SPEKTEK BENDUNG Alor
SPEKTEK BENDUNG Alor
1. SPESIFIKASI UMUM
Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan paket ini dapat dilihat pada album gambar-gambar dan Data
Lelang.
Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah
proyek.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan penggunaan arah angkutan umum, dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki
dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Direksi
dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Swasta.
Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh pemberi
tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia Jasa
membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
Dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi
jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan.
Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi
harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua
pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.
(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar itu
dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat
memperlihatkan penampang melintang dan memanjang beton, pengaturan
batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar
besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti
cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3
(tiga) rangkap.
(b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya
pelaksanaan.
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh
gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “Asbuilt
Drawing”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-hal
yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa
kembali selama 6 (enam) hari kerja.
Standar
Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dari Standard Nasional Indonesia. Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada
pada SNI, maka disesuaikan dengan standard yang ada.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau tidak
dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan yang setara.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut
dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Minggu pertama tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi,
Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan Bulanan
dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya
harus berisi hal-hal sebagai berikut :
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir Minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan.
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan sesuai dengan kebutuhan
pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan kecuali yang tercantum dalam kontrak, semua bahan
dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai
dengan standar yang diberikan dalam Spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi
Umum.
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak
sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi.
Perlengkapan konstruksi
Bahan pengganti
Penyedia Jasa harus menandatangani bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut
tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat
ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan
disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan
dengan bahan pengganti.
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang telah ditentukan Direksi.
a. Tempat produksi dan pembuatan
b. Tempat pengapalan
c. Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan
bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang diminta untuk tujuan pemeriksaan, tetapi
bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya
untuk menyediakan perlengkapan dari bahan sesuai dengan Spesifikasi.
Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang lengkap,
brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapatkan persetujuan, dan
harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari
sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data
bangunannya juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya
dalam hubungannya dengan Kontrak.
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Benchmark ini
adalah didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang diberikan
kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark
dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Penyedia
Jasa perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas
ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench
Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai kerja Penyedia Jasa memberitahukan
kepada Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran
kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa
akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui
Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali
ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor akan
mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan,
dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi.
Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
Pekerjaan Survei Lapangan Untuk Peninjauan Kembali Desain
1) Uraian
Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam Dokumen
Lelang Kontrak dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan
survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadap perubahan yang
mungkin terjadi selama pelaksanaan. Penyedia Jasa harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar dan Spesifikasi. Direksi
Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi untuk melengkapi
Spesifikasi dan Gambar. Bilamana dimensi yang diberikan dalam Gambar,
pengukuran berdasarkan skala tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Setiap penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan
kondisi lapangan yang tidak terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan
secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus
mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang diambil
terhadap Gambar dalam Kontrak ini.
Penyelesaian pekerjaan survei lapangan yang tepat waktu, yang tercakup dalam Pasal
ini akan sangat menentukan bagi kewajiban Direksi Pekerjaan dalam
melaksanakan peninjauan kembali rancangan atau revisi desain dan
menyediakan gambar pelaksanaan bagi Kontraktor sebelum dimulainya
kegiatan pelaksanaan yang ditentukan. Oleh karena itu Direksi Pekerjaan akan
memantau kemajuan kegiatan survei lapangan oleh Penyedia Jasa untuk
menjamin bahwa pekerjaan ini akan selesai dalam batas waktu yang
ditentukan.
Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kemajuan kegiatan survei lapangan oleh
Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi waktu yang telah dijadwalkan atau
bilamana Kontraktor tidak memulai pekerjaan tersebut, atau tidak
melaksanakan pekerjaan tersebut menurut standar yang diminta Direksi
Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan dapat memilih untuk menyelesaikan survei
lapangan itu dengan sumber dayanya sendiri atau sumber daya lainnya
sebagaimana dipandang perlu.
Penyedia Jasa bekerja sama Direksi dalam pemeriksaan setting out dan dalam
melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan
yang diperlukan dalam proses pembayaran.
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua
biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban
Kontraktor. Dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam
pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.
Dasar Pembayaran
a) Kecuali untuk yang disebutkan di bawah ini, penyediaan semua pekerja, bahan
dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan survei lapangan dengan
baik, untuk menyiapkan penampang memanjang dan gambar-gambar lainnya
sebagaimana diperlukan, dan untuk menyiapkan dan menyediakan laporan
survei lapangan menurut ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi dari Spesifikasi
ini harus dipenuhi tanpa pembayaran tambahan dan semua biaya tersebut harus
dipandang telah termasuk dalam Harga Satuan yang dimasukkan dalam berbagai
Mata Pembayaran yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pekerjaan Sementara
Umum
Lapangan kerja
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas untuk semua
kerusakan, misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik pemberi
Tugas atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti terhadap semua kehilangan dan
tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti, saluran pembuang, penerangan jalan, jalan
gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran
dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh,
bengkel, dan tempat lainnya di daerah kerja.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan
pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum
melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan Kontraktor
supaya menyerahkan pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Setelah rencana itu disetujui/dirubah atas petunjuk Direksi, pelaksanaan
pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan yang telah disetujui.
Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan saluran pengairan yang ada supaya
dicantumkan dalam, volume pekerjaan, sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan
perintah Direksi.
Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut pembayaran Lump
Sum untuk Mobilisasi dan Demobilisasi dari Spesifikasi ini, dimana pembayaran
harus dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan,
pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah
Pekerjaan selesai.
Peraturan kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan
tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan
penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-
langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan tetap bersih.
Pencegahan kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi
pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh
dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai
pekerjaan diterima oleh pemberi tugas. Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan kerja.
Dalam hal ini Kontraktor menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan
tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan.
Pembersihan Lapangan
Penyedia Jasa harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran dan bangunan
yang ada dan semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-pohon. Penyedia Jasa
harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dan
dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua bahan-bahan hasil
pembersihan lapangan.
Pekerjaan Tanah
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
dan ketinggian yang ditunjukan dalam gambar atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang
berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus
ditunjukan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada
setiap tempat. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah
tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan
tanah dimulai.
Luasnya Penggalian
Galian Tanah
1) Uraian
c) Galian tanah harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai
galian batu, galian struktur dan galian sumber bahan (borrow excavation)
d) Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter
kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Direksi
Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan
udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang
menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper)
Excavator.
2) Toleransi Dimensi
a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh berbeda lebih
dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan pada setiap titik.
b) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan
untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi
genangan.
a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum
memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan,
gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli
sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian
dilaksanakan.
c) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk
tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian,
sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Pekerjaan.
d) Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang digunakan,
yang menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disimpan oleh Kontraktor
untuk diperiksa Direksi Pekerjaan.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan
mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin
tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau
mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian
tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1
meter atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan
d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat
membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
e) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi
galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja,
berada di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa harus menempatkan
seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau
keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian
cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
5) Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus,
dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat
hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan
dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas pada setiap saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-
operasi pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga
dari Direksi Pekerjaan.
a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa
siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk
menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan
pompa.
b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain
dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air
bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama
dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal di
atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki
oleh Penyedia Jasa sebagai berikut :
i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai
memenuhi toleransi yang disyaratkan.
ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, atau lokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi
lembek, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan pilihan atau
lapis pondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
iii) Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman yang
melebihi yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki
dengan menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan kondisi
perkerasan lama sampai mencapai elevasi rancangan.
a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-
batas dan lingkup proyek bilamana memungkinkan harus digunakan secara
efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah
kompresif yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan akan menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau
penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai
bahan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam
pekerjaan permanen.
c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai
bahan timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa di luar
Daerah irigasi seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
b) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik
Penyedia Jasa atau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar menurut Mata
Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat dalam Daftar
Penawaran.
c) Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam
saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.
d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Kontraktor harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan
tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.
Prosedure Penggalian
1)Prosedur Umum
c) Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat
Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus
seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang
memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
d) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk saluran yang diperkeras, pada tanah dasar pada
dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15
cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-
tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan.
a) Sumber bahan (borrow area), apakah di dalam Daerah irigasi atau di tempat
lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
Sebagian besar pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar
menurut Seksi ini. Jenis galian yang secara spesifik tidak dimasukkan untuk
pengukuran dalam Seksi ini adalah :
a) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang
yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bilamana :
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat.
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng atau struktur
sementara penahan tanah atau air (seperti penyokong, pengaku, atau
cofferdam) yang sebelumnya telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara
tertulis.
d) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
oleh bidang-bidang sebagai berikut :
Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini
galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai
dengan sifatnya
Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini,
dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diper-lukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas
tanah rawa.
2) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau
lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
yang bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
d) Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari
20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
2) Standar Rujukan
AASHTO :
AASHTO T145 - 73 : Classification of Soils and Soil Aggregate
Mixtures for Highway Construction Purpose
AASHTO T258 - 78 : Determining Expansive Soils and Remedial
Actions
a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari
Spesifikasi ini,
b) harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada Direksi
Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan :
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan
paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan
pertama kalinya sebagai bahan timbunan :
i) Dua contoh masing-masing untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus
disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak;
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian
laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut
memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering
segera sebelum dan selama pekerjaan penimbunan dan pemadatan, Bilamana
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam
sistim drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus
disediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase
permanen.
b) Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan selama operasi penimbunan dan pemadatan.
7) Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak
Stabil
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan
penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan
menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan
sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh
Spesifikasi ini.
Bahan Timbunan
1) Timbunan Biasa
2) Timbunan Pilihan
d) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan
pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik
atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang
dipilih, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman
dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan
dipikul.
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui
atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan
garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan
diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang
ujung, dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang
jarak tidak lebih dari 25 m.
b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat
penggalian bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau
sebagai akibat dari penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan ke dalam
volume yang diukur untuk pembayaran. kecuali bila :
i) Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi
ketentuan atau bahan yang lunak. atau untuk mengganti batu atau
bahan keras lainnya.
ii) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan
yang tidak stabil atau gagal bilamana Penyedia Jasa tidak dianggap
bertanggung-jawab.
c) Timbunan yang dihampar untuk mengganti tanah yang dibuang oleh Penyedia
Jasa untuk dapat memasang pipa, drainase beton, gorong-gorong, drainase
bawah tanah atau struktur, tidak akan diukur untuk pembayaran dalam Seksi
ini, dan biaya untuk pekerjaan ini dipandang telah termasuk dalam harga
satuan penawaran untuk bahan yang bersangkutan, sebagaimana disyaratkan
menurut Seksi lain dari Spesifikasi ini. Akan tetapi, timbunan tambahan yang
diperlukan untuk mengisi bagian belakang struktur penahan akan diukur dan
dibayar menurut Seksi ini.
d) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup
sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang
perlu atau biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan
yang diuraikan dalam Seksi ini.
SALURAN
Semua pasal yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum berlaku untuk
bagian saluran-saluran kecuali apabila kedua pasal bertentangan, maka bagian dari
pasal di bawah ini yang berlaku.
Tanggul
Bila bahan untuk tanggul itu tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari
hasil galian saluran pembawa atau pembuang, maka kekurangan bahan diatas
harus diambil dari tanah pinjaman seperti yang diisyaratkan.
Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah asli dibuat rapat
air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit
maksimum dalam waktu panjang.
Tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk
seperti yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi.
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan
tidak boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
Peralihan
Pada setiap, perubahan tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar dan
talud saluran dibuat sedemikian rupa sehingga perubahan pada arah tegak atau
mendatar tidak lebih dari 1:10.
Celah-celah Pada Tanggul
Dimana perlu pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan,
penyedia jasa harus meninggalkan atau membuat celah-celah pada tanggul,
kemudian membangun kembali seperti semula setelah selesai bangunan tersebut.
Longsoran di Talud
Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan, Penyedia
Jasa harus membangunnya kembali seperti ditentukan menurut petunjuk Direksi.
BANGUNAN
Pekerjaan Pengeringan
Penyedia jasa harus mengatasi permasalahan sumber2 air yang ada di lokasi
pekerjaan dengan melakukan pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan
membuat pengelak, sumuran dan menggunakan pompa air serta dengan cara yang
dapat disetujui oleh direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup
dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
Tanah galian dari bangunan pengairan atau pembuangan harus dibuang di luar
tanggul atau disuatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan Direksi
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Penyedia Jasa harus menyiapkan
rencana pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan pada
suatu saat, dengan detail lokasi dan program penggalian dari bangunan dan
membuang tanahnya sebagai timbunan.
Penyedia Jasa harus mengajukan usul karena pelaksanaan pekerjaan selambat-
lambatnya 14 hari sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk dimulai pekerjaan
tanah dari tiap-tiap bagian pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi.
Rencana itu harus berisi keterangan-keterangan tentang penilaian penyedia jasa
terhadap tanah kelebihan yang harus ditempatkan ditanggul pembuangan terpisah.
3. BETON
UMUM
1) Uraian
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pekerjaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar lokasi pekerjaan beton tetap kering.
c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar kerja dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d) Syarat dari SNI diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini
yang harus dipakai.
Detail pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan serta sesuai dengan
Spesifikasi ini.
3) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta
hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sesuai yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini.
4) Standar Rujukan
AASHTO :
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
c) Penyedia Jasa harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh
pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut
tersedia.
e) Penyedia Jasa harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah dan
pembesian yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari
Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dan pembesian dimulai.
Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang tahan
cuaca dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan
ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan
kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.
Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar,
dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin. Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran tanpa persetujuan direksi pekerjaan
8) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
BAHAN
1) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif)
yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh
digunakan.
2) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organik. Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air
yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau
minum.
4) Sifat-sifat Agregat
a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih,
keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau
berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.
b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya
yang diberikan dalam Tabel 3.2.2 bila contoh-contoh diambil dan diuji
sesuai dengan prosedur SNI (AASHTO) yang berhubungan.
1) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metode yang disyaratkan dalam SNI dan sesuai dengan batas-batas yang
diberikan dalam spesifikasi ini.
2) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang
diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan
peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.
Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan
sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam tabel 3.3.1 di bawah.
4) Penyesuaian Campuran
b) Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau
disetujui, maka harus dilakukan job mix formula (JMF) sesuai dengan
hasil dari pengujian (Laboratorium) sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
5) Penakaran Agregat
PELAKSANAAN PENGECORAN
2) Acuan
b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari
adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
3) Pengecoran
b) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak
dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu yang telah
ditentukan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time)
semen yang digunakan,kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk
memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh
Direksi.
f) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih
dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat
dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton
harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket,
dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh
selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi
harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum
pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop Bottom Buckret harus mengalirkan campuran
beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya
g) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
PENGERJAAN AKHIR
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan struktur yang sejenis sebelum 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.
c) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal
yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah
bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
1) Cara Pengukuran
a) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh
pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya
yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsong pipa
(conduit) atau lubang sulingan (weephole).
d) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton struktur atau beton tidak bertulang. Bilamana beton dengan mutu
(kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi
untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya
harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
3) Dasar Pembayaran
5. PASANGAN BATU
Umum
1) Uraian
Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan
sesuai dengan Spesifikasi ini.
Bahan
1) Batu
a) Batu yang digunakan harus bersih, keras, tahan lama, bersih dari
campuran besi dan pasir serta mendapat persetujuan Direksi. Batu
tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
2) Pasir
Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu harus sama dengan yang
disyaratkan. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
3) Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Porltland Cemet dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar lain yang diakui oleh Pemerintah Indonesia. Tipe
semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan
oleh Direksi.
4) Air
Air yang dipakai harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi. Air yang dipakai
untuk membuat adukan haruslah memenuhi bersih dan tidak mengandung
bahan organic yang akan mempengaruhi kualitas beton atau mortar. Dari
spesifikasi ini, air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk
menghasilkan adukan yang baik. Pada waktu pemakaian, air harus terhindar
dari bahan-bahan yang bisa mengotori air dalam jumlah berapa saja yang dapat :
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk
pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi ini.
1) Persiapan Pondasi
c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan bilaman disyaratkan
d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan.
2) Pemasangan Batu
2) Dasar Pembayaran
6. PEKERJAAN PERLINDUNGAN
Bronjong
Bronjong Pabrikasi.
a. Bronjong Bergalvanis Tebal Dengan No.SNI.03-0090-1999.
b. Karakteristik Bronjong Pabrikasi sebagai berikut :
Gambar.
Kawat Anyaman
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng Jumlah
Puntiran
2,7 mm ± 4,0 % Minimum260 gr/m² 28 Kali
Kawat Sisi
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng Jumlah
Puntiran
3,4 mm ± 4,0 % Minimum275 gr/m² 26 Kali
Kawat Ikat
Diameter Toleransi Berat Lapisan Seng Jumlah
Puntiran
2,0 mm ± 4,0 % Minimum240 gr/m² 38 Kali
Kuat Tarik Minimum :41 kgf/mm
Ukuran Anyaman ǿ 2,7mm : 80 x 100 mm dengan lilitan ganda.
Diaphragma Setiap 1 (satu) meter panjang.
Ukuran Kotak (Panjang, Lebar, Tinggi) Toleransi ± 5,0 %
c. Anyaman: Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam
dengan tiga lilitan yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan
dirancang untuk diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan.
Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong
sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama
kuatnya seperti pada badan anyaman.
d. Kotak bronjong haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan
dimensi yang disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga
dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Bagian Pekerjaan Galian,
termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk pasangan batu
kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai dengan
ketentuan. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau
bronjong.
2) Penempatan Bronjong
a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk
memperoleh bentuk serta posisi yang benar dengan menggunakan
batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu ke
dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah
sekuat seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus
menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka
bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling
sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah
pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh
kepadatan maksimum dan rongga seminimal mungkin. Bilamana
tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat
berlebihan agar terjadi penurunan (settlement). Sisi luar batu yang
berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang
rata dan bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan
batang penarik atau ulir penarik pada permukaan atasnya dan
diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya,
sambungan vertikal harus dibuat berselang seling.
e). Batu-batu untuk bronjong harus sesuai dengan ukuran tidak
kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 30 cm. Batu yang dipakai
dipilih berbentuk bulat.
f). Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah
bagian dalam dengan bahan kawat dan bentuk anyaman sama.
Batas pemisah ditempatkan sedemikian sehingga membentuk
matras. Hubungan antara bronjong atau matras harus terikat erat
dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu
kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan
bagian yang bersinggungan dengan tanah diberi lapisan filter
kerikil geotekstil atau lapisan ijuk.
g). Apabila bronjong ditempatkan pada saringan maka harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan
kawatnya. Bronjong harus diikat dengan erat-erat pada bronjong
yang berdampingan sepanjang tepinya.
Batu Kosong (Rip-Rap)
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis tidak
kurang dari 2,4. tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama
dengan ukuran 20-30cm. Untuk sloope protection minimal 40cm. Untuk
penahanan gerusan pada bendung dan pengerjaan sungai lainnya. Pekerjaan
lindungan dengan rip-rap termasuk pula penyediaan lapisan filter kerikil pasir
seperti ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan Plesteran
Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada maupun
yang baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Ps. Adukan untuk pekerjaan
plesteran harus memenuhi persyaratan, untuk bahan dan campuran. Pekerjaan
plesteran dikerjakan secara dua lapis sampai ketebalan 2 cm. Apabila tidak
diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, ujung-
ujung saluran pasangan, dan untuk 10 cm di bawah tepi atas dinding atau sesuai
dengan yang tertera dalam gambar.
Tempat kedudukan pintu , temboknya harus diplester licin penuh dari batas
lengkung depan sampai hilir pada jembatan pelayanan (looplank).
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10 cm untuk bangunan kecil dan
15 cm untuk bangunan besar sedang pada samping kusen pintu-pintu sorong,
diplester tegak selebar 20 cm plesteran juga dilakukan pada alur skot balok.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan
bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan
plesteran cukup kering kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara rutin.
LINING
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar. Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi syarat dalam
spesifikasi ini.
Pencetakan Plat
Pencetakan plat beton pra cetak harus dikerjakan ditempat yang sudah dipilih
dengan persetujuan Direksi sebelumnya.
Plat harus dicetak diatas dasaran yang dipersiapkan khusus untuk itu, harus
diperhatikan pencegahan terjadinya perubahan bentuk dari cetakan selama dan
sesudah pengecoran. Disarankan agar lantai dasar benar-benar rata dan keras.
Bila plat dicetak diatas tanah asli permukannya harus dilapisi dengan plywood atau
dengan bahan lain untuk mendapatkan dasar yang rata dan air semen yang tidak
meresap ke dalam tanah.
Tempat percetakan harus ditutup dengan atap sementara, hingga plat yang baru
dicetak terlindung dari sinar matahari dan hujan. Perlindungan dari matahari dan
hujan tidak boleh di bawah pohon-pohon yang rindang.
Cetakan untuk membuat plat beton dapat berupa unit tunggal atau ganda dan dapat
dibuat dari kayu, plat besi atau bahan lainnya yang sesuai, dengan syarat cukup
kuat, rapat air dan tahan terhadap pengerjaan beton. Bila dipakai cetakan kayu
maka disarankan untuk melapisi bagian dalam dengan plat seng atau bahan
lainnya. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat dibuka dengan mudah
tanpa merusak sisi-sisinya dan sudut-sudut plat. Membuka cetakan dikerjakan
tanpa memukul waktu membuka harus dengan persetujuan Direksi, meskipun ini
tidak akan membebaskan pemborong dari kewajibannya untuk membuat plat beton
yang mutu dan bentuknya memenuhi standar.
Untuk tiap-tiap pencetakan plat harus ada jumlah cetakan yang cukup. Sesaat
sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari cetakan harus disapu/disemir
dengan minyak cetak yang disetujui Direksi. Pemakaian minyak diesel mineral atau
minyak mesin tidak diperkenankan.
Bila cetakan sudah dibuka, maka sisi dalam terutama sudut-sudutnya harus
dibersihkan kemudian diminyaki lagi untuk percetakan berikutnya.
Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan sebaik-baiknya, harus dijaga
agar beton dapat memenuhi ruang cetak seluruhnya. Permukaan atasnya kemudian
digosok sampai halus.
Plat kemudian ditaruh dalam suasana lembab dan dingin dengan ditutup goni
basah atau lainnya sampai cukup keras guna tindakan selanjutnya.
Plat kemudian disimpan di tempat yang teduh dan dirawat lebih lanjut untuk paling
sedikit 7 hari. Pemborong harus menjaga jangan sampai plat-plat itu terkena oleh
tanah atau menjadi kotor atau pecah.
Tumpukan tidak boleh lebih dari sepuluh plat agar yang bagian bawah tidak rusak.
Setelah selesai perawatan, maka plat diangkut ke lokasi pemasangan. Waktu
memuat dan membongkar plat tidak boleh dilemparkan tetapi harus dilakukan
dengan hati-hati. Plat ditimbun di atas tumpukan plat lama atau memakai ganjal
kayu agar tidak kotor sebelum dipasang.
Pemasangan Plat
Lapisan dasar harus dipadatkan, diratakan, dibersihkan dan dibasahi sebelum plat-
plat ditempatkan dalam posisi masing-masing bila permukaan dasarnya terlalu
dalam maka harus diurug terlebih dahulu dengan bahan yang sesuai dan
dipadatkan kembali sampai mendapat persetujuan Direksi.
Ditempat tertentu seperti tertera dalam gambar diperlukan lapisan lapis, ini harus
dikerjakan dengan dipadatkan sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi.
Bila ternyata diperlukan urugan pada dasar agar plat dapat dipasang sesuai dengan
batas-batas dan ketinggian yang ditetapkan, maka harus diurug dengan bahan yang
disetujui dan dipadatkan dengan alat yang sepadan sambil dibasahi sampai disetujui
Direksi.
Plat harus dipasang demikian hingga batas atas dan bawah menjadi simetris
sambungan harus selebar 2cm dan harus disiar dengan hati-hati dengan spesi 1 PC
: 2 Ps secara rata. Tebal siar sama dengan plat.
Sebelum disiar sambungan harus dibersihkan secara menyeluruh, dicuci dan disikat
dengan sikat baja. Permukaan yang sudah selesai harus dirawat selama paling
sedikit 7 hari dengan cara yang disetujui Direksi. Sesuai dengan ketentuan dalam
pasal D.3.4 maka bila diperlukan plat juga harus dipasang pipa-pipa peresapan.
LAMPIRAN SPESIFIKASI
Berikut ini adalah daftar dari B.S dan Standar C.P yang akan disediakan bersama-
sama dengan Standar lain yang disetujui atau memenuhi pasal A.1.3. Juga
perubahan-perubahannya akan disertakan sesuai dengan Buku Tahunan dari
British Standard tahun 1986.
Spesifikasi dan gambar standar pintu pengatur Air dari Direktorat Jenderal
Pengairan PU 1988
Standar Desain Irigasi, Criteria desain Vol KP-01 s/d KP 07, Desember 1986
Standar Desain Irigasi, Album Gambar BI-01 dan BI-02, Desember 1986
(a) Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7cm.
(a) Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 1.00m dan jarak patok satu
dengan patok lainnya maksimal 2,00m.
(b) Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20cm dan
bidang sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
(c) Penemuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan peil rencana, dan harus
disetujui oleh Direksi.
(d) Pemasangan bouwplank harus siku-siku (900).
Untuk mendapatkan keretakan (garis horisontal) bouwplank yang maksimal,
dapat menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti waterpass dan
theodolith.
Pekerjaan Tanah
(a) Tanah untuk lokasi bangunan harus diratakan lebih dahulu, dan dibersihkan
dari akar-akar pepohonan sampai yang sekecil-kecilnya harus digali;
kemudian dibuang/disingkirkan dari daerah di mana bangunan tersebut
akan dibangun.
(b) Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak
menyusahkan posisi bekerja bagi para pekerja dalam pekerjaan pemasangan
pondasi.
(c) Urugan kembali lobang pondasi dapat diambilkan dari tanah galian yang
sudah dibersihkan dari kotoran dan akar-akar, urugan ini dilaksanakan
berlapis-lapis setebal 20cm dan disiram air serta dipadatkan.
(d) Tanah sisanya dapat digunakan untuk meratakan halaman atau diangkut
keluar bila ternyata tanah tersebut kelebihan.
(e) Tanah untuk urugan tidak boleh diambil dari halaman pembangunan,
kecuali seizin Direksi.
(f) Kedalaman galian pondasi harus mencapai tanah keras dan sebelum pondasi
dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi.
(g) Tanah keras galian yang mengandung sampah humus tidak dibenarkan
untuk pekerjaan urugan.
Pekerjaan Pasangan
(a) Pondasi dibuat dari pasangan batu kali/belah atau batu gunung dengan
perekat campuran 1 PC : 3 Ps.
(b) Dinding dibuat dari pasangan batu bata kualitas 1 dengan perekat 1 PC : 4
Ps sebelum dipasang, batu bata direndam air lebih dahulu sampai jenuh.
(c) Sebelum pondasi batu kali/gunung dipasang, dasar lubang pondasi harus
dilapisi dengan pasir urug dan selanjutnya batu kosong, (sesuai gambar
kerja), lalu dipadatkan.
(d) Sebelum lubang pondasi diurug, pasangan pondasi harus
diplester/diberangkal terlebih dahulu dengan perekat campuran yang sama.
(e) Pasangan batu bata dari atas slof sampai di atas permukaan lantai setinggi
20cm harus memakai perekat campuran 1 PC : 2 Ps (tras raam) dan untuk
dinding tembok kamar mandi/WC setinggi 1,5m dari permukaan lantai.
(f) Pasangan batu bata maksimal setinggi 1,00m dan diakhiri dengan pasangan
bergigi.
(g) Pasangan batu bata diatas kosen pintu jendela yang lebarnya lebih dari
1,00m pemasangan dengan cara batu bata berdiri/rollaag dengan perekat
campuran 1 PC : 3 Ps.
Pekerjaan Plesteran
(a) Pasir pasangan yang akan dipakai untuk plesteran harus disaring dengan
kawat ayakan yang berlobang 4mm.
(b) Untuk pondasi yang lebih tinggi dari permukaan tanah harus diplester
dengan campuran tras raam dan dilicinkan dengan air semen.
(c) Plesteran dengan campuran (1 PC : 2 Ps), selain digunakan butir di atas juga
digunakan pada :
- Pasangan batu yang menggunakan campuran tras raam.
- Semua sudut tembok.
- Sponing-sponing tembok (keliling kozen).
(d) Plesteran dengan campuran 1 PC : 4 Ps digunakan pada pasangan batu bata
yang menggunakanperekat yang sama. Tebal plesteran rata-rata 1,5cm.
(e) Sebelum memulai plesteran, pasangan dinding tembok harus disiram dengan
air lebih dahulu sampai basah betul (jenuh).
(f) Plesteran harus rata dan dengan tegak lurus (tidak bergelombang).
(g) Setelah plesteran cukup kering, lalu diaci dengan campuran PC.
Pekerjaan Lantai/Ubin
Pekerjaan Kayu
1. Kosen
(a) Semua kosen pintu/jendela menggunakan kayu kelas 1 yang cukup kering,
berkualitet baik yang tidak pecah-pecah dan tidak berlubang-lubang akibat
dimakan organisme atau rayap.
(b) Ukuran kosen/pintu jendela disesuaikan dengan ukuran gambar kerja.
(c) Kosen-kosen dapat dibenarkan dibuat di luar tempat pekerjaan, asalkan
pengecatan dasarnya dilakukan pada tempat dimana kosen tersebut akan
dipasang (sebelum diberi cat dasar harus mendapat persetujuan Direksi)
(d) Sebelum dipasang/disetel, kosen-kosen harus dilengkapi dengan angker
dengan ketentuan untuk kosen pintu 6 (enam) buah kiri kanan.
(e) Besi angker ukuran diameter 12mm panjang 30cm dibengkok ujung 7cm
dan masuk ke dalam kosen minimal 4cm.
(f) Ujung sebelah bawah kosen pintu dipasang angker (duk) diameter 12mm
panjang 15cm. Semua kosen harus dikerjakan dengan rapi.
(g) Listplank menggunakan kayu kelas 1 (satu) ukuran 2/25cm. Penutup
listplank ukuran 2/12cm dan dilapisi dengan seng plat BJLS 0,35mm dan
dicat sesuai dengan warna listplank. Kayu/papan selain digunakan pada
listplank juga digunakan pada penutup samping bangunan parkir motor dan
bagian samping bangunan balai ulu-ulu.
2. Kuda-kuda Gording
3. Rangka Plafond/Eternit
4. Daun Pintu/Jendela
(a) Rangka daun pintu menggunakan kayu kelas I (satu) dengan kualitas baik,
cukup kering.
(b) Kayu yang cacat tidak dibenarkan untuk dipakai.
(c) Ukuran-ukuran sebagai berikut :
Ukuran bingkai : lebar 10cm dan tebal 3,5cm dan khusus untuk bingkai
pintu sebelah bawah, lebar 20cm.
Tebal papan panel 1,2cm.
Tebal papan jalusi 18mm.
(d) Untuk pintu selain pintu KM/WC, menggunakan teakwood luar
dalam/sebelah menyebelah dengan bingkai kayu.
(e) Jendela yang memakai nako harus dilengkapi dengan terali besi dan sebelum
dipasang harus diperlihatkan dahulu pada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan .
(f) Tebal kaca nako adalah 5mm (kaca bening). Semua kaca menggunakan kaca
tebal 5mm.
Pekerjaan Atap
(a) Semua bangunan rumah tinggal dan bangunan balai ulu-ulu bangunan
parkir motor menggunakan atap seng BWG 32 (seng bergelombang).
(b) Pemasangan atap seng harus rapi, dan sebelum dipasang satu permukaan
dicat dengan cat dasar besi dua kali jalan.
(c) Untuk karpus/bubungan atap dan jurai menggunakan seng plat BWG
25/BJLS 0,35mm.
(d) Untuk rumah tinggal penjaga pintu air yang diganti atapnya menggunakan
seng BWG 32, demikian pula seng yang bocor pada bangunan-bangunan
lainnya diganti seperti seng di atas.
Pekerjaan Talang
(a) Semua kayu kuda-kuda, gording dan rangka plafon harus di awetkan
dengan terkayu/residu minimal 2x atau sampai rata.
(b) Semua kayu yang kelihatan, termasuk papan jalusi bidang sebelah atas yang
akan dicat, harus dicat dasar. Setelah cat dasar didempul, kemudian
diamplas sampai sisa cat dasar dan dempul terpisah, kemudian diplamur lalu
dicat dasar, sudah dicat dasar diamplas sampai rata, kemudian dicat warna
3x jalan. Warna kemudian ditentukan oleh Direksi.
(c) Pengecatan pertama kali harus tipis/agak encer, kemudian kental pada
pengecatan kedua maupun terakhir.
(d) Bahan besi yang akan dicat harus dicat dasar terlebih dahulu dengan meni
besi minimal 2x, diamplas secukupnya kemudian dicat 3x.
(e) Semua dinding tembok baik luar maupun dalam ruangan harus dicat
dengan cat tembok, demikian pula plafond.
(f) Kualitas atau warna cat yang digunakan sebelumnya harus diperlihatkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
(g) Pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan rapi dan rata.
(h) List plafond dicat dengan cat kayu warna putih.
(i) Semua sambungan kayu sebelum dipasang harus dicat dasar terlebih dahulu.
(a) Semua daun pintu dan jendela harus dipasang dengan engsel kupu-kupu
merek ARCH kuningan. Untuk daun pintu dipasang sebanyak tiga buah dan
daun jendela dipasang dua buah.
(b) Kunci-kunci yang digunakan ialah merek UNION tipe A mengunci 2x putar.
(c) Sebelum dipasang harus diperlihatkan pada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
(d) Alat-alat gantung harus dikerjakan dengan rapi.
(a) Beton bertulang digunakan untuk sloof, kolom, ring balk, list plank/talang
bangunan-bangunan, sun screen bangunan balai penyuluhan ulu-ulu, meja
dapur menggunakan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
(b) Ukuran beton bertulang sesuai, dengan gambar kerja ialah : sloof 15 x
20cm, ring balk 15 x 20cm, kolom 15 x 15cm, 20 x 25cm, dan sun screen
10 x 55cm (disesuaikan dengan gambar).
(c) Ukuran besi yang digunakan adalah :
Besi untuk beugel (pembagi) = diameter 6mm
Besi untuk tulang pokok = diameter 12mm
Untuk konstruksi lainnya disesuaikan dengan gambar.
(d) Pelaksanaan beton bertulang harus sesuai dengan peraturan beton bertulang
(PBI-1971).
(e) Untuk campuran beton pengikat angker kosen dan dook adalah 1 PC : 2 Ps :
3 Kr.
(f) Beton kolom dipasang pada setiap sudut tembok dan pada bidang tembok
maksimal 10m2, sedangkan untuk beton ring balk dipasang pada akhir
pasangan tembok/dinding tembok sebelah atas dengan menggunakan
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Sedangkan untuk beton sloof dipasang di atas
semua pasangan pondasi.
Pekerjaan Listrik
1. Prosedur Pelaksanaan
(a) Pemborong wajib membuat gambar rencana instalasi listrik sesuai dengan
persyaratan PLN.
(b) Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar spesifikasi teknis yang
telah disetujui oleh Direksi.
(c) Teknis pelaksanaan harus sesuai dengan persyaratan PLN setempat.
(d) Pekerjaan instalasi listrik dinyatakan baik, setelah disetujui oleh Direksi.
2. Syarat-syarat Material
(a) Semua peralatan listrik yang akan digunakan harus dalam keadaan baru.
(b) Bila ternyata instalatur memasang material bekas maka pemborong harus
membongkar dan menggantikannya dengan yang baru.
3. Jenis Material
(a) Pemasangan instalasi pada tembok/beton harus ditanam dengan pipa plastik
dengan ukuran 5/6.
(b) Penggunaan kabel dengan memakai NJA 2,5mm dan setiap
peyambungannya dalam dos harus memakai isolasi lasdop.
(c) Penggunaan kabel dari plafond ke fifting (gantungan) harus memakai kabel
snor yang baru.
(d) Sakelar-sakelar seri, tunggal dan stop kontak
(e) Armatur-armatur yang dipakai voltasenya disesuaikan dengan aliran yang
ada.
(f) Di setiap rumah diharuskan memakai dua sekering.
Sanitasi
(a) Semua rumah tinggal penjaga pintu, kloset yang dipakai adalah kloset
jongkok dan kamar mandi yang dipasang adalah bak yang sudah jadi
(Cetakan beton yang ada dipasaran), apabila tidak ada menggunakan
pasangan batu bata campuran tras raam diplester licin dan terakhir dilicin
dengan semen warna.
(b) Pipa pembuangan kotoran dari kloset menggunakan pipa PVC dengan
diameter 10cm dengan ketebalan 5mm.
(c) Pada setiap rumah harus dibuat Septic Tank yang ukurannya sesuai dengan
gambar kerja, juga dibuat peresapannya.
(d) Disamping hal tersebut, juga dibuat sumur dengan pasangan batu merah
kualitas baik (pasangan setengah batu)
(e) Perekat pasangan batu merah ialah campuran trasraam (1:2).
(f) Sekitar sumur (sesuai dengan gambar) harus dipasang lantai floor dengan
campuran 1 PC : 2 Ps, dan bidang bagian dalam dari sumur harus dilicin
dengan air semen.
(g) Ketentuan kedalaman sumur adalah : air yang tetap dalam musim kemarau
setinggi 1,00m dari dasar sumur.
(h) Di bawah teritisan rumah tinggal dan balai ulu-ulu dibuat got (galian tanah)
dan disalurkan ke tempat yang lebih rendah di daerah sekitarnya.
7. QUALITY ASSURANCE KONTRAK