Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR BERDASARKAN HIRARKI

MASLOW DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA

Trilia

Prodi DIII Keperawatan, STIKes Muhammadiyah Palembang trilia@stikesmp.ac.id


ABSTRAK
Latar Belakang: Setiap individu memiliki kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki.
Pemenuhan kebutuhan dasar bagi siswa dalam pendidikan merupakan pendorong atau motivasi
siswa dalam belajar. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah
seyogyanya menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya. Tujuan: menganalisis
hubungan Pemenuhan kebutuhan dasar berdasarkan hirarki maslow dengan motivasi belajar
siswa SMA. Metode: penelitian kuantitatif. Populasi dan sampel siswa SMA berjumlah 71 siswa
yang dilaksanakan 12 Pebruari – 31 Juli 2018. Instrumen yang digunakan berupa angket motivasi
belajar dan quisioner 5 tingkatan kebutuhan Maslow. Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat dan bivariate menggunakan uji statistik “chi square. Hasil: Menunjukkan
Pemenuhan kebutuhan fisiologi kategori tidak baik sebanyak 63,4%, Kebutuhan Rasa aman dan
nyaman kategori baik 62,0%, Kebutuhan kasih sayang dan memiliki kategori baik 74,6%,
Pemenuhan kebutuhan harga diri kategori tidak baik 62,0%, Pemenuhan kebutuhan aktualisasi
diri kategori tidak baik 54,9% dan Motivasi belajar siswa kategori tinggi 63,4%. Ada hubungan
antara pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan motivasi belajar siswa SMA ( p
value 0,001) dan tidak ada hubungan antara pemenuhan kebutuhan fisiologis ( p value 0,128),
kebutuhan kasih sayang dan memiliki ( p value 0,080), pemenuhan kebutuhan harga diri ( p
value 1,000), pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri ( p value 0,378) dengan motivasi belajar
siswa SMA Kesimpulan: Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan
motivasi belajar siswa, sementara kebutuhan lainnya tidak berhubungan.
Kata Kunci : Kebutuhan Dasar, Maslow, Motivasi Belajar

ABSTRACT
Background: Every individual has basic needs arranged hierarchically. Meeting basic needs for
students in education is a driver or motivation for students to learn. Ideally, in order to achieve
student self-development, schools should provide and meet the various needs of their students.
Objective: The purpose of analyzing the relationship is the fulfillment of basic needs based on
maslow hierarchy with the learning motivation of high school students. Method: Quantitative
research methods. The population and sample of high school students amounted to 71 students
held on 12 February - 31 July 2018. The instruments used in the form of learning motivation
questionnaires and 5-tier questionnaire needs of Maslow. Result: The data analysis used was
univariate and bivariate analysis using statistical tests "chi square. Results: Shows Fulfillment of
physiological needs in the category of bad as much as 63.4%, Needs for safe and comfortable
feeling good category 62.0%, Needs for affection and has a good category 74.6%, Fulfillment of
self-esteem needs bad category 62.0% , Fulfillment of selfactualization needs category is not
good 54.9% and learning motivation of students in the high category is 63.4%. There is a
relationship between fulfilling the need for security and comfort with the learning motivation of
high school students (p value 0.001) and there is no relationship between meeting physiological
needs (p value 0.128), love needs and having (p value 0.080), fulfillment of self-esteem needs (p
value 1,000), fulfillment of self-actualization needs (p value 0.378) with high school student
motivation. Conclusion: Meeting the needs of security and comfort is related to students'
learning motivation, while other needs are not related.
Keywords: Basic Needs, Maslow, Learning Motivation

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan ujung tombak bagi kemajuan suatu bangsa. Jika pendidikan suatu bangsa
baik maka baik pulalah generasi penerusnya. Sementara itu, baik atau tidaknya pendidikan di
suatu bangsa dapat dilihat dari orientasi sistem pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan tersebut. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, tidak terlepas dari
dukungan pemerintah, guru, orang tua siswa, dan masyarakat. Membahas tentang mutu
pendidikan, tentu berkaitan dengan proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah sejumlah
pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minatbakat, penyesuaian sosial, macam-macam ketrampilan,
cita-cita, keinginan, dan harapan (Rusman, 2013). Keberhasilan yang dicapai dalam belajar
tersebut tidak hanya dilihat dari hasil akhir yang diraih oleh siswa, tetapi banyak faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut terdapat dan terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung, salah satunya adalah faktor motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Zuldafria (201), “Dengan terangsangnya motif siswa, maka siswasiswa
akan lebih giat sehingga dengan demikian dapatlah diharapkan prestasi belajar siswa akan
menjadi lebih baik”. Oleh karena itu didalam setiap proses pembelajaran siswa diharapkan
memiliki motivasi belajar untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.
Dengan demikian dalam kegiatan belajar mengajar seorang peserta didik akan berhasil jika
mempunyai motivasi yang tinggi. Menurut Hamzah B. Uno (2011), Motivasi adalah kekuatan,
baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi
merupakan faktor pendorong suksesnya pembelajaran dengan baik, karena tanpa adanya
motivasi belajar yang tinggi, proses pembelajaran akan terhambat sehingga siswa tidak akan
serius dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya motivasi dalam belajar, siswa menjadi
bersemangat dan terdorong untuk mengikuti pembelajaran dengan bersungguhsungguh. Tidak
ada seorang pun yang melakukan aktivitas dalam hal ini pembelajaran, tanpa adanya motivasi.
Teori Motivasi Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh kedua faktor
tersebut, yakni internal dan eksternal. Selain itu, Teori Maslow juga menyatakan bahwa manusia
mempunyai kemampuan unik untuk membuat pilihan dan melaksanakan pilihan mereka sendiri.
Penelitian yang dilakukannya membuat dirinya yakin bahwa orang memiliki kebutuhan tertentu
yang tidak berubah dan asli secara genetis. Kebutuhan-kebutuhan ini sama dalam semua
kebudayaan serta bersifat fisiologis dan psikologis. Maslow mengemukakan bahwa individu
berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis, dalam bukunya
Motivation and Personality, (Abraham Maslow dalam Kinicki, 2008). Penelitian Mendari, AS
(2010) dengan judul penelitian : Aplikasi teori Hierarki kebutuhan Maslow dalam meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini berkaitan erat dengan Hierarki kebutuhan Maslow, Di
dalam Hierarki kebutuhan Maslow dalam teory Heirarki of Needs (1970) bila individu telah
dapat memenuhi kebutuhan pertama, kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan
kebutuhan yang terletak di atasnya, yaitu kebutuhan mendapatkan rasa aman. Setelah kebutuhan
mendapatkan rasa aman, maka kebutuhan berafiliasi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagai
anggota masyarakat yang mendominasi dibandingkan kebutuhan lainnya. Ketika kebutuhan ini
terpenuhi maka kebutuhan harga diri mempunyai kekuatan yang dominan di antara kebutuhan-
kebutuhanlainnya. Maslow memperkenalkan Hierarchy of Needs. Teori ini bila diaplikasikan
dalam pendidikan, diharapkan dapat mengoptimalkan efektivitas belajar siswa. dengan jumlah
yang memadai, waktu istirahat yang cukup untuk ke kamar kecil atau untuk minum, lingkungan
belajar yang kondusif. di dalam Hierarki kebutuhan Maslow bila individu telah dapat memenuhi
kebutuhan. pertama, kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang
terletak di atasnya, yaitu kebutuhan mendapatkan rasa aman. Setelah kebutuhan mendapatkan
rasa aman, maka kebutuhan berafiliasi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagai anggota
masyarakat yang mendominasi dibandingkan kebutuhan lainnya. Ketika kebutuhan ini terpenuhi
maka kebutuhan harga diri mempunyai kekuatan yang dominan di antara kebutuhankebutuhan
lainnya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengoptimalkan potensi diri,
suatu keinginan untuk menjadi apa yang dirasakan oleh individu karena mempunyai potensi
mencapainya yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan
perilaku individu. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang bersifat permanen, terjadi
sebagai hasil dari pengalaman (Robbins, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Lilik Agustina
(2015). Hasil penelitian ini didapatkan analisis data membuktikan bahwa terdapat pengaruh
motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar sosiologi, hal karena secara parsial diperoleh hasil
bahwa variabel motivasi belajar memiliki koefisien dengan arah positif. Hal ini berarti bahwa
motivasi belajar akan cenderung meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan hasil penelitian
Wahyu Suganda (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar IPS
Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Kemala Bhayangkari 1 Kabupaten Kubu Raya”. Penelitian
ini berkaitan erat dengan teori David McClelland et al (dalam Hamzah B. Uno, 2011) yang
berpendapat bahwa, “A motives is the redintegration by a cue of a change in an affective
situation”, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari
(redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber motif adalah
ransangan (stimulasi), sehingga terjadi perubahan tersebut pada perbedaan afektif saat
munculnya motif dalam pencapaian yang diharapkan. Dengan demikian, penelitian ini sejalan
dengan penelitian terdahulu. Dapat disimpulkan dengan motivasi belajar yang dimiliki siswa
akan menumbuhkan atau meningkatkan hasil belajar siswa. Pentingnya teori hierarki kebutuhan
Maslow dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terletak dalam hubungan antara kebutuhan
dasar dan kebutuhan tumbuh. Lembaga pendidikan hendaknya menyadari bahwa apabila
kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh siswa tidak dipenuhi, sesbelajar pembelajaran dapat
terganggu. Perkembangan ketingkatan yang lebih tinggi. Maka dari itu peneliti tertarik ingin
meneliti tentang hubungan pemenuhan kebutuhan dasar berdasarkan hirarki maslow dengan
motivasi belajar siswa SMA.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif, Populasi dan sampel seluruh siswa berjumlah 71
siswa. Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik total populasi Penelitian ini
dilaksanakan 12 Pebruari – 31 Juli 2018. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angketmotivasi belajar dan quisioner 5 tingkatan kebutuhan Maslow meliputi kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, kasih sayang dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariate menggunakan uji statistik
“chi square untuk melihat hubungan pemenuhan kebutuhan dasar berdasarkan hirarki Maslow
dangan motivasi belajar siswa.
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
Distribusi frekuensi kebutuhan berdasarkan Hirarki Maslow, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut.

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Kebutuhan Berdasarkan Hirarki Maslow
NO VARIABEL FREKUENSI(F) PERSENTASE(%)

1. Kebutuhan Fisiologi
Baik 26 36,6
Tidak baik 45 63,4
2. Kebutuhan Rasa aman dan Nyman
Baik 44 62,0
Tidak baik 27 38,0
3. Kebutuhan Kasih sayang
Baik 53 74,6
Tidak baik 18 25,4
4. Kebutuhan Harga diri
Baik 27 38,0
Tidak baik 44 62,0
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Baik 32 36,6
Tidak baik 39 63,4
6. Motivasi belajar
Baik 26 36,6
Tidak baik 45 63,4

PEMBAHASAN
Analisa Univariat
 Kebutuhan Fisiologis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa lebih memilih memenuhi kebutuhan fisiologis
berupa makanan dibandingkan menyelesaikan sekolah, siswa berpendapat untuk apa
berlamalama menghabiskan waktu disekolah jika tidak menghasilkan uang, bila waktu sekolah
tersebut digunakanadil oleh guru. Penelitian ini sejalan dengan Hapsari (2012) dengan hasil
penelitian didapatkan nilai p= 0,007; a= 0,05. Kebutuhan akan rasa aman siswa dapat dipenuhi,
melalui: mempersiapkan pembelajaran dengan baik (materi pelajaran, media pembelajaran);
sikap guru yang menyenangkan, tidak menghakimi, dan tidak mengancam, mengendalikan
perilaku di kelas, menegakkan disiplin dengan adil, consistent expectations, lebih banyak
memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku
positif siswa daripada pemberian hukuman atas perilaku negatif.
 Kebutuhan Kasih Sayang
Pemenuhan kebutuhan kasih sayang dan memiliki 18 responden (25,4%) menunjukkan guru
mendidik siswa dengan tidak sabar, karena kesabaran guru dalam menghadapi siswa yang
bermasalah dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada siswa. Siswa juga merasa pendapat
mereka sering tidak dihargai oleh teman saat berdiskusi. Penelitian ini tidak sejalan dengan
Masdiana (2007), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada yang positif dan sangat signifikan
antara pemenuhan kasih sayang dengan motivasi belajar (r-0,503, p= 0,002) berarti semakin
lengkap memenuhi kebutuhan kasih sayang yang lebih tinggi terhadap motivasi belajar. Untuk
pemenuhan kebutuhan kasih sayang dan memiliki berikut hubungan antara guru dan siswa yang
baik hendaknya: bersikap empatik, perhatian dan interest kepada siswa, sabar, adil, mau
membuka diri, positif, dan dapat menjadi pendengar yang baik; memahami (kebutuhan,potensi,
minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya); memberikan komentar dan umpan balik
yang positif dari pada yang negatif; menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat,
dan keputusan menjadi penolong yang bisa diandalkandan memberikan kepercayaan terhadap
siswa, sedangkan untuk hubungan antara siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan cara:
mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling
percaya di antara ; mengembangkan diskusi kelas; peer tutoring; mengembangkan Unit Kegiatan
Siswa (UKS), himpunan jurusan dan kegiatanlainnya.
 Kebutuhan Harga Diri
Pemenuhan kebutuhan harga diri didapatkan hasil 44 responden (62,0%) kategori tidak baik
karena guru sering menegur siswa didepan umum, dan ketika siswa ada masalah, guru tidak
memberi solusi dan saran pada siswa. Penelitian ini tidak sejalan dengan Dewi dkk (2012)
tentang Hubungan antara harga diri dengan motivasi berprestasi dengan kematangan karir pada
siswa kelas XI SMK Negeri 3 surakarta,hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Ftest= 37,552,
p< 0,05 dan nilai R= 0,646, juga tidak sejalan dengan Irawati dan Hajad (2012) tentang
Hubungan antara harga diri (self esteem) dengan prestasi belajar pada siswa SMKN 48 di Jakarta
Timur, hasil penelitiannya dengan rxy = 0,591. Upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam
rangka membangun rasa percaya diri seperti mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan
latar belakang pengetahuan untuk membantu memastikan keberhasilan (scaffolding);
mengembangkan metode pembelajaran yang beragam; mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan ketika merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, Penghargaan dari pihak lain
dengan cara: mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap dapat
saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan; menyelenggarakan
pemilihan ketua senat/Badan Eksekutif secara terbuka; mengembangkan program penghargaan
atas pekerjaan, usaha, dan prestasi yang diperoleh, mengembangkan Kurikulum yang dapat
mengantarkan setiapuntuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik, berusaha
melibatkan para dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentinganpara itu
sendiri, untuk pengetahuan dan pemahaman, seperti: memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengeksplorasi bidangbidang yang ingin diketahuinya; menyediakan model pembelajaran
yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry; menyediakan
topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam; memberikan kesempatan kepada
para untuk berpikir filosofis dan berdiskusi, sedangkan untuk Aesthetic (Estetik ), berupa:
menata ruangan kelas secara rapi dan menarik; memelihara sarana dan prasarana yang ada di
sekeliling kampus; ruangan yang bersih dan wangi; tersedia taman kelas, dan kampus yang
tertata indah.
 Kebutuhan Aktualisasi Diri
Untuk pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri didapatkan data 39 responden (54,8%) kategori
tidak baik, sebagian siswa belum difasilitasi jika mengikuti perlombaan diluar sekolah, siswa
masih belum dilibatkan bersama guru dalam kegiatan diluar sekolah dan keinginan siswa untuk
pengembangan minat dan bakat masih belum terfasilitasi dengan sempurna oleh sekolah.
Penelitian ini tidak sejalan dengan Sinambela (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa T
hitung > T tabel yaitu 2,634 > 1,666 dengan taraf signifikan 0,05. Upaya yang dapat dilakukan
sekolah dalam pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dapat dilakukan dengan cara: memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik, memberikan kekebasan kepada
untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya, menciptakan
pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata, perencanaan dan proses
pembelajaran yang melibatkan aktivitas metakognitif , melibatkan dalam proyek atau kegiatan
“self expressive” dankreatif.
 Analisa Bivariat
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pemenuhan kebutuhan
fisiologis, kasih sayang dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri dan ada hubungan rasa aman
dan nyaman dengan motivasi belajar siswa SMA. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
pendekatan proses (Process Theory) dari motivasi (Ivancevich, 2005). Penelitian ini menjawab
tantangan hasil penelitian Mendari, AS (2010) dengan judul penelitian : Aplikasi teori Hierarki
kebutuhan Maslow dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini berkaitan
erat dengan Hierarki kebutuhan Maslow, Di dalam Hierarki kebutuhan Maslow dalam teory
Heirarki of Needs (1970) bila individu telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, kebutuhan
fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, yaitu kebutuhan
mendapatkan rasa aman. Setelah kebutuhan mendapatkan rasa aman, maka kebutuhan berafiliasi
dan bersosialisasi dengan orang lain sebagai anggota masyarakat yang mendominasi
dibandingkan kebutuhan lainnya. Ketika kebutuhan ini terpenuhi maka kebutuhan harga diri
mempunyai kekuatan yang dominan di antara kebutuhan- kebutuhan lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis siswa SMA kategori tidak baik 63,4%, rasa aman nyaman
baik 62,0%, kasih sayang dan memiliki baik74,6%, harga diri tidak baik 44%, aktualisasi diri
tidak baik 54,9% dan motivasi belajar kategori tinggi 63,4%.
2. Ada hubungan antara pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan motivasi belajar
siswa SMA (p value 0,001) dan tidak ada hubungan antara kebutuhan fisiologis, kasih sayang
memiliki, harga diri dan aktualisasi diri dengan motivasi belajar dengan motivasi belajar siswa
SMA dan tidak ada hubungan antara kebutuhan fisiologis, kasih sayang memiliki, harga diri dan
aktualisasi diri
Saran
1. Perlu dilakukan kerjasama dengan sekolah dalam program sosialisasi kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi sekolah terhadap siswa sehingga motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan
2. Bagi institusi pendidikan, perlu dilakukan kerjasama dengan sekolah dalam program
sosialisasi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sekolah terhadap siswa sehingga motivasi
belajar siswa dapat ditingkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi (2012). Hubungan antara harga diri dan motivasi berprestasi dengan kematangan karir
pada siswa kelas XI SMK Negeri 3 Surakarta. di akses 14 Agustus 2018
Hapsari, 2013. Hubungan peran perawat sebagai edukator dengan pemenuhan kebutuhan rasa
aman dan nyaman pasien diruang rawat inap Rumah Sakit dr. H. Koesnadi Kabupaten
Bondowoso. Ilmu Keperawatan Universitas Jember. di akses 14 Agustus 2018.
Irawati dan Hajad (2012) tentang Hubungan antara harga diri (self esteem) dengan prestasi
belajar pada siswa SMKN 48 di Jakarta Timur.di akses 14-8-18.
Ivancevich, John.M, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan
Manajemen Organisasi. jilid 1, edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga. .
Masdiana, 2007. Hubungan antara Kebutuhan Pemenuhan Kasih Sayang dengan Motivasi
Belajar Remaja Panti Asuhan Putri Aisyiyah Malang. di akses 14 Agustus 2018
Mendari, 2010. Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar . Materi seminar yang tidak dipublikasikan. STIE Musi Palembang
Robbins, Stephen P dan Timothy A.Judge. 2007. Perilaku Organisasi (Organizational
Behavior), Jilid 1, edisi kedua belas, Jakarta: Salemba Empat
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta
Sinambela, 2016. Pengaruh aktualisasi diri dan motivasi berprestasi terhadap motivasi belajar
ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Palipi. Kabupaten Samosir Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan. di akses 14 Aguatus 2018..
Tarwoto, 2008. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta Salemba Medika
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2018/03/10/aplikasi-teorikebutuhan-maslow-di-
sekolah/.2002.Suggestions for Application of Maslow's Theory to
Educationhttp://192.211.16.13/curricular/mit200 2/maslowsugg.htm
Thoha,Miftah.2001.Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta:Raja
GrafindoPersada
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis Dibidang Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai