Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam rangka pencapaian tujuan
negara Indonesia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Indonesia
menyelenggarakan pendidikan mulai dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi.
Agar sistem pendidikan di Indonesia jelas, maka diaturlah undang-undang
mengenai sistem pendidikan nasional. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyebutkan bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun
landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
(1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur, (2) Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif, (3) Sehat,
mandiri, dan percaya diri, (4) Toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung
jawab.
Selain mengatur sistem pendidikan nasional, pemerintah Indonesia juga
mengatur tentang kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana yang
menjadi wujud yang menjadi alat dalam pencapaian tujuan nasional Indonesia.
Menurut definisinya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Hal ini termaktub dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 pasal 1. Dalam panduan penyusunan kurikulum 2013 jenjang pendidikan

1
dasar dan menengah oleh BSNP, pengertian kurikulum yang digunakan mengacu
pada pengertian seperti yang tertera dalam UU Nomor 20 Tahun 2003. Secara
lebih
jelas konten atau isi dari Kurikulum 2013 tersurat dan tersirat pada pasal 36, 37,
dan 38 Bab X Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu terdiri atas Struktur,
Silabus, dan RPP.
Guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas, pemerintah memperbarui
kurikulum pendidikan dengan menerapkan Kurikulum 2013 yang dimulai pada
tahun ajaran 2013/2014 dan berlaku hingga sekarang. Proses pembelajaran pada
Kurikulum 2013 tentang Standar Proses diatur dalam Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 yang menyatakan bahwa pembelajaran di SD/MI/SDLB/Paket A
adalah pembelajaran tematik terpadu.
Di Indonesia kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 Ayat 16 menyatakan bahawa
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan terkait dengan tujuan,
isi, bahan pelajaran dan cara yang digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam rangka untuk mencapai tujuan
pendidikan. Pada Pasal 77B struktur kurikulum adalah pengorganisasian
kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran dan mata pelajaran serta
beban belajar pada setiap program pendidikan dan satuan pendidikan.
Dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 telah diatur dalam
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran yang
menyatakan bahwa proses pembelajaran di dalam satuan pendidikan dilaksanakan
secara inspiratif, interaktif, menantang dan menyenangkan serta memotivasi untuk
berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, prakarsa,
dan kemandirian sesuai dengan minat dan bakat serta perkembangan fisik dan
psikologis peserta didik. Setiap satuan pendidikan sebaiknya melaksanakan
perencanaan pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efektivitas untuk tercapainya kompetensi lulusan.

2
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah menyebutkan kompetensi yang harus dicapai dalam muatan
Ilmu Pengetahuan Sosial pada Sekolah Dasar, yaitu: (1) menunjukkan perilaku
sosial dan budaya yang mencerminkan jati diri bangsa Indonesia; (2) mengenal
konsep ruang, waktu, dan aktifitas manusia dalam kehidupan sosial, budaya, dan
ekonomi; (3) menceritakan hasil eksplorasi mengenai kehidupan bangsa
Indonesia; (4) menceritakan keberadaan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi,
dan politik dalam masyarakat; (5) menunjukkan perilaku sosial dan budaya yang
mencerminkan jati dirinya sebagai warga negara Indonesia; (6) menjaga
kelestarian lingkungan hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab; (7)
meneladani tindakan heroik pemimpin bangsa, dalam kehidupan sosial dan
budaya bangsa Indonesia; (8) menceritakan hasil eksplorasi mengenai kehidupan
bangsa Indonesia.
Berdasarkan Standar Penilaian Pendidikan tahun 2016 menyebutkan
bahwa penilaian hasil belajar pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah
meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif
mengenai perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian
keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah penilaian aspek sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan sebagai sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi
tanggung jawab wali kelas atau guru kelas. Penilaian aspek pengetahuan
dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi
yang dinilai. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Hasil
penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan
dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.

3
Penilaian di atas mengacu pada Kompetensi inti dan Kompetensi dasar
menurut Pemendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, tujuan kurikulum mencakup 4 kompetensi, yaitu (1)
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Keempat kompetensi tersbut dapat dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Dengan berlandaskan berbagai peraturan tersebut maka untuk mencapai
tujuan pendidikan, pemerintah memberikan mata pelajaran IPS dalam pelaksanaan
pendidikan di jenjang Sekolah Dasar (SD) sebagai bekal mereka untuk
melaksanakan kehidupan bermasyarakat nantinya serta didukung dengan adanya
peran aktif guru, siswa, orang tua, maupun pemerintah. Guru dan orang tua harus
berperan aktif memfasilitasi kegiatan belajar yang diaksanakan oleh siswa
sebagai objek pendidikan.
Pada dasarnya hakikat IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran
yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah,
geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu social lainnya (Sapriya, 2017:7).
Sesuai dengan Kurikulum 2013, pada sekolah dasar muatan pelajaran IPS ini
diajarkan di kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan 6 secara tematik atau terintegrasi
dengan muatan pelajaran lainnya. Gunawan (2016: 52-53) menyebutkan beberapa
tujuan IPS di Sekolah Dasar, yaitu: (1) membekali siswa dengan pengetahuan
sosial untuk hidup bermasyarakat kelak; (2) membekali siswa dengan kemampuan
mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif untuk memecahkan
masalah sosial di masyarakat; (3) membekali siswa agar dapat berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang
keahlian; (4) membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan pemanfaatan lingkungan hidup; (5) membekali siswa dengan
kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan
perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

4
Rahmawati (2019:5-9) menyimpulkan “permasalahan pembelajaran IPS
dikelompokkan menjadi: (1) Perilaku desruptif siswa; (2) Kurangnya sarana dan
prasarana pembelajaran; (3) Kesulitan memahami materi di luar bidang ilmu; dan
(4) Metode pembelajaran yang kurang variatif”. Rosramadhana (2017:51-53 )
menjelaskan dalam penelitiannya bahwa “persoalan yang sering muncul dalam
pembelajaran IPS dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) pembelajaran masih
konvensional, guru yang masih kurang mengembangkan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif, penguasaan materi, pemanfaatan media, dan pengolahan
sumber belajar masih kurang, selain itu pembelajaran juga masih fokus pada
konsep dasar yang baku; (2) siswa kurang responsif, kreatif, dan kritis dalam
pembelajaran IPS, siswa memiliki minat yang rendah pada pembelajaran IPS
karena siswa berpikir bahwa materi IPS adalah materi hafalan yang
membosankan. Hal tersebut membuat hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS
masih rendah”.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri Lanjan 01,
Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, peneliti menemukan beberapa
permasalahan yang dialami siswa kelas IV terkait muatan IPS. Permasalahan yang
timbul berasal dari beberapa faktor, yakni dari guru, siswa maupun lingkungan.
Data hasil wawancara dengan guru bahwa siswa memiliki minat yang
rendah terhadap muatan IPS. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya media
pembelajaran IPS. Peneliti memperoleh data bahwa media pembelajaran IPS yang
ada di SD Negeri Lanjan 01 hanya globe, peta, atlas, dan RPUL. Media-media
tersebut tidak memiliki keterkaitan terhadap materi ajar Pahlawanku. Peneliti juga
memperoleh fakta bahwa pembelajaran juga terganggu karena adanya wabah
Covid-19 yang menyebabkan pembelajaran dialihkan ke rumah secara daring.
Pembelajaran dilakukan dalam bentuk penugasan melalui Whatsapp. Materi
diperoleh dari televisi, rangkuman yang diberikan oleh guru, dan referensi yang
direkomendasikan guru. Namun, guru merasa sumber dan media pembelajaran
tersebut masih kurang menunjang dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang
sesuai dengan Permendikbud No. 37 Tahun 2018 karena durasi siaran televisi
yang kurang lama, kedalaman materi yang kurang, terbatasnya metode-metode

5
pembelajaran di rumah dan terbatasnya media pembelajaran elektronik yang dapat
digunakan siswa di rumah. Pada tanggal 17 Maret, pemerintah mengeluarkan SE
Mendikbud No. 36982/MPK/HK/2020 tentang Pembelajaran Secara Daring dan
Bekerja dari Rumah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19. Melalui
surat edaran tersebut, pimpinan satuan kerja diberikan wewenang untuk membuat
pedoman pelaksanaan Bekerja Dari Rumah (BDR) dan pembelajaran daring yang
disesuaikan dengan kebutuhan daerah setempat. Pada tanggal 1 September,
keluarlah Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan,
dan Olahraga Kabupaten Semarang No. 421.7/1750.C/2020 tentang Ijin
Pembelajaran Tatap Muka Di Masa Pandemi Bagi SD Yang Memenuhi
Persyaratan Tahun Pelajaran 2020/2021. SDN Lanjan 01 merupakan salah satu
sekolah yang telah memenuhi persyaratan untuk dapat melakukan pembelajaran
tatap muka. SD tersebut menerapkan strategi New Normal School dalam kegiatan
belajar mengajar yakni salah satunya dengan mengombinasikan pembelajaran
daring dan luring terbatas dengan cara membagi kelas menjadi dua shift untuk
pembelajaran luring terbatas dan daring secara terjadwal.
Materi ajar Pahlawanku merupakan materi ajar dengan tingkat kesukaran
tertinggi. Hal ini didasari oleh hasil pengambilan data di SD Lanjan 01 dan
penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru
kelas IV, materi ajar Pahlawanku merupakan materi ajar tersulit karena banyaknya
materi yang harus dihafal siswa, tidak adanya media pembelajaran, dan
singkatnya waktu untuk mempelajari materi tersebut. Siswa dituntut hafal sejarah
lima kerajaan di Indonesia yangmana didalamnya mencakup nama-nama raja,
sejarah pendirian kerajaan, peninggalan kerajaan, dan sifat-sifat raja tiap kerajaan
yang dapat dicontoh. Kesukaran materi Pahlawanku juga dapat diidentiikasi dari
persentase ketidaktuntasan hasil belajar muatan ajar IPS siswa kelas IV SD Negeri
Lanjan 01 berikut ini:

6
Diagram ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Lanjan
01
30
25
20
15
10
5
0
Tema 1 Tema 2 Tema 3 Tema 4 Tema 5

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 1. 1 Diagram ketuntasan hasil belajar muatan IPS siswa kelas IV SD


Negeri Lanjan 01

Sebesar 70% atau 21 dari 30 siswa kelas IV SD Negeri Lanjan 01 belum


mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berikut adalah diagram
ketuntasan hasil belajar muatan IPS materi Pahlawanku Kelas IV SD Negeri
Lanjan 01:

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Muatan IPS Materi Pahlawanku


Kelas IV SD Negeri Lanjan 01

30% Tuntas
Tidak Tuntas

70%

Gambar 1. 2 Diagram ketuntasan hasil belajar muatan IPS materi Pahlawanku


kelas IV SD Negeri Lanjan 01

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti akan melakukan penelitian


pengembangan media pembelajaran pada materi ajar Pahlawanku. Peneliti akan

7
mengembangkan media ini menjadi sebuah buku elektronik berbentuk aplikasi
Android. Media Lift the Flap Book peneliti kembangkan menjadi aplikasi Android
dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut: (1) visible atau mudah dilihat; (2)
interesting atau menarik; (3) simple atau sederhana; (4) useful atau bermanfaat
bagi pelajar; (5) accurate atau benar dan tepat sasarn; (6) legitimate atau sah dan
masuk akal; (7) structured atau tersusun secara rapi atau runtut. Aplikasi tersebut
berisi informasi lima kerajaan (Hidu, Budha, dan Islam) yang pernah ada di
Indonesia (Kerajaan Aceh, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan
Majapahit, dan Kerajaan Gowa-Tallo), raja-raja yang berjaya pada masa
pemerintahannya, sikap raja-raja yang patut diteladani, peristiwa penting dari
kelima kerajaan di Indonesia, dan peninggalan-peninggalannya. Materi yang
disajikan sesuai dengan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam
Kurikulum 2013. Materi dalam aplikasi ini dikemas dengan sangat menarik.
Disajikan berbagai animasi dan backsound yang mendukung penyampaian materi
Pahlawanku. Aplikasi ini juga dapat diakses secara offline dan gratis. Hal inilah
yang membuat Lift the Flap Book berbasis Android menjadi media pembelajaran
yang lebih menarik dan praktis jika dibandingkan dengan Lift the Flap Book pada
umumnya. Aplikasi ini memberikan peluang lebih besar kepada siswa untuk
memperdalam pemahaman terhadap materi Pahlawanku karena siswa dapat
membuka aplikasi ini kapanpun dan dimanapun. Kelebihan ini menjadi salah satu
solusi atas permasalahan siswa yang kesulitan dan kurang antusias mempelajari
materi Pahlawanku yang dianggap terlalu sulit dan banyak.
Sugiyanto (dalam Handayani, 2016:31) mengemukakan bahwa “Lift the
Flap Book (buku berjendela) merupakan buku yang terdapat gambar didalamnya,
dimana gambar dilengkapi dengan jendela yang dapat dibuka baik keatas, ke
bawah, kekanan maupun kekiri serta memiliki keterangan dibaliknya”. Sedangkan
Rahmawati (2018:821) berpendapat bahwa “Lift the Flap Book atau sering disebut
dengan Flap Book adalah buku berjendela yang terdapat gambar atau informasi di
dalam atau di baliknya. Sehingga buku tersebut disamping memberikan
pengetahuan tetapi juga menarik untuk dibaca dan dapat memancing respon
motorik anak”.

8
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi turut berdampak
dibidang pendidikan. Model pembelajaran Mobile Learning sedang menjadi tren
dalam dunia pendidikan. Model pembelajaran ini memanfaatkan penggunaan
media portabel seperti Smartphone dengan sistem Android, IOS atau Windows
Phone. Martono (2014:168) menjelaskan bahwa “penggunaan Mobile Learning
untuk mendukung proses pengajaran dianggap penting untuk fleksibilitas dalam
kegiatan belajar mengajar”. Martono juga menjelaskan dalam penelitiannya
bahwa dengan menggunakan aplikasi pembelajaran seluler melalui Android,
pembelajaran berjalan dengan fleksibel karena dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun.
Penelitian lain berkaitan dengan pemanfaatan Android sebagai media
pembelajaran juga dilakukan oleh Novianto (2018), hasil penelitian memperoleh
kesimpulan bahwa perancangan game Android dapat membantu anak sekolah
dasar kelas 4 memahami Bahasa Inggris dengan mengenal tema dari setiap kosa
kata Bahasa Inggris. Dengan diterapkannya media pembelajaran game Android
ternyata mampu menambah wawasan anak sekolah dasar dan membentuk
kemampuan anak dalam belajar dan mengenal Bahasa Inggris.
Pengembangan android sebagai media pembelajaran juga dilakukan oleh
Elfin Puput Putriana. Pengembangan media game edukasi berbasis android
dengan Problem Based Learning pada muatan pelajaran IPA kelas IVA SD
Negeri Wonosari 03 menyebabkan terjadinya peningkatan hasil belajar dilihat dari
hasil pretest dan posttest, Putriana (2019:182).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti ingin
mengembangkan media pembelajaran Lift the Flap Book berbasis Android
terhadap materi ajar Pahlawanku muatan ajar IPS sehingga diharapkan siswa kelas
IV SD Negeri Lanjan 01 mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi
Pahlawanku.
1.2 Identifikasi Masalah
Peneliti telah mengidentifikasi masalah siswa kelas IV SD Negeri Lanjan
01 Gugus Gedhong Songo, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Hasil
identifikasi masalah yang diperoleh sebagai berikut.

9
a. Hasil belajar siswa terhadap materi ajar Pahlawanku belum baik, terdapat
70% atau 21 dari 30 siswa kelas IV belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM);
b. Belum tersedianya sumber dan media pembelajaran terkait materi ajar
Pahlawanku muatan ajar IPS. Media dan sumber ajar IPS yang digunakan
masih terbatas pada globe, peta, altlas, RPUL, buku guru dan buku siswa;
c. Kurangnya antusiasme siswa dalam pembelajaran IPS;
d. Merebak wabah Virus Corona di Indonesia yang mengakibatkan dialihkannya
pembelajaran ke rumah secara daring;
e. Sumber belajar terhadap materi ajar Pahlawanku di sekolah kurang dalam dan
kurang menarik;
f. Terbatasnya durasi pembelajaran di rumah secara daring melalui televisi
nasional;
g. Siswa kesulitan menghafal materi dalam muatan ajar IPS materi ajar
Pahlawanku terutama tokoh-tokoh pahlawan, peristiwa-peristiwa penting, dan
peninggalan-peninggalan sejarah;
h. Model pembelajaran Direct Learning lebih dominan, sehingga pembelajaran
terpusat pada kegiatan guru. Akibatnya siswa merasa bosan, mengantuk, dan
tidak kondusif;
i. Peserta didik merasa waktu yang tersedia kurang untuk memahami materi
yang banyak;
j. Belum tersedianya LCD, Proyektor, Laptop, maupun internet yang
mendukung proses pembelajaran interaktif di kelas.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah pada
keterbatasan media pembelajaran yang ada di SD Negeri Lanjan 01. Seperti yang
sudah dijabarkan sebelumnya, media pembelajaran IPS yang tersedia (peta,
ATLAS, globe) tidak efektif digunakan karena tidak berkaitan dengan materi
Pahlawanku. Selama ini pembelajaran materi Pahlawanku hanya menggunakan
sumber belajar tanpa menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu peneliti

10
ingin mengembangkan media pembelajaran Lift the Flap Book berbasis Android
pada materi ajar Pahlawanku muatan ajar IPS sehingga diharapkan siswa kelas IV
SD Negeri Lanjan 01 mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi
Pahlawanku.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran Lift the Flap Book
berbasis Android terhadap materi ajar Pahlawanku muatan ajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri Lanjan 01?
2. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran Lift the Flap Book
berbasis Android terhadap materi ajar Pahlawanku muatan ajar IPS siswa
kelas IV SD Negeri Lanjan 01?
3. Bagaimanakah keefektifan media pembelajaran Lift the Flap Book
berbasis Android terhadap hasil belajar kognitif dan psikomotor muatan
IPS siswa kelas IV SD Negeri Lanjan 01 materi ajar Pahlawanku?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengembangkan media pembelajaran Lift the Flap Book berbasis Android
terhadap materi ajar Pahlawanku muatan ajar IPS siswa kelas IV SD
Negeri Lanjan 01.
2. Menguji kelayakan media pembelajaran Lift the Flap Book berbasis
Android terhadap materi ajar Pahlawanku muatan ajar IPS siswa kelas IV
SD Negeri Lanjan 01.
3. Menguji keefektifan media pembelajaran Lift the Flap Book berbasis
Android terhadap hasil belajar kognitif dan psikomotor muatan IPS siswa
kelas IV SD Negeri Lanjan 01 materi ajar Pahlawanku.

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bersifat
teoritis tetapi juga bersifat praktis bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah tempat
penelitian ini dilaksanakan.

11
1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis Lift the Flap Book berbasis Android efektif digunakan
untuk menyampaikan materi ajar Pahlawanku muatan ajar IPS siswa kelas IV SD
Negeri Lanjan 01 Kabupaten Semarang sehingga dapat menjadi pendukung teori
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
1.6.2 Manfaat Praktis
Bagi Siswa
1) Meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi IPS. Penggunaan media
pembelajaran Lift the Flap Book berbasis Android diharapkan mampu
meningkatkan daya tarik siswa untuk mempelajari materi IPS yang
dianggap sulit, banyak, dan membosankan.
2) Dapat lebih mudah menerima materi dengan bantuan keefektifan
pembelajaran di rumah secara daring melalui Android. Android
merupakan salah satu sarana yang dapat mempermudah pembelajaran yang
dilakukan secara daring. Pengemasan materi IPS dalam wujud aplikasi
akan mempermudah siswa mengakses dan memahami materi.
3) Melatih siswa dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk proses
belajar. Teknologi sangat bermanfaat bagi manusia salah satunya dalam
bidang pendidikan. Beberapa siswa belum tahu kebermanfaatan teknologi
dibidang pendidikan. Masa pandemic ini menuntut siswa untuk
memenfaatkan teknologi dengan tepat sebagai media belajar di rumah.
4) Meningkatkan prestasi belajar siswa. Media pembelajaran Lift the Flap
Book berbasis Android telah dibuat sesuai Kompetensi Dasar yang telah
ditetapkan dalam materi Pahlawanku. Penyajian materi yang dibuat secara
kreatif dan inovatif diharapkan mampu meningkatkan pemahaman belajar
siswa terhadap materi tersebut diwujudkan melalui hasil belajar yang lebih
baik dari sebelumnya.
5) Mengajarkan kepada siswa berperilaku secara online dan tanggung jawab
dalam mengatur kegiatan belajar. Pada masa pandemik dan selama siswa
melakukan pembelajaran daring di rumah, pemantauan berbagai kegiatan
dan tanggung jawab belajar siswa oleh guru menjadi lebih terbatas.

12
Kondisi ini dapat dimanfaatkan guru untuk mengajarkan siswa
mempertanggung jawabkan kegiatan belajarnya selama di rumah
meskipun secara online melalui Whatsap dalam bentuk gambar, video,
suara, dan lain-lain.
Bagi Guru
1) Meningkatkan interaksi antara guru dan siswa.
2) Mempermudah penyampaian materi. Media pembelajaran Lift the Flap
Book berbasis Android berisi materi yang disajikan melalui gambar dan
tulisan yang dapat dipahami siswa dengan mudah.
3) Meningkatkan kualitas pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
Lift the Flap Book berbasis Android lebih efisien. Waktu pembelajaran
dapat disesuaikan oleh masing-masing siswa sesuai kebutuhan dan
kemampuannya. Materi disajikan melalui gambar yang menarik dan
tulisan yang mudah dipahami siswa.
4) Memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman guru dalam proses
kegiatan mengajar. Pengalaman mengajar selama daring merupakan
pengalaman mengajar yang tidak biasa. Guru menjadi lebih tanggap dan
kreatif dalam menjalankan dan memantau kegiatan belajar siswa yang
dilakukan dari jarak jauh.
5) Menjadi bahan pertimbangan dan informasi bagi guru dalam memilih
media yang digunakan dalam pembelajaran.
Bagi Sekolah
1) Hasil penelitian ini dapat membantu dalam penciptaan sebuah media
pembelajaran untuk mata pelajaran lain.
2) Memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan guru-guru lain.

13
Bagi Peneliti
1) Bentuk pengabdian dari peneliti kepada lembaga pendidikan dan sebagai
bentuk refleksi bagi peneliti untuk terus mencari dan mengembangkan
inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran menuju lebih baik.
2) Menambah pengalaman bagi peneliti sebagai bekal untuk terjun ke dunia
pendidikan.
3) Menerapkan pengetahuan yang didapat selama menempuh perkuliahan di
Universitas Negeri Semarang

14
15

Anda mungkin juga menyukai