Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dewasa ini menjadi salah satu dari sekian banyak negara
berkembang. Salah satu permasalahan yang terdapat pada setiap negara
berkembang adalah ke-miskinan. Dengan adanya kemiskinan maka akan
mempengaruhi tujuan dan cita-cita negara yaitu terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu program pemerintah dalam
menang-gulangi kemiskinan adalah dengan me-lakukan pemberdayaan

masyarakat. Konsep pemberdayaan masyarakat merupakan model


penanggulangan kemiskinan yang melibatkan langsung masyarakat dalam
prosesnya. Tujuan utama dengan dilakukannya pemberdayaan yaitu untuk
memberdayakan masyarakatnya agar dapat Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Vol. 1, No. (, Hal. *62-*71  *6/ lebih mandiri dan dapat
meningkatkan kemampuannya dalam memperbaiki kualitas kehidupan
mereka melalui tindakan mereka sendiri dan untuk diri mereka sendiri.
Pemerintah Kota Surabaya meru-pakan salah satu Kota yang
melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dengan berbasis
pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kualitas hidup
masyarakatnya. Rancangan pemberdayaan masyarakat ini didesain sebagai
pengembangan potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat miskin
dan kemampuan potensi yang dimiliki oleh para stakeholders seperti
organisasi pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat itu
sendiri.
Salah satu program Pemerintah Kota Surabaya dalam upaya
penang-gulangan kemiskinan berbasis pember-dayaan adalah melalui
pelatihan kete-rampilan dasar bagi keluarga miskin. Pelatihan
keterampilan dasar bagi keluarga miskin merupakan salah satu program

1
penanggulangan kemiskinan dengan memberdayakan masyarakat dalam
meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga miskin di Kota Surabaya.
Selain itu,, pelatihan keterampilan dasar bagi keluarga miskin ini juga

bertujuan untuk dapat meningkatkan tumbuhnya kelompok-kelompok


usaha baru.
Dalam pelaksanaannya, Para peserta dalam program pelatihan
keterampilan dasar akan diberi bekal pelatihan dan juga akan
mendapatkan pendampingan sehingga para peserta pelatihan
keterampilan dasar akan tergabung dalam kelompok swadaya masyarakat
(KS1) yang kemudian akan mendapatkan pendampingan serta bantuan
peralatan kerja dan 2asilitasi pemasaran agar bisa berproduksi dan
memasarkan produknya
secara mandiri.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan dasar bagi

masyarakat miskin salah satunya dilaksanakan di Kecamatan Tambaksari.


Kecamatan Tambaksari merupakan kecamatan dengan populasi penduduk
terbesar di Surabaya. Selain itu, berdasarkan kategori keluarga miskin
menurut Kecamatan di Kota Surabaya, di Kecamatan Tambaksari, Kota
Surabaya masih terdapat sekitar 3*45 keluarga yang termasuk ke dalam
kategori keluarga miskin.

B. Rumusan Masalah
6erdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah7
1) apa yang dimaksuddenganpelatihanpemberdayaanmasyarakat 8
2) apasajakomponenpelatihanpemberdayaanmasyarakat8
/) bagaimanarencanapelatihanpemberdayaanmasyarakat 8
5) apasajapersiapanpelatihanpemberdayaanmasyarakat 8
() bagaimanapelaksanaanpelatihanpemberdayaanmasyarakat 8
6) bagaimanasajapelatihandanevaluasipelatihanpemberdayaanmasyarakat
8
C. Tujuan
1. 1ahasiswa:I
dapatmengetahuitentangpelatuhanpemeberdayaanmasyarakat
2. 1ahasiswa:I
dapatmengetahuiapasajakomponenpelatihanpemberdayaanmasyarakat
3. 1ahasiswa:I memahamirencanapelatihanpemberdayaanmasyarakat
4. 1ahasiswa:I
mengetahuiapasajapersiapanpelatihanpemberdayaanmasyarakat
5. 1ahasiwa:I
dapatmemehamibagaimanapelaksanaanpelatihanmasyarakat
6. 1ahasiswa:I
dapatmemahamibagaimanasajapelatihandanevaluasipelatihanpemberda
yaanmasyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pelatihan merupakan salah satu jenis pendidikan. Pelatihan adalah
serangkaian akti2itas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-
keahlian, pengetahuan pengalaman atau perubahan sikap seseorang
(Simamora, 1333). Lebih khusus, 1angkuprawira (244/) menggambarkan
bahwa pelatihan lebih merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja
(vocational) yang dapat digunakan dengan segera, tidak seperti pendidikan
pada umumnya yang memberikan pengetahuan tentang subyek tertentu
dengan si2at lebih umum, terstruktur untuk jangka waktu yang jauh lebih

panjanPge.latihan pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan


instrumen yang tepat untuk mencapai keberdayaan masyarakat dan desa.
Dari data 6PS (2412), jumlah desa dan kelurahan di Indonesia mencapai
73.47(, dan penduduk Indonesia berjumlah 225.77(.736 jiwa. Untuk
memberikan peningkatan kapasitas pada sekian banyak masyarakat
Indonesia, tentunya membutuhkan ketrampilan yang bisa didapat dengan
segera namun e2ekti2 dalam diimplementasikan. Jawabannya adalah
melalui pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa.
6erkaitan dengan pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa ini,

pemerintah memberikan pedoman dengan diterbitkannya Peraturan


1enteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2447 tentang Pelatihan
1asyarakat dan Desa:Kelurahan. Permendagri ini memberikan norma,
standar dan prosedur dalam penyelenggaraan pelatihan pemberdayaan
masyarakat dan desa secara lengkap, termasuk rumpun-rumpun pelatihan
di dalamnya. Dalam Permendagri ini diberikan pedoman secara
menyeluruh dari sasaran pelatihan, pelatih, bahan pelatihan, metode
pelatihan, peserta pelatihan, sampai standar pelatihan masyarakat dan
desa:kelurahan.
B. Komponen Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat
Agar suatu pelatihan secara e2ekti2 berhasil, As<ad (13*7)
mengungkapkan lima komponen penentu keberhasilan pelatihan7

1. Sasaran pelatihan atau pengembangan


Setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa
diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur
supaya bisa diketahui e2ektivitas dari pelatihan itu sendiri.

2. Pelatih :Trainer
Pelatih harus bisa mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode
tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuanketrampilan
dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaian yang ditetapkan.

/. 6ahan-bahan latihan
6ahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan
yang telah ditetapkan.

5. 1etode latihan (termasuk alat bantu)7


Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah
menyusun metode latihan yang tepat.

(. Peserta (Trainee)
Peserta merupakan komponen yang cukup penting, sebab keberhasilan
suatu program pelatihan tergantung juga pada pesertanya.

Dalam mendukung keberhasilan pemberdayaan masyarakat dan


desa, selain kelima hal tersebut di atas, Permendagri Nomor 13 Tahun
2447 juga memberikan pedoman untuk penyelenggaraan beberapa jenis
pelatihan. 6eberapa jenis pelatihan ini bisa diselenggarkan dalam rangka
membangun desa secara komperhensi2. Pelatihan-pelatihan tersebut antara

lain 7 pelatihan metodologi pemberdayaan masyarakat dan desa; pelatihan


perencanaan pembangunan partisipati2; pelatihan manajemen keuangan
desa; pelatihan pemberdayaan pemerintah desa; pelatihan penyusunan
dan pendayagunaan data base desa; pelatihan PKK dan pelatihan
kader

pemberdayaan masyarakat; posyandu dan lain-lainnya.


Dengan jenis-jenis pelatihan ini, maka masyarakat dan desa:kelurahan
akan tergarap secara komperhensi2 dari semua sisi, sehingga
pembangunan yang akan dilakukan oleh masyarakat dan desa sendiri akan
komperhensi2 dan mencakup semua aspek. Dengan demikian, dengan
pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa yang dilakukan secara
langsung akan mampu meningkatkan dengan keberdayaan masyarakat dan
desa apabila dilakukan secara e2ekti2 sesuai norma, standar dan prosedur
yang ditetapkan.

Dengan keberhasilan pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa


harapannya akan meningkatkan keberdayaan masyarakat dan desa.
Dengan keberdayaan yang dimiliki oleh masyarakat, masyarakat akan
secara mandiri mampu untuk melakukan pembangunan dengan konsep
dari, oleh dan untuk masyarakat yang akan mengantarkan bangsa menuju
kejayaan.

C. Rencana Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat


1. Identi2ikasi kebutuhan pelatihan
Kegiatan identi2ikasi pelatihan diperlukan untuk menyiapkan
rencana:program pelatihan. Hasil identi2ikasi kebutuhan pelatihan
diperlukan sebagai dasar untuk merencanakan anggaran untuk
pelatihan.Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Tidak ada man2aatnya jika pelatihan yang
dilaksanakan tidak atau kurang sesuai dengankebutuhan masyarakat.
Untuk itu, sebagai langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengidenti2ikasi kebutuhan pelatihan. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan, yakni 7
a. 1enggali in2ormasi langsungdari masyarakat sasaran melalui
diskusi kelompok yang ter2okus. Dalam hal ini perlu diadakan
suatu pertemuan:diskusi khusus antarakelompok masyarakat

sasaran dengan2asilitator:penyuluh. Dalam diskusi iniditanyakan,


apa masalah yang dihadapi oleh kelompok masyarakat tersebut,
pengetahuan atau keterampilan apa yang dibutuhkan oleh mereka
dan apakah perlu ada pelatihan bagi mereka. Perlunya pelatihan
biasanya terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok dalam melaksanakan kegiatannya. Usul perlunya
pelatihan datang dari kelompok masyarakat itu sendiri, demikian
pula jenispelatihannya.
b. 1enggali in2ormasi melaui kegiatan Pengkajian Desa Secara
Partisipati2:Participatory Rural Appraisal (PRA). 1elalui
pelaksanaan PRA yang dilanjutkan dengan pembuatan rencana-
rencana peningkatan kegiatan di tingkat kelompok dapat diperoleh
in2ormasi kebutuhan pelatihan yang berasal dari masyarakat
sendiri.
c. 1enggali in2ormasi melalui wawancara dengan beberapa tokoh
masyarakat:anggota kelompok tani:masyarakat, disertai dengan
pengamatan langsung terhadap kondisi masyarakat:kelompok
tersebut.
d. Penelitian konvensional yang dilakukan oleh ahli. 1elalui

penelitian terhadapmasyarakat yang bersangkutan yang mencakup


tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan masyarakatdalam
melakukan usahanya yang berkaitan dengankehutanan dapat
diperoleh in2ormasi mengenai kebutuhan pelatihan. In2ormasi dari
hasil penelitian ini masihperlu dikonsultasikanlagi dengan
pemuka:kelompokmasyarakattersebut untukmemperolehkepastian
pelatihan yang diperlukan.

2. Pemilihan bentuk dan jenis pelatihan


6erdasarkan hasil diskusi atau penggalian in2ormasi melalui
pelaksanaan PRA atauwawancara dapat diketahui adanya kebutuhan
pelatihan atau pelatihan yang diinginkan oleh kelompok masyarakat

tadi. Jika ada beberapa usulan jenis pelatihan sedangkan dana untuk itu
terbatas, maka perlu dilakukan pemilihan jenis pelatihan yang menjadi
prioritas untuk dilaksanakan.Pemilihan jenis pelatihan dilakukan
melalui suatu diskusi dengan masyakat yangbersangkutan dalam suatu
pertemuan khusus. Juga disesuaikan dengan ketersediaan dana.Secara
garis besar jenis pelatihan dapat digolongkan ke dalam 2 kelompok
yakni 7
a. Pelatihan teknis yakni pelatihan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang usaha
kehutanan. >ontoh-contoh pelatihan yang termasuk kategori ini
antara lain 7
• Pelatihan budidaya lebah madu.
• Pelatihan budidaya ulat sutera.
• Pelatihan agro2orestry.
• Pelatihan pembuatan pupuk organik.
• Pelatihan pembuatan budidaya tanaman pakan ternak.
• Pelatihan gaharu.
b. Pelatihan manajemen, yakni pelatihan yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang
pengelolaan organisasi,administrasi, pemasaran:tata
niaga produk atau peningkatan kesadaran atas norma tertentu.
>ontoh-contoh pelatihan yang termasuk kategori pelatihan ini
antara lain adalah 7
• Pelatihan kepemimpinan dalam organisasi.
• Pelatihan manajemen pemasaran produk usaha tani.
• Pelatihan PRA.
• Pelatihan penyuluhan dari masyarakat kepada masyarakat.
• Pelatihan gender.
/. Penyusun kurikulum dan silabus pelatihan
Pada pelatihan 2ormal yang pelaksanaannya dua hari atau
lebih, perlu dibuat kurikulum dan silabusnya. Dalam kurikulum mata
ajaran yang akan diberikan pada pelatihanbiasanya terdiri dari dua
kelompok yakni 7
a. Kelompok Inti
1ata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mataajaran
utama dan sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta untuk
meningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kegiatan
yang dilatihkan atau untuk melakukan kegiatan dalam rangka
memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Kelompok Penunjang
1ata ajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah mata ajaran
yang sebaiknya dikuasai peserta pelatihan yang berguna untuk
menunjang pengetahuan danketerampilan dalam melaksanakan
kegiatan yang dilatihkan.6agi mata pelajaran yang diperlukan
silabusnya terdiri dari teori dan praktek.
c. 1odul pelatihan
Pada pelatihan 2ormal diperlukan perencanaan yang detail, selain
perlu disiapkannya kurikulum dan silabus, juga diperlukan modul
pelatihan. Untuk itu perlu disusun modul dari tiap mata ajaran yang
diberikan.
d. 1etedologi pelatihan
Pelatihan masyarakat merupakan pendidikan non 2ormal, dengan
demikian si2atnyaberbeda dengan pendidikan 2ormal yang
dilaksanakan di sekolah-sekolah.Dalam pelatihan non 2ormal bagi
orang dewasa, ada karakteristik peserta pelatihan:orang dewasa
yang harus diperhatikan yakni 7
-Orang dewasa mempunyai pengalaman dan pengalamanmasing
-masing orangberbeda satu sama lain.
-Lebih suka menerima saran
-saran daripada digurui.
-6iasanya menilai dirinya lebih rendah daripada kemampuan
sebenarnya yang ada pada dirinya.
-6iasanya lebih menyenangi hal-hal yang bersi2at praktis.
-6iasanya membutuhkan waktu belajar yang relati2
lama,membutuhkan suasana akrab dan menjalin hubunganyang
erat.
-Lebih suka dihargai daripada disalahkan.
-Hanya mau belajar dengan baik jika mereka menganggapnya perlu

bagi mereka.
-Lebih memperhatikan hal
-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya.
-1enyukai cara belajar yang melibatkan peran mereka.
Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih dalam
pelatihan ini yakni 7
1. >eramah yang disertai dengan alat peraga.
1etode ini adalah metode yang hanya e2ekti2 jika waktu yang
tersedia sempit. Dalam ceramah, penyampaian in2ormasi lebih
cenderung bersi2at searah. Adanya alatperaga atau alat bantu
sangat membantu dalam memberikan kejelasan bahan atau
materi pembelajaran yang disampaikan dengan cara ini.
2. Diskusi
1etode ini lebih partisipati2 daripada ceramah. Dalam diskusi,
para peserta pelatihan diajak ber2ikir bersama dan

mengungkapkan pikirannya sehingga timbul pengertian pada diri


sendiri, pada kawan diskusi dan pada masalah yang dihadapi.
/. Pemeranan
Pemeranan adalah suatu usaha untuk membantu para peserta
pelatihan mengalihkan suatu masalah belajar yang tertulis ke
dalam praktek atau dramatisasi dari persoalan dengan melihat
kenyataan langsung. 6iasanya lokasi kegiatan pembelajaran
adalah lahan petani sendiri dan prosesnya melaui
penemuan:praktek lapangan.
5. Kontinum Proses 6elajar
Kontinum proses belajar adalah suatu proses penataan
pengalaman untuk mencapai perluasan pengalaman berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pengalamanorang:pihak lain. >ontoh
7 studi banding dan
magang. (. Pengalaman
Terstruktur
Latihan-latihan dan permainan yang dirancang se
cara cermat untuk menciptakan suatu pengalaman tertentu bagi
peserta dilakukan dalam situasi belajar. 1etode ini merupakan
ciri khas metode belajar yang man2aatnya besar sekali dalam
pendidikan orang dewasa, dengan tujuan meningkatkan
keterampilan, mengubah perilaku dan kerjasama dalam
organisasi. >ontohnya adalah belajar melalui petak
pengalaman:demonstration plot (demplot), studi banding.
6. Tenaga 2asilitator:instruktur
Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk memilihtenaga
2asilitator:instrukur yakni 7
a. 1enguasai materi yang diberikan dalam pembelajarantersebut.
b. 1enguasai metode dan teknik pembelajaran bagi orang dewasa.
c. Dapat berkomununikasi dengan baik dengan para peserta
pelatihan.
d. 6ersi2at sebagai 2asilitator, bukan sebagai guru.
Pada situasi tertentu, 2asilitator adalah petani yang memiliki
kemampuan untuk berperan sebagai 2asilitator.

7. Pembiayaan pelatihan
6iaya untuk pelatihan masyarakat dapat berasal dari 7
a. Dana dari pemerintah (pemerintah pusat, pemerintahdaerah)
melaluisistimpenganggaran yang berlaku.
b. Dana dari dunia usaha, badan usaha milik negara atau swasta.
c. Dana yang berasal dari masyarakat:lembaga swadaya.

D. Persiapan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat


Tahap persiapan pelatihan diartikan sebagai tahap perencanaan
yang lebih rinci dan spesi2ik, yang dimulai dari kegiatan penyusunan

organisasi:kepanitiaan pelaksanaan pelatihan sampai dengan persiapan


pelaksanaan pembukaan pelatihan. Langkah-langkah pada tahap persiapan
dapat dikelompokkan dalam persiapan yang bersi2at administrati2 dan
persiapan yang bersi2at teknis.
1. Persiapan administrasi
a. Penyusunan Organisasi atau Kepanitiaan Pelaksana Pelatihan.
Pada setiap pelatihan perlu dibentuk organisasi pelaksana
pelatihan atau yang biasa disebut sebagai panitia pelaksana
pelatihan. 6ergantung dari jenis dan si2atpelatihannya, organisasi
pelaksana atau panitia pelaksana ini bisa sederhana dengan
susunan yang

terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. 6isa juga lebih dari
tiga orang bila pelatihan melibatkan banyak peserta dan bersi2at
pembelajaran yang cukup kompleks. Dalam hal ini, maka susunan
kepanitiaan perlu dilengkapi dengan tambahan personil yang

menangani seksi tertentu misalnya seksi materi dan seksi


akomodasi.1asing-masing personil yang duduk dalam kepanitiaan
itu harus ditetapkan dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya.
Jumlah maksimal panitia pelatihan rata-rata 24@ dari jumlah
peserta pelatihan.Apabila pelatihan ini dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, maka organisasipelaksana pelatihan ini bertanggung
jawab kepada kepala instansi yangbersangkutan. Kepanitiaan ini
ditunjuk oleh kepala instansi yang bersangkutandengan surat
keputusan.
b. Penyiapan Administrasi Keuangan
Untuk kelancaran pelaksanaan pelatihan, minimal 1 (satu) minggu
sebelumdimulainya pelatihan anggaran untuk pelatihan sudah
harus tersedia. Penggunaan anggaran harus dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan.
c. Penyiapan Aormulir:6lanko Isian
Pada pelatihan yang pesertanya cukup banyak, perlu penyiapan
2ormulir isian yang antara lain 7 2ormulir isian biodata peserta,
2ormulir isian biodata 2asilitator:instruktur, 2ormulir isian
tanggapan peserta terhadap pelatihan dan 2ormulir isian lainnya
apabila diperlukan.
2. Persiapan teknis
1. Persiapan Peserta Pelatihan
Sebelum pelatihan dimulai, penyelenggara pelatihan harus
melakukan pengumpulan data dan in2ormasi untuk menentukan
siapa peserta pelatihan dan menyiapkan penda2taran calon peserta.
Penetapan peserta mencakup 7 berapa jumlah
peserta,kuali2ikasinya, asal peserta danpersyaratan lainnya yang
diperlukan.Dalam pelatihan perluditentukan persyaratan
misalnyaJumlah peserta 7 1aksimum /4 orang untuk satu
angkatan.
Apabila peminat banyak, maka pelatihan dapat dilaksanakan
beberapa angkatan.Asal peserta7Ketua kelompok tani dari wilayah
kecamatan tertentu.Syarat peserta7Dapat membaca
dan

menulis.Umur lebih dari 1( tahun.


2. Persiapan Tenaga Aasilitator:Instruk tur
Kegiatan yang termasuk dalam persiapan tenaga
2asilitator:instruktur meliputipenelaahan kurikulum dan silabus,
penetapan dan pemberitahuan :permohonanuntuk tenaga
2asilitator:instruktur.
/. Persiapan Sarana Pelatihan
Kegiatan yang termasuk dalam persiapan pelatihan mencakup 7
a.Penyiapan tempat pelatihan.
b.Pembuatan jadwal pelajaran de2initi2.
c.Penyusunan buku panduan pelatihan.
d.Pengumpulan materi pelatihan:diktat:hand out.
e.Penyusunan panduan praktek.
2. Penyiapan peralatan dan bahan
praktek. g.Penyiapan alat bantu
pengajaran. h.Penyiapan alat tulis untuk
pelatihan. i.Penyiapan akomodasi dan
konsumsi. j.Penyiapan tempatpraktek.
k.Penyiapan dokumentasi.

Pada kondisi tertentu, tempat dan waktu pelaksanaan


pelatihan dapat ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan dengan
calon peserta pelatihan. Ada pelatihan yang cukup dilaksanakan di
desa tempat berdomisilinya calon-calon pesertanya sendiri.Untuk
keperluan peserta perlu disiapkan perlengkapan seperti alat tulis,
penggaris, kertas:block note dan lain-lain. Perlengkapan ini harus
disiapkan sebelum pelatihan dimulai.Pada pelatihan yang
berlangsung di kelas, diperlukan ruangan dan
beberapaperlengkapan seperti papan tulis, alat tulis untuk papan
tulis, penghapus, kertas metaplan dan kertas-kertas ukuran besar
selebar surat kabar. Pada pelatihan yang bersi2at kunjungan
lapangan dalam bentuk rombongan yang cukup besar, diperlukan
alat pengeras suara.
5. Persiapan Pembukaan
Kegiatan persiapan pembukaan meliputi pembuatan undangan
pembukaan pelatihan, penyiapan laporan penyelenggara pelatihan,
penyiapan tempat:ruangan untuk acara pembukaan, dan
penyusunan acara pembukaan pelatihan.Persiapan pembukaan
pelatihan sudah selesai minimal 2 (dua) hari sebelum acara
pembukaan pelatihan dilaksanakan.

E. Pelaksanaan Pelatihan Pemberdaayaan Masyarakat


1. Pembukaan
Pada prinsipnya pembukaan pelatihan merupakan serangkaian
kegiatan yang terdiri dari acara pembukaan, pengarahan umum,
pengarahan kegiatan pelatihan, dan penjelasan panitia pelaksana

mengenai tata tertib dan hal-hal lain yang perlu disampaikan, misalnya
tentang akomodasi dan 2asilitas selama pelatihan. Pembukaan
pelatihan dapat dilaksanakan secara 2ormal dengan suatu
acarasambutan:pengarahan dari pejabat instansi, tetapi dapat dilakukan
secara in2ormalminimal oleh ketua penyelenggara pelatihan dengan
pernyataan singkat dan disertai penjelasan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pelatihan.
2. Pembelajaran
a. Proses Pembelajaran
Pada pelatihan yang dilaksanakan dalam suasana belajar di kelas

dan berlangsung dalam beberapa hari, kegiatan pembelajaran


diawali dengan pengenalan2asilitator:instruktur dan pembacaan
biodata 2asilitator:instruktur, dilanjutkan dengan pemberian materi
ajaran sesuai dengan kurikulum dan silabus. Pada pembelajaran
yang kompleks, kegiatan belajar mencakup 7
- Teori, dilaksanakan di kelas:ruangan atau di tempat lain yang
memungkinkan. Sebelum melaksanakan pembelajaran teori,
2asilitator:instruktur menyiapkan materi sesuai dengan mata ajaran
dalam bentuk Bhand out” atau bahan serahan atau alat bantu
pembelajaran.
- Praktek Lapangan, karyawisata, widyawisata atau bentuk kunjungan
lainnya yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan silabus
yang ada.Selama pelatihan perlu dibangun suasana yang

memungkinkan para peserta maupun 2asilitator bebas


mengemukakan pendapat, saling tukar
pengalaman.Aasilitator:instruktur diharapkan mampu menghargai
setiap pendapat,pikiran,pengalaman peserta dan hasil karya peserta.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pada pelatihan-pelatihan tertentu, setelah sesi pembelajaran dalam
pelatihantersebut selesai, maka kepada peserta diminta agar mereka
menuliskan rencana tindak lanjut (RTL). Artinya, setelah peserta
memperoleh pengetahuan danketerampilan yang didapat dari
pelatihan itu, para peserta membuat rencana tertulis mengenai
kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Administrasi Pembelajaran
Kegiatan ini meliputi segala bentuk pengadministrasian dalam
proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk kelancaran,
dokumentasi dan pertanggungjawabanpelaksanaan kegiatan
pelatihan.
d. Penutupan pelatihan
Penutupan pelatihan mencakup acara pembacaan atau pernyataan
secara resmi tentang selesainya pelatihan dan pemulangan peserta
pelatihan.

F. Pelatihan danEvaluasi Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat


1. Pemantauan
Kegiatan pemantauan dilaksanakan selama pelatihan berlangsung.
Pemantauan dilakukan oleh penyelenggara pelatihan dan dimaksudkan
sebagai bahan masukan agar hal-hal yang direncanakan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi
Pada prinsipnya ada 2 (dua) jenis evaluasi pelatihan, yakni evaluasi
terhadappelaksanaan pelatihan dan evaluasi pasca pelatihan. Evaluasi
pelaksanaan dapatdilakukan pada pertengahan dan pada akhir
pelaksanaan kegiatan pelatihan, bergantung dari jenis pelatihan.
• Evaluasi pelaksanaan pelatihan adalah evaluasi yang dilaksanakan

untuk menilai pelaksanaan pelatihan. Hal yang dievaluasi adalah


menyangkut pembelajaran,kepanitiaan, peserta, akomodasi, dan
konsumsi. 1an2aat evaluasi ini adalah untuk memberi masukan
kepada penyelenggara agar dapat memperbaiki mutu pelatihan
pada sisa waktu yang ada dan pada pelatihan mendatang.
• Evaluasi pasca pelatihan adalah suatu evaluasi:penilaian terhadap

kegunaan atau man2aat pelatihan bagi para peserta yang telah


mengikuti pelatihan tersebut.Evaluasi ini dilaksanakan para mantan
peserta pelatihan tersebut kembali ke tempat masing-masing. Salah
satu keterangan yang setelah dapat dijadikan pegangan untuk
evaluasi ini adalah RTL (rencana tindak lanjut) yang telah dibuat
oleh para peserta sebelum meninggalkan tempat pelatihan, apakah
materi pelatihan sudah cukup dan berman2aat bagi peserta, apakah
2asilitator:instruktur dapat melaksanakan 2ungsinya dengan baik,
apakah pelayanan administrasi dan pelayanan logistik (termasuk
akomodasi bila ada) sudah baik. Peserta dan 2asilitator:instruktur
diminta masing-masing mengevaluasi pelaksanaan pelatihan
sebelum pelatihan secara resmi ditutup. 1an2aat evaluasi ini adalah
untuk dapat mengidenti2ikasi kekuatan (untuk dilanjutkan) dan
kelemahan yang perlu diperbaiki pada pelatihan mendatang.

Panitia pelaksana menyimpulkan hasil evaluasi tersebut.


/. Pengarsipan dan penyusunan laporan hasil pelatihan
a. Pengarsipan Pelatihan
Arsip pelatihan adalah semua dokumen:berkas pelatihan yang ada,
yang harusdisimpan sebagai bukti pertanggungjawaban telah
dilaksanakannya pelatihan. Arsip ini berman2aat sebagai bahan
pengawasan:pemeriksaan juga dapat menjadi bahan untuk
persiapan pelaksanaan pelatihan sejenis sekaligus juga dapat dikaji
ulang sebagai bahan evaluasi dalam upaya meningkatkan
kualitaspelatihan pada waktu yang akan datang.Arsip pelatihan
terdiri dari 7 arsip administrasi keuangan, arsip administrasi
pelaksanaan pelatihan, dan arsip bahan:materi pelajaran.
• Arsip administrasi keuangan meliputi semua surat pertanggung

jawabankeuangan dan kelengkapannya yang berkaitan dengan


pelaksanaan pelatihan. Arsip administrasi keuangan disimpan
oleh bendaharawan dengan mengacu kepada peraturan
administrasi keuangan yang berlaku.
• Arsip administrasi pelaksanaan pelatihan meliputi semua

surat:data:berkas yang berkaitan dengan pelaksanaan pelatihan


mulai dari persiapan sampai denganselesainya
pelaksanaanpelatihan. Arsip administrasi pelatihan berupa surat
dinas biasa atau surat keputusan yang berhubungan dengan
pelaksanaanpelatihan (surat keluar dan surat masuk), data
peserta, data 2asilitator:instruktur, da2tar hadir pelatihan, jadwal
kegiatan pelatihan, hasil evaluasi terhadap peserta, hasil
evaluasi pelaksanaan pelatihan, berita acara, da2tar peralatan,
tanda terima bahan:alat dan lain-lain arsip yang dipandang
perlu untuk disimpan.Arsip administrasi pelaksanaan pelatihan
dihimpun dan disusun secara lengkap dan tertib sebagai
dokumen pelatihan yang dapat digunakan kembali apabila
diperlukan.
• Arsip bahan:materi pelajaran berupa 7 buku, diktat, brosur,
manual praktek, bahan serahan:hand out, peta, laporan
praktek:kunjungan lapang dan lain-lain yang digunakan dalam
pelatihan dan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Arsip
bahan:materi pelajaran dan salah satu laporan
praktek:kunjungan lapangan yang dianggap baik oleh panitia
disimpan di perpustakaan sehingga dapat dibaca:diketahui oleh
siapa sajayang memerlukan.
b. Pelaporan Pelatihan
Pelaporan pelatihan merupakan salah satu bentuk pertanggung
jawaban pelaksanaan pelatihan dan berman2aat untuk keperluan
monitoring dan evaluasi pelatihan. Paling lambat 1( hari setelah
selesainya pelatihan, pelaksana pelatihan harus
sudahmenyampaikan laporan kepada pimpinan dan atau instansi
lain yang berkepentingan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelatihan pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan instrumen
yang tepat untuk mencapai keberdayaan masyarakat dan desa.Serta untuk
menge2ekti2kan suatu pelatihan terdapat komponen yang mendukung

pelatihan tersebut seperti sasaran pelatihan:pengembangan, pelatih:trainer,


bahan-bahan latihan, meode latihan, dan peserta. Lalu perencanaannya
merupakan langkah awal dari pelatihan ini yang terdiri dari identi2ikasi
kebutuhan pelatihan,pemilihan bentuk dan jenis pelatihan, penyusunan

kurikulum dan silabus pelatihan.

Setelah melewati tahap perencanaan maka akan dilanjutkan denagn


persiapan pelatihan pemberdayaan masyarakat yang merupakan tahap
perencanaan yang lebih terperinci yang dimulai dari kegiatan penyusunan
organisasi:kepanitiaan pelaksanaan pelatihan sampai dengan persiapan
pelaksanaan pembukaan pelatihan.beberapa hal yang harus disiapkan dalam
pelaihan ini yaitu persiapan administrasi, keuangan, 2ormulir, peserta, tenaga
2asiliator:instruktur, sarana pelatihan, pembukaan. Setelah terencana denagn
baik, maka pelatihan ini akan terlaksana sevagaimana perenacanan
sebelumnya serta terdapat eveluasi dari pelaksanan pelatihan

B. Saran
Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa:i dapat menambah dan
mengembangkan re2erensi tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dan Remaja
dalam melakukan pembelajaran di keperawatan .

DAFTAR PUSTAKA
http7::2ile.upi.edu:Direktori:AIP:JUR.EPEND.ELUARESEKOLAH:13(743
(2desember,
241( )
http7::2ajarsodiG.blogspot.co.id:241/:11:pelatihan-pemberdayaan-
masyarakat-dan.html ( 2 desember, 241()

Anda mungkin juga menyukai