Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP

MINAT PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT PADA


AKSEPTOR KB DI GAMPONG LAMPASEH KOTA
KECAMATAN KUTA RAJA KOTA
BANDA ACEH

JURNAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Diploma IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh :

RESTY RIAUNA
NIM:151010510032

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2019
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRA-NIKAH DENGAN PELAKSANAAN
IMUNISASI TETANUS TOXOID (CATIN) DI PUSKESMAS PADANG LUAR
KABUPATEN AGAM

Wira Meiriza,
Triveni STIKes Perintis Padang
Email : m_wira@ymail.com

ABSTRAK
Penyakit tetanus adalah penyakit menular yang tidak ditularkan dari manusia ke manusia
secara langsung. Imunisasi yang berkaitan dengan upaya penurunan tetanus diantaranya adalah
pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan dan Sikap ibu Pra-nikah dengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin) di
wilayah kerja Puskesmas Padang Luar Kabupaten Agam Tahun 2018. Penelitian ini merupakan
Deskriptif Analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasinya yaitu ibu hamil yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Padang Luar dengan pengambilan sampel secara simple random sampling
yaitu 52 orang. Analisis data menggunakan chi-square. Hasil penelitian didapatkan sebahagian besar
yaitu 34 responden (65,4%) memiliki pengetahuan tinggi tentang Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin),
sebahagian besar responden yaitu 35 responden (67,3%) memiliki sikap positif Imunisasi Tetanus
Toxoid (Catin), sebahagian besar responden yaitu 34 responden (65,4%) dilakukan pelaksanaan
Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin). Tidak terdapat hubungan pengetahuan dan sikap ibu PraNikah
dengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin) dengan p value =1,00 (p> 0,05) dan p value
= 0,39 (p> 0,05).

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap Ibu Pranikah, Pelaksanaan Imunisasi TT

ABSTRACT
Tetanus is a contagious disease that is not transmitted directly from humans to humans.
Immunizations related to efforts to reduce tetanus include the administration of Tetanus Toxoid (TT)
immunization. The purpose of this study was to determine the Relationship between Knowledge and
Attitudes of Pre-marital mothers with the Implementation of Tetanus Toxoid Immunization (Catin)
in the working area of Puskesmas Padang Luar, Agam Regency in 2018. This research is a
descriptive analytic with a retrospective approach. The population is pregnant women in the
working area of the Padang Luar Community Health Center by taking a simple random sampling
sample of 52 people. Data analysis using chi-square. The results showed that most 34 respondents
(65.4%) had high knowledge about Tetanus Toxoid Immunization (Catin), most respondents (35
respondents (67.3%) had positive attitudes about Tetanus Toxoid (Catin) Immunization, most of the
respondents ie 34 respondents (65.4%) carried out the implementation of Tetanus Toxoid (Catin)
Immunization. There is no correlation between knowledge and attitudes of Pre-Marriage mothers
with the implementation of Tetanus Toxoid (Catin) Immunization with p value = 1.00 (p> 0.05) and
p value = 0.39 (p> 0.05).

Keywords: Knowledge, Attitudes of Premarital Mothers, Implementation of TT Immunization

PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan menitik


beratkan pada program-program
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) perlindungan vaksin sebesar 9095 %.
sebagai salah satu indikator penting dalam (depkes RI, 2019).
kesehatan masyarakat. AKB telah Pemberian imunisasi Catin
menurun dari 46 per 1000 kelahiran hidup tersebut dapat dilakukan di tempat
pada tahun 2007 menjadi 32 per 1000 pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
kelahiran hidup pada tahun 2010, dan posyandu, rumah sakit dan pelayanan
diproyeksikan terus menurun menjadi 26 kesehatan lainnya. Oleh karenanya
per 1000 kelahiran hidup pada tahun kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan
2011. AKB ini sangat penting, karena diri pada tempat-tempat pelayanan
tingginya AKB menunjukkan rendahnya kesehatan tentunya akan memberikan
kualitas perawatan selama masa dampak positif terhadap peningkatan
kehamilan, saat persalinan, masa nifas, cakupan pelayanan imunisasi Catin ibu
status gizi dan penyakit infeksi (Depkes hamil.(Depkes RI, 2015). Imunisasi
RI, 2011). Tetanus Toxoid (TT) CATIN adalah
antigen yang sangat aman untuk ibu hamil
Berdasarkan laporan Analisa Uji maupun calon pengantin wanita, tidak ada
Coba di Indonesia pada tahun 2005-2006 bahayanya bagi janin yang dikandung ibu
yang disusun oleh WHO yang bekerja yang mendapat imunisasi Tetanus Toxoid
sama dengan Departemen Kesehatan RI, (TT) (Depkes RI, 2000).
tetanus masih merupakan penyebab utama Penyakit Tetanus adalah penyakit
kematian dan kesakitan maternal dan menular yang tidak ditularkan dari
neonatal. Kematian akibat tetanus di manusia ke manusia secara langsung.
negara berkembang 135 kali lebih tinggi Penyebabnya adalah sejenis kuman yang
dibanding negara maju. Di Indonesia dinamakan Clostridium Tetani, kuman ini
sekitar 9,8 % (18.032 bayi) dari 184 ribu terutama spora atau bijinya banyak berada
kelahiran bayi menghadapi kematian di lingkungan. Basilus Clostridium
dikarenakan adanya masalah imunisasi Tetani, tersebar luas di tanah dalam
tetanus tetap rendah (Depkes RI-WHO, bentuk spora, binatang seperti kuda dan
2016). kerbau bertindak sebagai harbour atau
Imunisasi yang berkaitan dengan persinggahan sementara. Kuman tetanus
upaya penurunan kematian bayi dalam kehidupannya tidak
diantaranya adalah pemberian imunisasi memerlukan/kurang oksigen (anaerob).
TT (Tetanus Toxoid) atau CATIN kepada Tetanus timbul akibat masuknya spora
calon pengantin wanita dan ibu hamil. Clostridium Tetani masuk lewat
Imunisasi tetanus toxoid CATIN pertahanan alamiah tubuh, seperti kulit,
diberikan kepada calon pengantin mukosa, sebagian besar lewat luka tusuk,
sebelum menikah sebanyak 1 kali luka bakar kotor, patah tulang terbuka dan
sementara Pada ibu hamil imunisasi TT tali pusat (Achmadi. U.F, 2000).
ini diberikan jika bumil tersebut belum Tetanus Neonatorum terbukti
melengkapi imunisasi sejak dari bayi sebagai salah satu penyebab kesakitan dan
hingga masa kehamilan sekarang dan jika kematian neonatal, sesungguhnya dapat
bumil telah imunisasi lengkap sejak bayi dicegah, pencegahan yang dilakukan
hingga sebelum ibu hamil maka imunisasi diantaranya adalah pemberian Imunisasi
TT boleh tidak diberikan kepada ibu Tetanus Toksoid (TT) Catin serta
hamil tersebut. Tujuan imunisasi ini perawatan tali pusat yang memenuhi
adalah melindungi ibu terhadap syarat kesehatan. Imunisasi TT
kemungkinan infeksi tetanus bila terluka, seharusnya diperoleh wanita usia subur
memberikan kekebalan terhadap penyakit sebanyak 5 kali, kenyataannya masih
tetanus neonatorum kepada bayi yang belum optimal, hal ini dipengaruhi faktor
akan dilahirkan dengan tingkat perilaku (Behavior Clauses) manusia dari
tingkat kesehatan, ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi ibu hamil serta bayi nya yang baru lahir
orang/ masyarakat yang bersangkutan dari tetanus neonatorum dan melidungi
disamping lingkungan fisik, ketersediaan ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
fasilitas, (sarana-sarana kesehatan) sikap ibu tersebut terluka.
dan perilaku para petugas kesehatan Berdasarkan latar belakang
(Notoadmojo :2003) tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
Kekebalan terhadap tetanus hanya Hubungan Pengetahuan dan Sikap ibu
dapat diperoleh melalui imunisasi Catin. Pra-Nikah dengan Pelaksanaan Imunisasi
Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (Catin) di wilayah kerja
Catin dalam tubuhnya akan membentuk Puskesmas Padang Luar Kabupaten
antibodi tetanus. Seperti difteri, antibodi Agam Tahun 2018.
tetanus termasuk dalam golongan Ig G
yang mudah melewati sawar plasenta, METODE PENELITIAN
masuk dan menyebar melalui aliran darah Penelitian ini merupakan
janin ke seluruh tubuh janin, yang akan Deskriptif Analitik dengan pendekatan
mencegah terjadinya tetanus neonatorum. retrospektif. Populasinya yaitu ibu hamil
(Depkes: 2000). Berdasarkan data yang yang berada di wilayah kerja Puskesmas
diperoleh peneliti pada kunjungan awal Padang Luar dengan pengambilan sampel
diwilayah kerja puskesmas Padang Luar secara simple random sampling yaitu 52
didapatkan jumlah sasaran wanita yang orang dilaksanakan pada bulan September
baru menikah dan ibu hamil yang harus 2018. Analisis data menggunakan chi-
mendapat imunisasi Catin adalah 585 square
orang, sementara yang berkunjung
kepuskesmas selama tahun 2011 adalah HASIL Analisis Univariat a. Pengetahuan
251 orang cakupan imunisasi TT1 ibu tentang Tetanus toxoid (TT)
sebanyak 111 orang, TT2 sebanyak 140 No
orang, (Maret 2011) Pengetahuan ibu tentang TT
Berdasarkan hasil wawancara f
peneliti dengan 3 orang saat survey awal %
tanggal 13 Maret 2018 pada ibu hamil 12
primi para yang tidak melaksanakan Tinggi Rendah
imunisasi tetanus toxoid (Catin) alasannya 34 18
adalah masih kurang mengerti tentang 65,4 34,6 Total 52 100
imunisasi TT, dan ada beberapa takut
disuntik, kemudian ada lagi yang
mengatakan imunisasi tetanus toxoid
(Catin) dapat memperlambat
mendapatkan keturunan, Pengalaman ibu
yang melahirkan tanpa mendapatkan
imunisasi tetanus toxoid (Catin) sewaktu
hamil dan bayinya lahir tanpa tetanus
neonaturum, serta sikap ibu yang kurang
peduli dengan imunisasi, karena imunisasi
dapat mempengaruhi kesuburan,
kurangnya pengetahuan,sikap wanita baru
menikah dan ibu hamil tentang imunisasi
tetanus toxoid (Catin) serta kurangnya
informasi dari petugas kesehatan tentang
imunisasi tetanus toxoid (catin). padahal
Imunisasi tetanus toxoid (catin) sangat
bermanfaat bagi wanita baru menikah dan
Pendahuluan
Keluarga Berencana (KB) bisa
menjadi indikator dalam penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI). Saat ini rata-
rata cakupan KB nasional masih di angka
60 persen. AKI adalah kematian ibu
selama hamil, melahirkan dan masa nifas.
Dari peta global, AKI di Indonesia masih
tinggi. Tahun 2017 AKI masih sekitar
259-305 per 100.000 kelahiran. Jauh dari
target 102 per 100.000 kelahiran. Perilaku
reproduksi menjadi penyumbang AKI
dalam hal ini adalah 4T yakni hamil
terlalu banyak, terlalu rapat, terlalu muda,
dan terlalu tua. Survei Demografi dan
Kependudukan 2012 menunjukkan sekitar
32,5 persen AKI terjadi akibat melahirkan
terlalu muda dan terlalu tua, dan sekitar
34 persen akibat kehamilan karena terlalu
banyak (lebih dari 3 anak). (Kemkes RI,
2017).
Menurut World Health
Organization (WHO) 2017, Keluarga
Berencana adalah upaya untuk
menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan dengan mengatur interval
diantara kelahiran dan mengontrol waktu
kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami dan istri sehingga dapat
menentukan jumlah anak dalam
keluargannya. Kontrasepsi adalah
pencegahan kehamilan atau pencegahan
konsepsi, untuk mencapai tujuan tersebut (PUS) dan kurangnya pemahaman tentang
berbagai cara dapat dilakukan antara lain kontrasepsi implant serta kurangnya
dengan penggunaan alat kontrasepsi dukungan dari suami dalam menggunakan
seperti pil KB, KB suntik, penggunaan kontrasepsi implant (Dinkes, 2016).
alat dalam saluran reproduksi (Kondom, Profil kesehatan Indonesia tahun
alat kontrasepsi dalam rahim/IUD), alat 2017 jumlah PUS sebanyak 37.338.265,
kontrasepsi bawah kulit/implant, operasi peserta KB di Indonesia adalah sebanyak
(vasektomi dan tubektomi) dan dengan 23.606.218 (63,22%) dengan jumlah KB
obat topical intravigina yang bersifat IUD sebanyak 1.688.685 (7,15%),
spermisida. Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak
Saat ini dari 5 juta pasangan usia 655.762 (2,78%), Metode Operasi Pria
subur (PUS) di Indonesia hanya 3.300.000 (MOP) sebanyak 124.262 (0,53%),
(60%) yang mengikuti program keluarga Implant sebanyak 1.650.227 (6,99%),
berencana (KB). Jika kondisi tersebut kondom sebanyak 288.388 (1,22%), KB
tidak diintervensi, dikhawatirkan dalam suntik sebanyak 14.817.663 (62,77%),
beberapa tahun ke depan Indonesia akan dan KB pil yaitu sebanyak 4.069.844
mengalami ledakan jumlah penduduk. (17,24%). (Kemenkes, R.I, 2017).
Saat ini, peserta KB masih minim, Profil Kesehatan di Provinsi Aceh
terutama pemakaian alat Kontrasepsi tahun 2017 bahwa jumlah PUS (Pasangan
Implant. Akseptor KB pemakaian alat Usia Subur) adalah 606.139 jiwa dan
Kontrasepsi Implant baru sebanyak jumlah keseluruhan pemakai KB
504.900 (15,3%). Jumlah tersebut masih berjumlah 331.855 orang (54,74%) dari
kalah jauh dengan pengguna kontrasepsi total PUS, Pemakaian Pil 64.636 orang
pil sebanyak 709.100 (21,40%) dan suntik (19,48%), suntik 232.882 orang (70,18%),
sebanyak 620.800 (18,81 %). Bahkan pemakaian kondom 4.054 orang (1,22%),
dibanding pengguna pemakai alat implant 9.008 orang (2,71%), IUD 10.526
kontrasepsi lain seperti IUD, dan alat orang (3,17%), kontrasepsi MOP
kontrasepsi implant juga masih sebanyak 468 orang (0,14%), dan
ketinggalan. Khusus IUD 752400 (22,8%) kontrasepsi MOW sebanyak 2.637 orang
penggunanya sebanyak 712.800 (21,6%) (0,79%). (Kemenkes, R.I, 2017).
PUS (Damayanti,2017). Sebagai alat Profil Kesehatan di Kota Banda
kontrasepsi, implant mempunyai banyak Aceh tahun 2017 bahwa jumlah PUS
kelebihan dibandingkan alat kontrasepsi (Pasangan Usia Subur) adalah 44.187 jiwa
lainnya, antara lain perlindungan jangka dan jumlah keseluruhan pemakai KB
panjang sampai lima tahun, pengembalian berjumlah 31.201 orang (70,61%) dari
tingkat kesuburan yang cepat setelah total PUS, Pemakaian Pil 15.128 orang
pencabutan, tidak memerlukan (48,49%), suntik 13.211 orang (42,34%),
pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh pemakaian kondom 1.967 orang (6,30%),
estrogen, tidak mengganggu kegiatan implant 164 orang (0,53%), IUD 677
sanggama, tidak menganggu ASI, hanya orang (2,17%), kontrasepsi MOP
perlu kembali ke klinik bila ada keluhan, sebanyak 11 orang (0,04%), dan
dan dapat dicabut setiap saat sesuai kontrasepsi MOW sebanyak 43 orang
dengan kebutuhan (Saifudin, 2016). (0,14%). (Kemenkes, R.I, 2017). Hal ini
Implant merupakan kontrasepsi menggambarkan bahwa metode konsepsi
yang paling tinggi daya gunanya jangka panjang (MKJP) seperti Implant
kegagalannya adalah 0,3 per 100 tahun belum banyak yang diminati oleh PUS
tetapi mengapa ibu – ibu kurang berminat yang sedang menggunakan kontrasepsi.
menggunakan alat kontrasepsi ini. Di UPTD Puskesmas Lampaseh
Rendahnya minat penggunaan implant terdapat 2.317 PUS, peserta KB aktif
bisa disebabkan kurangnya tingkat sebanyak 1007 PUS (43,46%), dengan
pengetahuan tentang Pasangan Usia Subur jumlah KB IUD sebanyak 50 (4,96%),
Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak
35 (3,47%), Metode Operasi Pria (MOP) Hasil Penelitian
sebanyak 0 (0%), kondom sebanyak 42 Analisa Univariat
(4,17%), KB pil sebanyak 194 (19,26%),
dari peserta KB aktif yang banyak Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
menggunakan suntik sebanyak 634 Karakteristik Responden
(62,95%), dan yang paling sedikit
menggunakan implant sebanyak 12 Kategori f %
(1,19%). Umur
Di Gampong Lampaseh Kota 20-35 tahun 20 66,7
Kecamatan Kuta Raja Kota Banda aceh >35 tahun 10 33,3
terdapat 425 PUS, peserta KB aktif Pendidikan
sebanyak 301 PUS (70,82%), dengan Tinggi 12 40,0
jumlah KB IUD sebanyak 16 (5,31%), Menengah 18 60,0
Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak
5 (1,66%), Metode Operasi Pria (MOP)
sebanyak 0 (0%), kondom sebanyak 15 Pekerjaan
(4,98%), KB pil sebanyak 44 (14,61%), Bekerja 10 33,3
dari peserta KB aktif tersebut yang Tidak Bekerja 20 66,7
banyak menggunakan suntik sebanyak Jumlah Anak
208 (69,10%), dan paling sedikit 1-2 anak 19 63,3
menggunakan implant sebanyak 3 >2 anak 11 36,7
(0,99%). Akseptor KB
Tujuan dalam penelitian ini untuk Hormonal 24 80,0
mengetahui apakah ada pengaruh Non Hormonal 6 20,0
penyuluhan keluarga berencana (KB) Total 30 100
terhadap minat penggunaan Alat
Kontrasepsi Implant pada akseptor KB di Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat
Gampong Lampaseh Kota Kecamatan dilihat bahwa sebagian besar umur ibu
Kuta Raja Kota Banda Aceh Tahun 2019. berada pada kategori umur 20-35 tahun
yaitu 20 responden (66,7%), sebagian
Metode Penelitian besar pendidikan ibu menengah yaitu 18
Penelitian ini merupakan responden (60,0%), sebagian besar ibu
penelitian Quasi Quasy eksperimen tidak bekerja yaitu 20 responden (66,7%),
(eksperimen semu) dengan rancangan sebagian besar jumlah anak 1-2 anak yaitu
19 responden (63,3%), dan sebagian besar
No Minat (f) (%)
responden menggunakan KB hormonal
1 Ya 11 36,7 yaitu 24 responden (80,0%).
2 Tidak 19 63,3
Total 30 100 Tabel 4.2 Pretest Minat Ibu Terhadap
pretest-posttest. Penelitian ini telah Penggunaan KB Implant
dilaksanakan di Gampong Lampaseh Kota
Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat
pada tanggal 16 Februari 2019 pada dilihat sebagian besar minat ibu terhadap
seluruh Aseptor KB. Teknik pengambilan penggunaan KB implant sebelum
sampel ini dilakukan secara quota dilakukan penyuluhan berada pada
sampling dengan jumlah sampel 30 orang. kategori tidak minat yaitu 19 responden
Analisa data dilakukan dengan (63,3%).
menggunakan uji independent T-Test
dengan batas kemaknaan 95% (P ≤0,05).
Tabel 4.3 Posttest Minat Ibu Terhadap 2. Pengaruh penyuluhan terhadap
Penggunaan KB Implant pendidikan akseptor KB terhadap minat
penggunaan alat kontrasepsi implant
No Minat (f) (%)
1 Ya 18 60,0% Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
2 Tidak 12 40,0% bahwa kategori pendidikan kelompok
30 100 pretest dan postest pada 30 sampel
Total
didapatkan hasil dari pendidikan akseptor
KB tingkat pendidikan tinggi yang
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat menggunakan alat kontrasepsi sebanyak
dilihat sebagian besar minat ibu terhadap 12 responden (40%), dan pada tingkat
penggunaan KB implant sesudah pendidikan menengah akseptor KB
dilakukan penyuluhan berada pada sebanyak 18 responden (60%).
kategori minat yaitu 18 responden
(60,0%). 3. Pengaruh penyuluhan terhadap
pekerjaan akseptor KB terhadap minat
Tabel 4.4 Pengaruh Penyuluhan KB penggunaan alat kontrasepsi implant
Terhadap Minat Penggunaan KB
Implant Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
bahwa kategori pekerjaan kelompok
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat P-
Minat
bahwa nilai rata-rata minat ibu terhadap No n Mean SD SE valu
Ibu
penggunaan KB implant sebelum e
dilakukan penyuluhan adalah 49,63. 1 Pretest 30 49,63 10,384 1,896
0,000
Kemudian setelah dilakukan penyuluhan 2 Posttest 30 65,33 12,794 2,336
terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu
65,33. Terlihat nilai selisih rata-rata antara pretest dan postest pada 30 sampel
pretest dan posttest adalah 15,7. Hasil uji didapatkan hasil dari pekerjaan akseptor
statistik didapatkan P-value=0,000 KB yang berkerja yang menggunakan alat
(p<0,05), perbedaan tersebut secara kontrasepsi sebanyak 10 responden
statistik sangat bermakna, yang artinya (33,3%), dan pada akseptor KB yang
ada pengaruh penyuluhan KB terhadap tidak berkerja sebanyak 18 responden
minat penggunaan KB Implant pada (66,7%).
akseptor KB di Gampong Lampaseh Kota
Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh 4. Pengaruh penyuluhan terhadap jumlah
Tahun 2019. anak akseptor KB terhadap minat
penggunaan alat kontrasepsi implant
Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan
bahwa kategori jumlah anak kelompok
a. A. Data Umum Responden
pretest dan postest pada 30 sampel
1. Pengaruh penyuluhan terhadap
didapatkan hasil dari jumlah anak
umur akseptor KB terhadap minat
akseptor KB yang mempunyai anak 1-2
penggunaan alat kontrasepsi implant
tahun menggunakan alat kontrasepsi
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan sebanyak 19 responden (63,3%), dan pada
bahwa kategori umur kelompok pretest akseptor KB yang mempunyai anak >2
dan postest pada 30 sampel didapatkan anak sebanyak 11 responden (36,7%).
hasil dari umur akseptor KB 20-35 tahun
5. Pengaruh penyuluhan terhadap
yang menggunakan alat kontrasepsi
akseptor KB terhadap minat penggunaan
sebanyak 20 responden (66,7%), dan pada
alat kontrasepsi implant
umur akseptor KB >35 tahun sebanyak 10
responden (33,3%).
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan Hasil penelitian ini sesuai dengan
bahwa kategori akseptor KB kelompok teori yang dikemukakan oleh
pretest dan postest pada 30 sampel Notoatmodjo, (2015), pengetahuan
didapatkan hasil dari kseptor KB yang merupakan domain yang sangat penting
menggunakan alat kontrasepsi hormonal terhadap terbentuknya perilaku seseorang
sebanyak 24 responden (80,0%), dan pada (ovent behavior). Perilaku merupakan
akseptor KB yang tidak menggunakan alat proses respons seseorang terhadap adanya
kontrasepsi non hormonal sebanyak 6 stimulus yang berasal dari luar maupun
responden (20,0%). dalam diri seseorang. Perilaku dibagi
menjadi tiga domain yang kognitif, afektif
B. Pembahasan Umum dan psikomotor. Ketiga domain tersebut
akan menjadi salah satu dalam
Berdasarkan hasil penelitian
memperoleh pengetahuan. Contohnya,
analisa bivariat terlihat bahwa nilai rata-
saat proses belajar dilakukan, seseorang
rata minat ibu terhadap penggunaan KB
mengingat pelajaran yang diberikan
implant sebelum dilakukan penyuluhan
dengan kongnitifnya. Kemampuan
adalah 49,63. Kemudian setelah dilakukan
kognitif tidak dapat berjalan dengan baik
penyuluhan terjadi peningkatan nilai rata-
bila dilakukan dengan perasaan tidak
rata yaitu 65,33. Terlihat nilai selisih rata-
senang. Selain itu, pelajaran akan sulit
rata antara pretest dan posttest adalah
dipahami apabila pelajaran yang didapat
15,7. Hasil uji statistik didapatkan P-
tidak dipraktekkan dengan kemapuan
value=0,000 (p<0,05), perbedaan tersebut
psikomotor. Pengetahuan yang diterima
secara statistik sangat bermakna, yang
seseorang diketahui dengan tingkatan
artinya ada pengaruh penyuluhan KB
pengetahuan.
terhadap minat penggunaan KB Implant
Menurut Jasmaniar, (2013),
pada akseptor KB di Gampong Lampaseh
peningkatan pengetahuan tidak selalu
Kota Kecamatan Kuta Raja Kota Banda
meyebabkan perubahan perilaku namun
Aceh Tahun 2019.
hubungan positif antara kedua variabel
Hasil penelitian ini sesuai dengan
tersebut didalam sejumlah penelitian.
penelitian yang dilakukan oleh Prasetya
Pengetahuan tertentu tentang kesehatan
(2015), hasil penelitian dengan
mungkin penting sebelum suatu tindakan
menggunakan Uji T-test diperoleh nilai
kesehatan terjadi tetapi tindakan
pengetahuan signifikan yaitu p=0,000
kesehatan yang diharapkan mungkin tidak
yang lebih kecil dari α = 0,05. Tingkat
akan terjadi kecuali apabila seseorang
pengetahuan ibu tentang metode
mendapat isyarat yang cukup kuat untuk
kontrasepsi yang diperoleh dari
memotivasinya, bertindak atas dasar
pemberian informasi yang akurat dan
pengetahuan yang dimilikinya.
tidak biasa mempengaruhi keputusan ibu
Pengetahuan merupakan faktor penting
untuk memilih dan menggunakan metode
dalam menghasilkan perubahan namun
kontrasepsi hormonal dan non hormonal.
tidak memadai dalam perubahan perilaku
Hasil penelitian ini berbeda
kesehatan.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Menurut peneliti berdasarkan hasil
Diana (2011), hasil penelitiannya
penelitian ini didapatkan hasil bahwa
menunjukkan tidak ada hubungan
metode kontrasepsi yang diperoleh dari
pengetahuan dengan minat akseptor KB
pemberian informasi yang akurat dapat
dalam memilih alat kontrasepsi implan
mempengaruhi keputusan ibu untuk
(p=0,078). Pengetahuan responden sudah
memilih dan menggunakan metode
berada pada kategori baik akan tetapi
kontrasepsi yang diinginkan. Dengan
responden belum siap untuk
menyediakan informasi yang akurat dan
menggunakan kontrasepsi implan.
sesuai serta konseling yang bersifat
empatik, maka wanita usia subur dan
pasangan dapat memilih dengan sadar kontrasepsi implant karena jangka waktu
suatu metode kontrasepsi implant. Agar KB implant yang dapat digunakan 3-5
pemakaian metode benar dan aman, tahun. Akan tetapi dikarenakan takut
pemakai perlu memiliki pengetahuan untuk menggunakan alat kontrasepsi
tentang kontrasepsi implant, termasuk implant maka dari itu akseptor lebih
pengetahuan tentang kemungkinan efek memilih alat kontrasepsi hormonal seperti
samping dan komplikasi dari KB implant. pil dan suntik. Selain itu, semakin
Selain itu, hasil penelitian ini banyaknya jumlah anak yang dilahirkan,
menunjukkan rendahnya penggunaan akan lebih baik jika menggunakan
kontrasepsi implant disebabkan karena kontrasepsi yang ekfektif seperti implant
informasi yang diperoleh tidak akurat dan karena tidak memerlukan ulangan
persepsi masyarakat yang salah terhadap kembali untuk mendapat KB seperti pil
kontrasepsi implant. Responden dan suntik. Penyuluhan kesehatan tentang
mengatakan bahwa mereka takut dengan KB implant sangat penting dilakukan
pemasangan alat kontrasepsi implant yang sehingga dapat meningkatkan
ditusukkan ke lengan dan sampai pengetahuan ibu dan tentunya dapat
mengeluarkan darah, persepsi yang salah meningkatkan minat untuk memilih dan
ini perlu dijelaskan kepada responden menggunakan kontrasepsi implant.
agar mereka paham bahwa alat
kontrasepsi implant sangat efektif jika Kesimpulan
digunakan untuk menjarangkan Berdasarkan hasil penelitian dapat
kehamilan. Dengan adanya penyuluhan disimpulkan bahwa:
kesehatan yang akurat dan menyeluruh 1. Minat responden terhadap penggunaan
dapat meningkatkan pengetahuan ibu KB implant sebelum dilakukan
tentang kontrasepsi implant sehingga penyuluhan adalah 11 responden
mempengaruhi minat ibu terhadap (36,1%).
penggunaan alat kontrasepsi implant. 2. Minat responden terhadap penggunaan
Selain pendidikan, pekerjaan KB implant setelah dilakukan
responden juga mempengaruhi minat ibu penyuluhan adalah 18 responden
terhadap penggunaan kontrasepsi implant. (60%).
Sebagian besar responden tidak bekerja 3. Ada pengaruh penyuluhan KB
sehingga pengetahuan yang didapatkan terhadap minat penggunaan KB
tentang KB implan jga belum memadai. Implant pada akseptor KB dengan
Ibu yang tidak bekerja biasanya memiliki nilai p-value=0,000 (p<0,05).
akses informasi yang terbatas karena
sibuk mengurus keluarga sehari-hari Saran
dirumah. Kemudian jumlah anak bisa Diharapkan bagi pasangan usia
menjadi penyebab kurangnya minat subur setelah mendapatkan penyuluhan
pemakaian kontrasepsi implant. Hasil tentang manfaat alat kontrasepsi implant
penelitian sebagian besar responden agar dapat menggunakan kontrasepsi
memiliki 1-2 anak sehingga responden untuk menjarangkan kehamilan dan dapat
mempunyai keinginan untuk menambah memilih menggunakan alat kontrasepsi
anak lagi dan belum semua memiliki jenis implant.
kelamin laki-laki dan perempuan yang
menyebabkan rendahnya minat ibu
menggunakan kontrasepsi implant.
Umur akseptor KB sangat Daftar Pustaka
menentukan terhadap pemilihan alat
kontrasepsi yang akan digunakan, pada 1. Kemenkes RI. (2017).
usia fase diatas 35 tahun akan lebih baik Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources
jika akseptor menggunakan alat /Download/Pusdatin/Lain-Lain//
Datadaninformasikesehatanindonesia Strata-1 Kedokteran Umum.
2016-Smallersize-Web.Pdf. Profil Retrieved from
Kesehatan Indonesia, 100. https://core.ac.uk/download/pdf/1173
5958.pdf
2. Serviks, K., Siswi, P., Xi, K., Sman, 9. Susilawati, F. (2013). Gambaran
D. I., Budiyah, U. U., & Aceh, I. Minat Wanita Usia Subur Dengan
(2017). DAN MINAT REMAJA Pemilihan Alat Kontrasepsi Implant
PUTRI TENTANGPENCEGAHAN Di Wilayah Kerja Puskesmas
KAWAY XVI KABUPATEN ACEH Meureudu Kecamatan Meureudu
BARAT TAHUN 2017, 1–67. Kabupaten Pidie Jaya.
10. Badan Kependudukan dan Keluarga
3. Dinkes Aceh. (2017). Kota Banda Berencana Nasional, Badan Pusat
Aceh Tahun 2016.Xdinas kesehatan. Statistik, Kementerian Kesehatan, &
(2016). Profil Kesehatan Profinsi USAID. (2017). Survei Demografi
Aceh Terbaru, 25. Retrieved from Dan Kesehatan, 1–606. Retrieved
http://www.depkes.go.id/resources/do from http://www.dhsprogram.com.
wnload/profil/PROFIL_KES_PROVI 11. Penyuluh, P., Berencana, K., Di, P.
NSI_2016/01_Aceh_2016.pdf K. B., Kasemen, K., & Serang, K.
4. Studi, P., & Iv, D. (2016). (2015). Peran penyuluh keluarga
KONTRASEPSI IMPLANT DI berencana (pkb) di kecamatan
PUSKESMAS SIMEULUE TIMUR. kasemen, kota serang.
5. Kebidanan, A. (2015). Zelva hanum. 12. Serviks, K., Siswi, P., Xi, K., Sman,
6. Kemenkes RI. (2017). D. I., Budiyah, U. U., & Aceh, I.
Http://Www.Depkes.Go.Id/Resources (2017). DAN MINAT REMAJA
/Download/Pusdatin/Lain- PUTRI TENTANGPENCEGAHAN
Lain//Datadaninformasikesehatanind KAWAY XVI KABUPATEN ACEH
onesia2016-Smallersize-Web.Pdf. BARAT TAHUN 2017, 1–67.
Profil Kesehatan Indonesia, 100. 13. Regina Meysi Besouw. (2017).
7. Sma, D. I., Banda, I., Tahun, A., & Hubungan Penggunaan alat
Belakang, A. L. (2015). REMAJA kontrasepsi Implan dengan Tekanan
PUTRI TENTANG VULVA Darah Ibu di Puskesmas Kauditan
HYGIENE SAAT MENSTRUASI Kecamatan Kauditan Minahasa
PENDAHULUAN Kesehatan Utara. Keperawatan, 5, 1–4.
reproduksi merupakan masalah vital 14. Suyanti. (2016). Diterminan
dalam pembangunan kesehatan penggunaan alat kontrasepsi implant
umumnya karena tidak akan dapat di wilayah kerja UPTD puskesmas
diselesaikan dengan jalan kuratif Sukahaji kabupaten Majalengka
saja , namun justru dengan upaya tahun 2015. Syntax Literate; Jurnal
preventif ( Andari Wuri Astuti , Ilmiah Indonesia, 1(4), 23–40.
Madya Sulisno , dan Heni Hirawati , 15. Iv, D., Stikes, K., Banda, U. B., &
2008 ; h . 59 ). Tahun, B. A. (2013).
8. Rena, N., & Benita. (2017). KONTRASEPSI IMPLANT DI
PENGARUH PENYULUHAN PUSKESMAS SIMEULUE TIMUR
TERHADAP TINGKAT JURNAL SKRIPSI Disusun Untuk
PENGETAHUAN KESEHATAN Memenuhi Ketentuan Persyaratan
REPRODUKSI PADA REMAJA Menyelesaikan Program Studi.
SISWA SMP KRISTEN GERGAJI 16. Untuk, D., Ketentuan, M.,
LAPORAN HASIL KARYA TULIS Penyusunan, M., Sebagai, S.,
ILMIAH Diajukan sebagai syarat Ubudiyah, U., & Banda, I. (2018).
untuk mengikuti ujian hasil Karya Diajukan Untuk Memenuhi
Tulis Ilmiah mahasiswa Program Ketentuan Melakukan Penyusunan
Skripsi Sebagai Persyaratan
Menyelesaikan Program Studi
Diploma IV Kebidanan Universitas
Ubudiyah Indonesia Banda Aceh.
17. Musu’, A. B. (2017). Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan
Pemakaian Kontrasepsi Implan pada
Akseptor KB di Puskesmas Ciomas
Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor
Tahun 2012, 88.
18.

19.
PENGARUH PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA (KB)
TERHADAP MINAT PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
IMPLANT PADA AKSEPTOR KB DI GAMPONG
LAMPASEH KOTA KECAMATAN KUTA
RAJA KOTA BANDA ACEH

JURNAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Diploma IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ubudiyah Indonesia

Oleh :

RESTY RIAUNA
NIM:151010510032

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2019

Anda mungkin juga menyukai