivasi: Motivasi untuk berbisnis (diperjualbelikan) dan motivasi
mendapatkan keuntungan.

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-
Taubah:103)
Harta perdagangan yang dikenakan zakat dihitung dari asset lancar usaha dikurangi hutang yang
berjangka pendek (hutang yang jatuh tempo hanya satu tahun). Jika selisih dari aset lancar dan
hutang tersebut sudah mencapai nisab, maka wajib dibayarkan zakatnya.

Nisab zakat profesi: 653 kg gabah / 524 kg beras (makanan pokok) Kadar zakat maal: 2,5%
(dianalogikan kepada zakat emas dan perak yaitu sebesar 2,5 %, atas dasar kaidah Qias
Asysyabah)

Cara menghitung zakat maal:

Nisab zakat maal: 85 gram emas

Kadar zakat maal: 2,5%

Cara menghitung zakat perdagangan:


2,5% x (aset lancar hutang jangka pendek)
Contoh:

Bapak A memiliki aset usaha senilai Rp200.000.000,- dengan hutang jangka pendek senilai
Rp50.000.000,-. Jika harga emas saat ini Rp622.000,-/gram, maka nishab zakat senilai
Rp52.870.000,-. Sehingga Bapak A sudah wajib zakat atas dagangnya. Zakat perdagangan yang
perlu Bapak A tunaikan sebesar 2,5% x (Rp200.000.000,- - Rp50.000.000,-) = Rp3.750.000,-.

c. Zakat Saham

Hasil dari keuntungan investasi saham, wajib dikeluarkan zakatnya sesuai dengan kesepakatan
para ulama pada Muktamar Internasional Pertama tentang zakat di Kuwait (29 Rajab 1404.).

Harta perdagangan yang dikenakan zakat dihitung dari asset lancar usaha dikurangi hutang yang
berjangka pendek (hutang yang jatuh tempo hanya satu tahun). Jika selisih dari asset lancar dan
hutang tersebut sudah mencapai nisab, maka wajib dibayarkan zakatnya.

Nisab zakat profesi: 653 kg gabah / 524 kg beras (makanan pokok) Kadar zakat maal: 2,5%
(dianalogikan kepada zakat emas dan perak yaitu sebesar 2,5 %, atas dasar kaidah Qias
Asysyabah)

Cara menghitung zakat maal:

Nisab zakat maal: 85 gram emas

Kadar zakat maal: 2,5%

Cara menghitung zakat maal: 2,5% x Jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun

Cara menghitung zakat saham (dalam satuan lot):


Nominal zakat : (harga pasar/lembar x 100 lembar)
Contoh perhitungan zakat:

Bapak A selama 1 tahun penuh memiliki total asset account senilai Rp100.000.000,-. Jika harga
emas saat ini Rp622.000,-/gram, maka nishab zakat senilai Rp52.870.000,-. Sehingga Bapak A
sudah wajib zakat. Zakat maal yang perlu Bapak A tunaikan sebesar 2,5% x Rp100.000.000,- =
Rp2.500.000,-

d. Zakat Perusahaan

Muktamar Intemasional Pertama menganalogikan zakat perusahaan ini dengan zakat


perdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan kegiatan ekonomi perusahaan berpijak pada
kegiatan trading atau perdagangan. Oleh karena itu, secara umum pola pembayaran dan
penghitungan zakat perusahaan sama dengan zakat perdagangan.

Sebuah perusahaan biasanya memiliki harta yang terdiri dari tiga bentuk: Pertama, harta dalam
bentuk barang. Kedua, harta dalam bentuk uang tunai. Ketiga, harta dalam bentuk piutang.

Ketiga bentuk harta tersebut yang harus dizakati, dikurangi harta dalam bentuk sarana dan
prasarana dan kewajiban mendesak lainnya, seperti utang yang jatuh tempo.

Maka, pola perhitungan zakat perusahaan didasarkan pada laporan keuangan (neraca) dengan
mengurangkan kewajiban atas aktiva lancar. Atau seluruh harta (di luar sarana dan prasarana)
ditambah keuntungan, dikurangi pembayaran utang dan kewajiban lainnya, lalu dikeluarkan 2,5
persen sebagai zakatnya.

Nisab zakat maal: 85 gram emas

Kadar zakat maal: 2,5%

Cara menghitung zakat perusahaan:


2,5% x (aset lancar hutang jangka pendek)
Contoh perhitungan zakat:

Perusahaan A memiliki aset usaha senilai Rp2.000.000.000,- dengan hutang jangka pendek
senilai Rp500.000.000,-. Jika harga emas saat ini Rp622.000,-/gram, maka nishab zakat senilai
Rp52.870.000,-. Sehingga Perusahaan A sudah wajib zakat atas perusahaannya. Zakat
perusahaan yang perlu ditunaikan sebesar 2,5% x (Rp2.000.000.000,- - Rp500.000.000,-) =
Rp37.500.000,-.

Golongan yang Berhak Menerima Zakat

Dalam QS. At-Taubah ayat 60, Allah memberikan ketentuan pada 8 golongan orang yang
menerima zakat yaitu sebagai berikut:

1. Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.

2. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup.

3. Amil - Mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

4. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan
dalam tauhid dan syariah.

5. Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya.

6. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa
dan izzahnya.
7. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad
dan sebagainya.

8. Ibnu Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Seminar
    Proposal Seminar
    Dokumen15 halaman
    Proposal Seminar
    Nadia Novera
    Belum ada peringkat
  • SERTIFIKASI HALAL
    SERTIFIKASI HALAL
    Dokumen18 halaman
    SERTIFIKASI HALAL
    Nadia Novera
    Belum ada peringkat
  • StudiKasus
    StudiKasus
    Dokumen19 halaman
    StudiKasus
    Nadia Novera
    Belum ada peringkat
  • POTENSI FINTECH
    POTENSI FINTECH
    Dokumen17 halaman
    POTENSI FINTECH
    Nadia Novera
    Belum ada peringkat
  • StudiKasus
    StudiKasus
    Dokumen19 halaman
    StudiKasus
    Nadia Novera
    Belum ada peringkat
  • DESAIN
    DESAIN
    Dokumen12 halaman
    DESAIN
    Nadia Novera
    Belum ada peringkat
  • DESAIN
    DESAIN
    Dokumen12 halaman
    DESAIN
    Nadia Novera
    Belum ada peringkat