Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yogi aditya

NPM : 1319500014

1). a. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered. Artinya,
pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated
instruction). Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik.
Pembelajaran inovatif biasanya berlandaskan paradigma konstruktivistik membantu siswa untuk
menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru. Melihat peran
yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan.
b. 1. Perkiraan yang tidak tepat mengenai inovasi
2. Konflik dan motivasi
3. Lemahnya berbagai faktor penunjang inovasi
4. Keuangan (financial) yang tidak terpenuhi
5. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi
6. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi

2). a.Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan
kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Menurut Ahmad Dahlan,
pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi
pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta
bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
b. Pengembangan dari pemikiran beliau,
Dimana peserta didik dituntut lebih kreatif serta inovatif agar melihat luasnya sumber informasi
berbagai penjuru yg dapat di kembangakan sebagai media pembelajaran

3). a. STEAM sendiri merupakan akronim Science, Technology, Engineering, Arts, and Math.
Jika dipersingkat, metode STEAM merancang kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan
dunia nyata. Salah satu sekolah yang menerapkan metode ini adalah Sampoerna Academy.
b. perencanaan pembelajaran Abad 21 yaitu pembelajaran berbasis STEAM (Science,
Technology, Engineering, Art and Mathematic). Perencanaan pembelajaran merupakan
rancangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan bermain untuk memfasilitasi anak dalam
proses belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus mengacu pada karakteristik ( usia,
sosial budaya, dan kebutuhan individu). Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang
mengintegrasikan kemampuan kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
penguasaan terhadap teknologi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi lapangan dan reflektif jurnal.
Perencanaan menjadi bagian terpenting dalam sebuah proses pembelajaran , yang lebih
menitikberatkan pada 4C
( Communication, Collaborative, Creatical Thinking, and Creativity). Pembelajaran berbasis
STEAM (Science, Technology, Engineering, Art and Mathematic) ini akan membantu melatih
anak untuk mampu menganalisa permasalahan-permasalahan yang ada dengan menggunakan
berbagai pendekatan, baik sains, teknologi, teknik, seni maupun matematika sehingga menjadi
sebuah strategi untuk mempertahankan keberlangsungan hidup agar tetap mampu bertahan
pada zaman yang serba cepat pada saat ini.

4). a. Inquiry-Based Learning atau sering disingkat dengan IBL adalah proses pembelajaran
yang dirancang sesuai dengan kemampuan awal atau rasa penasaran siswa. Pembelajaran ini
berbasis inquiry atau pertanyaan, dimana pembelajaran dirancang sesuai dengan pertanyaan
atau ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran.
b. 1.Mengidentifikasi kebutuhan siswa
2.Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari
3.Seleksi bagian materi yang akan dipelajari
4.Menentukan peran yang harus dilakukan masing-masing siswa
5 Melakukan penjagaan terhadap kemampuan awal siswa terkait materi yang akan diberikan
6.Mempersiapkan kelas
7.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan
penganalisisan data yang ditemukan dalam rangka menemukan hal baru dalam pembelajaran
8.Melakukan tindakan penguatan

5). a. (1) Menggunakan TIK untuk menilai peserta didik. Contoh Saudara menggunakan
Microsoft excel untuk mengolah nilai, menggunakan kuis online untuk menilai partisipasi
peserta didik, menggunakan grup chatting untuk memahami cara berkomunikasi melalui
medsos dan sebagainya.
(2) Menggunakan TIK untuk memahami materi pembelajaran. Contohnya mengemas materi
abstrak ke dalam animasi video, mensimulasikan prinsip kerja mesin menggunakan animasi,
memberikan rujukan tautan untuk belajar lebih lanjut dan sebagainya.
(3) Mengintegrasikan TIK untuk memahami peserta didik. Contohnya meminta peserta didik
memvisualisasikan idenya menggunakan corel draw, menggunakan whatsapp atau email untuk
menampung keluhan peserta didik, menyediakan forum konsultasi secara online dan
sebagainya
(4) Mengintegrasikan TIK dalam rancangan kurikulum termasuk kebijakan. Contohnya
melibatkan guru dalam pengembangan sumber belajar digital, diskusi rutin pengembangan
konten digital, memasukkan program peningkatan melek TIK bagi guru dan sebagainya
(5) Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan data. Contohnya menggunakan TIK untuk
menyajikan data akademik, data induk peserta didik, data mutasi peserta didik, membuat grafik
dan sebagainya
(6) Mengintegrasikan TIK dalam strategi pembelajaran. Contohnya mengembangkan
pembelajaran berbasis web, mengelola forum diskusi online, melaksanakan teleconference,
menggunakan video pembelajaran untuk memotivasi peserta didik dan sebagainya.
(7) Menerapkan TIK untuk pengelolaan pembelajaran. Contohnya menggunakan TIk untuk
presensi online, memasukkan dan mengolah nilai peserta didik, menggunakan sistem informasi
akademik dan sebagainya.
(8) Mengintegrasikan TIK dalam konteks mengajar. Contohnya menyediakan pilihan
pembelajaran berbasis online, menciptakan lingkungan pembelajaran
b. implementasi pembelajaran problem solving berbasis HOTS untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan
penelitian model Hopkins yang diawali dengan tindakan pendahuluan kemudian dilanjutkan
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. pembelajaran, instrumen telaah sistem
penilaian, serta tes kemampuan
berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran problem solving
berbasis HOTS dengan strategi dan metode
pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siswa. Penggunaan berbagai
sumber informasi dalam pembelajaran seperti internet, lingkungan, dan
buku dengan peran guru sebagai fasilitator mampu mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.

Anda mungkin juga menyukai