XII MIPA 1
Pangeran Antasari
Silsilah
Antasari muda bernama Gusti Inu Kartapati. Ibu Pangeran Antasari adalah Gusti
Hadijah binti Sultan Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari adalah Pangeran Masohut
(Mas'ud) bin Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah anak Sultan Muhammad Aliuddin
Aminullah yang gagal naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri,
Pangeran Nata, yang dengan dukungan Belanda memaklumkan dirinya sebagai Sultan
Tahmidullah II. Pangeran Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri. Pangeran Antasari
mempunyai adik perempuan yang bernama Ratu Antasari alias Ratu Sultan Abdul
Rahman yang menikah dengan Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam tetapi
meninggal lebih dulu setelah melahirkan calon pewaris kesultanan Banjar yang diberi
nama Rakhmatillah, yang juga meninggal semasa masih bayi.
Tidak ada alasan lagi bagi Pangeran Antasari untuk berhenti berjuang, ia harus
menerima kedudukan yang dipercayakan oleh Pangeran Hidayatullah kepadanya dan
bertekad melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab sepenuhnya kepada
Allah dan rakyat.
Meninggal dunia
Pangeran Antasari wafat pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan
Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang 75 tahun. Menjelang wafatnya, beliau
terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya setelah terjadinya pertempuran di
bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan. Perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya
yang bernama Muhammad Seman.
Pada tanggal 11 November 1958 atas keinginan rakyat Banjar dan persetujuan
keluarga, dilakukan pengangkatan kerangka Pangeran Antasari yang telah terkubur
selama lebih kurang 91 tahun di daerah hulu sungai Barito. Yang masih utuh adalah
tulang tengkorak, tempurung lutut dan beberapa helai rambut. Kemudian kerangka ini
dimakamkan kembali Taman Makam Perang Banjar, Kelurahan Surgi Mufti,
Banjarmasin.
Pangeran Antasari dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK
No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968. Nama Antasari diabadikan pada
Korem 101/Antasari dan julukan untuk Kalimantan Selatan yaitu Bumi Antasari.
Kemudian untuk lebih mengenalkan P. Antasari kepada masyarakat nasional,
AHMAD FAUZI (2)
XII MIPA 1
Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) telah mencetak dan mengabadikan nama dan
gambar Pangeran Antasari dalam uang kertas nominal Rp 2.000. (Wikipedia)