A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063 )
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
e. Permenkes Nomor 39 tahun2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
f. Permenkes 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
2. Gambaran Umum
Bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
puskesmas melalui dana operasional bagi puskesmas dalam bentuk Bantuan Operasional Kesehatan
tahun Anggaran 2021 sangat berperan penting dalam pembangunan kesehatan. Selama ini
pemanfaatan Dana DAK Non Fisik khususnya bagi tenaga kesehatan di Puskesmas sangat membantu
terutama dalam upaya peningkatan dan terselenggaranya Program Indonesia melalui Pendekatan
Keluarga
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
dalam rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi (Pasal 2 UU 36/2009).
Untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan,
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016, Menteri Kesehatan telah menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM Bidang Kesehatan merupakan acuan bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal.
SPM Bidang Kesehatan sebagaimana tersebut meliputi :
a. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
b. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
c. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
d. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
e. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
f. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
g. Setian warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
h. Setiap penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
i. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
j. Setiap orang dengan gngguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
k. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
l. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/ transgender,
pengguna napza dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar.
Jika disimak indikator untuk Indeks Keluarga Sehat, dapat diketahui bahwa dari 12 SPM
tersebut di atas, sebanyak tujuh SPM akan dapat dicapai atau didukung pecapaiannya dengan
diterapkannya Pendekatan Keluarga. Ketujuh indikator yang akan mendukung tercapainya SPM
tersebut adalah ;
a. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
b. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
c. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif
d. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
e. Penderita Tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai stanar
f. Penderita Hipertansi melakukan pengobatan secara teratur
g. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
Dengan demikian, bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Pendekatan Keluarga merupakan
salah satu cara yang sangat besar artinya bagi terlaksananya SPM Bidang Kesehatan. Jika SPM
menghendaki cakupan pelayanan secara universal (total coverage), demikian pun dengan
pendekatan Keluarga. Dalam pendekatan Keluarga, Puskesmas harus mendata seluruh (total
coverage) dari keluarga yang ada di wilayah kerjanya dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang dihadapi setiap anggota keluarga.
B. PENERIMA MANFAAT
Menggambarkan siapa penerima manfaat misalnya, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain.
No Nama Kegiatan Jumlah Penerima
Manfaat
1 Pelaksanaan Kunjungan Keluarga, serta Intervensi Awal 238 Semua keluarga
Dalam Rangka Deteksi Dini dan Pengelolaan Masalah (masyarakat) yang
Kesehatan Terintegrasi Melalui Pendekatan Keluarga. dikunjungi
Total 53.600.000,-
H. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian kami
ucapkan terima kasih.