Anda di halaman 1dari 1

Kerinduan Si Burung Camar

Burung camar mengais dinginnya malam

Dalam rimbunnya dedaunan laksana selimut sang malam

Terbang sayu tertatih meniti setiap kepak sayapnya

Matanya jauh menjelajah diantara pepohonan yang tumbang

Kicau pilunya tak pernah berhenti sejak sang mentari lelap di peraduan

Segenap penjuru hutan terhampar bagai permadani telah ia jelajahi

Tapi yang dicarinya belum juga ia temui

Nyanyian pilunya semakin lemah terdengar

Tubuh kecilnya semakin keras bergetar

Tenaganya yang habis termakan letih

Harapannya yang sirna tertelan putus asa

Tubuhnya meringkuk beku diatas dahan

Tepat disampingnya sarang dan tiga anaknya yang tak bernyawa

Tersembunyi dibalik lembaran daun dari pohon yang telah lenyap

Semuanya karena ulah manusia..

Anda mungkin juga menyukai