Anda di halaman 1dari 9

Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Volume 17 No. 1, Juni 2020 DOI 10.31851/sainmatika.v17i1.3637


https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sainmatika

Pemanfaatan Citrus aurantifolia (Christm. et Panz.) sebagai Bahan


Pangan dan Obat serta Bioaktivitas

Marina Silalahi
*e-mail: marina_biouki@yahoo.com;marina.silalahi@uki.ac.id

Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Kristen Indonesia

ABSTRACT

Lime or Citrus aurantifolia (CA) is a type of medicinal plant that has long been used
by local communities in Indonesia. Besides being used as traditional medicine, the
fruit is also used for a variety of food or drinks. The use of plants as traditional
medicine is related to the bioactivity and content of secondary metabolites. This study
aims to explain the relationship between the use of CA as traditional medicine and its
bioactivity. The method used is a literature review published online on Google Scholar
and also scientific journals about CA using CA keywords, CA uses, and CA
biaoctivities, then synthesized so as to obtain comprehensive information. In
ethnobotany CA is used to treat fever, sauna ingredients, cough medicines, to increase
stamina, overcome hypertension, and anti-cholesterol. Various researchers have
successfully demonstrated the bioactivity of CAs which are anti cholesterol,
antimicrobial, antioxidant, anti hypertension, anti osteoporosis and anti cancer.
Essential oils found in the leaves and fruit are compounds responsible for their
bioactivity. The ability of CA as an antimicrobial can be very potential to be
developed for health as well as a natural food preservative.

Keywords: Citrus aurantifolia, essential oil and anti-microbial

ABSTRAK

Jeruk nipis atau Citrus aurantifolia (CA) merupakan salah jenis tumbuhan obat yang
telah lama digunakan oleh masyarakat lokal di Indonesia. Selain digunakan sebagai
obat tradisional, buahnya juga digunakan untuk berbagai bahan makanan atau
minuman. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional berhubungan dengan
bioaktivitas dan kandungan metabolit sekundernya. Kajian ini bertujuan untuk
menjelaskan hubungan pemanfaatan CA sebagai obat tradisional dan bioaktivitasnya.
Metode yang digunakan adalah kajian literatur yang terbit secara online di google
scholar dan juga jurnal ilmiah tentang CA dengan menggunakan kata kunci CA, uses
CA, dan biaoctivities CA, kemudian disintesakan sehingga diperoleh informasi yang
konfrehensif. Secara etnobotani CA digunakan untuk mengatasi demam, bahan sauna,
obat batuk, untuk meningkatkan stamina, mengatasi hipertensi, dan anti kolesterol.
Berbagai peneliti telah berhasil menunjukkan bioaktivitas CA yaitu anti kolesterol,
anti mikroba, anti oksidan, anti hipertensi, anti osteoporosis dan anti kanker. Essensial
oil yang banyak ditemukan pada bagian daun dan buah merupakan senyawa
bertanggung jawab untuk bioaktivitasnya. Kemampuan CA sebagai antimikroba dapat
sangat potensial dikembangkan untuk kesehatan sekaligus sebagai pengawet makanan
alami.

Kata Kunci: Citrus aurantifolia, essensial oil dan anti mikroba

p-ISSN 1829 586X 80


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

PENDAHULUAN

Jeruk merupakan salah salah satu aurantifolia (CA) merupakan jenis jeruk
kelompok tumbuhan yang memiliki yang digunakan sebagai bahan masakan,
multifungsi yang banyak digunakan dan juga sebagai obat tradisional. Dalam
sebagai bahan obat maupun sebagai pengolaan makanan, CA digunakan untuk
bahan pangan. Dalam taksonomi menghilangkan bau amis pada
tumbuhan, jeruk dikelompokkan pada pengolahan ikan dan memberi aroma
Genus Citrus dan Famili Rutaceae. Oleh segar. Bila dibanding dengan jenis Citrus
masyarakat lokal Indonesia, untuk lainnnya, CA memiliki fungsi yang lebih
membedakan satu jenis jeruk dengan banyak. Dalam pengobatan tradisional
jenis jeruk lainnya ditambahkan dengan buah CA banyak digunakan sebagai obat
kata kedua yang dihubungkan dengan batuk atau ganggunan saluran
sifat atau karakter terutama bagian pernapasan. Oleh etnis Batak CA dikenal
buahnya. Secara empirik terlihat bahwa dengan rimo bunga, (Karo, Phakpak),
buah jeruk memiliki variasi dalam utte bunga (Mandailing, Toba) (Silalahi
bentuk, ukuran, aroma, permukaan dan 2014). Tumbuhan ini mudah ditemukan
warna kulit buah. di lingkungan sekitar terutama di
Berbagai jenis jeruk mudah kita pekarangan dan juga dapat digunakan
temukan di berbagai pasar modern sebagai salah satu tumbuhan yang dapat
maupun tradisional dan banyak menambah income keluarga (Silalahi et
dibudidayakan di pekarangan maupun di al. 2018).
kebun. Diperkirakan Citrus telah Taiz and Zeinger (2006)
dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu menyatakan bahwa berdasarkan proses
dan diyakini sebagai jenis tumbuhan yang pembentukannya metabolit sekunder
kaya akan Vitamin C (Okwu dan pada tumbuhan dibedakan menjadi
Emenike, 2006). Beberapa jenis jeruk alkaloid, phenolik dan terpenoid. Salah
yang banyak di perjual-belikan di pasar satu kelompok terpenoid yang banyak
antara lain jeruk bali (Citrus maxima), dimanfaatkan sebagai obat adalah
jeruk manis (Citrus sinensis), jeruk essential oil. Analisis kromatografi gas-
lemon (Citrus x lemon), jeruk purut spektrometri massa mengungkapkan
(Citrus hisryx), jeruk nipis (Citrus adanya monoterpendan sesquiterpen
aurantifolia), dan jeruk limau (Citrus sebagai komponen yang paling umum
amblycarpa). Fungsi utama dari setiap pada daun dan buah CA (Loizzo et al.
jeruk bervariasi misalnya jeruk bali dan 2012). Senyawa ini merupakan senyawa
jeruk medan digunaka sebagai sumber yang mudah menguap sehingga dikenal
buah segar, sedangkan jeruk purut juga sebagai volatil oil, oleh karena itu
digunakan dalam acara ritual. Akar dari senyawa ini juga menghasilkan aroma
berbagai jenis jeruk (Citrus spp) khas. Silalahi dan Nisayawati (2019)
digunakan oleh sub-etnis Batak menyatakan bahwa dalam pengobatan
Simalungun sebagai bahan ramuan tradisional etnis Karo menggunakan
tinuktuk (ramuan untuk meningkatkan berbagai jenis Citrus sebagai bahan
stamina) (Silalahi et al. 2015), sedangkan utama dalam pembuatan oukup (sauna
buah dan daun Citrus spp digunakan tradisional etnis Batak Karo) yang
sebagai bahan utama sauna tradisional menghasilkan aroma terapi sehingga
etnis Batak (Silalahi dan Nisyawati memberi efek relaksasi. Senyawa
2019). monoterpenoid yang bersifat volatil pada
Jeruk nipis atau dalam nama CA merupakan senyawa dominan berupa
ilmiah dikenal dengan nama Citrus limonene, γ -terpinene, β-pinene,

p-ISSN 1829 586X 81


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

geranial, neral, neryl acetate dan geranyl dimanfaatkan sebagai bahan pangan
acetate (Craske et al. 2005). maupun bahan obat tradisional. Famili ini
Pemanfaatan bahan alami dalam ditandai dengan adanya essential oil
pengobatan dianggap lebih aman sehingga mudah dikeali dari aromanya.
dibandingkan dengan bahan sintetis, Jeruk nipis atau dengan nama ilmiah
walaupun demikian perlu dipahami Citrus auriintifolia merupakan salah satu
pemakian dalam dosis yang tepat jenis yang banyak digunakan sebagai
sehingga dapat meminimalkan efek obat tradisional.
sampingnya. Chunlaratthanaphorn et al. Citrus aurantifolia memiliki
(2007) menyatakan bahwa pemberian habitus berupa semak hingga pohon
secara oral ekstrak akar CA dengan dosis kecil, biasanya dengan banyak cabang
300, 600 dan 1.200 mg/kg berat badan dan berduri. Daun tersusun spiral dengan
selama 90 hari (uji subkronik) tidak tipe majemuk beranak daun tunggal,
menunjukkan toksis. Walaupun demikian tangkai pendek, helaian anak daun
pemberian ekstrak secara oral dengan berbentuk jorong atau bundar telur
konsentrasi 1.200 mg/kg/hari ekstrak CA melebar, 5−8 × 2−4 cm, dengan bentuk
pada tikus jantan dan betina tepi membundar, tepi mengerut dengan
mengakibatkan peningkatan enzim liver ujung yang tumpul dan terkadang
namun tetap dalam kisaran normal dan bertusuk. Bunga muncul soliter atau
tetapi tidak menghasilkan perubahan terangkai dalam perbungaan dengan
histopatologis yang signifikan pada organ jumlah bunga maksimal hingga 7. Bunga
internal (Chunlaratthanaphorn et al. bersimetri banyak dengan kelopak
2007). Oleh karena pemahaman dan menyerupai mangkuk, segmen 4 atau 5,
informasi mengenai bioaktivitas CA mahkota umumnya dengan segmen
sangat perlu karena pemakaian pada dosis berjumlah 5 atau jarang 4, berwarna putih
yang berlebihan dapat bersifat toksik. dengan panjang 1−1.2 cm dan cenderung
mendaging, benang sari antara 20 hingga
25 dengan bakal buah berbentuk bulat.
BAHAN DAN METODE Buah berwarna kuning kehijauan, bentuk
bervariasi dari bulat, jorong atau bulat
Penelitian ini dilakukan telur sungsang, dengan diameter berkisar
berdasarkan kajian literatur pada berbagai antara 4−5 cm, halus dengan banyak
buku, artikel dan penelitian ilmiah yang kelenjar minyak, sarkokarp dengan 9-12
terbit secara online maupun offline. segmen, sangat masam. Biji berbentuk
Berbagai sumber informasi yang bulat telur dengan kotiledon warna putih
digunakan seperti google scholar, susu (Zhang and Mabberley 2008).
pubmed dengan menggunakan kata kunci CA merupakan buah komersial
Citrus aurantifolia, bioactivities Citrus yang telah lama dibudidayakan diberbagi
auritifolia, uses of Citrus aurantifolia. negara. Buah CA memiliki keasaman
Artikel, buku atau hasil penelitian yang yang berbeda-beda yang diduga terjadi
diperoleh disintesakan sehingga dapat karena perbedaan variasi genetiknya.
menjelasakan botani, manfaat dan Kumar et al. (2013) menganalisa 6
bioaktivitas dari Citrus aurantifolia. varietas CA dengan menggunakan
sepuluh primer random amplified
HASIL DAN PEMBAHASAN polymorphic DNA (RAPD). Rata-rata
kesamaan genetik dalam 6 varietas
1. Botani Citrus aurantifolia tersebut sebesar 60,5% (Kumar et al.
Rutaceae merupakan salah satu 2013).
famili yang speciesnya banyak

p-ISSN 1829 586X 82


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

2. Manfaat anti kolesterol. Penelitian bahan alam


Citrus aurantifolia telah lama sebagai anti kolesterol terus dilakukan
dimanfaatkan dalam berbagai pengobatan termasuk CA (Yaghmaie et al. 2011;
tradisional baik sebagai bahan tambahan Oboh et al. 2015). Jus CA memiliki sifat
maupun sebagai bahan utama. Secara hipokolesterolemia (Oboh et al. 2015).
empirik terlihat bahwa oleh pedagang Pemberian essential oil dari kulit buah
jamu gendong (jamu segar yang CA pada tikus Wistar dengan dosis 25,
dijajahkan dengan cara mengendong) 50, dan 100 µL/kg mempengaruhi kadar
selalu menggunakan jeruk nipis untuk trigliserida dan kolesterum serum darah
memberi efek yang menyegarkan tikus, namun tikus yang diberi 50 dan
sekaligus berfungsi untuk pelarut 100 µL/kg menunjukkan penurunan
berbagai senyawa yang sulit larut dalam trigliserida, kolesterol dan LDL secara
air seperti curcumin. Sub-etnis Batak signifikan (p< 0,01) sehingga disarankan
Simalungun di Sumatera Utara sebagai bahan untuk menurunkan resiko
menggunakan CA sebagai salah satu penyakit kardiovaskular (Yaghmaie et al.
pengawet ramuan dan diyakini dapat 2011). Pemberian jus CA pada tikus yang
meningkatkan stamina (Silalahi et al. diberi makan diet tinggi kolesterol
2015). Air perasan buah CA dapat menyebabkan penurunan yang signifikan
digunakan untuk mengatasi jerawat dan dalam kadar kolesterol total plasma,
juga untuk mengobati luka sehingga tidak trigliserida, dan kolesterol LDL dan
terjadi abses (Razak et al. 2013). Jus peningkatan kadar kolesterol HDL
lemon (Citrus limon) dan jeruk nipis plasma. Penghambatan aktivitas ACE
(Citrus aurantifolia) dalam pengobatan secara in vitro dan in vivo efek
tradisional digunakan untuk untuk hipokolesterolemia jus dapat menjelaskan
mengatasi hipertensi dan penyakit penggunaan jus dalam mengatasi
kardiovaskular lainnya (Oboh et al. penyakit kardiovaskular (Oboh et al.
2015). Berbagai peneliti telah 2015). Jus jeruk nipis mempengaruhi
membuktikan bioaktivitas ekstrak buah aktivitas enzim angiotensin-1-converting
CA sebagai anti kolesterol (Yaghmaie et (ACE) secara in vitro dan juga memiliki
al. 2011). sifat hipokolesterolemia. Jus lemon
2.1. Anti Kolesterol memiliki kandungan fenol total yang
Kelebihan kandungan kolesterol lebih tinggi (64,5 mg/l), sedangkan jus
di dalam plasma darah merupakan jeruk nipis memiliki kandungan
senyawa salah satu penyebab gangguan flavonoid total yang lebih tinggi (29,5
kardiovaskuler, oleh sebab itu kadarnya mg/l). Kedua jus menghambat aktivitas
di dalam darah perlu dikendalikan. ACE dan aktivitas tersebut tergantung
Senyawa yang dapat menurunkan kadar dosis (Oboh et al. 2015).
kolesterol darah disebut dengan senyawa

p-ISSN 1829 586X 83


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

Gambar 1. Citrus aurantifolia. Kiri. Buah. Kanan. Sayatan Melintang dari buah
(Dokumentasi Pribadi)

2.2. Anti Bakteri terutama sebagai anti jerawat (Razak et


Mikroba patogen dapat al. 2013) dan luka.
mengakibatkan berbagai penyakit pada Jus buah dan kulit buah CA
manusia. Untuk mengatasi penyakit yang memiliki aktivitas anti mikroba yang
disebabkan mikroba dapat digunakan bersifat patogen seperti Staphylococcus
senyawa anti mikroba. Senyawa anti aureus, Staphylococcus aureus,
mikroba merupakan senyawa yang Salmonella paratyphi, Shigella flexnerii,
menghambat pertumbuhan atau Streptococcus faecalis, Citrobacter spp,
mengakibatkan kematian mikroba. Serratia spp, Klebsiella pneumoniae,
Ekstrak CA memiliki spektrum yang luas Pseudomonas aeruginosa, Escherichia
sebagai anti mikroba patogen pada coli, and Escherichia coli (Aibinu et al.
manusia (Taiwo et al. 2007). Ekstrak CA 2007). Jus buah dan kulit buah CA
menghambat pertumbuhan Staphylococ- memiliki aktivitas anti mikroba yang
cus aureus (Razak et al. 2013; Onyeagba bersifat patogen serta bakteri anaerob
et al. 2004), Escherichia coli (Oboh and seperti Bacteroides spp., Porphyromonas
Abulo 1997; Taiwo et al. 2007; spp, dan Clostridium spp. (Aibinu et al.
Onyeagba et al. 2004) Staphylococcus sp. 2007)
(Oboh and Abulo 1997; Taiwo et al. Bioaktivitas ekstrak CA sebagai
2007), Salmonella spp (Oboh and Abulo anti mikroba dipengaruhi oleh berbagai
1997; Onyeagba et al. 2004), Bacillus faktor antara lain jenis mikroba,
subtilis, Streptococcus faecalis (Oboh konsentrasi, waktu kontak (Razak et al.
and Abulo 1997), Klebsiella sp., Proteus 2013) dan senyawa yang digunakan
sp. (Taiwo et al. 2007), dan Bacillus spp. untuk ekstraksi. Air perasan CA memiliki
(Onyeagba et al. 2004). Kemampuan daya hambat terhadap pertumbuhan
ekstrak CA menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan
Bacillus subtilis, Salmonella sp., berbagai konsentrasi yaitu 25%, 50%,
Escherichia coli, Streptococcus faecalis 75%, dan 100%. Konsentrasi dan lama
dan Staphylococcus menunjukkan bahwa waktu kontak berbanding lurus daya
ekstrak CA sangat potensial digunakan hambat air perasan CA terhadap bakteri
untuk mengasi gangguan saluran Staphylococcus aureus (Razak et al.
pencernaan dan demam (Oboh and Abulo 2013). Rata-rata diameter zona hambat
1997), sedangkan kemampuan Staphylococcus sp., Escherichia coli,
menghambat Staphylococcus aureus Klebsiella sp., Proteus sp., dan
berpotensi dalam bidang kecantikan Pseudomonas sp. yang diberi pemberian
ektrak CA dengan konsentrasi 5 µL

p-ISSN 1829 586X 84


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

sebesar 10, 12, 11, 17, dan 16 mm secara bahwa radikal bebas secara langsung
berurutan (Taiwo et al. 2007). Hal yang maupun tidak langsung berhubungan
hampir sama ditemukan oleh Oboh and dengan berbagai penyakit seperti kanker,
Abulo (1997) bahwa ekstrak etanol CA diabetes mellitus dan juga stroke dan
memiliki rata rata zona hambat sebesar alzaemir. Radikal bebas telah terlibat
14,2 mm; 9,2 mm; 8,5 mm; 8,1 mm; 7,2 dalam perkembangan beberapa penyakit
mm pada bakter Bacillus subtilis, manusia seperti arterosklerosis, diabetes
Salmonella sp., Escherichia coli, mellitus, peradangan kronis, gangguan
Streptococcus faecalis dan neurodegeneratif, dan beberapa jenis
Staphylococcus secara berurutan (Oboh kanker tertentu (Halliwell 1996).
and Abulo 1997). Bakteri anaerob dan Degenerasi sel oksidatif terkait dengan
bakteri Gram-positif rentan terhadap berbagai penyakit neurodegeneratif
semua ekstrak estrak etanol dan air dari seperti penyakit Alzheimer (Loizzo et al.
buah dan kulit buah CA dengan 2012). Di laboratorium aktivitas
konsentrasi penghambatan minimum antioksidan dapat dievaluasi dengan
(MIC) mulai dari 32 mg/ml - 128 mg/ml menggunakan aktivitas pembersihan
(Aibinu et al. 2007). Bakteri Gram- radikal bebas dari 1, 1-diphenyl-2-
negatif memiliki MIC mulai dari 64 picrylhydrazyl radical (DPPH) dan total
mg/ml – 512 mg/ml. Konsentrasi antioxidant capacity (TAC) (Kumari et
bakterisida minimum (MBC) berkisar al. 2013). Oleh karena itu komsumsi
antara 32 mg/ml hingga 512 mg/ml senyawa antioksidan merupakan salah
tergantung pada isolat dan ekstraksi satu pencegahan dari penyakit tersebut.
pelarut (Aibinu et al. 2007). Senyawa fenolik merupakan senyawa
Tuberkulosis merupakan salah yang telah terbukti sebagai antioksidan
satu jenis penyakit yang sulit termasuk di dalamnya flavonoid. Ekstrak
disembuhkan hingga saat ini, yang CA mengandung flavonoid berupa
disebabkan oleh bakteri Gram positif dari apigenin, rutin, quercetin, kaempferoldan
jenis Mycobacterium tuberculosis. nobiletin (Loizzo et al. 2012), oleh
Sandoval-Montemayor et al. (2012) karena itu diyakini memilki aktivitas
menyatakan bahwa ekstrak kulit buah CA sebagai antioksidan.
menghambat pertumbuhan Mycobacteri- Penelitian tumbuhan sebagai
um tuberculosis H37Rv yang sensitif antioksidan alami tetap menarik untuk
maupun yang resisten terhadap isoniazid, menggantika antioksidan sintetik
streptomisin dan etambutol. Bioaktivitas sehingga diperoleh berbagai sumber
ekstrak heksana CA berhubungan dengan alternatif antioksidan baru termasuk CA
senyawa 5,8-dimethoxypsoralen dan (Loizzo et al. 2012). Penelitian
asam palmitat merupakan senyawa bioaktivitas CA sebagai antioksidan telah
dengan aktivitas yang paling aktif sebagai banyak dilaporkan. Senyawa phenolik
anti mikrobakteri (Sandoval-Montemayor merupakan kelompok senyawa yang telah
et al. 2012). Senyawa tersebut memiliki terbukti sebagai antioksidan. Jus buah
aktivitas (MICs = 25–50 µg/mL) mentah maupun buah matang CA
(Sandoval-Montemayor et al. 2012). memiliki aktivitas sebagai antioksidan
2.3. Antioksidan secara in-vitro. Jus buah CA yang mentah
Penelitian tentang tumbuhan (muda) menunjukkan aktivitas lebih
sebagai sumber senyawa antioksidan tinggi dalam pemulungan dibandingkan
terus dilakukan. Senyawa antioksidan dengan jus buah yang matang (Kumari et
merupakan senyawa yang digunakan al. 2013). Berkurangnya aktivitas buah
untuk menangkal atau menghambat yang sudah matang diduga berhubungan
radikal bebas. Berbagai ahli menyatakan dengan semakin berkurangnya

p-ISSN 1829 586X 85


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

kandungan asam askorbat pada buah apostosis. Ekstrak kulit buah CA 6


yang matang. Kumari et al. (2013) μg/mL menginduksi apoptosis dan
menyatakan bahwa jus buah CA yang akumulasi sel pada fase G1, sedangkan
belum matang dapat memberikan CPE 15 μg/mL menginduksi apoptosis
perlindungann terhadap kerusakan akibat dan akumulasi sel pada fase G2/M.
radikal bebas. Kombinasi doxorubicin 200 nM dengan
Ekstrak metanol dari kulit dan ekstrak kulit buah CA 6 μg/mL
daun CA menunjukkan aktivitas meningkatkan induksi apoptosis dan
pemulungan radikal terkuat. Tren serupa akumulasi sel pada fase G2/M dari pada
diamati dengan kemampuan reduksi, pemberian secara tunggal. Pemberian
dengan nilai dari 112,1 menjadi 146,0 ekstrak hanya CA dan kombinasi ekstrak
μmol L−1 Fe(II) g−1. Fraksi n-heksan dari kulit buah CA dan doxorubicin mampu
kulit dan daun CA menunjukkan aktivitas meningkatkan apoptosis sel MCF-7 yang
penghambatan asetilkolinesterase yang terbukti dari meningkatnya ekspresi
baik dengan nilai IC50 dalam kisaran protein p53 dan Bcl-2. Hal tersebut
91,4-107,4 μgmL−1(Loizzo et al. 2012). menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah
2.4. Anti Osteoporosis CA dapat dikembangkan sebagai agen
Osteoporosis merupakan salah co-kemoterapi dengan doxorubicin pada
satu gangguan pada tulang yang sel kanker payudara (Adina et al. 2012).
mengakibatkan tulang mudah patah
karena kekurangan kalsium dan fosfor. KESIMPULAN
Pada umumnya osteoporosis banyak
terjadi pada manusia usia lanjut dan pada Secara etnobotani Citrus aurantifolia
wanita banyak terjadi setelah menopause. digunakan untuk mengatasi demam,
Berbagai bahan alam diyakini dapat bahan sauna, obat batuk, untuk
meningkatkan kandungan mineral tulang meningkatkan stamina, mengatasi
atau agen antiosteoporotik termasuk CA. hipertensi, dan anti kolesterol.
Shalaby et al. (2011) menyatakan bahwa Bioaktivitas Citrus aurantifolia yaitu anti
ekstrak buah CA memiliki aktivitas kolesterol, anti mikroba, antioksidan, anti
sebagai anti osteoporosis yang telah diuji hipertensi, anti osteoporosis dan anti
pada tikus. Lebih lanjut dikatakannya kanker.
bahwa pemberian ekstrak CA meningkat
kandungan mineral tulang trabekuler dan DAFTAR PUSTAKA
kepadatan mineral tulang tibia,
meningkatkan kadar fosfor dan kalsium Adina, A., Goenadi, F., Handoko, F.F.
dan mengurangi kehilangan tulang pada Nawangsari, D., Hermawan, A.,
tikus yang diovariektomi (Shalaby et al. Jenie, R., et al. (2014).
2011). Combination of ethanolic extract of
2.5. Anti Kanker Citrus aurantifolia peels with
Kanker merupakan salah satu doxorubicin modulate cell cycle
penyakit berat yang pengobatannya and increase apoptosis induction on
dilakukan dalam jangka waktu lama. MCF-7 cells.Combination of
Berbagai pendekatan dilakukan untuk ethanolic extract of Citrus
pengobatan kanker termasuk penggunaan aurantifolia peels with doxorubicin
bahan alam. Bahan alam yang digunakan modulate cell cycle and incre.
untuk mengatasi kanker merupakan Iranian Journal of Pharmaceutical
senyawa yang mampu merusak sel Research, 13 (3) , 919-926.
kanker namun tidak pada sel normal atau Aibinu, I., Adenipekun, T., Adelowotan,
senyawa yang mampu merangsang T., Ogunsanya, T., & Odugbemi, T.

p-ISSN 1829 586X 86


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

(2007). Evaluation of the (Zingiber officinale Roscoe) and


antimicrobial properties of different lime (Citrus aurantifolia Linn).
parts of Citrus aurantifolia (lime African Journal of Biotechnology
fruit) as used locally. Afr. J. Trad. 3(10): 552-554.
CAM, 4(2) , 185- 190. Oboh, G., Bello, F.O., Ademosun, A.O.,
Chunlaratthanaphorn, S., Lertprasertsuke, Akinyemi, A.J., Adewuni, T.M.
N., Srisawat, U., Thuppia, A., N. (2015). Antioxidant, hypolipide-
A., Suwanlikhid, N., et al. (2007). mic, and anti-angiotensin-1-
Acute and subchronic toxicity study converting enzyme properties of
of the water extract from root of lemon (Citrus limon) and lime
Citrus aurantifolia (Christm. et (Citrus aurantifolia) juices. Comp.
Panz.) Swingle in rats. Clin. Pathol. 24: 1395-1406.
Songklanakarin. J. Sci. Technol., 29 Oboh, P.A., Abulu E.O. (1997). The
(Suppl. 1) , 125-139. antimicrobial activities of extracts
Craske, J.D., Suryadi, N., and M of Psidium guajava and Citrus
Wootton. (2005). A comparison of aurintifolia. Nig. J. Bioctechn. 8(1):
the peel oil components of 25.
Australian native lime (Microcitrus Okwu, D.E., Emenike, I.N. (2006).
australe) and Mexican lime (Citrus Evaluation of the phytonutrients
aurantifolia Swingle). J Sci Food and vitamins content of citrus
Agric 85:522–525. fruits. International Journal of
Halliwell, B. (1996). Antioxidants in Molecular Medicine and Advance
human health and disease. Annu Sciences 2(1): 1-6.
Rev. Nutr. 16: 33-50. Razak, A., Djamal, A., Revilla, G.
Kumari, S., Sarmah, N., Handique, A.K. (2013). Uji daya hambat air perasan
(2013). Antioxidant activities of the buah jeruk nipis (Citrus
unripen and ripen Citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan
aurantifolia of Assam. bakteri Staphylococcus aureus
International Journal of Innovative secara in vitro. Jurnal Kesehatan
Research in Science, Engineering Andalas 2(1): 5-8.
and Technology 2(9): 4812-4816 Silalahi, M. (2014). The ethnomedicine
Kumar, M., Parthiban, S., Saraladevi, D., of the medicinal plants in sub-
Ponnuswami, V. (2013). Genetic ethnic Batak, North Sumatra and
diversity analysis of acid lime the conservation perspective,
(Citrus aurantifolia Swingle) Dissertation. Indonesia:
cultivars. The Bioscan 8(2): 481- Universitas Indonesia.
484. Silalahi, M., Nisyawati, Walujo, E.B. and
Loizzo, M., Tundis, R., Bonesi, M., Supriatna, J. (2015) Local
Menichini, F., De Luca, D., knowledge of medicinal plants in
Colicad, C., et al. (2012). sub-ethnic Batak Simalungun of
Evaluation of Citrus aurantifolia North Sumatra, Indonesia.
peel and leaves extracts for their Biodiversitas 16(1): 44-54.
chemical composition, antioxidant Silalahi, M., Nisyawati. (2019). An
and anti-cholinesterase activities. J. ethnobotanical study of traditional
Sci. Food Agric. 92: 2960-2967. steam-bathing by the Batak people
Onyeagba, R.A., Ugbogu, O.C., Okeke, of North Sumatra, Indonesia.
C.U., Iroakasi, O. (2004). Studies Pacific Conservation Biology 25
on the antimicrobial effects of (3): 266-282.
garlic (Allium sativum Linn), ginger

p-ISSN 1829 586X 87


e-ISSN 2581-0170
Pemanfaatan Citrus aurantifolia...,...Marina Silalahi,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...80-88

Sandoval-Montemayor, N., García, A.,


Elizondo-Treviño, E., Garza-
González, E., Alvarez, L., &
Camacho-Corona, M. (2012).
Chemical composition of hexane
extract of Citrus aurantifolia and
anti Mycobacterium tuberculosis
activity of some of its constituents.
. Molecules 17 , 11173-11184.
Shalaby, N.M.M., Abd-Alla, H.I.,
Ahmed, H.H., Basoudan, N.
(2011). Protective effect of Citrus
sinensis and Citrus aurantifolia
against osteoporosis and their
phytochemical constituents.
Journal of Medicinal Plants
Research 5(4): 579-588.
Taiz, L., Zeiger, E. (2006). Plant
Physiology. Sinauer Associates,
Inc, Sunderland: xxvi + 764 hlm.
Taiwo, S.S, Oyekanmi, B.A., Adesiji,
Y.O., Opaleye, O.O., Adeyeba,
O.A. (2007). In vitro antimicrobial
activity of crude extractof Citrus
aurintifolia Linn and Tithonia
diversifolia Poaceae on clinical
bacterial isolates. Internastional
Journal of Tropical Medicine 2(4):
113-117.
Yaghmaie, P., Parivar, K., Haftsavar, M.
(2011). Effects of Citrus
aurantifolia peel essential oil on
serum cholesterol levels in Wistar
rats. Journal of Paramedical
Sciences 2(1): 29-33.
Zhang, D., Mabberley, D.J. (2008).
Citrus. Dalam: Wu, Z.Y., Raven
P.H., Hong, D.Y. (eds). Flora of
China vol. 11 (Oxalidaceae through
Aceraceae). Beijing: Sci Pr dan St.
Louis: Missouri Bot Gard Pr. pp
89-96.
.

p-ISSN 1829 586X 88


e-ISSN 2581-0170

Anda mungkin juga menyukai