Anda di halaman 1dari 26

KEBIJAKAN

PENGELOLAAN
DAK FISIK
BIDANG PENDIDIKAN
Sub Bidang SMK

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Jakarta, 7 Desember 2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1


OUTLINE
 Peraturan Presiden No. 123/2020 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik Tahun 2021
 PMK No. 130/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan DAK Fisik
 Perdirjen Nomor PER-3/PK/2020 Tentang Panduan Reviu Laporan Realisasi Penyerapan Dana
& Capaian Keluaran Kegiatan DAK Fisik. Penyaluran DAK Fisik
 KMK No 13/KM.7/2021 tentang Perpanjangan Batas Waktu Penerimaan Dokumen Persyaratan
Penyaluran DAK Fisik TA 2021
 KMK No 28/KM.7/2021 tentang Perpanjangan Batas Waktu Penerimaan Dokumen Persyaratan
Penyaluran DAK Fisik Tahap II TA 2021

EVALUASI PENGELOLAAN
DAK FISIK TA 2021 01

KEBIJAKAN UMUM
02 DAK FISIK

KEBIJAKAN
DAK FISIK TA 2022 03
2
01 EVALUASI PENGELOLAAN
DAK FISIK TA 2021

3
DAK FISIK TA 2021
KEBIJAKAN TAHUN 2021
EKSISTING/PENGUATAN:
 Refokusing dan simplikasi jenis, bidang, dan kegiatan DAK Fisik untuk pencapaian Standar Pelayanan Minimal dan pemenuhan kesenjangan
layanan dasar Pendidikan, Kesehatan dan Konektivitas.
 Peningkatan dan pemerataan penyediaan infrastruktur pelayanan publik.
 Peningkatan sinergi dengan belanja K/L dan sumber dana lainnya.
 Jenis DAK Fisik adalah Reguler dan Penugasan  Daerah afirmasi sebagai salah satu indikator penentuan Lokasi Prioritas
 DAK Fisik Reguler fokus pencapaian Standar Pelayanan Minimal dan pemenuhan kesenjangan layanan dasar Pendidikan, Kesehatan dan
Konektivitas
 DAK Fisik Penugasan bersifat lintas sektor berdasar tema/program yg mendukung pencapaian sasaran major project dan prioritas tertentu:
 Tema Penurunan Kematian Ibu dan Stunting
 Tema Penanggulangan Kemiskinan
 Tema Ketahanan Pangan
 Tema Infrastruktur Ekonomi Berkelanjutan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4


REALISASI DAK FISIK TA 2021 BIDANG PENDIDIKAN
Pagu Kontrak Penyaluran % Kontrak / Pagu % Salur / Kontrak
8.000,0 100%
94,4% 93,4% 94,7%
90,2% 91,7% 90%
7.000,0 87,9%
84,5% 76,3% 84,8%
80%
6.000,0 76,2% 77,3% 75,4% 75,2%
73,8% 74,0%
78,4% 70%
Berdasarkan data realisasi per
5.000,0
60% tanggal 6 Desember 2021:
4.000,0 50%
 Secara total, Pagu DAK Fisik
3.000,0
40% Bidang Pendidikan TA 2021
30%
berjumlah Rp18,33 Triliun.
2.000,0
20%  terkontrakkan sejumlah
1.000,0
10%
Rp16,54 Triliun, atau setara
dengan 90,2% dari pagu.
0,0 0%
Perpusda SKB PAUD SD SMP SMA SMK SLB
 tersalurkan sebesar Rp12,44
Dalam Miliar Rupiah
Triliun, atau setara dengan
% Kontrak % Salur
SUBBIDANG Pagu Kontrak Salur 75,2% dari kontrak.
/ Pagu / Kontrak
Perpusda 550,0 519,1 94,4% 438,9 84,5%
SKB 110,1 99,3 90,2% 75,6 76,2%
PAUD 398,0 371,7 93,4% 287,3 77,3%
SD 7.005,5 6.637,4 94,7% 4.899,8 73,8%
SMP 4.657,2 4.270,8 91,7% 3.220,3 75,4%
SMA 2.436,8 1.858,4 76,3% 1.457,2 78,4%
SMK 3.050,0 2.679,6 87,9% 1.982,5 74,0%
SLB 125,4 106,3 84,8% 80,0 75,2%
Bidang Pendidika n 18.333,1 16.542,6 90,2% 12.441,6 75,2%

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5


REALISASI DAK FISIK TA 2021 SUBBIDANG SMK
Dalam Miliar Rupiah
% Kontrak % Salur % Serap
No Daerah Pagu Kontrak
/ Pagu
Salur
/ Kontrak
Serap
/ Salur Berdasarkan data realisasi per tanggal
1 Prov. Aceh 103,7 95,8 92,4% 69,0 72,0% 20,8 30,2% 6 Desember 2021:
2 Prov. Bali 23,0 18,8 81,7% 14,2 75,6% 4,6 32,1%
3 Prov. Bangka Belitung 22,4 21,2 94,5% 15,1 71,5% 5,2 34,4%
4 Prov. Banten 52,3 48,5 92,7% 34,9 72,0% 11,9 34,1% Secara total, Pagu DAK Fisik
5 Prov. Bengkulu 49,5 46,6 94,0% 33,3 71,6% 11,7 35,0%
6 Prov. DI Yogyakarta 68,1 57,7 84,8% 43,0 74,5% 13,1 30,5%
Subbidang SMK TA 2021 berjumlah
7 Prov. DKI Jakarta - - - - - - - Rp3,05 Triliun.
8 Prov. Gorontalo 22,3 20,1 90,4% 14,6 72,7% 4,4 30,1%
9 Prov. Jambi 86,0 83,8 97,4% 59,2 70,7% 17,3 29,2%
10 Prov. Jawa Barat 219,2 165,7 75,6% 129,4 78,1% 44,5 34,4% terkontrakkan sejumlah Rp2,68 Triliun,
11 Prov. Jawa Tengah 168,3 150,8 89,6% 109,9 72,9% 32,2 29,3%
12 Prov. Jawa Timur 200,1 116,6 58,3% 116,6 100,0% 49,6 42,5%
atau setara dengan 87,9% dari pagu,
13 Prov. Kalimantan Barat 99,4 87,2 87,7% 64,1 73,5% 19,6 30,6% yang berarti masih lebih rendah
14 Prov. Kalimantan Selatan 44,4 39,3 88,4% 28,8 73,3% 28,6 99,5%
15 Prov. Kalimantan Tengah 109,3 103,9 95,1% 74,1 71,3% 22,8 30,8% dibanding rerata kontrak bidang
16 Prov. Kalimantan Timur 90,1 82,6 91,7% 59,7 72,3% 19,5 32,7% Pendidikan.
17 Prov. Kalimantan Utara 52,4 47,1 90,0% 34,3 72,8% 13,0 37,9%
18 Prov. Kepulauan Riau 43,5 40,2 92,4% 29,0 72,1% 8,8 30,5%
19 Prov. Lampung 102,3 98,8 96,5% 70,0 70,9% 22,6 32,3% tersalurkan sebesar Rp1,98 Triliun,
20 Prov. Maluku 95,0 87,4 92,0% 63,1 72,2% 23,4 37,1%
21 Prov. Maluku Utara 85,3 83,6 97,9% 58,9 70,5% 41,9 71,2%
atau setara dengan 74,0% dari kontrak,
22 Prov. Nusa Tenggara Barat 80,2 68,8 85,8% 51,0 74,1% 17,2 33,8% yang berarti masih lebih rendah
23 Prov. Nusa Tenggara Timur 144,7 132,1 91,3% 95,6 72,4% 27,9 29,2%
24 Prov. Papua 95,5 86,2 90,3% 62,6 72,7% 19,2 30,7% dibanding rerata penyaluran bidang
25 Prov. Papua Barat 79,5 79,5 99,9% 55,6 70,0% 16,2 29,1% Pendidikan.
26 Prov. Riau 104,0 93,5 90,0% 68,1 72,8% 23,6 34,6%
27 Prov. Sulawesi Barat 79,1 71,9 90,9% 52,1 72,5% 15,3 29,4%
28 Prov. Sulawesi Selatan 95,6 81,4 85,2% 60,5 74,3% 20,7 34,2% Provinsi Jawa Timur memiliki nilai
29 Prov. Sulawesi Tengah 124,0 114,8 92,5% 82,6 72,0% 23,8 28,7%
30 Prov. Sulawesi Tenggara 97,8 91,8 93,8% 65,8 71,6% 20,1 30,5%
persentase penyaluran tertinggi,
31 Prov. Sulawesi Utara 102,9 91,4 88,8% 66,8 73,2% 19,3 28,9% yaitu tersalurkan sebesar 100% dari
32 Prov. Sumatera Barat 85,2 78,5 92,1% 56,6 72,1% 38,2 67,5%
33 Prov. Sumatera Selatan 80,8 77,6 96,0% 55,1 71,0% 17,9 32,4% nilai kontraknya.
34 Prov. Sumatera Utara 144,4 116,7 80,8% 88,6 75,9% 30,1 34,0%
SUBBIDANG SMK 3.050,0 2.679,6 87,9% 1.982,5 74,0% 704,9 35,6%

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6


Kebijakan Perpanjangan Penyampaian Persyaratan Penyaluran
DAK Fisik TA 2021

KMK No 13/KM.07/2021 KMK No 28/KM.07/2021


Berdasarkan data kontrak pada OMSPAN yang relatif masih Berdasarkan data realisasi penyaluran DAK Fisik
rendah di setiap bidang/subbidang pada bulan Juli, Tahap II s.d. 21 Oktober 2021 relatif masih
DJPK menyelenggarakan rapat koordinasi bersama K/L teknis dan rendah sehingga berpotensi target prioritas
Bappenas pada tgl 2 Juli 2021 terkait evaluasi pelaksanaan DAK Fisik nasional melalui DAK Fisik tidak tercapai,
TA 2021 sehingga diputuskan dilakukan perpanjangan waktu Maka diputuskan dilakukan perpanjangan waktu
penyampaian syarat salur, dengan persetujuan Menteri Keuangan penyampaian syarat salur, dengan persetujuan
diterbitkan KMK No 13/KM.07/2021 Menteri Keuangan
diterbitkan KMK No 28/KM.07/2021

menetapkan perpanjangan batas waktu penerimaan dokumen


persyaratan penyaluran DAK Fisik TA 2021 pada: menetapkan perpanjangan batas waktu
 Dokumen persyaratan penyaluran DAK Fisik secara bertahap untuk penerimaan dokumen persyaratan penyaluran
tahap I; dan DAK Fisik Tahap II TA 2021
 Dokumen persyaratan penyaluran DAK Fisik secara sekaligus.

Semula paling lambat tanggal 21 Juli 2021 Semula paling lambat tanggal 21 Oktober 2021
menjadi 31 Agustus 2021 menjadi 21 November 2021

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7


02 KEBIJAKAN UMUM
DAK FISIK

8
DEFINISI, FUNGSI DAN TUJUAN
DEFINISI

Dana Alokasi Khusus adalah Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus penyediaan prasarana dan sarana pelayanan dasar publik,
baik untuk pemenuhan standar pelayanan minimal, pencapaian prioritas nasional maupun percepatan pembangunan
Daerah dan kawasan dengan karakteristik khusus dalam rangka mengatasi kesenjangan pelayanan publik antar-
Daerah.
FUNGSI
Membantu Daerah dalam:
Mengatasi ketimpangan ketersediaan infrastruktur & layanan publik antar Daerah;
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan dasar publik.
Meningkatkan Pemerataan kuantitas dan kualitas infrastruktur layanan publik di daerah;

PERKEMBANGAN MEKANISME PENGALOKASIAN

2016-
Sekarang
2003-
2015 Alokasi Didasarkan pada Usulan
Kebutuhan Daerah yang sejalan dengan
Alokasi dihitung dengan prioritas pembangunan Nasional
menggunakan Formula

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


PENGANGGARAN DAK FISIK
Melalui Sistem Informasi KRISNA-DAK

Pengusulan
Penyusunan RK
Pemerintah
Penyusunan Rencana
Daerah
Kegiatan (RK) DAK Fisik
mengusulkan
kegiatan yang 1 6
menggunakan data
hasil penilaian akhir
dibiayai oleh DAK
dan ketetapan alokasi
Fisik melalui aplikasi
dalam APBN melalui
KRISNA
aplikasi KRISNA

Verifikasi Usulan 2 3 4 5
Sinkronisasi & Harmonisasi
Aspirasi DPR
Dilakukan oleh Penilaian Awal Seluruh tahap dari
Pemerintah Daerah Kementerian Perencanaan, Dilakukan untuk mendiskusikan
input dan/atau
Provinsi, Kementerian Keuangan dan, K/L dan menindaklanjuti hasil penilaian
pemilihan usulan,
Kabupaten/Kota dan Teknis Pengampu dan melakukan awal DAK Fisik oleh Pemerintah
penilaian s.d.
Pemerintah Pusat penilaian awal berdasarkan Pusat kepada Pemerintah Daerah
tagging usulan DPR
(Kementerian dalam kriteria penilaian melalui aplikasi melalui aplikasi KRISNA
RI pada aplikasi
negeri) melalui aplikasi KRISNA KRISNA
KRISNA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10


MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK

Pagu Alokasi DAK Fisik


Per Penyaluran DAK
jenis/bidang/subbidang Fisik Sekaligus
Seluruh Kegiatan
direkomendasika Penyaluran Sekaligus
n untuk
Pagu kurang penyaluran
dari/sama sekaligus?
dengan 1 M?

direkomendasika
n K/L untuk
penyaluran Penyaluran
sekaligus? Campuran

Sebagian Kegiatan
direkomendasikan untuk
penyaluran sekaligus
Penyaluran DAK Fisik
Bertahap

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11


PENYALURAN DAK FISIK
SECARA BERTAHAP
Sesuai Ketentuan PMK No. 130/PMK.07/2019

Tahap I Tahap II Tahap III


Penyaluran : paling cepat Februari – paling Penyaluran : paling cepat April – paling Penyaluran : paling cepat September –
lambat Juli lambat Oktober paling lambat Desember
Dokumen Persyaratan Dokumen Persyaratan Dokumen Persyaratan
(Paling Lambat 21 Juli): (Paling Lambat 21 Oktober): (Paling lambat 15 Desember):
1. Perda APBD TA berjalan; 1. laporan realisasi penyerapan dana 1.laporan realisasi penyerapan dana yang
2. laporan realisasi penyerapan dana dan menunjukkan paling sedikit 90% dari dana
yang menunjukkan paling sedikit 75%
capaian output kegiatan DAK Fisik TA yang telah diterima di RKUD dan capaian
sebelumnya yang telah direview APIP. dari dana yang telah diterima di RKUD
dan capaian output kegiatan DAK output kegiatan DAK Fisik sampai dengan
3. Foto dengan titik koordinat yang tahap II yang menunjukkan paling sedikit
menunjukkan realisasi pelaksanaan 2. Fisik tahap I yang telah direview APIP;
70% yang telah direview APIP.
kegiatan 2.Foto dengan titik koordinat yang 2.Laporan yang memuat nilai rencana
4. Rencana Kegiatan yang telah disetujui oleh menunjukkan realisasi pelaksanaan penyelesaian kegiatan dalam rangka
K/L Teknis terkait kegiatan penyelesaian capaian output 100%.
5. Daftar Kontrak Kegiatan. 3.Foto dengan titik koordinat yang
Selisih nilai menunjukkan realisasi pelaksanaan
45% kontrak kontrak dengan Tidak Salur kegiatan
25% Pagu jika Nilai salur tahap I jika jika Nilai
kontrak >70% Nilai kontrak > kontrak < 25 selisih jumlah dana yg telah disalurkan s.d. TW
25 dan <70 II dengan nilai rencana penyelesaian kegiatan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


PENYALURAN DAK FISIK
SECARA SEKALIGUS
Sesuai Ketentuan PMK No. 130/PMK.07/2019
Sekaligus, bidang <1 miliar Sebagian atau seluruhnya sekaligus
1. Dapat dilaksanakan sekaligus sebesar kebutuhan dana dalam 1. Alokasi Bidang > 1 Miliar
rangka penyelesaian output kegiatan DAK Fisik 2. Berdasarkan rekomendasi dari K/L yang diterima DJPK paling lambat
2. Rentang waktu penyaluran : April – Juli Januari
3. Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan paling lambat 21 3. DJPK menyampaikan ketetapan penyaluran yang tidak dapat
Juli dilaksanankan secara bertahap kepada KPPN melalui Koordinator
4. Dokumen Persyaratan : KPA
a) Perda APBD tahun anggaran berjalan; 4. Rentang waktu penyaluran sekaligus : April- Desember
b) Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan 5. Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan paling lambat 15
DAK Fisik TA sebelumnya yang telah direview APIP; dan Desember
c) Rencana Kegiatan yang telah disetujui oleh K/L teknis 6. Dokumen Persyaratan :
d) Daftar kontrak Kegiatan. a) Perda APBD tahun anggaran berjalan;
1. Daftar kontrak berisi seluruh kontrak kegiatan yang dilaksanakan b)laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan
dan berifat final DAK Fisik tahun anggaran sebelumnya (seluruh kegiatan sekaligus)
2. Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan yang telah direview APIP;
DAK Fisik bidang tertentu, disampaikan paling lambat bulan c) Rencana Kegiatan yang telah disetujui oleh K/L teknis
November tahun anggaran berjalan d) Daftar kontrak Kegiatan dan
e) Sebagian dan/atau seluruh Daftar BAST
6.Daftar kontrak berisi seluruh kontrak kegiatan yang dilaksanakan dan
berifat final

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


PROSES BISNIS PENYALURAN DAK FISIK

OPD APIP BPKAD Kepala KPPN - KPA


Daerah PENYALURAN BUN
1. Rekam data 1
Melakukan Menyetuju Pembuatan
kontrak
reviu data /menolak hasil RPD
+ 9
2. Rekam SP2D BUD 2a SPP-LS SPM-LS Pengujian SPM
hasil input OPD
3. Rekam Capaian
Output
rekaman 8
OPD
2b
Kepala Daerah
Perbaikan 3a 3a menandatangani Data 7a
Dokumen Sesuai
Data di kembalikan 4 persyaratan
utk diperbaiki OPD
Cetak Dokumen 5 10
Persyaratan dan SP2D-LS
disampaikan ke ”
Kepala Daerah Verifikasi

6Upload
Data tidak
Dokumen 7b sesuai
persyaratan
RKUN
Perbaikan
11
Vendor RKUD

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14


SISA DAK FISIK

Sisa DAK Fisik merupakan selisih dana yang


sudah disalurkan dari RKUN ke RKUD (SP2D BUN) Pengaturan penggunaan Sisa DAK Fisik diatur
dengan penyerapan atau realisasi anggaran dalam PMK 130/PMK.07/2019 Pasal 43
pelaksanaan DAK Fisik di daerah (SP2D BUD)

Ilustrasi Sisa Dana DAK Fisik


Salur Th I Salur Th II Salur III Laporan SP2D
Pagu APBN Kontrak (jika NRPK Sisa Dana
(25%*pagu) (45%*kontrak)
1.225.000.000)
BUD
5.000.000.000 4.500.000.000 1.250.000.000 2.025.000.000 1.225.000.000 4.450.000.000 50.000.000

Total salur 4,5 M sebesar nilai kontrak

Selisih dana antara Pagu APBN dengan nilai total


penyaluran tahap I s.d. III, bukan merupakan sisa dana DAK
Fisik (hangus/tidak disalurkan)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15


PENGGUNAAN SISA DAK FISIK
Menurut PMK 130/PMK.07/2019

Mengatur penggunaan sisa DAK Fisik s.d TA 2014 dan/atau sisa DAK Fisik tahun-tahun
PENGGUNAAN
sebelumnya pada bidang/subbidang yang keluaran (output) kegiatannya sudah tercapai dan yang
SISA DAK FISIK
belum tercapai.

Sisa DAK Fisik 1 TA sebelumnya, Mendanai kegiatan pd


digunakan utk pencapaian output bidang/subbidang yang sama
dgn juknis pada saat output belum dgn juknis tahun berjalan
tercapai

Output belum Output


tercapai Sisa tercapai

Sisa DAK Fisik TA 2014 dan/atau > 1 DAK Fisik Mendanai kegiatan pd
TA sebelumnya, digunakan utk bidang/subbidang tertentu sesuai
kegiatan sesuai kebutuhan daerah kebutuhan daerah berdasar juknis
dgn Juknis TA berjalan TA berjalan

Laporan penggunaan sisa DAK


Fisik melalui Aplikasi OMSPAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16


PENGHENTIAN SALUR DAK FISIK
Menurut PMK 130/PMK.07/2019 Pasal 41

DAK Fisik dapat 1. Kepala Daerah tidak menyampaikan persyaratan


dilakukan penyaluran DAK Fisik secara bertahap dan/atau Dalam hal terdapat
sekaligus penghentian penyaluran,
penghentian pendanaan untuk
salur, dalam hal: penyelesaian kegiatan DAK
Fisik dan/atau kewajiban
kepada pihak ketiga atas
2. Kementerian/Lembaga mengajukan permohonan pelaksanaan kegiatan DAK
penghentian penyaluran DAK Fisik kepada Menteri Fisik menjadi tanggung
Keuangan c.q. DJPK jawab Pemerintah Daerah

3. Kepala Daerah mengajukan permohonan


penghentian penyaluran DAK Fisik kepada Menteri
Keuangan c.q. DJPK dengan persetujuan dari
Kementerian/Lembaga

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17


PELAKSANAAN DAK FISIK
Paska penetapan Alokasi dalam Perpres, dalam rangka menjaga capaian output DAK Fisik Pemerintah Daerah
menyampaikan Rencana Kegiatan (RK) untuk mendapat persetujuan Pemerintah

1 Penyusunan RK oleh Pemda 2 Perubahan RK oleh Pemda

Penyusunan RK mengacu pada:  Paling banyak 1 kali, dalam rangka:


a. Dokumen Usulan
a. optimalisasi sisa kontrak selain usulan
b. Hasil Penilaian Usulan
aspirasi DPR
c. Hasil Sinkronisasi dan harmonisasi usulan
b. Pemenuhan readiness criteria usulan
d. Alokasi DAK Fisik yang tercantum dalam
aspirasi DPR
Perpres Rincian APBN
 Dalam hal Daerah mengalami bencana alam,
Usulan RK paling sedikit memuat:
kerusuhan, kejadian luar biasa, dan/atau
a. Rincian dan lokasi kegiatan
wabah penyakit menular.
b. Target keluaran kegiatan
c. Rincian pendanaan kegiatan
d. Metode pelaksanaan kegiatan
e. Kegiatan Penunjang
Usulan RK dibahas dengan K/L untuk mendapat
persetujuan setelah berkoordinasi dengan
Bappenas

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 18


EVALUASI DAN TANTANGAN DAK FISIK
Keterbatasan alokasi DAK Fisik, sehingga usulan DAK Fisik harus fokus dan sesuai dengan prioritas Pemerintah
dan kebutuhan Pemerintah Daerah

Isu Strategis
• Penyusunan standar unit cost perlu memperhatikan ketuntasan dan mendukung capaian kinerja output
• Masih adanya kasus korupsi DAK Fisik di Daerah diperlukan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan
DAK Fisik dan peran serta aktif Kepala Daerah
• Penguatan peran APIP dalam pengawasan implementasi DAK Fisik
• Alokasi kurang fokus pada bidang/daerah tertentu, sehingga alokasi per daerah tidak signifikan

Tantangan
1
Pelibatan APIP daerah untuk menjaga governance dan akurasi Laporan Penyerapan Dana dan
Capaian Output masih terkendala jumlah dan kapabilitas SDM APIP yang masih terbatas.

Masih terdapatnya beberapa permasalahan dalam pelaksanaan DAK Fisik antara lain:
2 • Permasalahan pengadaan barang/jasa
• Keterlambatan proses administrasi di daerah.
Hambatan pelaksanaan kegiatan DAK Fisik akibat pembatasan kegiatan karena masih tingginya pandemi
3
Covid-19 dan perubahan kebijakan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 19


03 KEBIJAKAN
DAK FISIK TA 2022

20
PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DAK FISIK
KEMENTERIAN KEUANGAN
Pemerintah berupaya agar Alokasi DAK Fisik dapat mendukung Prioritas Nasional, termasuk merespon Pandemi COVID-19 dan
REPUBLIK INDONESIA

mendukung kegiatan Padat Karya, serta mengawasi pelaksanaannya melalui pelibatan APIP Daerah sejak 2019
100,0 100,0%
90,0 90,0%
Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik 2020
80,0 80,0%  16 Bidang, serupa dengan 2019 + Bidang Sosial + Tranportasi Laut.
70,0 70,0%  Pengalihan beberapa bidang pada DAK Fisik jenis Reguler ke jenis Penugasan
60,0 60,0% dalam rangka mendukung pencapaian prioritas nasional
triliun rupiah

50,0 50,0%  Memperluas cakupan bidang, subbidang, dan menu kegiatan


40,0 40,0%  Relaksasi perubahan RK DAK Fisik pada Bidang Kesehatan untuk menambah
30,0 30,0% menu Penanganan COVID 19
20,0 20,0%
 Relaksasi persyaratan penyaluran dan besaran penyaluran untuk menu COVID-
10,0 10,0%
19
,0 0,0%
2016 2017 2018 2019 2020 2021  Penggunaan Cadangan DAK Fisik pada 10 Bidang dalam rangka mendukung
pagu 89,81 69,53 62,44 69,33 53,79 63,65 upaya pemulihan dampak COVID 19
Penyaluran 75,23 62,10 58,01 64,11 50,17 42,90
% Salur/Pagu 83,8% 89,3% 92,9% 92,5% 93,3% 67,4% Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik 2021
 14 Bidang, sama dengan Tahun 2020, namun Bidang Sosial dan Pasar tidak
Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik 2019 dialokasikan.
 Refokusing dan simplikasi jenis, bidang, dan kegiatan DAK Fisik untuk pencapaian Standar
 Sebanyak 14 Bidang Pelayanan Minimal dan pemenuhan kesenjangan layanan dasar.
 Penajaman dan perbaikan proses perencanaan DAK melalui  Peningkatan sinergi dengan belanja K/L dan sumber dana lainnya
sistem yang terintegrasi  DAK Fisik Penugasan bersifat lintas sektor berdasar tema/program yg mendukung
 Penguatan sinergi pendanaan kegiatan dengan belanja K/L pencapaian sasaran major project dan prioritas tertentu, Tema Stunting, Tema Kemiskinan,
dan DAK Fisik Tema Ketahanan Pangan, dan Tema Ekonomi Berkelanjutan (Pariwisata dan Industri Kecil)
 Penguatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah  Dukungan daerah afirmasi melalui DAK Penugasan sebagai salah satu kriteria lokasi
prioritas
(APIP)  DAK Fisik diarahkan untuk bersifat Padat Karya dan memakai material Lokal
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 21
KEBIJAKAN DAK FISIK TA 2022
Arah Kebijakan
Mempertajam fokus kegiatan DAK sehingga berdampak 2022 (16 Bidang) Tematik 2022
langsung pada pertumbuhan ekonomi sebagai respon 1. Pendidikan  Tematik Penguatan DPP dan
dampak pandemi Covid-19 2. Kesehatan Sentra IKM
Meningkatkan pemerataan layanan dan infrastruktur 3. Sanitasi (Bidang Pariwisata, IKM, Jalan,
dasar di daerah 4. Air Minum LH, Perdagangan, UMKM)
5. Perkim  Tematik Food Estated dan
Mendukung pencapaian PN melalui DAK berbasis tematik 6. Jalan
(khususnya pariwisata dan IKM; Food Estate dan Sentra Sentra Produksi Pangan
7. IKM (Bidang Pertanian, Kelautan
Produksi Pangan; dan Konektivitas Kawasan untuk 8. Pariwisata
Pembangunan Inklusif) dan Perikanan, Jalan, Irigasi, LH
9. Kelautan dan Perikanan Kehutanan, Perdagangan)
Refokusing menu pada kegiatan bernilai signifikan 10. Pertanian
11. Irigasi  Tematik Peningkatan
serta menuntaskan hambatan pelaksanaan di
12. LHK Konektivitas Kawasan untuk
daerah
13. Transportasi Perairan Pembangunan Inklusif di
Mempertajam penentuan lokasi prioritas berbasis 14. Transportasi Perdesaan Wilayah Nusa Tenggara,
sektoral dan regional. 15. Perdagangan Maluku, Papua
16. UMKM (Bidang Transportasi
Memperkuat integrasi pemanfaatan DAK Fisik Perdesaan, Transportasi
dengan kegiatan yang didukung oleh sumber Perairan, Jalan)
pendanaan lainnya
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan DAK Fisik melalui
penguatan alokasi berbasis kinerja dan penguatan kualitas
pengawasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 22


PAGU DAK FISIK 2021-2022
(Dalam Rupiah)
No Bidang Subbidang Alokasi APBN 2021 Alokasi APBN 2022 Growth
1 Pendidikan 18,334,600,000,000 18,348,532,876,000 0%
a PAUD 398,343,537,000 456,341,377,000 15%
b SD 7,005,996,737,000 6,424,100,997,000 -8%
c SMP 4,657,844,711,000 4,584,385,337,000 -2%
d SKB 110,152,342,000 67,805,954,000 -38%
e SMA 2,436,845,368,000 2,360,326,653,000 -3%
f SLB 125,379,588,000 300,256,261,000 139%
g SMK 3,050,037,717,000 3,605,318,062,000 18%
h Perpustakaan Daerah 550,000,000,000 549,998,235,000 0%
2 Kesehatan dan KB 20,781,200,000,000 15,774,280,058,000 -24%
3 Air Minum 3,000,000,000,000 3,000,000,000,000 0%
4 Sanitasi 2,000,000,000,000 2,000,000,000,000 0%
5 Perumahan dan Pemukiman 1,000,000,000,000 1,000,000,000,000 0%
6 Industri kecil dan menengah 750,000,000,000 753,233,579,000 0%
7 Pertanian 1,400,000,000,000 2,200,000,000,000 57%
8 Kelautan dan Perikanan 1,000,000,000,000 1,134,884,349,000 13%
9 Pariwisata 629,847,000,000 431,881,642,000 -31%
10 Jalan 10,791,539,000,000 12,165,166,817,000 13%
11 Irigasi 3,000,000,000,000 1,500,000,000,000 -50%
12 Lingkungan Hidup 700,000,000,000 350,000,000,000 -50%
13 Transportasi Perdesaan 1,250,000,000,000 1,000,000,000,000 -20%
14 Transportasi Perairan 611,014,000,000 530,697,339,000 -13%
15 Usaha Mikro Kecil dan Menengah - 135,323,340,000 -
16 Kehutanan - 350,000,000,000 -
17 Perdagangan - 200,000,000,000 -
Dana Alokasi Khusus Fisik 65,248,200,000,000 60,874,000,000,000 -7%

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 23


TIMELINE PENGALOKASIAN DAK FISIK TA 2022

Maret- M1 September 28 Okt-18 Des


Juli 2021 Agustus 2021 Agustus 2021
April 2021 2021 2021
Penyusunan K/L dan Proses
Kebijakan DAK Penyajian Fase Hasil alokasi Penyusunan
Bappenas
Fisik 2021 hasil approval disampaikan Rencana
melakukan
(PN, Bidang, penilaian sinkron oleh ke DPR (Raker Kegiatan (RK)
Subbidang,
penilaian
awal K/L Banggar) oleh Daerah
Menu, Rincian) melalui Aplikasi dan K/L

DJPK melakukan
penghitungan
alokasi dengan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 mempertimbang
kan kapasitas
fiskal serta
kinerja
pelaksanaan DAK
Fisik tahun
Penginputan TM Hasil
Sinkronisasi & TM Hasil Sinkron sebelumnya
usulan oleh Penilaian & Sidang
Awal antara Harmonisasi
daerah Penghitungan Paripurna
KL, Bappenas, bersama alokasi oleh
melalui daerah DPR
dan Kemenkeu Kemenkeu
KRISNA
September September
Mei-Juni 2021 Juli 2021 Agustus 2021
2021 2021

*Jadwal tentative sesuai perkembangan pembahasan kebijakan


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 24
MEKANISME PERHITUNGAN ALOKASI DAK FISIK TA 2022
SETELAH TAHAPAN SINKRON
 Kategori Kapasitas Fiskal (Kapfis) suatu daerah mencerminkan adanya
KAPASITAS FISKAL ruang fiskal daerah dalam menggunakan sumber pendapatannya,
dimana hal tersebut juga menggambarkan kemampuan daerah
DAERAH tersebut dalam memenuhi kebutuhan daerahnya secara mandiri.
 Model Penghitungan Kapfis menggunakan PMK No.
116/PMK.07/2021 tentang Peta Kapasitas Fiskal

INDIKATOR

 Kinerja Daerah menggambarkan efektifitas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik


di daerah
 Model Penilaian Kinerja daerah yang digunakan, yaitu

20% 20% 30% 30%


PENILAIAN KINERJA Kinerja Kinerja Kinerja
Kinerja Kinerja
Penyelesaian
DAERAH Daerah Perencanaan
Pengadaan* Penyerapan Ketercapaian
Output

Data RK terhadap Data Output Kontrak Data Penyerapan Data Output


Pagu Alokasi terhadap Output RK terhadap Penyaluran Selesai terhadap
Output Kontrak

50% 50% 50% 50%


TA 2020 TA 2021 TA 2020 TA 2021 TA 2020

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 25


TERIMA KASIH

callcenter.djpk@kemenkeu.go.id / 150420

0852-1408-7800

www.djpk.kemenkeu.go.id

FB: @ditjenpk

Instagram: ditjenpk

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 26 26

Anda mungkin juga menyukai