Laporan Kasus ATRESIA
Laporan Kasus ATRESIA
Atresia Ani
Oleh :
Pembimbing :
BANJARMASIN
Maret, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
kogenital pada laki-laki atau perempuan dimana rektum tidak mempunyai lubang
keluar, melibatkan anus, rektum distal serta saluran kemih dan genital. Anus tidak
ada, abnormal atau ektopik. Dalam istilah kedokteran atresia adalah keadaan tidak
adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kogenital.1
sebab sedikit keterlambatan akan memberikan kelainan yang lebih luas seperti
dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur, selain itu dapat
terjadi karena ada gangguan organogenesis dalam kandungan dan bisa juga
berkaitan dengan sindrom down. Atresia ani memiliki etiologi yang multifaktorial
salah satunya adalah komponen genetik dan lingkungan yang diturunkan secara
resesif autosomal.1
Manifestasi klinis diakibatkan adanya obstruksi dan adanya fistula. Obstruksi
akibatnya. Jika urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan
kearah traktus urinarius menyebkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya
pemeriksaan pertama setelah bayi lahir, yakni tidak ditemukan adanya lubang
pada anus yang ditunjukan kegagalan untuk mengeluarkan mekonium. Bayi akan
cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir, atau ditemukannya mekonium di
harus dilakukan kolostomi terlebih dahulu. Pena dan Defries pada tahun 1982
pemotongan fistel.1
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
A. Identitas Penderita
Umur : 20 jam
B. Rujukan : Buntok
3.2 Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien lahir 20 jam SMRS di rumah dengan bantuan bidan , bayi lahir cukup
bulan, dengan berat badan 3 kg. Saat lahir pasien langsunng menangis saat
dilahirkan. Saat hamil ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan USG da tidak
meconium dan saat diperiksa pasien tidak memiliki anus, kemudian pasien juga
b. Umur: 1 hari
c. Tanda vital
Suhu : 36,8’C
Respirasi : 46xmenit
SaO2 :-
e. Kepala/leher
Alis mata dan bulu mata hitam dan tidak mudah dicabut.
g. Toraks :
j. Abdomen :
Inspeksi : Datar.
Perkusi : Timpani
l. Genitalia : Laki-laki.
n. Anus : Tidak ada.
3.4 Pemeriksaan Penunjang
HASIL SATUAN
7/2/16 8/2/16 10/2/16
PEMERIKSAAN
(02:35) (21:38)
Hemoglobin 20,1 20,9 17,8 g/dL
Lekosit 17,1 13,8 9,9 rb/μL
Eritrosit 5,46 5,90 5,03 Juta/μL
Hematokrit 58,6% 64,9 52,9 Vol%
Trombosit 165 198 192 ribu/μL
RDW-CV 18,8 19,1 18,9 %
MCV 107,5 110,0 105,3 Fl
MCH 36,8 35,4 35,3 Pg
MCHC 34,3 32,2 33,6 %
Gran% 70,0 79,0 70,1 %
Limfosit % 22,8 35,4 19,6 %
MID% 7,2 32,2 10,3 %
Gran# 22,0 10,90 7,00 ribu/ul
Limfosit# 3,9 1,6 1,9 ribu/ul
MID# 1,2 1,3 1 ribu/ul
Hasil PT 44,2 22,4 58,1 Detik
INR 3,63 1,90 4,70
Control Normal PT 11,4 11,4 11,4
Hasil APTT 42,9 38,0 43,3 Detik
Control Normal 26,1 26,1 26,1
APTT
GDS 75 - - mg/dl
SGOT 58 - - U/l
SGPT 32 - - U/l
Natrium - - - mmol/l
Kalium - - - mmol/l
Chlorida - - - mmol/l
Albumin - - -
Bilirubin Total - 13,86 - mg/dl
Bilirubin Direk - 1,84 - mg/dl
Bilirubin Indirek - 12,00 - mg/dl
Hasil foto
Resume
Nama : By.Ny NA
Umur : 1hari
Uraian :
Pasien lahir 20 jam SMRS saat lahir pasien menangis dengan spontan
pemeriksaan lain.
Pemeriksaan Fisik :
Suhu : 36,8°C
Respirasi : 46xmenit
Panjang Badan : 47 cm
Kulit : Tidak pucat, kemerahan pada kuku-kuku ekstrimitas,
Kepala : Normal
Rambut : Normal
Mata : Normal
Hidung : Normal
Telinga : Normal
Mulut : Normal
Leher : Normal
Toraks : Normal
Abdomen : Normal
Ekstremitas : Normal
Genitalia : Normal
6. Diagnosa
Ateresia Ani
Obs TNRS
DC dan NGT
8. Follow up
480 cc/hari
inj ciproflozacin 2x
75
inj paracetamol
3x30mg
cc
T=38 inj ampicillin
2x150mg temporary
colstomy
inj gentamicin
15mg/36 jam
inj vit K
1x2gr/3jam
2x150mg temporary
colostomy
inj gentamicin
15mg/36 jam
inj vit K
1x2gr/3jam
demam (-)
inj ampicillin
2x150mg
inj gentamicin
15mg/36 jam
inj vit K
1x2gr/3jam
instruksi post op
awasi TV:
N/T/RR/nyeri
program Sp.A
dengan protocol
NICU
antrain 30 mg/6
rawat stoma
Gentamicin 13
mg/36 jam
VIT K 1x2mg
OMZ 1x1,8 mg
PCT 3x 28 mg
Rawat stroma
Gentamicin 13
mg/36 jam
VIT K 1x2mg
OMZ 1x1,8 mg
PCT 3x 28 mg
Rawat stroma
Gentamicin 13
mg/36 jam
VIT K 1x2mg
OMZ 1x1,8 mg
PCT 3x 28 mg
Rawat stroma
BAB III
PEMBAHASAN
Atresia adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan
normal atau organ tubular secara kongenital. Atresia ani adalah kelainan kogenital
tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis
rektum dan atresia rektum. Insiden pada laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan.2,7
Etiologi
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi
usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis yang terjadi antara
Klasifikasi
besar yaitu:3,8
kolostomi proteksif.
kemudian hari.
d) Fistula vestibular : cacat yang paling sering ditemukan pada
f) Fistula retrovagina : memiliki cacat yang sangat luar biasa. Hal ini
anatominya.
Tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adequate untuk jalan
keluar tinja : cacat ini mempunyai kerakteristik sama pada kedua jenis
Gejala yang menunjukkan terjadinya ateresia ani terjadi dalam waktu 24-
1. perut kembung
2. muntah
3. tidak bisa buang air besar
Penatalaksanaan
letak tinggi harus dilakukan kolostomi terlebih dahulu, kolostomi dapat dilakukan
bayi berusia 12 bulan dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk
pasang NGT
pemasangan iv line
Echocardiogram
2. Letak tinggi
3. Letak rendah
4. Bantuan laparoskopi
dengan PSARP
5. Stoma
Pada anamnesis didapatkan penderita tidak memiliki lubang anus dari lahir.
anomali yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Sebelumnya penderita memiliki
riwayat tidak keluarnya mekonium, perut pasien juga kembung pada hari setelah
lahir.5
biasanya dilakukan sebagai tahap pertama pada bayi baru lahir dengan atresia ani.5
biasanya ditemukan petunjuk yang paling penting tentang jenis malformasi pada
pasien. Hal ini penting untuk tidak langsung mengambil keputusan untuk tindakan
kolostomi sebelum 20-24 jam pertama kelahiran. Alasan untuk menunggu bahwa
KESIMPULAN
Telah dilaporkan bayi laki-laki berusia 1 hari yang dirawat di NICU
RSUD Ulin Banjarmasin dengan keluhan tidak mempunyai anus. Dari anamnesis
didapatkan bahwa bayi tidak mengeluarkan meconium, perut kembung dan tidak
memiliki anus. Pada pemeriksaan fisik ditemukan anus (-). Maka pasien
didiagnosis dengan MAR letak tinggi dan telah dilakukan temporary colostomi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson, G. Rosen, MD. Pediatric Imperforate Anus.
3. Behrman RE, Kliegman R, Jenson HB. Nelson Text Book Of Pediatrics 17th ed
Philadelphia: WB Saunders: 2004
6. Arnol G.coran. N, Scott adzick. Dkk. Pediatric Surgery Seven Edition. Vol
1;2012. Departement of Pedriatics Surgery. United States of America.