KMB Glaukoma
KMB Glaukoma
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Glaukoma adalah penyakit mata akibat adanya kerusakan pada saraf optik kemudian
diikuti dengan adanya gangguan penyempitan lapang pandang Kemenkes, 2015). Kondisi
tersebut diakibatkan karena tekanan pada bola mata meninggi yang disebabkan karena adanya
hambatan pengeluaran cairan bola mata. Kelainan mata yang terjadi pada glaukoma dapat
ditandai dengan adanya peningkatan tekanan pada bola mata, atrofi papil saraf optik, dan
menyempitnya lapang pandang. Penderita glaukoma akan terjadi kelemahan pada fungsi mata
yaitu dengan adanya cacat lapang pandang, kerusakan anatomi serta degenerasi saraf optik yang
akan berakhir pada kebutaan (Ilyas, 2015). Beberapa jenis glaukoma terjadi secara perlahan dan
tidak menunjukkan tanda gejala sehingga terlambat untuk diketahui dan berujung pada kebutaan
(Hamurwono et al, 2010).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Glaukoma?
2. Etiologi dan Faktor Resiko Glaukoma?
3. Patofiiologi Glaukoma?
4. Klasifikasi Glaukoma?
5. Manifestasi Klinis Glaukoma?
6. Pemeriksaan Penunjang?
7. Pencegahan Glaukoma?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Definisi Gloukoma
2. Untuk mengetahui Etiologi dan Faktor Resiko Gloukoma
3. Untuk mengetahui patofisiologi Gloukoma
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Gloukoma
5. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Gloukoma
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang
7. Untuk mengetahui Pencegahan Gloukoma
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit dari saraf utama penglihatan yang disebut dengan saraf optik.
Glaukoma ditandai dengan pola kerusakan progesif tertentu pada saraf optik yang umumnya
dimulai dengan hilangnya penglihatan samping (lapang pandang) (Debjit, 2012).
Menurut De-Gaulle.,et al (2016) glukoma didefinisikan sebagai neuropati dengan kerusakan
struktural dan kehilangan fungsional (kehilangan bidang visual). Glaukoma menyebabkan
cacat ireversibel di bidang visual dan menyebabkan kebutan total jika tidak di obati.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disampaikan bahwa glaukoma adalah kerusakan
system saraf pada bidang visual (saraf optic) dimulai dengan hilangnya penglihatan samping
(lapang pandang). Glaukoma menyebabkan kebutaan total jika tidak di obati.
B. Etiologi dan faktor resiko
Glaukoma dapat terjadi karena adanya peningkatan tekanan intraokuler yang diakibatkan
oleh gangguan produksi dan pengeluaran aquos humor (Vaughan et al, 2000). Peningkatan
tekanan intraokuler juga dapat terjadi karena adanya perubahan anatomi sebagai bentuk
gangguan mata. Trauma mata dan predisposisi faktor genetik (Tamsuri, 2012).
Berapa faktor resiko utama pada glukoma menurut Debjit (2012) yaitu:
a. Tekanan Intraokuler tinggi
b. Usia 50 atau lebih
c. Riwayat keluarga glaucoma
d. Kornea tipis, myopia tinggi (rabun jauh), cidera mata da pembedahan
e. Diabetes dan hipertensi
f. Sejarahh penggunaan steroid
g. Migrain, sakit kepala, sleep apnea
C. Patofisiologi
Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya apoptosis sel ganglion
retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta
berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran
cawan optik.Kerusakan saraf dapat dipengaruhi oleh peningkatan tekanan intraokuler.
Semakin tinggi tekanan intraokuler semakin besar kerusakan saraf pada bola mata. Pada bola
mata normal tekanan intraokuler memiliki kisaran 10-22 mmHg. 5Tekanan intraokuler pada
glaukoma sudut tertutup akut dapat mencapai 60-80 mmHg, sehingga dapat menimbulkan
kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai dengan edema kornea dan kerusakan nervus
optikus5,1
D. Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma dibagi menjadi glaucoma primer (glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut
tertutup), glaukoma sekunder dan glaukoma kongenital (Ilyas,2015).
a. Glaukoma Primer
Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak dapat diketahui penyebabnya, glaukoma
primer dibagi menjadi dua yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.
1. Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut terbuka adalah salah satu glukoma yang sering ditemukan Glaukoma
sudut terbuka tidak diketahui secara pasti penyebabnya, pada umumnya bersifat
diturunkan didalam keluarga. Tekanan pada bola mata terjadi secara perlahan dengan
disertai adanya penekanan pada saraf optic, sehingga penglihatan menurun secara
perlahan. Menurunnya penglihatan secara perlahan tidak disadari sehingga terlambat
diketahui dan berujung pada kebutuhan.