Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI (Studi Kasus di Bank Sultra)


Oleh :

Andi Nur Muriati Husin


Economics and Business Faculty Economics and Business Faculty
Halo Oleo University Halo Oleo University
@gmail.com
Ika Mayasari
Economics and Business Faculty
Halo Oleo University

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis; pengaruh peran auditor
internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi Bank Sultra. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh populasi yakni auditor yang bekerja
di Bank Sultra yang aktif melakukan audit yaitu 39 orang auditor (total sampling). Alat analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda menggunakan skala
likert. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran auditor internal berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, artinya semakin baik peran auditor internal maka
semakin tinggi efektivitas sistem informasi akuntansi.
Kata kunci : Peran Auditor Internal dan Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi.

ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
Saat ini teknologi informasi menjadi sangat penting bagi perusahaan, instansi maupun
organisasi dengan memberikan kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif dan menawarkan kelengkapan untuk meningkatkan produktifitas, dan akan
memberikan keuntungan lebih banyak lagi di masa mendatang. Kita telah mengetahui bahwa
informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem
informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Dengan kata lain,
informasi yang handal akan dapat diperoleh melalui hasil audit internal yang dilakukan oleh para
pemeriksa atau pengawas internal dalam perusahaan, karena lewat hasil audit internal tersebut di
harapkan akan dapat meningkatkan reliabilitas informasi tentang ” keadaan” dalam unit-unit
yang diawasinya.
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah system data dan transaksi guna menghasilkan
informasi yang bermanfaat untuk merencanakan , mengendalikan dan mengoperasikan bisinis.
Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa
sistemi nformasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan apakah sistemi nformasi akuntansi
tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan
perusahaan.
Salah satu upaya yang dilakukan auditor internal dalam memeriksa sistem
informasi akuntansi adalah dengan melihat apakah sistem informasi akuntansi yang
dijalankan perusahaan sudah akurat, maksudnya adalah sejauh mana sistem informasi itu
bebas dari kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. Secara ideal semua sistem informasi
akuntansi yang dihasilkan harus seakurat mungkin. Selain itu auditor internal harus
melihat apakah sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan sudah
relevan, maksudnya adalah sistem informasi akuntansi harus dapat menambah
pengetahuan ataunilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi
ketidakpastian, menaikkan kemampuan untuk memprediksi, menegaskan atau
membenarkan ekspektasi semula
Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi
akuntansi yang dijalankan suatu perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Karena eksisnya
sebuah perusahaan juga dipengaruhi oleh sistem informasi akuntansi yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Hal ini membantu kebijakan manajemen dalam
merencanakan program sehingga kegiatan operasional dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Efektivitas sistem informasi akuntansi menjadi salah satu hal yang penting bagi setiap
perusahaan, tidak terkecuali pada industri perbankan maupun badan usaha milik daerah.
Sistem informasi akuntansi yang efisien dan efektif khususnya dalam menyajikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen maupun berbagai pihak diluar
perusahaan menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan. Informasi memang menjadi penentu
dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan peran audit internal
dalam memeriksa apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
sudah dijalankan secara efisien dan efektif.
Sistem Informasi Akutansi merupakan sistem yang digunakan oleh Bank Sultra guna
efisiensi dan efektivitas dalam pembuatan laporan. Bank Sultra sebagai Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang perbankan umum adalah Bank terbesar di Sulawesi
Tenggara milik daerah yang akan memberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerah dalam
pembangunan ekonomi regional serta mensejahterakan masyarakat Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, Bank Sultra memiliki total aset Rp. 11.632
triliun, jumlah pegawai 984 orang, dan jumlah kantor sebanyak 230 yang tersebar di daerah
Sulawesi Tenggara, serta adanya dana pihak ketiga yang harus dikelola. Sehingga dibutuhkan
peran auditor Internal dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang digunakan sebagai alat
teknologi dalam membuat laporan. Permasalahan yang muncul adalah dari total aset yang
begitu besar, jumlah pegawai yang banyak, serta kantor cabang yang tersebar di Sulawesi
Tenggara terus meningkat. Sedangkan jumlah auditor Internal yang tersedia hanya 20 auditor
sehingga memerlukan sistem informasi akuntansi yang efisien dan efektif dalam menghasilkan
informasi.
Permasalahan selanjutnya adalah Indikator yang mempengaruhi kinerja dari sistem
informasi akuntansi di Bank Sultra yang harus benar-benar diperhatikan. Kualitas sumber daya
manusia sebagai pengguna sistem informasi akuntansi yang minim, penguasaan teknologi
khususnya dalam menjalankan sistem sehingga menghasilkan informasi yang akurat. Selain itu,
terkait dengan pencapaian tujuan menyeluruh yakni kurangnya kontrol dan pengawasan untuk
menilai dan apakah sistem informasi akuntansi sudah berjalan baik. Sehingga diperlukan tingkat
atas yang menguasai dan ahli dalam bidang akuntansi maupun sistem informasi akuntansi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran auditor internal terhadap efektivitas sistem
informasi akuntansi.

II. TEORI DAN HIPOTESIS


Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem data dan transaksi guna menghasilkan
informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisinis.
Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa
sistem informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan apakah sistem informasi akuntansi
tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan
perusahaan. Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi
akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah cukup baik atau tidak, karena apabila perusahaan
ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan
sistem informasi yang tepat karena sistem informasi yang tepat akan membantu kebijakan
manajemen merencanakan program dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga
dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Indikator yang digunakan untuk
mengukur peran auditor internal adalah diambil dari standart kode etik auditor internal oleh
Boyton et. al., (2001) :
1. Integritas (Integrity)
Integritas audit internal membentuk kepercayaan dan karenanya memberikan dasar untuk
mengandalkan pertimbangan mereka
2. Objektivitas (Objectivity)
Audit internal memperlihatkan tingkat objektivitas professional yang paling tinggi
dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi tentang
aktivitas atau proses yang diperiksa.
3. Kompetensi (Competency)
Audit internal menerapkan pengetahuan, kecakapan dan pengalaman yang diperlukan
dalam melaksanakan jasa audit internal
Menurut James A. Hall (2006:4) Sistem informasi akuntansi adalah menambah nilai
dengan cara menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu, sehingga dapat melakukan
aktivitas utama pada value chan secara efektif dan efesien, meningkatkan kualitas dan
kemampuan dalam pengambilan keputusan”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dapat di definisikan sebagai suatu alat
penyediaan dalam suatu informasi yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas, teknologi,
media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen
dan yang lainnya terhadap kejadian – kejadian internal. Indikator yang dgunakan untuk mengukur
variabel efektivitas sistem informasi diambil dari yang dikemukakan oleh DeLonedan McLean
(2003) dalam(Dwi et. al.,2010)adalah sebagai berikut :
1. Kualitas sistem (System Quality) merupakan karakteristik dari informasi yang melekat
mengenai sistem itu sendiri. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan
software dalam sistem informasi (DeLone dan McLean, 1992).
2. Kualitas informasi (Quality Information) merujuk pada output dari sistem informasi, hal
ini menyangkut nilai, manfaat, relevansi, dan urgensi dari informasi yang dihasilkan (Pitt
dan Watson, 1997).
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality) Tingkat pelayanan sebuah sistem akan terlihat
dari frekuensi penggunaan sistem tersebut. Jika sistem banyak digunakan, maka hal
tersebut menunjukkan bahwa orang akan terbantu dengan sistem tersebut.
4. Penggunaan (Use) dalam sistem merupakan suatu perilaku seseorang dalam
menggunakan sistem. Penggunaan sistem informasi ini memperlihatkan keputusan
penggunaan sistem informasi oleh pengguna dalam menyelesaikan tugas pengguna
(Davis, 1989)
.
Berdasarkan penjelasan teori diatas, maka hipotesis yang ajukan sebagai berikut :
Ha : Peran Auditor Internal Berpengaruh Signifikan Terhadap Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi

III. METODE PENELITIAN


Objek dari penelitian adalah peran auditor internal sebagai independen dan efektivitas sistem
informasi akuntansi sebagia variabel dependen yang dilakukan di Bank Sultra.
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal Bank Sultra yang berjumlah 26 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling Jenuh (Sensus). Sampling jenuh yaitu
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Adapun Karakteristik
responden yang dimasukkan dalam penelitian ini meliputi berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan lama bekerja di Bank Sultra.
Jenis data kualitatif dalam penelitian ini, berupa uraian penjelasan dari variabel dan pernyataan dalam
kuesioner yang akan diklasifikasikan ke dalam kategori menggunakan skala likert. Jenis data kuantitatif dalam
penelitian ini adalah jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang diukur menggunakan skor dari skala
Likert.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang bersumber dari auditor yang
dikumpulkan melalui kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini, yaitu profil dan sejarah Inspektorat Provinsi
Sulawesi Tenggara serta data yang diambil dari jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengguakan daftar pertanyaan atau
mengenai hal-hal yang diteliti. Pertanyaan dalam kuisoner dibuat berdasakan indikator, melihat dari
penelitian terdahulu serta menyesuaikan dengan keadaan objek penelitian.
2) Wawancara
Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab atau wawancara
langsung dengan pihak-pihak yang berwenang untuk mengumpulkan data mengenai kompleksitas tugas,
pengalaman kerja, dan kualitas audit di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik penelitian dimana mengumpulkan data-data yang bungan dengan
penelitian berupa surat keputusan, peraturan, laporan kegiatan dan data yang relevan dengan penelitian.
Metode analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut :
Analisis Deskriptif variabel penelitian bertujuan untuk menginterprestasikan mengenai distribusi
frekuensi jawaban responden. Berdasarkan data primer yang diperoleh, distribusi frekuensi masing masing
jawaban dikelompokkan sesuai dengan tabel dan item jawaban. Skala yang digunakan adalah skala likert yang
mempunyai skor 1 sampai 5. Dalam memberikan makna penilaian secara empiris variabel penelitian ini
mengadopsi prinsip dari pembobotan atau nilai skor jawaban responden yang di klasifikasikan kedalam rentang
skala kategori nilai yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1
Penentuan Kategori Rata-Rata Skor Pernyataan Responden
Nilai Rata-rata Skor Jawaban Makna Kategori/ Interprestasi
1,00 – 1,8 Sangat Rendah/ tidak baik
1,8> - 2,60 Rendah/ Kurang baik
2,60> – 3,40 Sedang/ Cukup baik
3,40 – 4,2 Tinggi/ Baik
4,20> Sangat Tinggi/ Sangat Baik
Sumber : Solimun et al 2017
\

Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear variable independen (X) dengan variable
dependen (Y). Berikut model persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX + Ɛ

Keterangan:
Y : Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi
α : Konstanta
X : Peran Auditor Internal
ε (epsilon) : Kesalahan pengganggu

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji statistik t dan uji koefisien determinasi. Pengujian dapat
dilakukan setelah model regresi bebas dari gejala-gejala asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji heterokedastisitas.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 26. Data kuesioner yang kembali
berjumlah 26 kuesioner, setelah diperiksa seluruh kuesioner yang kembali diisi dengan lengkap dan layak diolah
untuk dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini. Adapun tingkat pengembalian kuesioner disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 2
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang dibagikan 26
Kuesioner yang tidak dikembalikan 0
Kuesioner yang dikembalikan 0
Kuesioner yang digugurkan (tidak lengkap) 0
Kuesioner yang digunakan 26
Tingkat Pengembalian Kuesioner yang digunakan 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2021

Analisis Deskriptif
Variabel peran auditor internal (X) diukur dengan menggunakan 6 butir item pernyataan dari 3 indikator
yaitu meliputi integritas (X1.1), objektivitas (X1.2), dan kompetensi (X1.3). Rekapitulasi jawaban atas pernyataan
responden diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Variabel Peran Auditor Internal (X)
Item Frekuensi Jawaban Responden (F) & Persentase (%)
Rata Rata
(Butir) STS(1) TS(2) N(3) S(4) SS(5)
F % F % F % F % F %
X1.1.1 0 0.00 0 0.00 0 0.00 5 19,23 21 80.77 4.81 Sangat Baik
X1.1.2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 9 34,62 17 65.38 4.65 Sangat Baik
X1.1.3 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8 30,77 18 69.23 4.69 Sangat Baik
Rata-rata Indikator Integritas (X1.1) 4.71 Sangat Baik
X1.2.1 0 0.00 0 0.00 2 7.69 4 15.38 20 76.9 4.69 Sangat Baik
X1.2.2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 5 19.23 21 80.7 4.81 Sangat Baik
X1.2.3 0 0.00 0 0.00 0 0.00 5 19.23 21 80.77 4.81 Sangat Baik
Rata-rata indikator Objektivitas (X1.2) 4.77 Sangat Baik
X1.3.1 0 0.00 0 0.00 0 0.00 7 26.92 19 73.0 4.73 Sangat Baik
X1.3.2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 5 19.23 21 80.77 4.81 Sangat Baik
X1.3.3. 0 0.00 0 0.00 0 0.00 4 15.38 22 84.62 4.85 Sangat Baik
Rata-rata indikator Kompetensi (X1.3) 4.79 Sangat Baik
Rata-rata Variabel Peran Auditor Internal (X1) 4.75 Sangat Baik

Berdasarkan rekapitulasi skor jawaban pernyataan responden pada variabel peran auditor
internal (X1) dengan nilai persepsi rerata sebesar 4,75 termasuk dalam kategori sangat baik. Dari
persepsi responden tersebut tampak bahwa indikator kompetensi (X1.3), mendapat perhatian yang
lebih kuat dibandingkan indikator objektivitas (X1.2) dan integritas (X1.1).
Variabel Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (Y) dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan 8 butir item pernyataan dari 4 indikator yang meliputi Kualitas Sistem ( System
Quality) (Y1.1), Kualitas Informasi (Quality Information) (Y1.2), Kualitas Pelayanan (Service Quality)
(Y1.3), dan Penggunaan (Use) (Y1.4). Rekapitulasi jawaban atas pernyataan responden diuraikan
sebagai berikut:
Tabel 4
Rekapitulasi Jawaban Responden atas Variabel Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi (Y)
Frekuensi Jawaban Responden (f) & Persentase (%) Rata-rata
Item
Skor Kategori
(Butir) STS(1) TS(2) N(3) S(4) SS(5)
F % F % F % F % F %
Y1.1.1 0 0.00 0 0.00 0 0.00 5 19.23 21 80.77 4.8 Sangat Baik
Y1.1.2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 7 26.92 19 73.08 4.7 Sangat Baik
Rata-rata Indikator Kualitas Sistem (System Quality) (Y1.1) 4.7 Sangat Baik
Y1.2.1 0 0.00 0 0.00 0 0.00 7 26.92 19 73.0 4.7 Sangat Baik
Y1.2.2 0 0.00 0 0.00 3 11.54 3 11.54 20 76.9 4.6 Sangat Baik
Rata-rata Indikator Kualitas Informasi (Quality Information) (Y1.2) 4.6 Sangat Baik
Y1.3.1 0 0.00 0 0.00 2 1.71 6 5.13 18 15.38 4.6 Sangat Baik
Y1.3.2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8 6.84 18 15.38 4.6 Sangat Baik
Rata-rata Indikator Kualitas Pelayanan (Service Quality) (Y1.3) 4.6 Sangat Baik
Y1.4.1 0 0.00 0 0.00 0 0.00 6 5.13 20 17.0 4.7 Sangat Baik
Y1.4.2 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8 6.84 1 15.3 4.6 Sangat Baik
Rata-rata Indikator Penggunaan (Use) (Y1.4) 4.7 Sangat Baik
Rata-rata Variabel Efektivitas Sistem Informasi (Y) 4.7 Sangat Baik
Berdasarkan rekapitulasi skor jawaban responden pada variabel efektivitas sistem
informasi akuntansi (Y) dengan nilai persepsi rerata sebesar 4,71 termasuk dalam kategori sangat baik.
Dari persepsi responden tersebut tampak bahwa indikator Kualitas Sistem (System Quality) (Y1.1),
mendapat perhatian yang lebih kuat dibandingkan indikator Penggunaan (Use) (Y1.4), Kualitas
Informasi (Quality Information) (Y1.2) dan Kualitas Pelayanan (Service Quality) (Y1.3).

Hasil koefisien korelasi dan cronbach alpha untuk menguji validitas dan reliabilitas
penggunakan item pernyataan dari indikator varibel sebagai berikut :
Tabel 5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Koefisien Cronbach
Variabel Indikator Variabel
Item Korelasi Sig. Ket. Alpha Ket.
Integitas X.1.1 0,712 0,00
(Integrity) X.1.2 0,866 0,00 Valid 0,855 Reliabel
X.1.3 0,802 0,00
Objektivitas X.2.1 0,893 0,00
Peran Auditor
(Objectivity) X.2.2 0,524 0,06 Valid 0,770 Reliabel
Internal
(X) X.2.3 0,715 0,00
X.3.1 0,789 0,00
Kompetensi
X.3.2 0,722 0,00 Valid 0,728 Reliabel
(Competency)
X.3.3 0,362 0,69
Kualitas Sistem Y.1.1 0,722 0,00
Valid 0,750 Reliabel
(System Quality) Y.1.2 0,789 0,00
Kualitas Informasi Y.2.1 0,838 0,00
Valid 0,900 Reliabel
Efektivitas Sistem (Quality Information) Y.2.2 0,934 0,00
Informasi Kualitas Pelayanan Y.3.1 0,857 0,00
Akuntansi Valid 0,798 Reliabel
(Service Quality) Y.3.2 0,717 0,00
( Y) Penggunaan Y.4.1 0,761 0,00 0,790
Valid Reliabel
(Use) Y.4.2 0,806 0,00
Sumber: Hasil output IBM SPSS 21,Data Primer diolah tahun 2021
Tabel 5 menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan dalam kuesioner merupakan pernyataan
yang valid dan reliabel. Keputusan ini diambil karena nilai korelasi pearson > 0,30 dengan tingkat
signifikansi < 0,05 dan nilai koefisien korelasi dari hasil cronbach alpha > 0,60. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua item pernyataan yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini
adalah valid dan reliabel, atau dapat dikatakan kuesioner yang digunakan layak dijadikan sebagai
instrument untuk melakukan pengukuran setiap variabel.

Uji Asumsi Klasik


Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi data variabel bebas dan variabel
terikatnya adalah normal.yang dapat diketahui dari tampilan grafik Normal Probability Plot (P-P Plot
Test) dan grafik histogram.
Gambar 1 Gambar 2
Normal Probability Plot Histogram

Gambar 1 normal probability plot di atas, terlihat bahwa titik-titik penyebarannya mengikuti
arah garis diagonal. Sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi kemampuan auditor pada
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan masukan variabel bebasnya.
Gambar 2 histogram diatas, tampak bahwa residual terdistribusi secara normal ditunjukkan
dengan pola berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Dengan demikian model
regresi telah memenuhi asumsi normal.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalm model regresi ketidaksamaan
varians dari residual dari satu pengamatan yang lain. Homokedastisitas dari variabel bebas terhadap
variabel terikat terpenuhi apabila nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu
dan menjauhi angka skala 0. Hasil analisis data menunjukkan diagram pancar yang dihasilkan sebagai
berikut :
Gambar 3
Hasil Uji Heterokedastisitas

Gambar 3 scatter plot diatas, terlihat secara visual nilai residual dan nilai prediksinya tidak
membentuk pola tertentu (acak), sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini
terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan model ini layak digunakan untuk memprediksi variabel
kemampuan auditor mendeteksi kecurangan berdasarkan masukan variabel independen independensi
dan skeptisme profesional.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 1


korelasi antar variabel bebas. Apabila angka tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka menunjukkan tidak
terjadinya multikonearitas dalam model regresi seperti pada tabel berikut :

Tabel 8
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandard Standa
ized rdized
Coefficients Coeffici Collinearity
ents Correlations Statistics
B Std. Beta Zer Partia Part Tole VIF
Error T Sig. o- l -
Model orde ranc
r e
(Constant , ,367 2,465 ,019
) 904
, ,106 ,320 2,894 ,007 ,650 ,445 ,271 ,719 1,390
X1
306
, ,093 ,623 5,630 ,000 ,792 ,695 ,528 ,719 1,390
X2
524
a. Dependent Variable: Y1
Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa angka tolerance untuk masing-masing variabel
dalam penelitian ini berada diatas, 0.10 dan nilai VIF berada dibawah 10. Hal ini menunjukkan tidak
ada korelasi antar variabel bebas sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikonearitas.

Analisis Regresi Linear Berganda


Data hasil penelitian pada uraian deskripsi variabel, maka digunakan metode regresi linier
berganda yang diolah dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 22, hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh dari variabel kompleksitas tugas dan pengalaman kerja
terhadap kualitas audit dan dari hasil pengolahan diperoleh nilai sebagaimana yang tercantum dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil Estimasi Linear Berganda Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Kerja
terhadap Kualitas Audit
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,904 ,367 2,465 ,019
1X1 ,306 ,106 ,320 2,894 ,007
X2 ,524 ,093 ,623 5,630 ,000
Sumber: Hasil output IBM SPSS 21, Data Primer diolah tahun 2020

Berdasarkan Tabel 9 diatas maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :


Y= 0,904+0,306X1+0,524X2+€
1. Nilai konstanta sebesar 0,904 yang artinya bila nilai beta variabel kompleksitas tugas dan
pengalaman kerja sama dengan nol maka kualitas audit sebesar 0,904 dari nilai konstanta
tersebut.
2. Koefisien regresi untuk variabel kompleksitas tugas adalah 0.306 kali, dapat diartikan bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara kompleksitas tugas terhadap kualitas audit. Sehingga
apabila kompleksitas tugas mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan variabel bebas
lainnya diasumsikan konstan atau sama dengan nol, maka variabel terikat kualitas audit akan
mengalami kenaikan sebesar 0.306 atau 30,6%.

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 2


3. Koefisien regresi untuk variabel pengalaman kerja adalah 0.524 kali, dapat diartikan bahwa
terdapat pengaruh positif antara pengalaman kerja terhadap kualitas audit. Sehingga apabila
variabel pengalaman kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan variabel bebas
lainnya diasumsikan konstan atau sama dengan nol, maka variabel terikat kualitas audit akan
mengalami kenaikan sebesar 0.524 atau 52,4%.

Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dan
nilai t-sig dengan α : 0,05. Apabila t-hitung > t-tabel atau t-sig < dari α : 0,05, maka diterima H1 atau
tolak H0. Sebaliknya, apabila t-hitung< t tabel atau t-sig > dari α : 0,05 maka tolak H1 atau terima H0.
Tabel 10
Ringkasan Uji t, Uji F, dan Koefisien Determinasi
Variabel t-hitung t-tabel sig. F-hitung F-tabel sig. R.Square
X1 2.894 1.690 0.007
39.862 2.88 0.000b 0.701
X2 5.360 1.690 0.000
Sumber: Hasil output IBM SPSS 21, Data Primer diolah tahun 2020
Tabel 10 menunjukkan bahwa t-hitung untuk variabel kompleksitas tugas yaitu sebesar 2,894 >
dari t-tabel yaitu sebesar 1.690 atau dengan tingkat signifikan sebesar 0.007 < dari α = 0,05, maka dari
hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima atau H0 ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa kompleksitas tugas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tabel 10 menunjukkan bahwa t-hitung yaitu sebesar 3.044 > dari t- tabel yaitu 1.690 sebesar atau
dengan tingkat signifikan sebesar 0.004 < dari α = 0,05, maka dari hasil pengujian tersebut dapat
disimpulkan bahwa H2 diterima atau H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman kerjasecara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tabel 10 nilai F-hitung sebesar 39,862 > dari nilai F-tabel yaitu sebesar 2.88 atau dengan tingkat
signifikan F sebesar 0.000 < dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 3 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa semua variabel bebas yakni kompleksitas tugas dan pengalaman kerja secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kontribusi kompleksitas
tugas dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit, dengan melihat nilai koefisien determinasinya
(r2). Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui besarnya r 2 (R-Square) = 0.701. Hal ini menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh langsung variabel kompleksitas tugas (X 1) dan pengalaman kerja (X2) terhadap
kualitas audit (Y) adalah sebesar 70.1%. Hal ini berarti bahwa ada variabel lain atau variabel epselon
(€) sebesar 29.9% yang mempengaruhi variabel Y namun tidak diukur dalam penelitian ini.

Pembahasan
1. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Kualitas Audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kompleksitas
tugas terhadap kualitas audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil analisis
regresi yang menguji hipotesis menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t table dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari nilai α, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kompleksitas tugas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi kompleksitas tugas di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
maka akan semakin berkualitas hasil auditnya.
Tingkat sulitnya tugas di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikatakan baik. Hal
ini bisa dilihat dari rata-rata jawaban responden terhadap item ini yang berada dikategori baik. Artinya
auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara mampu menyelesaikan tugas yang sulit dengan baik.
Struktur tugas di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara adalah item yang paling mendominasi
dalam variabel kompleksitas tugas namun masih pada kategori baik. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata
jawaban responden terhadap item ini yang berada dikategori baik. Struktur tugas yang jelas
memudahkan auditor dalam menyelesaikan tugasnya.
Tingkat ambiguitas di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikatakan baik. Hal ini
bisa dilihat dari rata-rata jawaban responden terhadap item ini yang berada dikategori baik. Informasi

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 3


yang jelas membuat auditor lebih mudah menentukan infromasi yang relevan dengan tugas yang
sedang dikerjakan.
Dalam setahun, Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara bertugas untuk memeriksa 45 OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara dan ini tidak sebanding
dengan jumlah auditor yang tersedia untuk ditugaskan. Namun, banyak atau sedikitnya auditor yang
ditugaskan kompleksitas yang dirasakan auditor tetap sama dan mereka tetap harus menyelesaikan
semua tugas pemeriksaannya dengan baik. Kondisi ini menunjukkan bahwa adanya kompleksitas
tugas yang diterima auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan suatu hal yang rutin
dan wajar dijumpai, bahkan semakin sering auditor menghadapi tugas yang kompleks maka semakin
bertambah kemampuan auditor tersebut dalam melaksanakan penugasan yang diberikan. Tugas yang
kompleks mendorong auditor untuk lebih berhati-hati, teliti dan banyak mempelajari situasi yang
dihadapinya sehingga dapat memberikan hasil yang memuaskan dalam laporan yang dihasilkan. Hal
ini sejalan dengan teori penetapan tujuan, dimana teori ini menjelaskan bahwa seseorang dengan
tujuan yang sulit akan menghasilkan kinerja yang tinggi, karena individu tersebut termotivasi untuk
dapat menyelesaikan tugasnya sehingga individu tersebut akan mengarahkan segala kemampuan dan
usaha untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik (Locke, 1968).
Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian Umaroh (2019) dan Settyorini (2011) yang
menyatakan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

2. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel pengalaman
kerja terhadap kualitas audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil analisis
regresi yang menguji hipotesis menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t table dengan tingkat
signifikansi lebih kecildari nilai α, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kompleksitas tugas. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin berpengalaman auditor di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
maka akan semakin berkualitas hasil auditnya.
Lamanya kerja auditor bekerja di Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara adalah item yang
paling mendominasi dalam variabel pengalaman audit namun masih pada kategori baik. Hal ini bisa
dilihat dari rata-rata skor tanggapan responden terhadap item ini yang berada pada kategori baik.
Artinya bahwa mayoritas pegawai Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara merasa lamanya bekerja
sebagai auditor dapat mempengaruhi pengalaman kerja yang dimiliki serta berdampak pada kualitas
audit yang dihasilkan .
Banyaknya tugas pemeriksaan pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara sudah baik. Hal
ini bisa dilihat dari rata-rata jawaban responden terhadap item ini yang berada dikategori baik.
Banyaknya tugas pemeriksaan memberi peluang auditor mengaudit entitas dengan latar belakang yang
sama sehingga dapat membuatnya menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya.
Berkaitan dengan karasteristik responden, faktor usia juga dapat membentuk pengalaman
seseorang. Seorang auditor yang telah berumur 30-50 tahun tentu memiliki lebih banyak pengalaman
dibandingkan dengan auditor yang masih muda karena auditor pada usia tersebut lebih matang dalam
berpikir dengan banyaknya hal yang telah dilewati. Selain itu, tingkat pendidikan juga membuat
pengalaman seorang auditor betambah. Auditor dengan tingkat pendidikan diatas S2 tentu memiliki
lebih banyak pengetahuan dan pengalaman dibandingkan dengan auditor lulusan S1.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Darmawan (2018) dan Settyorini (2011)
menunjukkan bahwa pengalaman kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit,
artinya auditor yang berpengalaman cenderung lebih ahli dan memiliki pemahaman yang lebih baik
dalam pemeriksaan laporan keuangan, sehingga hasil auditnya lebih berkualitas.

3. Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Inspektorat
Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengujian secara simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kompleksitas
tugas dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 4


pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable kompleksitas tugas dan pengalaman kerja
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai F-hitung
lebih besar dari F-table dengan tingkat signifikansi lebih kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin meningkatnya kompleksitas tugas pada Inspektorat provinsi Sulawesi Tenggara maka
semakin baik kualitas audit yang dihasilkan dan semakin berpengalaman auditor Inspektorat provinsi
Sulawesi Tenggara maka semakin berkualitas pula hasil auditnya.
Kualitas laporan hasil pemeriksaan Inspektorat provinsi Sulawesi Tenggara dapat dikatakan
baik. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata jawaban responden terhadap item ini yang berada dikategori
baik. Artinya auditor Inspektorat provinsi Sulawesi Tenggara mampu menyelesaikan laporan hasil
pemeriksaannya dengan baik.
Kesesuaian dengan standar pemeriksaan Inspektorat provinsi Sulawesi Tenggara dapat
dikatakan baik. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata jawaban responden terhadap item ini yang berada
dikategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa auditor pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara
mampu menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi yang
dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami bahwa kompleksitas tugas memiliki pengaruh
dalam meningkatkan kualitas audit. Semakin banyaknya tugas yang diberikan kepada auditor tentu
semakin kompleks tingkat penyelesaian tugas tersebut sehingga auditor dituntut untuk memberikan
hasil yang memuaskan dalam laporan yang dihasilkan. Jadi dalam hal ini kompleksitas tugas justru
digunakan sebagai alat untuk memotivasi auditor dalam meningkatkan kualitas auditnya. Selain itu,
pengalaman kerja auditor juga merupakan faktor yang menentukan kualitas hasil audit. Semakin
banyak jumlah jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan hasil audit yang berkualitas
daripada seorang auditor yang baru memulai karirnya. Hal ini dikarenakan pengalaman akan
membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun secara psikis.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Settyorini (2011) yang
menunjukkan bahwa kompleksitas tugas dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit.

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, REKOMENDASI


Kesimpulan :
1) Kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Provinsi
Sulawesi Tenggara. Hasil menujukkan semakin tinggi kompleksitas tugas yang dihadapi
auditor maka semakin berkualitas hasil auditnya.
2) Pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit Inspektorat Provinsi
Sulawesi Tenggara. Hasil menunjukkan semakin berpengalaman seorang auditor maka
semakin berkualitas hasil auditnya.
3) Kompleksitas tugas dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil menunjukkan bahwa semakin baik
kompleksitas tugas dan pengalaman kerja maka semakin berkualitas hasil auditnya.

Implikasi :
Kompleksitas tugas yang diterima auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
suatu hal yang rutin dan wajar dijumpai, bahkan semakin sering auditor menghadapi tugas yang
kompleks maka semakin bertambah kemampuan auditor tersebut dalam melaksanakan penugasan
yang diberikan. Tugas yang kompleks mendorong auditor untuk lebih berhati-hati, teliti dan banyak
mempelajari situasi yang dihadapinya sehingga dapat memberikan hasil yang memuaskan dalam
laporan yang dihasilkan.
Pengalaman kerja seorang auditor juga dapat menentukan kualitas hasil audit. Semakin
banyak jumlah jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan hasil audit yang berkualitas
daripada seorang auditor yang baru memulai karirnya. Hal ini dikarenakan pengalaman akan
membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun secara psikis.

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasilnya.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1) Penelitian ini hanya mengukur dua variabel independen saja, kemungkinan masih banyak

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 5


variabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit
2) Penelitian ini masih terbatas pada objek penelitian yaitu Inspektorat Provinsi Sulawesi
Tenggara saja, sehingga belum tergeneralisasi secara baik
3) Proses pengumpulan jawaban kuisioner responden memakan waktu yang lama karena banyak
auditor yang sedang dinas diluar kota

Rekomendasi
Beberapa saran dan rekomendasi yang diajukan penulis berdasarkan kesimpulan dan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi auditor Inspektorat Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara agar dapat menyelesaikan
tugasnya dengan baik meskipun selalu dihadapkan dengan tugas yang kompleks dan lebih
menambah pengalamannya sehingga dapat memberikan hasil audit yang berkualitas.
2) Auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara dapat berinsiatif untuk belajar dan berdiskusi
dengan auditor lain yang telah lama bekerja sehingga dapat belajar dari pengalaman auditor
lain dalam melakukan pemeriksaan.
3) Auditor Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan dapat mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPA) ataupun pelatihan dan seminar-seminar yang dapat meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan auditor sehingga dapat membentuk pengalaman dalam
melakukan pemeriksaan.
4) Pada penelitian ini hanya meneliti pengaruh kompleksitas tugas dan pengalaman kerja
terhadap kualitas audit, maka untuk penelitian yang akan datang sebaiknya meneliti
variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi kualitas audit. Misalnya variabel
independensi, keahlian auditor, kompetensi, beban kerja dan skeptisme profesional.

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 6


DAFTAR PUSTAKA

Ariestanti, Made Yenni Latrini. 2019. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan Anggaran Waktu Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol.27.2.Mei

Darmawan, Ricky. 2018. Pengaruh Independensi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit
Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi Pada Kantor Akuntan Publik Di
Kotamedan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara Medan.

Jamilah. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
Judgment. Proceeding SNA X Universitas Hasanudin Makasar. AUEP-06.

Locke, E.A. 1968. Toward A Theory Of Task Motivation And Incentives. Organizational Behavior and
Human Perfomance. Pp: 68-106

Pratomo, Doni. 2016. Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas, Dan Tekanan Anggaran Waktu
Terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah Daerah Pada Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan Republik Indonesia (BPKP-RI) Perwakilan Riau. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol.
16, No. 2, Agustus 2016.

Sanusi, Z. M, Iskandar, M. T and June M. L. Poon. 2007. Effects Of Goal Orientation And Task
Complexity On Audit Jugment Performance: Malaysian Accounting Review, Volume 6 No. 2

Settyorini, Andini Ika. 2011. Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu, Dan
Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman
Terhadap Sistem Informasi (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Sihombing, Dedik Nur Triyanto. 2018. Pengaruh Independensi, Objektivitas, Pengetahuan,


Pengalaman Kerja, Integritas Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Inspektorat Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018). Jurnal Akuntansi Vol. 9, No.2

Solimun, Adji A. R. Fernandes, Nurjannah. 2017. Pemodelan Persamaan Struktural (SEM)


Pendekatan WarpPLS. Malang : UB Press.

SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara). Peraturan BPK RI No. 01 Tahun 2017. Ditama
Binbangkum BPK RI.

Sukriah, Ika dkk. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan
Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.Simposium Nasional Akuntansi
XII.Palembang

Umaroh, Siti. 2019. Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas Dan Independensi Terhadap
Kualitas Audit Pada Inspektorat Kabupaten Bojonegoro. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel

William C. Boynton., Raymond N. and Kell, Walter G. 2010. “Modern Auditing”, Edisi Ketujuh, Jilid
2, Erlangga, Jakarta.

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 7


LAMPIRAN

Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth:

Bapak/Ibu/Saudara (i) Responden

Di -Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Stara Satu (S1)
Universitas Halu Oleo, Saya :
Nama : Yahma Niar
Stambuk : B1C1 16 131
Fak/Jur/Sem : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh
Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Inspektorat Provinsi
Sulawesi Tenggara”
Dengan segala kerendahan hati, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk
meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner ini. Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab
dengan leluasa, sesuai dengan apa yang dirasakan, dilakukan dan dialami, bukan apa yang seharusnya
ideal.
Sesuai dengan kode etik penelitian, data dan informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan
akan dijamin kerahasiaanya, dan hanya ditujukan untuk kepentingan ilmiah. Kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i mengisi kuesioner ini adalah bantuan yang tak ternilai bagi saya.
Akhir kata, atas segala perhatian dan bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Yahma Niar
B1C1 16 131

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 8


LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

1. Petunjuk Umum
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini, penulis mohon agar
Bapak/Ibu/Sdr(i) membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner dengan teliti. Harap mengisi
dan menjawab pertanyaan dengan keyakinan yang tinggi tanpa keraguan sesuai dengan kejadian yang
ada.

2. Identitas Responden
Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk melengkapi daftar isian yang tertera dibawah
ini:
1. Nama : ……………………
2. Umur : ……………………
3. Jenis Kelamin : Pria Wanita
4. Pendidikan Terakhir : S3 S2 S1 D3 SLTA
5. Pangkat/Golongan : …………………………….
6. Jabatan : …………………………………
7. Lama Bekerja di Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara:
…………………………

3. Petunjuk Pengisian
 Mohon dibaca setiap pertanyaan dengan teliti
 Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi yang ada selama Bapak/Ibu
bekerja, kemudian berikan ceklis (√ ) untuk salah satu jawaban, dengan keterangan sebagai
berikut: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (ST), Netral (N), Setuju (S), dan Sangat
Setuju (SS).
 Dalam mengisi kuisioner ini mohon dijawab semua pertanyaan yang ada karena penulis
membutuhkan jawaban untuk kepentingan penelitian.

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 9


A. KOMPLEKSITAS TUGAS

PILIHAN
NO. PERTANYAAN STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Tingkat Sulitnya Tugas
1. Saya merasa kesulitan untuk focus
menyelesaikan satu tugas audit
karena banyaknya tugas-tugas
audit lain yang juga harus saya
selesaikan
2. Saya seringkali kesulitan untuk
memusatkan perhatian dalam
menyelesaikan tugas audit yang
kompleks, karena waktu audit
yang disediakan terlalu ketat
Struktur Tugas
3. Struktur tugas yang jelas akan
mempermudah saya dalam
penyelesaian tugas tersebut
4. Deskripsi jabatan menunjukkan
apa yang harus dikerjakan dalam
setiap penugasan audit

5. Tugas yang tidak terstruktur dapat


mengganggu kinerja auditor dalam
memberikan hasil audit yang
berkualitas
Tingkat Ambiguitas
6. Saya pernah mengalami kesulitan
untuk mendapat informasi dan data
(bukti audit) yang relevan

7. Tingkat kejelasan informasi tugas


yang diberikan mempengaruhi
proses audit yang saya lakukan

B. PENGALAMAN KERJA

PILIHAN
NO. PERTANYAAN STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Lama kerja auditor
1. Semakin lama menjadi auditor,
semakin mengerti bagaimana
menghadapi entitas/objek
pemeriksaan dalam memperoleh
data dan informasi yang
dibutuhkan.

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 10


2. Semakin lama bekerja sebagai
auditor, semakin dapat mengetahui
informasi yang relevan untuk
mengambil pertimbangan auditor.
3. Semakin lama bekerja sebagai
auditor, semakin dapat
menemukan kesalahan yang
dilakukan oleh obyek
pemeriksaan.
Banyaknya tugas pemeriksaan
4. Banyaknya tugas pemeriksaan
membutuhkan ketelitian dan
kecermatan dalam
penyelesaiannya.
5. Kekeliruan dalam pengumpulan
dan pemilihan bukti audit serta
informasi dapat menghambat
proses penyelesaian pekerjaan.
6. Auditor yang sering melakukan
pekerjaan yang sama maka akan
semakin terampil dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut.

C. KUALITAS AUDIT

PILIHAN
NO. PERNYATAAN STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Kesesuaian dengan Standar Pemeriksaan
1. Dalam menerima penugasan,
pengawasan Internal Pemerintah harus
menetapkan sasaran/tujuan dan
ruanglingkup pemeriksaan.
2. Proses pengumpulan dan pengujian
bukti, harus dilakukan dengan maksimal
untuk mendukung kesimpulan, temuan,
serta rekomendasi yang terkait.
3. Setelah melaksanakan pemeriksaan,
diharuskan adanya pengarsipan
dokumen-dokumen dalam bentuk kertas
pemeriksaan dan disimpan dengan baik
secara efektif mudah ditemukan bila
diperlukan.
4. Dalam melaksanakan pemeriksaan,
pengawasan Internal Pemerintah harus
mematuhi Kode Etik Profesi yang telah
ditetapkan.
5. Informasi rahasia yang dilarang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk diungkapkan kepada umum harus
diungkapkan dalam laporan hasil
pemeriksaan.
6. Laporan hasil pemeriksaan memuat

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 11


adanya kelemahan dalam pengendalian
intern, kecurangan, penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan
7. Laporan hasil pemeriksaan memuat
temuan dan simpulan hasil pemeriksaan
secara objektif, serta rekomendasi yang
konstruktif.
8. Dukungan dana, sarana dan prasarana
sangat menunjang untuk dapat
menghasilkan hasil pemeriksaan yang
berkualitas.
9. Laporan harus dapat menggambarkan
pengakuan atas suatu prestasi
keberhasilan atau suatu tindakan
perbaikan yang telah dilaksanakan oleh
Instansi yang diperiksa.
10. Laporan yang dihasilkan harus akurat,
lengkap, objektif, meyakinkan, jelas,
ringkas, serta tepat waktu agar informasi
yang diberikan bermanfaat secara
maksimal.
11. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan
kepada lembaga perwakilan atau Instansi
dan pihak yang bertanggung jawab untuk
melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan.

Jurnal Akuntansi (JAk) Page 12

Anda mungkin juga menyukai