Anda di halaman 1dari 29

8

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN MATERNITAS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

OLEH :
SUSI YASMI
NIM : 2130282102

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN 2021
9
A. Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum

1. Anatomi

Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi

1. Alat kelamin luar ( genetalia eksterna)


a. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak
daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b. Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulvadilingkari oleh
labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satudan membentuk
kommisura posterior dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak
seperti yang ada di mons veneris.
c. Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri
atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut
di mons veneris dan pada sisi lateral.
d. Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan
banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora
e. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora),
maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat
muara-muara dari liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi
dan kelenjar skene kiri dan kanan.
10
f. Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut
vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit,
konsistensi ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada
yang dapat dilalui satu jari.
g. Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi
oleh kulit perineum.

2. Alat kelamin dalam ( genetalia interna)


a. Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri
banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai
uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus.
Dinding depan liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding
belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b. Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara
rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium.
Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang
uterus 7½ cm, lebar  5 cm, tebal 2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus
terdiri dari:
1. Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur.
2. Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai
tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut
kavum uteri atau rongga rahim.
3. Serviks uteri
Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara
kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum. Lapisan-
lapisan uterus, meliputi :
1) Endometrium
2) Myometrium
3) Parametrium
11
c. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba
uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
d. Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga
memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan
cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran
telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak
berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat
ovulasi agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).

2. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan
cairan,penurunan berat badan,atau gangguan elektrolit,sehingga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan(Kadiretal,2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibuserta tumbuh
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80%wanita mengalami mual
dan muntah,60%wanita mengalami muntah,sementara 33% wanita hanya mengalami
mual. Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil,maka berat
badan akan menurun,turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria(Morgan etal,2010).

3. Klasifikasi
KlasifikasiHiperemesisGravidarumMenurut(Khayati, 2013):
1) TingkatI
1) Ibumerasalemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun,temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar100 permenit dan tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
B. TingkatII
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensiturun,nadi kecil dan cepat
12
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor
8) Hemokonsentrasi,oliguria,konstipasi
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan,karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing
C. TingkatIII
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
7) Mulut kering dan kotor,pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus

4. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat
beberapa faktor predisposisi dan faktor lain,yaitu:
a. Faktor predisposisi : primigravida,overdistensirahim (hidramnion,kehamilan
ganda,estrogen dan HCG tinggi,molahidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak,hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan
kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE,2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80%pada
(primigravida),40-60% pada (multigravida).
5. ManifestasiKlinis

Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut(Khayati,


2013):
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah saat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali
sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu
makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga
dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing,lemas,dan
mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita
hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan
berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia


kehamilan4-6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan14-
20minggu.
Mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan
membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan
kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah
psikologis juga berperan pada parahnya mual dan muntah serta
perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah psikologis yang
terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan
muntah dalam kehamilan,atau memperburuk gejala yang sudah
ada serta mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala normal.
Selain itu ketidak seimbangan psikologi ibu hamil seperti cemas,
rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik
secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan
memperberat keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga
akan lebih ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih
buruk dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum
(Tiran,2008).
6. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual


dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-
asetik,asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan
volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun.Selain itu juga
dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah
berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah
lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang
sulit dipatahkan.Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan
lambung(Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat
perdarahan gastro intestinal(Khayati,2013).
7. PemeriksaanPenunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit


hiperemesis gravidarum menurut(Nurarif&Kusuma,2016):
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) :
mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi
multipel,mendeteksi abnor malitas janin,melokalisasi
plasenta
b. Urinalisis:kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar:AST,ALT dan kadar LDH
8. Penatalakasanaan Hiperemesis Gravidarum
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus
hiperemesis gravidarum menurut(Khayati,2013)yaitu dengan
cara:
a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera
turun dari tempat tidur,terlebih dahulu makan roti kering
atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor
penting,dianjurkan makanan yang banyak mengandung
gula.

Apa bila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak


mengurang,maka diperlukanseperti:
a. Obat-obatan
1) Sedativa:Phenobarbital
2) Vitamin: VitaminB1 danB6 atau Bkompleks
3) Antihistamine:dramamin, avomin
4) Anti emetik(pada keadaan lebih berat):Dislikomin
hidrokloride atau khlorpromasine.
5) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat
perludikelola dirumah sakit
b. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi


cerah dan peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar
masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk kedalam
kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau
makan. Tidak diberikan makanan atau minuman dan selama
24jam.

c. Terapipsikologika

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat


disembuhkan,hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan,kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
dan konflik.
d. Cairan parenteral

Cairan yang cukup elektrolit,karbohidrat dan protein


dengan glukosa 5%dalam cairan fisiologis (2-3liter/hari),dapat
ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C),
bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara
intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat
laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan

Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik


dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi ,ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan
keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis,
somnolen sampai koma,terjadi gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan
retina,kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk
ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,jantung dan pembuluh
darah terjadi nadi meningkat,tekanan darah menurun.
f. tu kelebihan keton dalam urin (Runiari, 2010).
g.
9. Komplikasi

Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak


menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja
apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi
hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya
gangguan pada kehamilan (Koesno, 2016). Wanita-wanita hamil dengan
gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami
dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat
pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung
atau sindroma Mallary

Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Koesno, 2016). Mual dan muntah


yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kekurangan zat gizi. Wanita
hamil tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan
infuse serta obat-obatan untuk mengobati mual (Indriyani, 2018).

Menurut Koesno (2016) menyebutkan ada beberapa


Tanda-tanda

dehidrasi:

a. Berat badan menurun

b. Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)

c. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)

d. Mata cekung

e. Elastisitas kulit menghilang

Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia


harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga
kesehatan lainnya. Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual
anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan ternyata
menurut penelitia (Sumarni, 2012), wanita hamil yang mengalami
mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar
melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil
penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-laki dan
352 sisanya melahirkan perempuanPencegahan terhadap emesis
gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi lebih (Sumarni, 2012).

B. Asuhan Keperawatan Teoritis

1.Pengkajian
Adapun Fokus pengkajian pada klien dengan Hipermesis Gravidarum
menurut Lombogia (2010) yaitu:

a. Identitas Kiens

Meliputi identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, status, suku, agama,
alamat, pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan tanggal
pengkajian diambil) dan identitas penanggung jawab (nama, umur,
pendidikan, agama, suku, hubungan dengan klien, pekerjaan, alamat).

b. Keluhan Utama

a)Tingkatan I (ringan)

1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan


umum Penderita
2) Ibu merasa lemah

3) Nafsu makan tidak ada

4) Berat badan menurun

5) Merasa nyeri pada epigastrium

6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit

7) Tekanan darah menurun

8) Turgor kulit berkurang

9) Lidah mengering
10)Mata cekung

b) Tingkatan II (sendang)

1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis

2) Turgor kulit mulai jelek

3) lidah mengering dan tampak kotor

4) Nadi kecil dan cepat

5) Suhu badan naik (dehidrasi)

6) Mata mulai ikterik

7) Berat badan turun dan mata cekung

8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi acetonuria

c) Tingkatan III (berat)


1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
2) Dehidrasi hebat

3) Nadi kecil, cepat dan halus

4) Suhu badan meningkat dan tensi turun

5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan


enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

d) Riwayat Kesehatan Sekarang meliputi keluhan yang tengah


dirasakan pasien seperti rasa mual muntah yang berlebihan dan
mengganggu aktivitas klien sehari-hari yang terjadi selama masa
kehamilan
e) Riwayat kesehatan dahulu : adannya riwayat Hiperemesis
Geaviadrum yang pernah diderita sebelumnya dan pernah
mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
f) Riwayat kehamilan : mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat
ini, dan hal-hal yang berhubungan dengan kehamilan
g) Riwayat Kesehatan Keluarga

Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga, tanyakan apakah


sebelumnya anggota dari keluarganya ada yang memiliki riwayat
Hipermesis Grapidarum seperti yang dialami klien saat ini, dan
juga riwayat giekologi dalam keluarga seperti kista, tumor dan
masalah reproduksi lainnya (Ardiansyah, 2012).

Kaji juga riwayat keluarga yang pernah mengalami terjadinya


hipermesis grapidarum berulang dan sindroma yang berkaitan
dengan kejadian hipermesis grapidarum ataupun hipermesis
grapidarumyang kemudian meninggal.

h) Pola Aktivitas Sehari-hari

Kaji aktivitas klien sehari-hari. Apakah ada gangguan atau tidak. Kaji
bagaimana klien menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah klien
memerlukan bantuan atau tidak dalam beraktivitas.

Klien mengalami Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi


meningkat (> 100 kali per menit). Frekuensi pernapasan
meningkat. Suhu kadang naik, badan lemah.

i) Data Psikososial

Ibu yang mengalami stres dan mempunyai tingkat cemas yang tinggi
beresiko mengalami hipermesis grapidarum. Stress terjadi akibat
perubahan hormon pada ibu hamil tanpa sadar menyebabkan
respon fisiologis, respon kognitif dan respon emosi. Apabila
kondisi initerus menerus terjadi tanpa ada perubahan tingkah laku
maka akan terjadi hipermesis grapidarumpada ibu hamil. Diketahui
bahwa stress harus diatasi agar tidak mengganggu kehamilan, cara
yang dilakukan informan utama untuk mengatasi permasalahan
yakni dengan mengubah pola tingkah laku.

2. Data Objektif

1) Integritas Ego: Dapat menunjukkan labilitas emosional dari


kegembiraan sampai ketakutan, marah atau menarik diri klien/
pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran
dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekpresikan ketidak
mampuan untuk menghadapi suasana baru.
2) Eliminasi: pada pasien hipermesis grapidarum apakah klien
memakai Kateter urinarius atau tidak.
3) Neurosensorik: Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak
anestesi spinal epidural.
4) Nyeri/ kenyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari
berbagai sumber: misal nyeri penyerta, distensi kandung kemih/
abdomen, efek-efek anestesi: mulut mungkin kering.
5) Keamanan: Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi
karena pemasangan infus dan nyeri tekan.
3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan umum pasien memiliki kesadaran


yang baik (compos mentis).

1) Sistem reproduksi, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui


TFU, keadaan vagina (kebersihan) dan payudara (keadaan bentuk
dan warna aerola)
2) Sistem kardiovaskuler, pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui tekanan darah, nadi dan suhu tubuh pasien
3) Sistem perkemihan, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
frekuensi BAK dan BaB pasien dalam satu hari, warna dan bau
4) Sistem gastrointestinal, pemeriksan ini dilakukan untuk
mengetahui pola makan pasien dan masalah pencernaan yang
muncul pada pasien seperti porsi makan pasien, mual dan
muntah
5) Sistem neurologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
sistem nurologis pasien
6) Sitem imunologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
sistem imun pasien dapat dilakukan dengan pemeriksaan suhu
tubuh
7) Sistem integumen, pemeriksaan yang dilakukan
untuk

mengetahui keadaan integument pasien seperti akral, elastisitas,


warna dan turgor kulit
8) Sistem muskuloskeletal, pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kekuatan otot, kelemahan dan kekakuan otot pasien

2.Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan muntah yang berelebihan, peningkatan
asam lambung
b) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi
mual dan muntah berlebihan
c) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan

d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

e) Ansietas berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan

(SDKI, 2016)
2.5Intervensi keperawatan
Tabel 2.1
1 Nyeri berhubungan dengan Tujuan Tindakan
muntah yang berelebihan,
Setelah dilakukan intervensi 3 x 24 jam Observasi
peningkatan asam slambung
maka nyeri menurun
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Dengan kriteria hasil:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun b. Identifikasi skala nyeri

2. Meringis menurun c. Identifikasi respons nyeri non verbal

3. Gelisah menurun d. Identifikasi faktor uyang memperberat dan


memperingan nyeri
4. Tekanan darah membaik
e. Monitor keberhasilan terapi komplementer

5. Nafsu makan membaik yang sudah diberikan


f. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Teraupetik
a. Berikan teknik nonfarmakologi
untuk

mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hipnosis,


akupresur, terapi musik, biofeedback,terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kopres hangat/dingin , terapi
bermain)
b. Kontrollingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitas istirahat dan tidur

d. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam


pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi

a.Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


b. Jelaskan strategi meredakan nyeri

c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi : Kolaborasi pemberian analgetik, jika

perlu

2. Ketidak seimbangan Tujuan Tindakan


nutrisi kurang dari
Keadekuatan asupan nutrisi untuk Observasi
kebutuhan tubuh b.d
memenuhi kebutuhan metabolisme
frekuensi mual dan a. Monitor asupan dan keluarga makanan dan
Dengan kriteria hasil:
muntah berlebihan cairan serta kebutuhan kalori Teraupetik
1. Porsi makan yaang dihabiskan b. Timbang berat badan seca rutin

2. Verbalisasi keinginan untuk c. Diskusikan perilaku makan dan jumlah


aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
meningkatkan nutrisi
sesuai

3. Nyeri abdomen menurun


4. Frekuensi mkan meningkat d. Lakukan kontrak perilaku (mis, target berat
badan, tanggung jawab perilaku)
5. Nafsu makan meningkat
e. Dampingi kekamar mandi untuk pengamatan
perilaku memuntahkan kembali makanan
f. Berikan penguatan positif terhadap

keberhasilan target sesuai kontrak

g. Rencanakan program pengobatan


untuk

keperawatan dirumah (mis, medis, konseling)

Edukasi

a.Anjurkan membuat catatan harian tentang


perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis, pengeluaran yang sengaja ,
muntah, aktivitas berlebihan)
Kolaborasi : Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badaan, kebutuhan kalori
dan pilihan makanan

3. Kekurangan volume cairan Tujuan cairan Tindakan :


b.d kehilangan cairan yang
Ekulilibrium antara volume Observasi :
berlebihan
membaik
a. Monitor status hidrasi (misal frekuensi nadi,
Dengan kriteria hasil
kekuatan nadi, akral, kelembaban mukosa,
1. Auspan cairan meningkat turgor kulit, tekanan darah)
b. Monitor berat badan
2. Asupan makanan
meningkat c. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
3. Dehidrasi menurun
(misal hematokrit, berat jenis urine, BUN,
4. Tekanan darah membaik
Na, K, CI)
5. Membran mukosa
membaik Teraupetik :

6. Berat badan membaik a.Catat intake-output dan hitung balans cairan

24 jam
b. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan

c. Berikan cairan intravena, jika perlu

Kaloborasi :

Kaloborasi pemberian diuretik, jika perlu


4. Intoleransi aktivitas b.d Tujuan Tindakan
kelemahan
Respon fisiologis terhadap aktivitas yang Observasi
membutuhkan tenaga
b. Indentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Dengan kriteria hasil:
mengakibatkan kelelahan
1. Frekuensi nadi sedang c. Monitor kelelahan fisik dan emosional

2. Kemudahan dalam melakukan d. Monitor pola dan jam tidur

aktivitas sehari- hari meningkat e. Monitor lokasi dan ketidak nyamanan selama
melakukan aktivitas
3. Keluhan lelah menurun
Teraupeutik

4. Perasaan lemah menurun


a.Sediakan lingkungan nyaman dan rendah

5. Tekanan darah membaik


stimulus (mis, cahaya, suara, kunjungan)

b. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/


aktif

c. Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan

d. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak


dapat berpindah atau berjalan
Edukasi

a.Anjurkan tirah baring


b.
Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap

c.
Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelehan tidak
berkurang

d. Ajarkan atrategi koping untuk

mengurangi kelelahan
Kolaborasi :Kolaborasi dengan ahli gizi tentang

cara meningkatakan asupan makanan


5. Ansietas berhubungan dengan Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan Terapi relaksasi
kehamilan Keperawatan selama 3x24 jam Tindakan :
diharapkan tingkat ansietas menurun Observasi :

a. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah


Kriteria Hasil : efektif digunakan

1. Verbalisasi kebingungan menurun b. Periksa frekuensi nadi, tekanan darah, dan


suhu sebelum dan sesudah latihan
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi
c. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
yang dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah menurun

4. Perilaku tegang menurun Teraupetik :

5. Frekuensi pernafasan sedang a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa


gangguan dengan pencahayaan dan suhu yang
6. Frekuensi nadi cukup menurun
nyaman, jika memungkinkan
7. Tekanan darah menurun b. Berikan informasi tertulis persiapan dan
8. Pucat menurun prosedur teknik relaksasi
c. Gunakan pakaian longgar
d.Gunakan nada suara lembut dengan irama
lambat

Edukasi :

a. Jelaskan tujuan, manfaat, jenis relaksasi yang


tersedia (terapi tarik nafas dalam)
b. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman

c. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi

relaksasi

d. Anjurkan sering mengulangi atau mealtih


tenik yang dipilih
Kolaborasi : Demonstrrasikan dan latih teknik
relaksasi (tarik nafas dalam)
35
Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik, Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan berguna untuk memenuhi kebutuhan
klien mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal.

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Dokumentasi tindakan keperawatan ini
berguna untuk komunikasi antar tim kesehatan sehingga memungkinkan pemberian tindakan
keperawatan yang berkesinambungan (Nursalam, 2011).

Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak (Nursalam, 2011).
)

Anda mungkin juga menyukai