1. Carilah referensi sebagai dasar hukum pelaksanaan PPPK dari mulai yang tertinggi
sampai turunan terendah.
2. Berilah contoh formasi-formasi yang dapat diisi oleh jabatan PPPK dan jelaskan
mengapa.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan sistem pengadaan PPPK pada suatu instansi pemerintah.
Jawab:
1. Beberapa referensi yang dapat dijadikan sebagai dasar hukum PPPK adalah sebagai
berikut.
UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
PP No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja;
Perpres No. 38 Tahun 2020 tentang Jenis Jabatan Yang dapat Diisi Oleh PPPK;
Perpres No. 98 Tahun 2020 tentang gaji dan Tunjangan PPPK;
Peraturan BKN No.1 Tahun 2019 tentang Petunjuk tekhnis Pengadaan PPPK.
2. Beberapa contoh formasi yang dapat diisi oleh PPPK antara lain adalah Perawat, Dokter,
Bidan, Teknisi, Analis, Apoteker, Asesor, dan lain sebagainya. Formasi ini dapat diisi
oleh PPPK karena telah sesuai syarat dan ketentuan terkait PPPK.
Jabatan-jabatan yang dapat diisi oleh PPPK hanya terbatas pada Jabatan Pimpinan Tinggi
(JPT) (Hanya untuk JPT Utama dan JPT Madya), Jabatan Fungsional dan Jabatan Lain
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 Pasal 2 ayat (2)
dan (3).
Adapun kriteria-kriteria yang diatur, apabila ditelaah lebih lanjut, pada Peraturan
Presiden tersebut, kriteria-kriteria pengisian jabatan oleh PPPK dapat dibagi menjadi 2
(dua) kriteria, yakni kriteria umum dan kriteria khusus.
Kriteria umum merupakan kriteria yang berlaku untuk ketiga jenis jabatan dapat diisi
oleh PPPK, seperti:
1. Jabatan yang kompetensinya tidak tersedia atau terbatas di kalangan PNS,
2. Jabatan yang diperlukan untuk percepatan peningkatan kapasitas organisasi,
3. Jabatan yang diperlukan untuk percepatan pencapaian tujuan strategis nasional,
4. Bukan Jabatan di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur
negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan keuangan
negara, dan hubungan luar negeri,
5. Bukan Jabatan yang menurut ketentuan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan
Peraturan Presiden harus diisi oleh PNS.
Sedangkan kriteria khusus merupakan kriteria yang hanya berlaku untuk salah satu jenis
jabatan, seperti:
1. Kriteria khusus untuk jabatan fungsional, yaitu jabatan yang mensyaratkan sertifikasi
teknis dari organisasi profesi,
2. Kriteria khusus untuk JPT Utama, JPT Madya, yaitu bukan Jabatan yang
berkedudukan sebagai PPK atau PyB,
3. Kriteria khusus untuk Jabatan lain, yaitu:
Jabatan yang disetarakan dengan Jabatan Administrasi atau JPT Pratama;
Bukan jabatan yang berkedudukan sebagai PPK atau PyB;
Jabatan pada Instansi Pemerintah yang merupakan satuan kerja organisasi;
Jabatan yang tugas dan fungsinya memberikan dukungan teknis pada anggota
lembaga nonstruktural;
Jabatan yang tugas dan fungsinya memberikan dukungan teknis manajemen
pada lembaga nonstruktural dan kesekretariatan lembaga negara;
Jabatan pimpinan pada perguruan tinggi negeri di bawah kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi atau di
bawah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama, kecuali jabatan pemimpin perguruan tinggi negeri dan jabatan lain
yang membidangi keuangan, kepegawaian, dan barang milik Negara;
Jabatan pimpinan pada rumah sakit milik pemerintah daerah, atau
Jabatan pada lembaga penyiaran publik.
Dengan mengacu pada kriteria-kriteria tersebut, pengisian jabatan fungsional oleh PPPK
hanya dapat dilakukan atas 147 (seratus empat puluh tujuh) jabatan yang tercantum pada
lampiran Peraturan Presiden, dan pengisian dapat dilakukan dalam setiap jenjang sesuai
jenjang jabatan yang ada dalam setiap jabatan.
3. Menurut PP Nomor 49 Tahun 2019, jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dapat
diisi oleh Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) meliputi:
a. Jabatan Fungsional (JF)
b. Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)
Pengadaan PPPK untuk mengisi JF (Jabatan Fungsional) dapat dilakukan secara nasional
atau tingkat instansi, yang dilakukan oleh panitia seleksi dengan melibatkan unsur dari
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara dan
Badan Kepegawaian Negara (BKN). Pengadaan PPPK untuk mengisi JPT utama dan JPT
madya tertentu yang lowong dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai tata cara
pengisian JPT dalam peraturan perundang-undangan, dan berkoordinasi dengan Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN). Tahapan pengadaan calon PPPK dilakukan dengan
tahapan terdiri dari:
Perencanaan
Pengumuman Lowongan
Pelamaran
Seleksi
Pengumuman Hasil Seleksi
Pengangkatan Menjadi PPPK