3637 7921 1 PB
3637 7921 1 PB
Marina Silalahi
*e-mail: marina_biouki@yahoo.com;marina.silalahi@uki.ac.id
ABSTRACT
Lime or Citrus aurantifolia (CA) is a type of medicinal plant that has long been used
by local communities in Indonesia. Besides being used as traditional medicine, the
fruit is also used for a variety of food or drinks. The use of plants as traditional
medicine is related to the bioactivity and content of secondary metabolites. This study
aims to explain the relationship between the use of CA as traditional medicine and its
bioactivity. The method used is a literature review published online on Google Scholar
and also scientific journals about CA using CA keywords, CA uses, and CA
biaoctivities, then synthesized so as to obtain comprehensive information. In
ethnobotany CA is used to treat fever, sauna ingredients, cough medicines, to increase
stamina, overcome hypertension, and anti-cholesterol. Various researchers have
successfully demonstrated the bioactivity of CAs which are anti cholesterol,
antimicrobial, antioxidant, anti hypertension, anti osteoporosis and anti cancer.
Essential oils found in the leaves and fruit are compounds responsible for their
bioactivity. The ability of CA as an antimicrobial can be very potential to be
developed for health as well as a natural food preservative.
ABSTRAK
Jeruk nipis atau Citrus aurantifolia (CA) merupakan salah jenis tumbuhan obat yang
telah lama digunakan oleh masyarakat lokal di Indonesia. Selain digunakan sebagai
obat tradisional, buahnya juga digunakan untuk berbagai bahan makanan atau
minuman. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional berhubungan dengan
bioaktivitas dan kandungan metabolit sekundernya. Kajian ini bertujuan untuk
menjelaskan hubungan pemanfaatan CA sebagai obat tradisional dan bioaktivitasnya.
Metode yang digunakan adalah kajian literatur yang terbit secara online di google
scholar dan juga jurnal ilmiah tentang CA dengan menggunakan kata kunci CA, uses
CA, dan biaoctivities CA, kemudian disintesakan sehingga diperoleh informasi yang
konfrehensif. Secara etnobotani CA digunakan untuk mengatasi demam, bahan sauna,
obat batuk, untuk meningkatkan stamina, mengatasi hipertensi, dan anti kolesterol.
Berbagai peneliti telah berhasil menunjukkan bioaktivitas CA yaitu anti kolesterol,
anti mikroba, anti oksidan, anti hipertensi, anti osteoporosis dan anti kanker. Essensial
oil yang banyak ditemukan pada bagian daun dan buah merupakan senyawa
bertanggung jawab untuk bioaktivitasnya. Kemampuan CA sebagai antimikroba dapat
sangat potensial dikembangkan untuk kesehatan sekaligus sebagai pengawet makanan
alami.
PENDAHULUAN
Jeruk merupakan salah salah satu aurantifolia (CA) merupakan jenis jeruk
kelompok tumbuhan yang memiliki yang digunakan sebagai bahan masakan,
multifungsi yang banyak digunakan dan juga sebagai obat tradisional. Dalam
sebagai bahan obat maupun sebagai pengolaan makanan, CA digunakan untuk
bahan pangan. Dalam taksonomi menghilangkan bau amis pada
tumbuhan, jeruk dikelompokkan pada pengolahan ikan dan memberi aroma
Genus Citrus dan Famili Rutaceae. Oleh segar. Bila dibanding dengan jenis Citrus
masyarakat lokal Indonesia, untuk lainnnya, CA memiliki fungsi yang lebih
membedakan satu jenis jeruk dengan banyak. Dalam pengobatan tradisional
jenis jeruk lainnya ditambahkan dengan buah CA banyak digunakan sebagai obat
kata kedua yang dihubungkan dengan batuk atau ganggunan saluran
sifat atau karakter terutama bagian pernapasan. Oleh etnis Batak CA dikenal
buahnya. Secara empirik terlihat bahwa dengan rimo bunga, (Karo, Phakpak),
buah jeruk memiliki variasi dalam utte bunga (Mandailing, Toba) (Silalahi
bentuk, ukuran, aroma, permukaan dan 2014). Tumbuhan ini mudah ditemukan
warna kulit buah. di lingkungan sekitar terutama di
Berbagai jenis jeruk mudah kita pekarangan dan juga dapat digunakan
temukan di berbagai pasar modern sebagai salah satu tumbuhan yang dapat
maupun tradisional dan banyak menambah income keluarga (Silalahi et
dibudidayakan di pekarangan maupun di al. 2018).
kebun. Diperkirakan Citrus telah Taiz and Zeinger (2006)
dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu menyatakan bahwa berdasarkan proses
dan diyakini sebagai jenis tumbuhan yang pembentukannya metabolit sekunder
kaya akan Vitamin C (Okwu dan pada tumbuhan dibedakan menjadi
Emenike, 2006). Beberapa jenis jeruk alkaloid, phenolik dan terpenoid. Salah
yang banyak di perjual-belikan di pasar satu kelompok terpenoid yang banyak
antara lain jeruk bali (Citrus maxima), dimanfaatkan sebagai obat adalah
jeruk manis (Citrus sinensis), jeruk essential oil. Analisis kromatografi gas-
lemon (Citrus x lemon), jeruk purut spektrometri massa mengungkapkan
(Citrus hisryx), jeruk nipis (Citrus adanya monoterpendan sesquiterpen
aurantifolia), dan jeruk limau (Citrus sebagai komponen yang paling umum
amblycarpa). Fungsi utama dari setiap pada daun dan buah CA (Loizzo et al.
jeruk bervariasi misalnya jeruk bali dan 2012). Senyawa ini merupakan senyawa
jeruk medan digunaka sebagai sumber yang mudah menguap sehingga dikenal
buah segar, sedangkan jeruk purut juga sebagai volatil oil, oleh karena itu
digunakan dalam acara ritual. Akar dari senyawa ini juga menghasilkan aroma
berbagai jenis jeruk (Citrus spp) khas. Silalahi dan Nisayawati (2019)
digunakan oleh sub-etnis Batak menyatakan bahwa dalam pengobatan
Simalungun sebagai bahan ramuan tradisional etnis Karo menggunakan
tinuktuk (ramuan untuk meningkatkan berbagai jenis Citrus sebagai bahan
stamina) (Silalahi et al. 2015), sedangkan utama dalam pembuatan oukup (sauna
buah dan daun Citrus spp digunakan tradisional etnis Batak Karo) yang
sebagai bahan utama sauna tradisional menghasilkan aroma terapi sehingga
etnis Batak (Silalahi dan Nisyawati memberi efek relaksasi. Senyawa
2019). monoterpenoid yang bersifat volatil pada
Jeruk nipis atau dalam nama CA merupakan senyawa dominan berupa
ilmiah dikenal dengan nama Citrus limonene, γ -terpinene, β-pinene,
geranial, neral, neryl acetate dan geranyl dimanfaatkan sebagai bahan pangan
acetate (Craske et al. 2005). maupun bahan obat tradisional. Famili ini
Pemanfaatan bahan alami dalam ditandai dengan adanya essential oil
pengobatan dianggap lebih aman sehingga mudah dikeali dari aromanya.
dibandingkan dengan bahan sintetis, Jeruk nipis atau dengan nama ilmiah
walaupun demikian perlu dipahami Citrus auriintifolia merupakan salah satu
pemakian dalam dosis yang tepat jenis yang banyak digunakan sebagai
sehingga dapat meminimalkan efek obat tradisional.
sampingnya. Chunlaratthanaphorn et al. Citrus aurantifolia memiliki
(2007) menyatakan bahwa pemberian habitus berupa semak hingga pohon
secara oral ekstrak akar CA dengan dosis kecil, biasanya dengan banyak cabang
300, 600 dan 1.200 mg/kg berat badan dan berduri. Daun tersusun spiral dengan
selama 90 hari (uji subkronik) tidak tipe majemuk beranak daun tunggal,
menunjukkan toksis. Walaupun demikian tangkai pendek, helaian anak daun
pemberian ekstrak secara oral dengan berbentuk jorong atau bundar telur
konsentrasi 1.200 mg/kg/hari ekstrak CA melebar, 5−8 × 2−4 cm, dengan bentuk
pada tikus jantan dan betina tepi membundar, tepi mengerut dengan
mengakibatkan peningkatan enzim liver ujung yang tumpul dan terkadang
namun tetap dalam kisaran normal dan bertusuk. Bunga muncul soliter atau
tetapi tidak menghasilkan perubahan terangkai dalam perbungaan dengan
histopatologis yang signifikan pada organ jumlah bunga maksimal hingga 7. Bunga
internal (Chunlaratthanaphorn et al. bersimetri banyak dengan kelopak
2007). Oleh karena pemahaman dan menyerupai mangkuk, segmen 4 atau 5,
informasi mengenai bioaktivitas CA mahkota umumnya dengan segmen
sangat perlu karena pemakaian pada dosis berjumlah 5 atau jarang 4, berwarna putih
yang berlebihan dapat bersifat toksik. dengan panjang 1−1.2 cm dan cenderung
mendaging, benang sari antara 20 hingga
25 dengan bakal buah berbentuk bulat.
BAHAN DAN METODE Buah berwarna kuning kehijauan, bentuk
bervariasi dari bulat, jorong atau bulat
Penelitian ini dilakukan telur sungsang, dengan diameter berkisar
berdasarkan kajian literatur pada berbagai antara 4−5 cm, halus dengan banyak
buku, artikel dan penelitian ilmiah yang kelenjar minyak, sarkokarp dengan 9-12
terbit secara online maupun offline. segmen, sangat masam. Biji berbentuk
Berbagai sumber informasi yang bulat telur dengan kotiledon warna putih
digunakan seperti google scholar, susu (Zhang and Mabberley 2008).
pubmed dengan menggunakan kata kunci CA merupakan buah komersial
Citrus aurantifolia, bioactivities Citrus yang telah lama dibudidayakan diberbagi
auritifolia, uses of Citrus aurantifolia. negara. Buah CA memiliki keasaman
Artikel, buku atau hasil penelitian yang yang berbeda-beda yang diduga terjadi
diperoleh disintesakan sehingga dapat karena perbedaan variasi genetiknya.
menjelasakan botani, manfaat dan Kumar et al. (2013) menganalisa 6
bioaktivitas dari Citrus aurantifolia. varietas CA dengan menggunakan
sepuluh primer random amplified
HASIL DAN PEMBAHASAN polymorphic DNA (RAPD). Rata-rata
kesamaan genetik dalam 6 varietas
1. Botani Citrus aurantifolia tersebut sebesar 60,5% (Kumar et al.
Rutaceae merupakan salah satu 2013).
famili yang speciesnya banyak
Gambar 1. Citrus aurantifolia. Kiri. Buah. Kanan. Sayatan Melintang dari buah
(Dokumentasi Pribadi)
sebesar 10, 12, 11, 17, dan 16 mm secara bahwa radikal bebas secara langsung
berurutan (Taiwo et al. 2007). Hal yang maupun tidak langsung berhubungan
hampir sama ditemukan oleh Oboh and dengan berbagai penyakit seperti kanker,
Abulo (1997) bahwa ekstrak etanol CA diabetes mellitus dan juga stroke dan
memiliki rata rata zona hambat sebesar alzaemir. Radikal bebas telah terlibat
14,2 mm; 9,2 mm; 8,5 mm; 8,1 mm; 7,2 dalam perkembangan beberapa penyakit
mm pada bakter Bacillus subtilis, manusia seperti arterosklerosis, diabetes
Salmonella sp., Escherichia coli, mellitus, peradangan kronis, gangguan
Streptococcus faecalis dan neurodegeneratif, dan beberapa jenis
Staphylococcus secara berurutan (Oboh kanker tertentu (Halliwell 1996).
and Abulo 1997). Bakteri anaerob dan Degenerasi sel oksidatif terkait dengan
bakteri Gram-positif rentan terhadap berbagai penyakit neurodegeneratif
semua ekstrak estrak etanol dan air dari seperti penyakit Alzheimer (Loizzo et al.
buah dan kulit buah CA dengan 2012). Di laboratorium aktivitas
konsentrasi penghambatan minimum antioksidan dapat dievaluasi dengan
(MIC) mulai dari 32 mg/ml - 128 mg/ml menggunakan aktivitas pembersihan
(Aibinu et al. 2007). Bakteri Gram- radikal bebas dari 1, 1-diphenyl-2-
negatif memiliki MIC mulai dari 64 picrylhydrazyl radical (DPPH) dan total
mg/ml – 512 mg/ml. Konsentrasi antioxidant capacity (TAC) (Kumari et
bakterisida minimum (MBC) berkisar al. 2013). Oleh karena itu komsumsi
antara 32 mg/ml hingga 512 mg/ml senyawa antioksidan merupakan salah
tergantung pada isolat dan ekstraksi satu pencegahan dari penyakit tersebut.
pelarut (Aibinu et al. 2007). Senyawa fenolik merupakan senyawa
Tuberkulosis merupakan salah yang telah terbukti sebagai antioksidan
satu jenis penyakit yang sulit termasuk di dalamnya flavonoid. Ekstrak
disembuhkan hingga saat ini, yang CA mengandung flavonoid berupa
disebabkan oleh bakteri Gram positif dari apigenin, rutin, quercetin, kaempferoldan
jenis Mycobacterium tuberculosis. nobiletin (Loizzo et al. 2012), oleh
Sandoval-Montemayor et al. (2012) karena itu diyakini memilki aktivitas
menyatakan bahwa ekstrak kulit buah CA sebagai antioksidan.
menghambat pertumbuhan Mycobacteri- Penelitian tumbuhan sebagai
um tuberculosis H37Rv yang sensitif antioksidan alami tetap menarik untuk
maupun yang resisten terhadap isoniazid, menggantika antioksidan sintetik
streptomisin dan etambutol. Bioaktivitas sehingga diperoleh berbagai sumber
ekstrak heksana CA berhubungan dengan alternatif antioksidan baru termasuk CA
senyawa 5,8-dimethoxypsoralen dan (Loizzo et al. 2012). Penelitian
asam palmitat merupakan senyawa bioaktivitas CA sebagai antioksidan telah
dengan aktivitas yang paling aktif sebagai banyak dilaporkan. Senyawa phenolik
anti mikrobakteri (Sandoval-Montemayor merupakan kelompok senyawa yang telah
et al. 2012). Senyawa tersebut memiliki terbukti sebagai antioksidan. Jus buah
aktivitas (MICs = 25–50 µg/mL) mentah maupun buah matang CA
(Sandoval-Montemayor et al. 2012). memiliki aktivitas sebagai antioksidan
2.3. Antioksidan secara in-vitro. Jus buah CA yang mentah
Penelitian tentang tumbuhan (muda) menunjukkan aktivitas lebih
sebagai sumber senyawa antioksidan tinggi dalam pemulungan dibandingkan
terus dilakukan. Senyawa antioksidan dengan jus buah yang matang (Kumari et
merupakan senyawa yang digunakan al. 2013). Berkurangnya aktivitas buah
untuk menangkal atau menghambat yang sudah matang diduga berhubungan
radikal bebas. Berbagai ahli menyatakan dengan semakin berkurangnya