Menurut pendapat kelompok kami mengenai melewatkan sarapan :
Memulai aktivitas sehari-hari dengan sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja, maupun dewasa. Sangat disayangkan, kebanyakan orang-orang saat ini justru sering melewatkan sarapan pagi dengan berbagai alasan. Kebiasaan melewatkan sarapan pagi berhubungan dengan gender dan tempat tinggal. Perempuan cenderung lebih sering melewatkan sarapan pagi dari pada laki-laki. Definisi dari melewatkan sarapan pagi adalah tidak makan pada pagi hari, mulai dari jam 6 pagi sampai jam 9 pagi. Kebiasaan melewatkan sarapan pagi bisa menjadi indikator risiko kenaikan berat badan selain peningkatan frekuensi jajan, kebiasaan bekerja dalam posisi duduk yang terlalu lama, dan kebiasaan makan lainnya yang berujung pada kejadian obesitas. A. Sarapan berperan memenuhi kebutuhan gizi harian Terdapat hubungan antara melewatkan sarapan pagi dan rendahnya kecukupan gizi orang dewasa. Studi Jantung Bogalusa menunjukkan bahwa 74% orang yang melewatkan sarapan tidak memenuhi dua pertiga dari Recommended Dietary Allowance untuk vitamin dan mineral dibandingkan dengan 41% dari mereka yang mengonsumsi sarapan. Selain itu, terdapat data yang menunjukkan bahwa orang dewasa muda (usia, 20-39 tahun) yang melewatkan sarapan memiliki pola makan harian keseluruhan yang kurang optimal dalam hal asupan nutrisi. Sementara itu, pada individu yang mengonsumsi sarapan pagi, akan terpenuhi sekitar 15-30% kebutuhan total gizi harian. Pada orang yang sarapan di pagi hari juga akan mengonsumsi asupan energi, asam folat, asam askorbat, serat, kalsium, zat besi dan yodium yang lebih tinggi serta asupan total karbohidrat dan natrium yang lebih rendah daripada orang yang melewatkan sarapan. Oleh karena itu, sarapan berperan memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian yang diperlukan untuk berpikir, melakukan aktivitas, dan bekerja secara optimal. B. Menurunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular dan Sindrom Metabolik Melewatkan sarapan menyebabkan orang memiliki serum kolesterol low density lipoprotein (LDL) dan kolesterol total yang lebih tinggi, serta tingginya tekanan darah. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti aterosklerosis. Sementara itu, dalam suatu studi cross-sectional, orang yang mengonsumsi sarapan lebih kecil kemungkinannya memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular tersebut. Selain itu, orang yang sarapan pagi setiap hari memiliki risiko hipertensi dan sindrom metabolik yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang jarang sarapan pagi (0–3 kali seminggu). Makan pagi juga telah terbukti membantu menurunkan tekanan darah yang pada gilirannya dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah, pendarahan, dan penyakit kardiovaskular. C. Menurunkan Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 dan Obesitas Melewatkan sarapan terkait dengan terjadinya perubahan nafsu makan dan penurunan rasa kenyang, sehingga dapat menyebabkan makan berlebihan pada waktu makan berikutnya dan terjadi penurunan sensitivitas insulin yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan berujung pada diabetes melitus tipe 2 dan obesitas. Dalam suatu studi, pria yang melewatkan sarapan dikaitkan dengan risiko 21% lebih tinggi mengembangkan diabetes melitus tipe 2. Pada studi lain, wanita yang melewatkan sarapan bahkan melewatkan sarapan sekali dalam seminggu dikaitkan dengan risiko 28% lebih tinggi mengembangkan diabetes melitus tipe 2. Selain itu, studi menunjukkan bahwa orang dewasa muda (usia, 20-39 tahun) yang mengonsumsi sereal siap makan memiliki kemungkinan 31% lebih kecil untuk kelebihan berat badan / obesitas. Sarapan pagi juga memiliki efek menguntungkan pada pengaturan nafsu makan dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin sehingga dapat mencegah terjadinya resistensi insulin. Oleh karena itu, sarapan dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas. Dampak Tidak Sarapan 1. Resiko Obesitas Melewatkan atau jarang sarapan ternyata dapat menyebabkan risiko obesitas. Menurut sebuah penelitian, melupakan sarapan dapat 4,5 kali lebih gemuk dibanding orang yang sering melakukan sarapan. Apalagi ditambah dengan kebiasaan makan di luar rumah pada waktu malam hari juga dapat mengakibatkan obesitas.. 2.Mengakibatkan kolesterol dan penyakit jantung Bagi seseorang yang sering melupakan sarapan akan cenderung lebih banyak mengonsumsi lemak dan sedikit mengonsumsi nutrisi seperti serat, kalium dan kalsium yang baik bagi tubuh daripada orang yang rutin sarapan pagi. Kecenderungan lebih banyak mengonsumsi lemak itulah dapat berisiko terkena penyakit kolesterol dan penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga dapat pula berisiko terkena penyakit jantung. 3.Haid tidak teratur. Sarapan merupakan hal penting bagi para pelajar dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, karena sarapan pagi dapat meningkatkan memori pada ota k. Selain itu, bagi para pelajar putri yang sudah mengalami masa pubertas, sebaiknya jangan sering melewatkan sarapan pagi. Hal ini dapat mengakibatkan hai d atau menstruasi menjadi tidak teratur dan menyakitkan. 4.Menyebabkan Maag. Penyakit maag sering terjadi pada seseorang yang telat sarapan atau tidak pernah sarapan, terutama bagi pelajar wanita. Hal ini disebabkan oleh lambung yang terus mengeluarkan asam lambung dan terus bekerja walau tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalamnya. Sehingga mengakibatkan perut terasa sakit dan seperti diremas-remas. Inilah yang disebut maag, apabila terus dibiarkan akan menjadi maag akut dan sulit sekali menerima makanan yang asam walaupun sedikit serta penyakit lainnya.. 5 Menurunkan kemampuan kognisi Menurut sebuah penelitian, pelajar yang sering melupakan sarapan dapat menurunkan kemampuan memecahkan persoalan, menurunkan kemampuan mengingat dan konsentrasi. Sedangkan bagi pelajar yang tidak pernah melewatkan sarapan cenderung akan lebih aktif, nilainya bagus, dan jarang untuk meninggalkan kelas.