Anda di halaman 1dari 11

Halaqah 22 | Bab 02 Wujubul Islam –

Pembahasan Dalīl Kelima Hadīts Dari Abū


Hurairah
 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫حفظه هلل تعالى‬

 Kitāb Fadhlul Islām


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه ومن وله‬
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan
‫ قال رسول هللا ﷺ‬:‫وللبخاري عن أبي هريرة رضى هللا عنه قال‬
Di dalam shahih Bukhori dari Abu hurairah radiallāhu anhu beliau mengatakan Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda:
‫كل أمتي يدخلون الجنة إال من أبى‬
_Setiap umatku di akan masuk kedalam surga kecuali orang yang enggan diantara mereka_
Maka kaget dengan orang yang enggan tadi padahal surga di dalamnya adalah darunna’im
( di dalamnya adalah kenikmatan)
‫ وال خطر على قلب بشر‬،‫ وال أذن سمعت‬،‫فيه ما ال عين رأت‬
_Kenikmatan yang pernah kita lihat pernah kita dengar/ pernah terpetik dalam hati kita
maka kenikmatan disana jauh lebih besar daripada itu belum pernah dilihat oleh mata &
belum pernah didengar oleh telinga bahkan tidak pernah terpetik di dalam hati seseorang_.
Kenapa bisa ada orang yang tidak mau masuk kedalam surga tersebut,
‫ ومن يأبى؟‬:‫قيل‬
_Siapa yang enggan tersebut wahai Rasulullah_
‫ ومن عصاني فقد أبى‬،‫من أطاعني دخل الجنة‬:‫قال‬.
_barangsiapa yang taat kepadaku maka dia akan masuk kedalam, surga & barangsiapa yang
memaksiati diriku maka dialah orang yang enggan_
Man’atoani – ‫ – من أطاعني‬maksudnya adalah mentaati beliau ‫ ﷺ‬dan masuk
kedalam Islām karena beliau menyuruh kepada Islām, Islām yang mana? Islām yang dzhohir
dan juga bathin, bukan hanya sekedar Islām dzhohir bathinnya kufur tidak, dzhohir & batin
taat kepada Nabi ‫ﷺ‬.
Maka orang yang demikian – ‫ – دخل الجنة‬dia akan masuk kedalam Surga, menunjukan
bahwasanya Islām ini adalah sebab masuknya seseorang kedalam Surga.
Sebaliknya – ‫ – ومن عصاني‬orang yang memaksiati diriku artinya tidak mau masuk kedalam
Islām (dzhohir & bathin) – ‫ – فقد أبى‬maka dialah yang enggan masuk kedalam surga, jika
enggan masuk kedalam Surga maka tempat kembalinya di dalam Neraka.
Orang yang memaksiati Nabi ‫ ﷺ‬sehingga dia tidak Islām secara dzhohir dan
bathin maka dialah yang enggan masuk kedalam Surga artinya tempat kembalinya adalah di
dalam Neraka & tentunya menghindarkan diri dari Neraka ini adalah sebuah keharusan,
kalau itu sebuah keharusan maka itu masuk Islām adalah sebuah keharusan, supaya kita
terhindar dari azab di dalam Neraka.
Baik, – ‫ – كل أمتي‬bisa dua makna
❶ pertama ‫ كل أمتي‬umatku disini maksudnya adalah umat Islām, ‫ أمتو اإلجبه‬umat Islām
umatnya Nabi ‫ ﷺ‬maksudnya Umat Islām yang menjawab dakwah beliau – ‫يدخلون‬
‫ – الجنة‬maksudnya adalah semuanya akan masuk kedalam Surga diawal, kalau maksudnya –
‫ كل أمتي‬-maksudnya adalah umat beliau yaitu umat Islām yaitu umat beliau – ‫– يدخلون الجنة‬
maksudnya adalah masuk kedalam Surga diawal, ‫ إال من أبى‬kecuali yang tidak mau, artinya
tidak mau masuk kedalam surga diawal,
Siapa yang enggan masuk kesurga tersebut Ya Rasulullah – ‫من أطاعني دخل الجنة‬:‫ ومن يأبى قال‬:‫قيل‬-
orang yang benar² taat Islāmnya dzhohir dan bathin keikhlasannya yang luar biasa
dzhohirnya benar² mengikuti Nabi ‫ ﷺ‬benar² bertauhid, benar² mengikuti
sunnah – ‫دخل الجنة‬- maksudnya adalah masuk kedalam Surga diawal itu kalau memang dia –
‫ – أطاعني نبي ﷺ‬dengan sebenar²nya Islam dengan secara dzhohir dan bathin , –
‫ – ومن عصاني‬dan kalau dia memaksiati diriku, dia didalam agama Islām tetapi masih
melakukan kemaksiatan mengikuti syahwatnya melakukan perkara yang diharamkan
melakukan dosa besar – ‫ – فقد أبى‬maka sungguh dia telah enggan (maksudnya adalah
enggan untuk masuk kedalam Surga) diawal, sehingga dia ada kemungkinan kalau Allāh
‫ ﷻ‬tidak mengampuni maka dia akan dimasukkan kedalam Neraka terlebih dahulu, ini
makna yang pertama.
❷ Bisa juga diartikan – ‫ – كل أمتي‬ummat ad dakwah, karena umat beliau ada dua, ada umat
al ijabah, ada ummat ad Dakwah. Ummatul Ijazabah (dari kata Ijabah) yaitu menjawab –
menjawab dakwah beliau, setiap orang yang menjawab dakwah beliau artinya masuk
kedalam agama Islām karena dakwah beliau adalah Islām berarti kita termasuk umatul
Ijabah, adapun Umatul dakwah adalah setiap orang yang datang setelah diutusnya Nabi
‫ ﷺ‬baik dia muslim maupun kafir itu adalah umat beliau masuknya ummatul
dakwah mereka adalah target dakwah Nabi ‫ﷺ‬, masa² sebelum beliau maka ini
bukan target dakwah beliau tapi setelah beliau menjadi Nabi setiap manusia yang datang
setelah itu yang kafir yang musyrik yang ahlul kitab mereka semuanya adalah Umat beliau
maksudnya adalah Ummatul dakwah (umat yang ditargetkan dakwah ini untuk mereka).
Umat Islām selain mereka adalah Umatul Ijabah mereka juga umatu dakwah. Adapun ahlu
kitab yang sekarang tidak beriman dengan Nabi mereka adalah Umatu dakwah tetapi bukan
Umatu Ijabah.
Berarti Umatul Ijabah ini lebih sempit daripada umatu Dakwah. Setiap yang termasuk di
dalam Umatul Ijabah maka dia termasuk umatul dakwah, tetapi tidak setiap yang masuk
dalam Umatul dakwah kemudian dia adalah Umatul Ijabah.
Sekarang kalau diartikan
‫كل أمتي‬
Disini adalah Umatu Dakwah – ‫ – كل أمتي يدخلون الجنة إال من أبى‬setiap umatku (Umatu dakwah)
akan masuk kedalam Surga kecuali orang yang enggan saja.
Maksudnya disini bukan hanya menjadi orang yang pertama tapi disini adalah asalnya
memang setiap umatku (Umatu Dakwah) dia akan masuk kedalam surga kecuali orang yang
enggan
‫ ومن يأبى‬: ‫قيل‬
Siapa yang enggan untuk masuk kedalam surga
Karena ini sekedar bukan (diawal) tapi siapa yang enggan untuk masuk kedalam surga
‫ من أطاعني‬: ‫قال‬
Barangsiapa yang mentaatiku
Maksudnya adalah yang masuk kedalam agama Islām , orang yang masuk kedalam agama
Islam diantara Umatu dakwah tadi maka dialah yang – ‫– دخل الجنة‬
«‫ ال إله إال هللا دخل الجنة‬:‫»من قال‬
_Orang yang mengatakan – ‫ – ال إله إال هللا‬maka dia akan masuk kedalam surga_
‫ومن عصاني‬
Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku
Maksudnya tidak mau masuk kedalam agama Islām, di dakwahi
‫قول ال إله إال هللا‬
Dia yastakbirun maka dia bermaksiat kepada Nabi & tidak mau masuk kedalam agama
Islām
‫فقد أبى‬
Maka sungguh dia telah enggan.
Yaitu enggan untuk masuk kedalam Surga.
Maka hadits yang mulia ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori menunjukan tentang
keutamaan Islam & juga menunjukan kewajiban masuk kedalam agama Islām.
Jika dilihat dari babnya Babu wujubul Islām & Islām yang dimaksud adalah Islām yang bawa
oleh Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang menunjukan kewajiban disini adalah karena
orang yang sampai tidak dia masuk kedalam agama Islām yang dibawa oleh Nabi
‫ ﷺ‬maka dia akan masuk kedalam Neraka & wajib bagi kita untuk
menghindarkan diri dari Neraka dan untuk menghindarkan diri dari Neraka adalah dengan
masuk kedalam agama Islām yang dibawa oleh Nabi ‫ ﷺ‬dan ini menunjukan
tentang wajibnya mengikuti agama Islām yang dibawa oleh Nabi ‫ﷺ‬.
Baik ini kalau diartikan dengan Umatul Dakwah jelas sekali maknanya & hilaq mungkin saja
bisa juga di artikan dengan Umatul Ijabah.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai
bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
Halaqah 21 | Bab 02 Wujubul Islam –
Pembahasan Dalil Keempat Hadits Dari Ummul
Mukminin Aisyah Radhiyallāhu ‘anhā
 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫حفظه هلل تعالى‬

 Kitāb Fadhlul Islām


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه ومن وله‬
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Setelah beliau mendatangkan ayat yang menunjukan tentang wajibnya masuk kedalam
agama Islām, maka beliau mendatangkan dalil dari as Sunnah
‫وعن عائشة رضي هللا عنها أن رسول هللا ﷺ قال‬:
Dari Aisyah radiallāhu anha bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
‫من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬
Barangsiapa yang membuat perkara yang baru di dalam urusan kami (di dalam urusan
agama kami), Ahdath – ‫ – أحدث‬membuat sesuatu yang hadits/sesuatu yang baru di dalam
agama kami yaitu agama Islām, sekarang kita berbicara tentang wujub al-Islām, barangsiapa
membuat sesuatu yang baru di dalam agama kami – ‫ – ما ليس منه‬sesuatu yang bukan
termasuk Islām kalau misalnya ini adalah agama kemudian dia membuat sesuatu yang baru
bukan termasuk agama diluar jalan /Islām – ‫ – فهو رد‬maka sesuatu yang baru tersebut adalah
tertolak.
Kenapa demikian karena dia berada diluar Islām bukan termasuk agama Islām, kalau
demikian sama yang – ‫ – فال يقبل منه‬kalau kita berada diluar Islām menyebabkan amalan kita
tertolak melakukan sesuatu yang baru yang itu tidak diajarkan dalam Islām menyebabkan
amalan tertolak dan menghindarkan diri dari tertolak dari amal adalah sebuah kewajiban,
karena tertolaknya amal ini menyebabkan kerugian – ‫ – وهو في اآلخرة من الخاسرين‬berarti sama
dengan ayat yang dituliskan oleh mualif ini menunjukan tentang kewajiban mengikuti
agama Islām karena kalau kita membuat sesuatu yang baru diluar agama ini/ diluar yang
diajarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬maka amalan tersebut tertolak dan ini membawa
kerugian dan wajib bagi kita untuk mengindarkan diri dari kerugian.
Oleh karena itu wajib bagi kita untuk memeluk Islām dzhohir dan bathin, kita ikuti Islām
yang murni yang dibawa oleh Nabi ‫ ﷺ‬maka ini adalah sebuah kewajiban.
‫أخرجاه‬،
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhori & Muslim.
‫وفي لفظ‬:
Dan lafadz yang lain beliau ‫ ﷺ‬mengatakan
‫من عمل عمال ليس عليه أمرنا فهو رد‬.
Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan tidak ada diatasnya agama kami, amalan
tadi tidak dipayungi oleh agama Islām, bukan termasuk agama Islām tidak dipayungi Islām
bukan termasuk agama Islām artinya dia adalah sesuatu yang muhdats/baru karena tidak
ada diatasnya agama Islām ini – ‫ – فهو رد‬maka amalan tersebut adalah tertolak – ‫ – فهو‬disini
kembali kepada al amal,
‫من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬
juga demikian kembali kepada amalan
‫من عمل عمال ليس عليه أمرنا فهو رد‬
juga demikian kembali kepada amalan -‫ – فهو‬amalan – ‫ – رد‬disini adalah masdar ( ‫) رد يرد ردا‬
Terkadang masdar maknanya adalah maful – ‫ – رد‬maknanya adalah mardudun seperti
misalnya kitabun maknanya maktubun. – ‫ – فهو رد‬maksudnya adalah amalan tersebut
tertolak, kenapa tertolak karena dia diluar Islām – ‫ – ليس عليه أمرنا‬tidak di payungi oleh Islām
sehingga dia adalah amalan yang tertolak.
Ada yang membedakan – ‫ – من أحدث‬itu bagi orang yang pertama kali dia membuat bidah
adapun – ‫ – من عمل‬sekedar mengikuti saja, baik yang pertama kali yang membuat maupun
yang mengikuti sama akibatnya amalan yang diamalkan tersebut tidak diterima, bukan
hanya yang membuat pertama kali orang yang taklid terhadap dia mengikuti dia kemudian
mengamalkan amalan yang tidak di syariatkan juga tertolak.
Ini menunjukan bahwasanya kewajiban bagi dia haruslah yaitu untuk mengikuti Islām tanpa
membuat bidah² seperti ini & nanti akan kita perdalam lagi ternyata disini beliau (di dalam
kitab ini) kenapa disini disebutkan tentang Islām, Fadhlul Islām, Wujubul Islām, kalau kita
perhatikan beliau ingin menanamkan dalam diri kita pentingnya mengikuti sunnah dan
menjauhi bidah, jadi lebih di konsentrasikan di dalam kitab ini kepada syahadat yang kedua
yaitu syahadatu anna muhammadan rosulullah, akan disebutkan nanti tentang bahaya bidah
dan seterusnya, dengan kalimat Fadhlul Islām, keutamaan Islām yaitu keutamaan mengikuti
Islām yang murni yang bawa oleh Nabi ‫ﷺ‬.
Intinya ingin menyampaikan kepada kita tidak boleh kita melakukan bid’ah, nanti akan kita
lalui satu persatu bab² yang sebutkan oleh syaikh disini, beliau ingin sampai kepada perkara
yaitu mengajak kita untuk berpegang teguh kepada Sunnah & menjauhi bidah di dalam
kitab Fadhlul Islām ini.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai
bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya
Halaqah 23 | Bab 02 Wujubul Islam –
Pembahasan Dalil Keenam Hadīts Dari Ibnu
Abbās
 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫حفظه هلل تعالى‬

 Kitāb Fadhlul Islām


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه ومن وله‬
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan,
‫وفي الصحيح عن ابن عباس رضي هللا عنهما أن رسول هللا ﷺ قال‬:
Di dalam Shahih yaitu di dalam shahih Bukhori atau di dalam hadits yang shahih dari Ibnu
Abbas radiallāhu anhu, bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
‫أبغض الناس إلى هللا ثالثة‬:
Orang yang paling dimurkai/dibenci oleh Allāh ‫ ﷻ‬ada 3.
Yang Pertama:
‫ملحد في الحرم‬،
Orang yang menyimpang dan dia di dalam tanah Haram.
Mulhid artinya menyimpang dari kata lahdun, liang lahad, kenapa dinamakan liang lahad
karena dia liang lubang yang menyimpang, awalnya kebawah kemudian ada lubang kearah
kiblat dinamakan dengan liang Lahad.
Mulhid artinya adalah orang yang menyimpang. Menyimpang ditanah Haram, harusnya
orang yang berada ditanah Haram menjadi orang yang mustaqim, datang dari Indonesia ke
Mekkah atau ke Madinah biasanya orang ingin berubah/ bertobat/ mendekatkan diri
kepada Allāh ‫ﷻ‬.
Baik tinggal disana ataupun berziarah kesana rata² ditanya disana kalau ingin
bertaubat/berubah/ ingin baik / bertaqrub kepada Allāh ‫ﷻ‬, datang ke tanah Haram
harusnya adalah dalam keadaan istiqomah ini yang seharusnya dilakukan, ternyata tidak
ketika dia berada ditanah Haram dia justru Mulhid(menyimpang dari Istiqomah), melakukan
kemaksiatan, melihat sesuatu yang di haramkan atau merokok misalnya disana atau justru
disana di hotelnya melakukan ritual² yang bid’ah, melakukan kebid’ahan yang ada
dinegaranya dilakukan juga selama disana, ini termasuk – ‫– ملحد في الحرم‬
Harusnya disana dia semakin baik justru disana tetap melakukan perkara yang menyimpang
maka ini termasuk orang yang paling dibenci oleh Allāh ‫ﷻ‬.
Oleh sebab itu jika ke sana hendaklah selain tanah kita berubah dari tanah biasa menjadi
tanah haram maka amalan kita juga hendaklah berubah juga jangan kita samakan keadaan
kita selama disana dengan keadaan kita selama di Indonesia, disana sungguh² berdoa
menyibukan diri dengan membaca Al-Quran dia mendatangi Masjid Nabawi – Masjidil
Harom jika bisa shalat disana (shalat 5 waktu disana) menghadiri masjid Ilmu harus kita
bedakan antara keadaan diri kita disana dengan keadaan diri kita diluar Tanah Haram.
Yang Kedua:
‫ومبتغ في اإلسالم سنة جاهلية‬،
Dibenci /sangat dibenci oleh Allāh ‫ ﷻ‬adalah orang yang mencari di dalam Islām
sunnah Jahiliyyah.
Sudah diberikan hidayah oleh Allāh ‫ ﷻ‬Islām , Quran, Sunnah, Atsar para Shahabat, ini
nikmat yang besar bagi seseorang, tetapi orang ini tidak memanfaatkan nikmat & karunia
tadi dengan baik, padahal disana ada Nur/Cahaya disitu ada aturan yang kalau dia
berpegang teguh dengan Islām tadi, Quran & Sunnah dengan pemahaman para Shahabat
maka dia akan mendapatkan kebahagiaan, ternyata dia masih mencari sunnah jahiliyyah.
Yang dimaksud dengan Sunnah jahiliyyah : seluruh apa yang menyelisihi agama Rasulullāh
‫ﷺ‬, yaitu menyelisihi Islām maka itu dinamakan dengan sunnah Jahiliyyah.
Yang dimaksud dengan sunnah adalah jalan, kalau jalannya jalan² Nabi ‫ ﷺ‬maka
itu adalah Islām, yang menyelisihi jalan Nabi dinamakan dengan sunnah Jahiliyyah. Islām itu
adalah jalan Nabi ‫ﷺ‬
‫عليكم بسنتي عليكم في سبيلي و سنة إعلموا أن اإلسالم هوسنة و سنة هي اإلسالم‬
Maka Islām adalah jalan Nabi ‫ ﷺ‬, yang menyelisihi Islam dinamakan Sunnah
Jahiliyyah, bagaimana segi pendalilannya orang yang mencari sunnah jahiliyyah di dalam
Islām maka dia adalah termasuk dimurkai oleh Allāh ‫ & ﷻ‬wajib bagi kita untuk lari &
keluar dari apa yang dimurkai oleh Allāh ‫ﷻ‬, berarti wajib bagi kita untuk meninggalkan
sunnah Jahiliyyah & kalau wajib bagi kita meninggalkan sunnah jahiliyyah berarti wajib bagi
kita untuk masuk kedalam Islām yang dibawa oleh Nabi ‫ﷺ‬.
Jadi di dalam hadits ini Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan diantara yang paling dibenci
adalah orang yang masih mencari² Sunnah Jahiliyyah padahal dia sudah diberikan hidayah
kepada Islām, mungkin bilang tidak mantap, kalau tidak demikian tidak terasa, masih
mencari² sunnah Jahiliyyah ini termasuk orang sangat dibenci oleh Allāh ‫ & ﷻ‬lari dari
kemurkaan Allāh ‫ ﷻ‬adalah sebuah kewajiban berarti wajib bagi kita untuk masuk
kedalam agama Islām dan jangan kita mencari² sunnah Jahiliyyah.
Yang Ketiga:
‫ومطلب دم امرئ مسلم بغير حق ليهريق دمه رواه البخاري‬
Kalau tanpa muslimin – ‫ – ومطلب دم امرئ‬imri’in disini umum baik Muslim maupun kafir karena
diantara orang kafir juga ada yang diharamkan darahnya, bahkan diantara 4 jenis orang
kafir hanya 1 saja yang dihalalkan darahnya yaitu *Kafir yang Harbi* orang yang memang
memerangi kita di dalam agama kita adapun kafir yang Dzimmi, Musta’man, Mu’ahad, maka
3 golongan ini diharamkan untuk ditumpahkan darahnya, maka
‫ومطلب دم امرئ‬
Umum baik yang muslim atau yang kafir.
Muslim jelas diharamkan darahnya
َ ‫• َك ُحرْ َم ِة يَوْ ِم ُك ْم َه َذا ِفي‬،‫إنَّ ِدمَا َء ُك ْم وَ َأمْ وَ الَ ُك ْم حَ رَ ا ٌم عَ لَ ْي ُك ْم‬..
‫ ِفي بَلَ ِد ُك ْم َه َذا‬،‫ش ْه ِر ُك ْم َه َذا‬ ِ
Diharamkan bagi kita menumpahkan darah seorang muslim tanpa hak.
Demikian pula darah seorang kafir diantara 3 golongan tadi hukumnya juga termasuk
diharamkan tidak boleh menumpahkan darahnya
‫بغير حق ليهريق دمه‬
Dengan tujuan untuk menumpahkan darahnya
maksudnya disini adalah orang yang berusaha untuk membunuh orang tanpa hak maka ini
termasuk orang yang dibenci oleh Allāh ‫ﷻ‬.
Syahidnya disini adalah di dalam ucapan beliau
‫ومبتغ في اإلسالم‬
Dan Islām yang dimaksud adalah Islām dibawa oleh Nabi ‫ﷺ‬, mencari di dalam
agama Islām ini sunnah Jahiliyyah masih mencari² sunnah Jahiliyyah.
Hadits ini diriwayatkan oleh al Bukhori.
Kemudian beliau mendatangkan ucapan syaikhul Islam Ibn Taimiyyah sepertinya
mendatangkan secara makna (ini ucapan Syaikhul Islam di dalam Istigho ash Shirot al
mustaqim).
Berkata Syaikhul Islām ibn Taimiyyah semoga Allāh ‫ ﷻ‬mensucikan ruh beliau
(‫ سنة جاهلية‬:‫ قوله‬:‫يندرج فيها كل جاهلية مطلقة أو مقيدة )قال ابن تيمية‬،
Masuk di dalamnya setiap Jahiliyyah baik yang mutlak maupun yang terikat
‫أي في شخص دون شخص‬
Apa yang dimaksud dengan muqoyyadah terikat disini?
Terikat di dalam sebagian orang bukan sebagian yang lain.
‫كتابية أو وثنية أو غيرهما‬،
Baik sunnah Jahiliyyah tersebut adalah sunnah ahlul Kitab (kitabiyyah)atau sunnahnya
orang-orang Musyrik atau selain keduanya.
‫من كل مخالفة لما جاء به المرسلون‬.
Dari segala penyimpangan yang itu adalah penyimpangan terhadap apa yang dibawa oleh
para Rasul.
Jadi Jahiliyyah adalah setiap apa yang menyelisihi apa yang dibawa oleh para Rasul.
Halaqah 24 | Bab 02 Wujubul Islam –
Pembahasan Dalil Ketujuh Atsar Dari
Hudzaifah
 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A ‫حفظه هلل تعالى‬

 Kitāb Fadhlul Islām


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه ومن وله‬
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan,
‫وفي الصحيح عن ُح َذ ْي َف َة رضي هللا عنه قال‬:
Dari Hudzaifah semoga Allāh ‫ ﷻ‬meridhoinya, beliau mengatakan
“‫ َف ِإنْ َأخَ ْذتُ ْم يَ ِمينًا وَ ِشمَاالً َل َق ْد ضَ لَ ْلتُ ْم ضَ الَالً بَ ِعيدًا‬،‫س ْبقًا بَ ِعيدًا‬
َ ‫ستَ ِقيمُوا َف َق ْد س ُِب ْقتُ ْم‬
ْ ‫شرَ ا ْلقُرَّ ا ِء ا‬َ ‫”يَا َم ْع‬
Wahai (semuanya) – ‫ – القراء‬jama dari Qori (orang² yang mengilmui Al-Quran /menyibukan
dirinya dengan Al-Quran/mengamalkan Isinya (ini perngertian – ‫ – القراء‬di zaman dahulu)).
Adapun dizaman sekarang maka setiap orang yang dzhohirnya menyibukan diri dengan Al-
Quran, kemahiran di dalam Al-Quran meskipun dia tidak mengamalkan atau jauh
amalannya dari Al-Quran maka maka dinamakan dengan Qori, dilihat adalah fasihnya dia di
dalam membaca Al-Quran meskipun jauh antara amalannya dengan sunnah Nabi
‫ ﷺ‬maka dinamakan dengan – ‫ القراء‬-.
Berarti disini (Qura) orang² yang shaleh, orang² yang benar² mengamalkan Islam mengilmui
dan dia mengamalkan Islām itulah (Qura).
Hudzaifah ingin menasehati mereka dengan mengatakan – ‫ – استقيموا‬hendaklah kalian terus
istiqomah (lurus) di dalam jalan kalian ini, kalian sebagai seorang Qura mengilmui & juga
mengamalkan terus istiqomalah dalam keadaan seperti itu terus menuntut ilmu & terus
mengamalkan apa yang kalian ilmui, artinya istiqomalah diatas Islām karena Qura adalah
orang² yang melaksanakan Islām & juga mengilmui Islām, istiqomalah diatas Islām ini.
َ ‫َف َق ْد س ُِب ْقتُ ْم‬
‫س ْبقًا بَ ِعيدًا‬
Apabila kalian istiqomah maka sungguh kalian telah mendahului dengan pendahuluan yang
sangat jauh.
Jika kalian (para Qura’) mereka terus istiqomah berjalan diatas Ilmu dan diatas amalan maka
mereka akan terus melesat kedepan – ‫س ْبقًا بَ ِعيدًا‬ َ – dengan pendahuluan yang sangat jauh,
terus mereka lurus diatas jalan yang lurus ini maka mereka terus akan berada didepan dan
orang² akan berada dibelakang, jika mereka istiqomah terus diatas jalan yang lurus ini
sehingga nanti mereka yang cepat sampai kepada tujuan, tapi kalau orang² yang istiqomah
tadi
ً‫َف ِإنْ َأخَ ْذتُ ْم يَ ِمينًا وَ ِشمَاال‬
Kalau dia lebih memilih kekanan atau dia lebih memilih kekiri
‫لَ َق ْد ضَ لَ ْلتُ ْم ضَ الَالً بَ ِعيدًا‬
_Maka sungguh kalian akan tersesat dengan kesesatan yang nyata_
Kalau dia sesatnya memilihnya memilih jalan yang lain, padahal dia diatas jalan Ilmu, sudah
tahu ilmunya (seorang Qori sudah tau ilmunya sudah tahu kebenaran) tapi dia memilih
kekanan dan juga kekiri , maka ini melesatnya yang sangat jauh.
Berbeda orang yang menyimpang dan dia diatas kebodohan dia, dengan dia yang sudah
tahu kemudian dia menyimpang maka ini sangat jauh penyimpangannya. Kalau misalnya
orang² yang istiqomah tadi melenceng dari jalan lurus ini maka mereka akan tersesat
dengan sesat yang jauh dan orang² yang dibelakang mereka akan segera menyusul, ini
kalau mereka melenceng tapi kalau dia lurus istiqomah maka dia akan melesat kedepan
dengan jarak yang sangat jauh.
Berarti Istiqomah disini (ucapan Hudzaifah) adalah istiqomah diatas Islām karena Qura
adalah orang yang mengilmui Al-Quran dan mengamalkan Al-Quran, & Al-Quran adalah
sumber Islām. Mengilmui Al-Quran & juga mengamalkannya berarti dia istiqomah diatas
Islām itu sendiri.
Apa akibatnya?
Akibatnya adalah akan terus maju kedepan dan dia akan melesat kedepan dengan sebab
dia istiqomah tapi kalau sampai dia menyimpang yaitu keluar dari Islām /jalan yang lurus,
maka sungguh kalian telah tersesat dengan kesesatan yang jauh & tentunya
menghindarkan diri dari sebuah kesesatan adalah sebuah kewajiban, berarti berpegang
teguh dengan Islām yang dibawa oleh Nabi ‫ ﷺ‬adalah sebuah kewajiban karena
dialah yang dengan sebabnya terhindar kita dari kesesatan dengan kita terus berpegang
teguh dengan Islām ini maka kita akan terhindar dari kesesatan.
Menunjukan bahwasanya masuk Islām & berpegang teguh dengan Islām yang dibawa oleh
Nabi ‫ ﷺ‬ini adalah sebuah kewajiban sehingga didatangkan disini ucapan
Hudzaifah yang diriwayatkan oleh al Imam Bukhori di dalam bab Wujubul Islām.
Beliau mengatakan,
‫ فذكره‬:‫ فيقف على الحلق فيقول‬،‫وعن محمد بن وضاح أنه كان يدخل المسجد‬،
Beliau maksudnya (‫ )عن محمد‬kalau di dalam shahih Bukhori tadi langsung disebutkan ucapan
Hudzaifah tapi di dalam kitab Muhammad bin Wadho yang berjudul al Bida wan Nahyu
anha disitu juga disebutkan oleh Muhammad bin Wadho dengan sanadnya tapi ada
tambahan
‫ فيقف على الحلق‬،‫قال كان خذيفة يدخل المسجد‬
Disebutkan dalam riwayat Ibn Wadho disini bahwasanya Hudzaifah dimana beliau
mengucapakan – ‫ – يا معشر القراء‬beliau masuk kedalam masjid kemudian beliau berdiri
didepan khilaq (jama dari khalaqo) jadi disana ada Qura yang sedang mempelajari Quran di
dalam halaqoh². Dinamakan Khilaq karena mereka melingkar.
‫فيقول يا معشر القراء‬
Kemudian beliau menasehati mereka dan mengatakan – ‫ – يا معشر القراء‬ini tentang
menunjukan – ‫ – حرص‬/semangat para shahabat yang diantaranya adalah Hudzaifah untuk
menasehati mereka para Tholabul Ilm. Masuk ketika melihat ada thulabul Ilm mereka
sedang mempelajari Al-Quran beliau naehati, yakin kalian dalam kebaikan kalau kalian terus
seperti ini sungguh kalian akan melesat kedepan, tapi jika kalian menyimpang karena
mereka (penuntut Ilmu) orang² yang menisbatkan kepada ilmu dilihat oleh orang, maka
beliau mewanti² mereka jangan sampai kalian menyimpang dari jalan yang lurus, jika
sampai menyimpang & kalian menyimpang diatas ilmu ini perkara nya besar dibelakang
kalian ada orang² yang melihat kalian & mengikuti setiap apa yang kalian lakukan,
ucapan/prilaku kalian diperhatikan jadi kalau sampai kita menyimpang maka ketahuilah
dibelakang banyak orang yang mereka akan mencontoh.
Kemudian – ‫ فذكره‬:‫ – فيقول‬maksudnya mengatakan – ‫يا معشر القراء‬.
Halaqah 25 | Bab 02 Wujubul Islam –
Pembahasan Dalīl Kedelapan Atsar Dari Ibnu
Mas’ud Radhiyallohu ‘Anhu
 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

 Kitāb Fadhlul Islām


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه ومن وله‬
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan,
‫وقال أنبأنا ابن عيينة‬
Dan berkata Muhammad Ibnu Wodha di dalam kitab al Bida wa nahyi anha
‫ قال عبد هللا يعني ابن مسعود‬:‫أنبأنا ابن عيينة عن مجالد عن الشعبي عن مسروق قال‬
Dengan sanad ini berkata Abdullāh (yakni Ibnu Mas’ud)
ُ‫ ولكن َذ َهاب‬،‫أمير‬
ٍ ْ‫ وال َأمِيرٌ خَ يْرٌ مِن‬،‫ وال عَ ا ٌم َأخْ صَ بُ مِنْ عَ ٍام‬،‫ ال َأ ُقول عا ٌم َأمْ طَرُ مِنْ عَ ٍام‬،ُ‫شرٌّ ِم ْنه‬ َ ‫لَيْسَ عا ٌم إالّ والَّذي بَ ْع َد ُه‬
ُ
‫ُث أ ْقوَ ا ٌم يَ ِقيسُونَ األمُورَ بآرَ ا ِئ ِهم َفيُ ْه َد ُم اإلسْال ُم وَ يُ ْثلَ ُم‬ َ
ِ ‫عُ لَما ِئ ُكم و ِخي‬. .
ُ ‫َار ُكم ثُ َّم يَحْ د‬
Tidak tahun kecuali yang setelahnya itu lebih jelek daripada tahun tersebut; semakin kesana
itu zaman (keadaan) semakin parah.
Dan ucapan Abdullāh Ibnu Mas’ud ini berdasarkan apa yang beliau dengar dari Nabi
‫ﷺ‬, karena di dalam sebuah hadits juga pernah diucapkan oleh Nabi
‫ ﷺ‬yang demikian (HR Imam Ath Tirmidzi)
‫شرٌّ ِم ْن ُه‬َ ‫ما من عام إالّ الَّذي بَ ْع َد ُه‬،
Dan ini adalah perkara yang ghoib & tidak mungkin perkara yang ghaib diketahui oleh
Abdullāh bin Mas’ud, pasti beliau mendengarnya dari Nabi ‫ﷺ‬.
Kemudian yang setelahnya beliau menjelaskan disini,
‫ال أقول عام أمطر من عام‬
Aku tidak mengatakan bahwasanya tahun ini lebih subur daripada tahun depan
‫وال أمير خير من أمير‬
Dan bukan maksudku Amir (pemimpin) sekarang lebih baik daripada pemimpin yang akan
datang.
Ini bukan masalah dunia yang disebutkan – ٌّ‫شر‬ َ – disini mungkin secara duniawi tahun depan
lebih baik dari tahun sekarang, tahun depan lebih maju tekhnologinya daripada tahun ini,
bukan itu yang beliau inginkan bukan masalah pemimpin bukan masalah kesuburan tanah
mungkin masalah kesuburan tanah tahun depan lebih subur atau pemimpin tahun depan
lebih baik daripada tahun ini (bukan itu yang beliau maksudkan) maksud beliau adalah dari
sisi agama
‫لكن ذهاب علمائكم وخياركم‬،
Bagaimana semakin jelek, karena ulama akan segera pergi, satu persatu ulama dengan ilmu
yang dimiliki dia akan meninggal dunia – ‫ وخياركم‬-dan orang² yang menjadi pilihan diantara
kalian orang² baik diantara kalian juga akan meninggal dunia. Inilah yang menjadikan tahun
setelahnya lebih jelek, tahun sebelumnya ketika masih ada syaikh Fulan, Ulama fulan,
perasaan indah dunia terasa bercahaya terang benderang, ketika kita tidak tahu kita
bertanya tapi ketika beliau sudah meninggal dunia maka perkaranya lain, terasa lebih gelap.
Demikian pula – ‫ – خيار‬yaitu orang² yang sholeh ini juga menjadi perhiasan dunia. Jadi
perhiasan dunia adalah para ulama dan juga orang² sholeh, para ulama & ahli ibadah
sebagaimana perhiasan langit adalah bintang² & juga bulan, Nabi ‫ﷺ‬
mengatakan
ِ ‫َاب ِد َك َفضْ ِل ال َقم َِر لَ ْيلَ َة البَد ِْر عَ لَى سَا ِئ ِر ال َكوَ ا ِك‬
‫ب‬ ِ ‫َفضْ ل العَا ِل ِم عَ لَى الع‬
Alim dan juga abid ini adalah perhiasan dunia, Qomar dan Sairul kawakib ini juga perhiasan
langit.
Kemudian,
‫ثم يحدث أقوام‬
Kalau mereka sudah meninggal dunia (orang yang shaleh, para Ulama meninggal dunia)
maka datanglah kaum² yang mereka mengqiyaskan perkara² dengan ro’yu mereka, jadi
tidak kembali kepada ulama(karena sudah meninggal) tapi mereka berbicara mengqiyaskan
perkara dengan ra’yu² mereka, dengan hanya sekedar pendapat² mereka, tidak berdasarkan
ilmu karena mereka bukan ulama,
‫فيهدم اإلسالم ويثلم‬
Sehingga Islām menjadi hancur – ‫ ويثلم‬-dan dia menjadi bocor, Yutslam artinya ada
kholalnya/kebocorannya disebabkan oleh orang² ini yaitu orang² yang mengqiyaskan
perkara² dengan ro’yu² mereka yaitu Ulama Usu (yang mereka diulamakan oleh sebagian
orang kemudian ditanya kemudian menjawab tanpa ilmu sehingga mereka sesat,dan juga
menyesatkan orang lain).
Ini yang menjadikan Islām mundur dan menjadi Islām ini ada kholalnya/kebocorannya.
Bagaimana kita menanggulangi ini semua, caranya masing² dari kita harus berpegang teguh
dengan Islām, kalau masing² dari kita meskipun para Ulama kita meninggal dunia &
bermunculan orang² yang diulamakan kemudian mereka berbicara dengan hawa nafsunya
kalau kita masing² kokoh dengan keIslāman kita, menuntut Ilmu, mengamalkan ilmu,
mengamalkan Islām, maka ini diharapkan menjadi sebuah cara untuk menanggulangi dan
menghadapi orang² yang Yaqisun al Umuro, ini maksud beliau, oleh karena itu ucapan
Abdullah bin Masud ini juga menjadi dorongan bagi kita untuk berpegang teguh dengan
Islām karena setiap tahun itu akan datang tahun yang lebih jelek dari sisi agamanya maka
cara kita untuk menanggulanginya, menghadapi orang² yang berfatwa tanpa Ilmu, orang²
yang merusak agama ini dengan fatwa² mereka dan juga ra’yu² adalah dengan cara kita
kembali Islām yang murni yang dibawa oleh Nabi ‫ ﷺ‬dan ini menunjukan
tentang kewajiban kembali kepada Islām yang dibawa oleh Nabi ‫ ﷺ‬sehingga
dimaksudkan ucapan Abdullāh ibn Masud ini di dalam Bab Wujubi al Islām.

Anda mungkin juga menyukai