Saham
Preferen 2.500 lembar
Nominal 20.000
agio saham 2.000.000
31 Des mengumumkan dapat ditukar dengan saham biasa dengan nominal Rp11,000, dan
proporsi saham preferen 2x saham biasa , maka
Utang PPh 23
2,000,000 x 15% 300.000
Jadi, PPh 23 yang disetor ke kas negara adalah
Rp300,000
Konversi Saham
Stock Split
lembar saham
2,500 lembar x 2 5.000 biasa
a Bunga
. Deposito Rp25.432.000
Jasa Giro Rp2.750.000
Tidak lagi memotong pajak karena pajak sudah dipotong langsung oleh bank, sesuai
dengan PPh Final Pasal 4 ayat 2 dengan tarif untuk bunga deposito sebesar 20% dan jasa
giro sebesar 15%
b
. Penghasilan BUnga Rp7.638.000
PPh 23 yang Rp7.638.000 x
dipotong 15%
Rp1.145.700
c Dividen Rp6.456.00
. d 0
Tidak dipotong dividend karena terdapat kepemilikan lebih dari 25%
Depresiasi menurut
akuntansi
Metode : saldo
menurun
Nilai buku biaya akumulasi nilai buku
awal penyusutan penyusutan akhir
30 Maret 2014 645.000.000 258.000.000 258.000.000 387.000.000
30 Maret 2015 387.000.000 154.800.000 412.800.000 232.200.000
31 Desember 2015 232.200.000 69.660.000 482.460.000 162.540.000
tarif penyusutan = (100% / 5) x 2 = 40%
karena masih tanggal 3 januari, maka depresiasi bisa dianggap sampai dengan 31
desember, total penyusutan dengan metode menurun adalah Rp. 482.460.000
harga mesin
baru 560.000.000
harga mesin
lama 162.540.000
Laba 397.460.000
Depresiasi = 545.000.000
5
Depresiasi / tahun = 109.000.000
karena masih tanggal 3 januari, maka depresiasi bisa dianggap sampai dengan 31
desember, total penyusutan dengan metode garis lurus adalah Rp. 299.750.000
harga mesin
baru 560.000.000
harga mesin
lama 245.250.000
Laba 314.750.000
Untuk harga perolehan mesin baru baik untuk akuntansi maupun fiskal sifatnya sama
yaitu sebesar 560.000.000