KELOMPOK 3
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah Evaluasi Pembelajaran dengan judul
”Standar Penilaian dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan” ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Terima kasih kami haturkan kepada Ibu Nurul Hidayati,M.Pd.i, atas
bimbingan dan dorongan beliau selaku dosen pengampuh mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran, dan juga kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan negara tersebut yang akan menjadi perhatian penulis
adalah tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang tidak akan pernah
lepas dari kata pendidikan. Pendidikan yang dilakukan oleh setiap orang
dimulai dari ketika mereka baru keluar dari kandungan sampai mereka
meninggal.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
membuat rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah konsep dasar pendidikan nasional?
2. Seperti apa standar nasional pendidikan yang berlaku di Indonesia?
3. Mengapa sistem evaluasi dan standar penilaian harus ada?
4. Siapa yang berwenang merumuskan standar penilaian dan bagaimana
standarnya?
5. Bagaimanakah standar penilaian oleh pendidik?
6. Bagaimana pula standar penilaian oleh satuan pendidikan?
7. Teknik-teknik penilaian seperti apa yang dapat digunakan menurut
BSNP?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Secara teoritis, suatu pendidikan terdiri dari komponen-komponen yang
menjadi inti dari proses pendidikan. Menurut P.H. Combs (1982) komponen
pendidikan yaitu :
1. Tujuan dan Prioritas, fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini
merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem
pendidikan dan urutan pelaksanaannya.
2. Peserta Didik, fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik
mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem
pendidikan.
3. Manajemen atau Pengelolaan, fungsinya mengkoordinasikan,
mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini bersumber
pada sistem nilai dan cita-cita tentang pola kepemimpinan dalam
pengelolaan sistem pendidikan.
4. Struktur dan Jadwal Waktu, fungsinya mengatur pembagian waktu dan
kegiatan.
5. Isi dan Bahan Pengajaran, fungsinya untuk menggambarkan luas dan
dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik. Selain itu
untuk mengarahkan dan mempolakan kegiatan-kegiatan dalam proses
pendidikan.
6. Guru dan Pelaksana, fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan
menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik. Selain itu, guru
dan pelaksana juga berfungsi sebagai pembimbing, pengaruh, untuk
menumbuhkan aktivitas peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.
7. Alat Bantu Belajar, maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berfungsi untuk
mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.
8. Fasilitas, fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
9. Teknologi, fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang
digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan
efektif.
7
10. Pengawasan Mutu, fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar
pendidikan.
11. Penelitian, fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan.
12. Biaya, fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk
tentang tingkat efisiensi sistem pendidikan.
8
2. Standar proses
Standar proses adalah standar berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
9
akademik Panduan Penilaian yang dikeluarkan oleh BSNP, uraian tentang
dua landasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Landasan Filosofis
Yang menjadi landasan filosofisnya adalah proses pendidikan untuk
mengembangkan potensi siswa menjadi kemampuan dan keterampilan
tertentu, tetapi tidaklah mudah untuk dapat mengakomodasikan
kebutuhan setiap siswa secara tepat dalam proses pendidikan. Namun,
setiap siswa harus tetap diperlakukan secara adil, termasuk di dalamnya
proses penilaian. Untuk itu, proses penilaian yang dilakukan harus
memiliki asas keadilan, kesetatraan serta obyektifitas yang tinggi.
Sehingga setiap siswa harus diperlakukan sama dan meminimalkan semua
bentuk prosedur ataupun tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu atau sekelompok siswa dan tidak membedakan latar belakang
sosial, ekonomi, budaya, bahasa, dan gender.
2. Landasan Yuridis
Yang menjadi landasan yuridis adalah :
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 57 Ayat (1) yang
berbunyi “Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 57 Ayat (2) yang
berbunyi “Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua
jenjang, satuan, dan jenis pendidikan”
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 58 Ayat (1) yang
berbunyi “Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan”
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 58 Ayat (2) yang
berbunyi “Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program
pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala,
10
menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian
standar nasional pendidikan”
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Pasal 63, Ayat (1) yang
menyatakan bahwa penilaian pendidikan khususnya penilaian hasil
belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas: (1) penilaian hasil belajar oleh pendidik, (2) penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan (3) penilaian hasil belajar
oleh pemerintah.
Pasal 76, PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa tugas utama BSNP
adalah membantu Menteri dalam mengembangkan, memantau, dan
mengendalikan standar nasional pendidikan. Ketentuan tentang tugas dan
wewenang BSNP tertuang pada ayat (3) yang menyatakan bahwa untuk
melaksanakan tugas-tugasnya BSNP mempunyai wewenang untuk:
a) Mengembangkan Standar Nasional Pendidikan
b) Menyelenggarakan ujian nasional
c) Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah
dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
11
d) Merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
12
(1) Menilai kompetensi peserta didik
(2) Bahan penyusunan laporan hasil belajar
(3) Landasan memperbaiki proses pembelajaran.
13
i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu menggunakan
kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
14
pula mencatat semua kinerja siswa, untuk menentukan pencapaian
kopetensi siswa;
i. pendidik melakukan ulangan tengah dan akhir semester untuk menilai
penguasaan kopetensi sesuai dengan tuntutan dalam standar kopetensi
(SK) dan standar kelulusan (SL);
j. Pendidik yang diberi tugas menangani pengembangan diri harus
melaporkan kegiatan siswa kepada wali kelas dicantumkan jenis
kegiatan pengembangan diri pada buku laporan pendidikan;
k. Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi sisswa dan tidak disampaikan
pada pihak lain tanpa seijin yang bersangkutan maupun orang tua / wali
murid.
15
g. Pendidik menggunakan acuan criteria dalam menentukan
nilai siswa.
16
g. Pendidik bersam wali kelas menyampaikan hasil
penilaiannya kepada orang tua/wali murid.
17
1. Standar penentuan kenaikan kelas
Standar penentu kenaikan kelas yang dikeluarkan oleh BSNP dalam
pedoman umum penilaian terdiri dari tiga hal pokok, yaitu:
a. Pada akhir tahun pelajaran, satuan pendidikan menyelenggarakan
ulangan kenaikan kelas.
b. Suatu pendidikan manetapkan Standar Ketuntasan Belajar Maksimal
(SKBM) pada setiap mata pelajaran, SKBM tersebut harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala;
c. Satuan pendidikan menyelenggarakan rapat Dewan pendidik untuk
menentukan kenaikan kelas setiap siswa.
18
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan
Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi
Lulus ujian nasional
Seorang peserta didik yang belum memenuhi standar kemampuan
minimal dapat diperlakukan dengan tiga model, yaitu
19
dilaporkan baik secara tertulis maupun lisan. Penugasan ini dapat pula
berbentuk tugas rumah yang harus diselesaikan peserta didik.
e. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik
dalam karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan belajar dan prestasi siswa.
f. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan teknik penilaian yang paling banyak digunakan
oleh pendidik, adalah tes yang bisa berupa tes dengan jawaban pilihan
atau isian, baik pilihan ganda benar salah ataupun menjodohkan, serta tes
yang jawabannya berupa isian ataupun uraian.
g. Tes Lisan
Tes dapat pula berupa tes lisan, yaitu tes yang dilaksanakan melalui
komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan satu atau
beberapa penguji. Pertanyaan ataupun jawabannya disampaikan secara
langsung atau spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan
pedoman penskoran.
h. Jurnal
Jurnal pada dasarnya merupakan catatan siswa selama berlangsungnya
proses pembelajaran, sehingga jurnal berisi deskripsi proses
pembelajaran dengan kekuatan dan kelemahan siswa terkait dengan
kinerja ataupun sikap.
i. Wawancara
Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang
diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau
aspek kepribadian peserta didik.
j. Inventori
Inventori adalah skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap
sikap, minat dan persepsi peserta didik terhadap obyek psikologis,
ataupun fenomena yang terjadi.
k. Penilaian diri
20
Penilaian diri merupakan teknik penilaian yang digunakan agar peserta
didik dapat mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri dalam
berbagai hal.
l. Penilaian antar Teman (penilaian sejawat)
Penilaian antar teman ini dilakukan dengan meminta siswa
mengemukakan kelebihan dan kekurangan teman dalam berbagai hal.
Penilaian ini dapat pula berupa sosiometri untuk mendapat informasi
anak-anak yang favorit dan anak-anak yang terisolasi dalam
kelompoknya.
21
1. Bentuk soal yang sebagian pilihan ganda dianggap kurang mendidik
siswa untuk menggunakan penalarannya untuk menjawab soal
2. Seringkali terjadi kebocoran soal sehingga hasilnya kurang obyektif
3. Nilai EBTANAS murni merupakan satu-satunya alat seleksi untuk
masuk kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yang menimbulkan
kesan pada masyarakat awam bahwa hasil belajar yang dilakukan
siswa selama tiga tahun hanya dukur dengan satu kali penilaian saja
4. Penyelenggaraan memerlukan biaya yang sangat besar sehingga dirasa
tidak sebanding dengan manfaat hasil ebtanas.
22
Nasional atau disebuat dengan UAN. Dalam Surat Keputusan tersebut
dijelaskan bahwa tujuan penyelenggaraan UAN adalah:
a. Untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa;
b. Mengukur tingkat pendidikan pada tingkat nasional, propinsi,
kabupaten/kota dan sekolah;
c. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan di tingkat
nasional, propinsi, kabupaten/kota dan sekolah kepada masyarakat;
23
3. Konversi skor yang digunakan dalam pelaksanaa UN dianggap
membodohi masyarakat, karena memotong skor anak pandai diberikan
kepada siswa yang kurang.
24
2. Pro-Kontra Pelaksanaan Ujian Nasional
Perlu dipahami oleh semua pihak bahwa Ujian Nasional adalah
penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu pada kelompok mata pelajaran ilmu penegetahuan dan
teknologi . Hasil ujian Nasional digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk pemetaan mutu program atau satuan
pendidikan,sebagian dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
penentuan kelulusan siswa dari program dan satuan pendidikan, sebagai
dasar pemberian bantuan pada satuan pendidikan dalam meningkatkan
kualitas pendiidkan. Kebijakan Pemerintah dalam penyelenggaraan ujian
nasioanal ini menjadi polemic berkepanjangan, sikap pro dan kontra
muncul diberbagai media dengan berbagai alasan rasional maupun
sekedar rasionalisasi. Kesenjangan kualitas dari satuan pendiikan yang
demikian panjang rentangnya selalu akan menjadi pusat perhatian,
namun tetap selalu menjadi permasalahan yang tak kunjung terjematani.
Persoalan sebenarnya bukan ujian nasional itu sendiri, tetapi perlu
kajian dari berbagai sudut pandang diantaranya, adalah :
(1) Ketidaksiapan siswa, guru ataupun sekolah menghadapi kenyataan
dari “cermin prestasi diri” yang disebut ujian nasional tersebut
(2) Proses pendidikan yang selama ini berlangsung banyak memberi
kemudahan, termasuk dalam pembelajaran, yang menyebabkan
banyak pihak baik siswa, guru maupun orang tua yang terbuai oleh
keberhasilan semu yang berupa angka-angka yang bisa dibuat oleh
siapa saja,
(3) Adanya kecendrungan umum bahwa evaluasi yang kehilangan
makna, karena adanya kecendrungan umum bahwa evaluasi yang
kehilangan makna, karena evaluasi yang seharusnya menjadi sarana
atau cermin kemampuan diri selama ini bukan lagi menjadi sarana
tetapi menjadi tujuan.
25
untuk pencapaian standar kompetensi yang dipersyaratkan dan bahkan
mungkin dengan menghalalkan berbagai cara membocorkan soal,
membantu siswa mengerjakan soal soal ujian. Yang paling utama
adalah sikap mental mencari jalan pintas menjadi sebab dari semua
persoalan diatas. Meskipun perlu pula mengakomodasi pendapat yang
menyatakan bahwa ujian nasional belum merupakan langkah evaluasi
yang terbaik dan perlu dikaji ulang dalam prosedur dan teknik, tetapi
fungsinya bukan penentu kelulusan, tetapi lebih diarahkan pada pemetaan
kualitas sekolah yang harus disosialisasikan secara transparan dan
akuntabel agar masyarakt dapat menentukan pilihan dan tidak terkecoh
oleh nilai kelulusan yang bersifat local. Memang ada 1001 alasan untuk
gagal, tetapi dibutuhkan hanya satu keputusan untuk sukses, yaitu kerja
keras dan kesungguhan
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
2. Secara teoritis, suatu pendidikan terdiri dari komponen-komponen
pendidikan yaitu tujuan dan prioritas, peserta didik, menejemen dan
pengelolaan, struktur dan jadwal waktu, isi dan bahan pengajaran, guru
dan pelaksana, alat bantu belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu,
penelitian, serta biaya pendidikan.
3. Standar nasional pendidikan meliputi 8 (delapan) hal yaitu standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
4. Ketentuan dan pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan harus
memiliki landasan filosopis dan yuridis. Landasan filosopisnya yaitu
proses penilaian harus memiliki asas keadilan, kesetaraan, serta
objektivitas yang tidak membedakan latar belakang social, ekonomi,
budaya, bahasa, dan gender. Sedangkan untuk landasa yuridisnya, dapat
dilihat pada UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 57 ayat (1) dan (2), Pasal 58
ayat (1) dan (2) serta PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 63 ayat (1).
5. Standar penilaian menurut BSNP mengikuti prinsip-prinsip yang
telah ditetapkan yaitu mendidik, terbuka atau transparan, menyeluruh,
terpadu dengan pembelajaran, objektif, sistematis, berkesinambungan,
adil, dan pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria.
6. Standar penilaian oleh pendidik mengandung 5 (lima) standar yaitu
standar umum penilaian, standar perncanaan penilaian oleh pendidik,
standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik, standar pengolahan dan
27
pelaporan hasil penilaian oleh pendidik, serta standar pemanfaatan hasil
penilaian.
7. Standar penilaian oleh satuan pendidikan merupakan penilaian
akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik.
Satuan pendidikan memiliki 2 (dua) standar pokok penilaian yaitu
standar penentuan kenaikan kelas, dan standar penentuan kelulusan.
8. Teknik penilaian menurut BSNP tersiri dari tes kinerja,
demonstrasi, observasi, penugasan, fortopolio, tes tertulis, tes lisan,
jurnal, wawancara, inventori, penilain diri, dan penilaian teman sejawat.
9. Ujian Akhir Nasional (UAN) memiliki beberapa fungsi yaitu
sebagai alat pengendali mutu pendidikan secara nasional, mendorong
peningkatan mutu pendidikan, sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan tamat belajar dan prediksi prestasi siswa, serta sebagai
pertimbangan dalam seleksi penerimaan siswa baru pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
10. Dengana adanya UN, maka ada pro kontra ditengah masyarakat
yang disebabkan oleh ketidaksiapan siswa, proses pendidikan yang
berlangsung selama ini sudah memberi banyak kemudahan serta
hilangnya makna evaluasi.
B. Saran
Setelah memehami tentang standar penilaian yang telah ditetapkan
oleh Badan Standar Nasionala Pendidikan (BSNP), kita dapat memperoleh
saran yang mengarah pada dua hal yaitu kepada peserta didik dan kepada para
pendidik. Untuk para peserta didik, kita seharusnya dapat menggunakan
standar yang telah ditetapkan tersebut sebagai acuan agar mendapatkan
penilaian yang memuaskan.sedangkan untuk pendidik, standar tersebut akan
menjadi pedoman kita untuk menentuka berhasil atau tidaknya seorang
peserta didik melalui sebuah jenjang pendidikan. Untuk itu, penilaian yang
diberikan harus bersifat terbuka dan tidak membeda-bedakan antara peserta
didik yang satu dan peserta didik yang lain dengan alas an apapun.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Fitri Nur. 2014. Gambaran dan Konsep Dasar Sistem Pendidikan
Nasional. https://fnannisaa.wordpress.com/2014/11/17/gambaran-dan-
konsep-dasar-sistem-pendidikan-nasional/, diakses pada 27 Oktober
2016.
30