Anda di halaman 1dari 9

Milik : Marcellino Evan Irianto

P E T A.

A. Pengertian Peta :
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan
abstrak yang dipilih (selektif) dari permukaan bumi atau benda angkasa
digambar pada bidang datar disertai simbol2, diperkecil / skala.

B. Macam-macam Peta
Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala, isi, tujuannya.
1. Ditinjau dari jenisnya :
a. Peta foto ialah peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara
atau ortofoto

b. Peta garis ialah peta yang dibuat manusia dalam bentuk


titik, garis, dan luasan.

2. Ditinjau dari skalanya


Berdasarkan skalanya, peta dapat diklasifikaskan menjadi lima, yaitu :
a. Peta kadaster, berskala 1:100 s/d 1:5.000. peta-peta tanah dan peta
dalam sertifikat tanah.
b. Peta skala besar, berskala 1:5.000. s/d 1: 250.000.
c. Peta skala sedang, 1: 250.000 s/d 1:500.000. .
d. Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s/d 1 : 1.000.000.
e. Peta skala geografis/ sangat kecil dari 1: 1.000.000, benua, atau dunia.

3. Ditinjau dari informasinya


a. Peta Umum/Peta Ikhtisar. = Peta umum adalah
peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah.
1) Peta topografi (1 : 50.00 s/d 1 : 25.000).
2) Peta chorografi ( 1: 250.000 s/d 1 : 1.000.000)
b. Peta Khusus/ Peta Tematik =. menggambarkan
penampakan-penampakan tertentu dipermukaan bumi saja.

4. Ditinjau dari keadaan


a. peta statis : tetap (geologi, iklim, arus laut, angin tetap dunia)
b. peta dinamik : mudah berubah (hasil pertanian, hujan)

C. Unsur-unsur / komponen Kelengkapan Peta


Bagian-bagian pokok peta antara lain sebagai berikut :
Judul Peta, Garis Astronomis, Inset, Garis Tepi Peta, Skala Peta, Sumber Peta,
Tahun Pembuatan, Mata Angin,

Judul peta :

Garis astronomis
inset

Garis tepi

legenda

Skala peta
Sumber dan tahun pembuatan

Mata angin

Simbol Peta
Simbol peta merupakan tanda-tanda konvesional yang umum digunakan
untuk mewakili keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan bentuknya :
a. Simbol Titik
1) simbol geometrik adalah simbol yang menggunakan gambar –
gambar geometrik (segitiga, lingkaran, persegi) simbol ini kurang
ada kemiripan dengan obyek di lapangan.
2) Simbol piktorial / gambar adalah simbol yang menggunakan gambar
sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan (Kapal terbang =
bandara, jangkar = pelabuhan laut).
3) Simbol huruf / angka adalah simbol yang menggunakan huruf atau
angka.

b. Simbol garis.
Simbol ini terutama digunakan untuk mewakili obyek yang memanjang
(rel kereta api, garis kontur, batas administrasi).

c. Simbol wilayah / luasan


Digunakan untuk menunjukkan luas (panjang / lebar). (persawahan)

d. Simbol warna.
Digunakan untuk menunjukkan wilayah tetapi berupa warna-warna tertentu.

10. Warna Peta


11. Legenda
Legenda adalah keterangan dari symbol-simbol peta yang digunakan agar
lebih mudah dipahami pembaca.
12. Lettering
semua tulisan dan angka-angka yang tertera dalam suatu peta.
13. Jenis huruf Lettering
Pada dasarnya, setiap penamaan symbol atau kenampakan alam selalu
digunakan huruf-huruf standar.
a. Judul peta ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf
disesuaikan dengan besar peta.
b. Kenampakan di air misalnya sungai, laut, danau, rawa menggunakan
huruf bersirip dan miring, besar kecilnya berdasarkan strategisnya.
c. Tulisan sungai ditulis memanjang sesuai dengan arah sungai. Untuk
penulisan dapat diletakkan di bagian atas atau bawah sungai dengan jenis
miring/italic.
d. Legenda ditulis dengan huruf cetak kecil dan diatur supaya baik untuk
dilihat.
e. Kota-kota besar ditulis dengan huruf tegak dan cetak, lebih kecil dari
judul peta. Untuk kota-kota kecil hurufnya juga harus lebih kecil lagi.

D. Skala Peta
Skala peta adalah angka yang menunjukan perbandingan jarak di peta (gambar)
dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Dalam kartografi (ilmu
yang mempelajari tentang perpetaan) skala dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berkut :
a. Skala pecahan (numeric scale), yaitu skala yang menunjukkan
perbandingan antara jarak di peta dan jarak yang sebenarnya di lapangan,
yang dinyatakan dengan angka pecahan.
Contoh : Penulisan 1:100.000 untuk perbandingan 1 satuan di peta
mewakili 100.000 satuan pada keadaan sebenarnya. Contoh
Negara yang menggunakan system ini adalah Indonesia.

b. Skala Inci (verbal scale), yaitu skala yang menunjukkan jarak inci di peta
sesuai dengan sejumlah mil di lapangan.
Contoh : 1 inci = 4 mil. Artinya 1 inci dalam peta = 4 mil dilapangan.
Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Amerika.

c. Skala grafik (graphic scale), yaitu skala yang ditunjukan dengan garis
lurus, yang dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian
menunjukkan acuan panjang yang sama pula.
0 1 2 3 4 5 cm
Contoh : 10 km
1 cm = 2 km
5 cm = 10 km

2. Cara menentukan skala


a. Membandingkannya titik-titik di peta dengan titik-titik di lapangan.
Contoh : jarak A-B di peta = 10 cm, lalu jarak A-B di lapangan
diukur, ternyata jaraknya 10 kilometer. Jadi,
skala10 cm : 1.000.000 cm atau 1 : 100.000
1:1km
1: 100.000

b. Membandingkannya dengan peta lain yang sudah ada skalanya untuk


kenampakan yang sama.
Misalnya : jarak A-B = 10 cm, tetapi skalanya tidak ada. Lalu, kita
bandingkan dengan jarak A-B pada peta lain berskala 1: 50.000.
ternyata jarak A-B = 20 cm.
10 x X = 20 x 50.000
10 x X = 1.000.000
1. 000. 000
= 100. 000
X = 10
Jadi, skala peta adalah 1 : 100.000

c. Memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur.


Keliling bumi : 40.000 km
Lingkaran : 360 o
1 o = 40.000/360 o
1 o = 111 km
Kita telah mengetahui bahwa 10 = 111 km

Hal ini berarti juga 60’ = 111 km


40 0 22'
A
40 0 20 '
B
Misalkan jarak A-B pada peta = 10 cm, maka jarak sebenarnya adalah 40 0 22’ -
400 20’. Padahal 10 = 60’ = 111 km.
2’ = 2/60 x 111 km = 3,7 km, berarti 10 cm di peta sama dengan 370.000 cm di
lapangan sehingga skalanya 1 : 370.000/10 = 1 : 37.000.

d. untuk peta topografi di Indonesia berlaku rumus :

Ci = (1/2.000) x X

Ci = countur interval adalah jarak antara suatu garis kontur dengan garis kontur
lainya.

Misalnya :
Suatu peta dengan kontur intervalnya 50 cm. maka skalanya ?
Maka :
50 = ((1/2.000) x X
X = 50 x 2.000
X = 100.000
Jadi skalanya = 1:100.000

E. Proyeksi Peta
Bentuk permukaan bumi yang seperti permukaan bola jika digambarkan
pada kertas/ bidang datar pasti akan mengalami kesalahan-kesalahan. Untuk
menghindari atau memperkecil kesalahan, maka dipilihlah cara penggambaran
dengan proyeksi. Yang disebut proyeksi peta adalah cara pemindahan
lintang/bujur pada lengkungan permukaan bumi ke bidang datar.
1. Syarat proyeksi :
a. Conform : berarti bentuk bidang
obyek (daerah, pulau, benua) yang digambar pada peta harus sesuai dengan
bentuk aslinya di lapangan.
b. Equivalent : Berarti daerah-daerah atau
bidang-bidang yang digambarkan harus sama luas dengan yang terdapat di
lapangan.

c. Ekuidistant : berarti jarak-jarak yang


digambarkan peta tepat perbandingannya dengan keadaan jarak-jarak di
lapangan sesungguhnya.

2. Macam-macam proyeksi :

a. Proyeksi zenithal adalah


bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyingung bola pada kutub,
ekuator atau di sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub.
Paling baik untuk menggambar daerah kutub.

b. Proyeksi silinder adalah


semua pararel merupakan garis horizontal dan semua meridian berupa garis
lurus vertical. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator
sebab ke arah kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran).

c. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut


yang menyinggung atau memotong globe kemudian dibuka, sehingga
bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat
untuk menggambarkan daerah-daerah di lintang 450.
d. Proyeksi unik adalah suatu cara memproyeksikan bumi yang lengkung
menuju bidang datar dari hasil pengembangan para ahli.
Beberapa contoh proyeksi Unik adalah
1) Proyeksi homolografik Mollweide. Dikembangkan oleh Karl.B.
Mollweide pada tahun 1805.

2) Proyeksi Homolosin Goode.


Dikembangkan oleh Dr. Paul Goode pada tahun 1923

3) Proyeksi Eckart IV.


Dikembangkan oleh Prof. Max Eckart.

Anda mungkin juga menyukai