Anda di halaman 1dari 3

Paper

Melewatkan Sarapan

Oleh:
Nelsi (1910019)
Vira Delviana Saruran (1910057)
Ainul Fathima (1910060)

Menurut pendapat kelompok kami mengenai melewatkan sarapan :


Memulai aktivitas sehari-hari dengan sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting
untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja, maupun dewasa. Sangat
disayangkan, kebanyakan orang-orang saat ini justru sering melewatkan sarapan pagi dengan
berbagai alasan. Kebiasaan melewatkan sarapan pagi berhubungan dengan gender dan tempat
tinggal. Perempuan cenderung lebih sering melewatkan sarapan pagi dari pada laki-laki.
Definisi dari melewatkan sarapan pagi adalah tidak makan pada pagi hari, mulai dari jam 6
pagi sampai jam 9 pagi. Kebiasaan melewatkan sarapan pagi bisa menjadi indikator risiko
kenaikan berat badan selain peningkatan frekuensi jajan, kebiasaan bekerja dalam posisi
duduk yang terlalu lama, dan kebiasaan makan lainnya yang berujung pada kejadian obesitas.
A. Sarapan berperan memenuhi kebutuhan gizi harian
Terdapat hubungan antara melewatkan sarapan pagi dan rendahnya
kecukupan gizi orang dewasa. Studi Jantung Bogalusa menunjukkan bahwa
74% orang yang melewatkan sarapan tidak memenuhi dua pertiga
dari Recommended Dietary Allowance untuk vitamin dan mineral
dibandingkan dengan 41% dari mereka yang mengonsumsi sarapan. Selain
itu, terdapat data yang menunjukkan bahwa orang dewasa muda (usia, 20-39
tahun) yang melewatkan sarapan memiliki pola makan harian keseluruhan
yang kurang optimal dalam hal asupan nutrisi. Sementara itu, pada individu
yang mengonsumsi sarapan pagi, akan terpenuhi sekitar 15-30% kebutuhan
total gizi harian. Pada orang yang sarapan di pagi hari juga akan
mengonsumsi asupan energi, asam folat, asam askorbat, serat, kalsium, zat
besi dan yodium yang lebih tinggi serta asupan total karbohidrat dan natrium
yang lebih rendah daripada orang yang melewatkan sarapan. Oleh karena itu,
sarapan berperan memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian yang diperlukan
untuk berpikir, melakukan aktivitas, dan bekerja secara optimal. 
B. Menurunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular dan Sindrom Metabolik
Melewatkan sarapan menyebabkan orang memiliki serum kolesterol low
density lipoprotein (LDL) dan kolesterol total yang lebih tinggi, serta tingginya
tekanan darah. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskular, seperti aterosklerosis. Sementara itu, dalam suatu
studi cross-sectional, orang yang mengonsumsi sarapan lebih kecil
kemungkinannya memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular tersebut.
Selain itu, orang yang sarapan pagi setiap hari memiliki risiko hipertensi dan
sindrom metabolik yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang jarang
sarapan pagi (0–3 kali seminggu). Makan pagi juga telah terbukti membantu
menurunkan tekanan darah yang pada gilirannya dapat mencegah
penyumbatan pembuluh darah, pendarahan, dan penyakit kardiovaskular. 
C. Menurunkan Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 dan Obesitas
Melewatkan sarapan terkait dengan terjadinya perubahan nafsu makan dan
penurunan rasa kenyang, sehingga dapat menyebabkan makan berlebihan
pada waktu makan berikutnya dan terjadi penurunan sensitivitas insulin yang
dapat menyebabkan resistensi insulin dan berujung pada diabetes melitus
tipe 2 dan obesitas. Dalam suatu studi, pria yang melewatkan sarapan
dikaitkan dengan risiko 21% lebih tinggi mengembangkan diabetes melitus
tipe 2. Pada studi lain, wanita yang melewatkan sarapan bahkan melewatkan
sarapan sekali dalam seminggu dikaitkan dengan risiko 28% lebih tinggi
mengembangkan diabetes melitus tipe 2. Selain itu, studi menunjukkan
bahwa orang dewasa muda (usia, 20-39 tahun) yang mengonsumsi sereal
siap makan memiliki kemungkinan 31% lebih kecil untuk kelebihan berat
badan / obesitas. Sarapan pagi juga memiliki efek menguntungkan pada
pengaturan nafsu makan dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin
sehingga dapat mencegah terjadinya resistensi insulin. Oleh karena itu,
sarapan dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas. 
Dampak Tidak Sarapan
1. Resiko Obesitas
Melewatkan atau jarang sarapan ternyata dapat menyebabkan risiko obesitas. Menurut sebuah
penelitian, melupakan sarapan dapat 4,5 kali lebih gemuk dibanding orang yang sering
melakukan sarapan. Apalagi ditambah dengan kebiasaan makan di luar rumah pada waktu
malam hari juga dapat mengakibatkan obesitas..
2.Mengakibatkan kolesterol dan penyakit jantung
Bagi seseorang yang sering melupakan sarapan akan cenderung lebih banyak mengonsumsi
lemak dan sedikit mengonsumsi nutrisi seperti serat, kalium dan kalsium yang baik bagi
tubuh daripada orang yang rutin sarapan pagi. Kecenderungan lebih banyak mengonsumsi
lemak itulah dapat berisiko terkena penyakit kolesterol dan penyumbatan pada pembuluh
darah, sehingga dapat pula berisiko terkena penyakit jantung.
3.Haid tidak teratur.
Sarapan merupakan hal penting bagi para pelajar dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi,
karena sarapan pagi dapat meningkatkan memori pada ota k. Selain itu, bagi para pelajar putri
yang sudah mengalami masa pubertas, sebaiknya jangan sering melewatkan sarapan pagi. Hal
ini dapat mengakibatkan hai d atau menstruasi menjadi tidak teratur dan menyakitkan.
4.Menyebabkan Maag.
Penyakit maag sering terjadi pada seseorang yang telat sarapan atau tidak pernah sarapan,
terutama bagi pelajar wanita. Hal ini disebabkan oleh lambung yang terus mengeluarkan
asam lambung dan terus bekerja walau tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalamnya.
Sehingga mengakibatkan perut terasa sakit dan seperti diremas-remas. Inilah yang disebut
maag, apabila terus dibiarkan akan menjadi maag akut dan sulit sekali menerima makanan
yang asam walaupun sedikit serta penyakit lainnya..
5 Menurunkan kemampuan kognisi
Menurut sebuah penelitian, pelajar yang sering melupakan sarapan dapat menurunkan
kemampuan memecahkan persoalan, menurunkan kemampuan mengingat dan konsentrasi.
Sedangkan bagi pelajar yang tidak pernah melewatkan sarapan cenderung akan lebih aktif,
nilainya bagus, dan jarang untuk meninggalkan kelas.

Anda mungkin juga menyukai