Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PROVINSI


DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2022

Instansi Induk : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKAMARA


Puskesmas : UPTD PUSKESMAS SUKAMARA
Program : PIS – PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)
Indikator Kinerja Kegiatan : Terlaksananya Kegiatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga melalui Pendanaan Bantuan Operasional Kesehatan
Kabupaten Sukamara

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063 )
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Kesehatan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
e. Permenkes Nomor 39 tahun2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
f. Permenkes 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

2. Gambaran Umum
Bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
puskesmas melalui dana operasional bagi puskesmas dalam bentuk Bantuan Operasional Kesehatan
tahun Anggaran 2021 sangat berperan penting dalam pembangunan kesehatan. Selama ini
pemanfaatan Dana DAK Non Fisik khususnya bagi tenaga kesehatan di Puskesmas sangat membantu
terutama dalam upaya peningkatan dan terselenggaranya Program Indonesia melalui Pendekatan
Keluarga
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
dalam rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi (Pasal 2 UU 36/2009).
Untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan,
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016, Menteri Kesehatan telah menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM Bidang Kesehatan merupakan acuan bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal.
SPM Bidang Kesehatan sebagaimana tersebut meliputi :
a. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
b. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.
c. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
d. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
e. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
f. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
g. Setian warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar.
h. Setiap penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
i. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
j. Setiap orang dengan gngguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
k. Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
l. Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/ transgender,
pengguna napza dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar.

Jika disimak indikator untuk Indeks Keluarga Sehat, dapat diketahui bahwa dari 12 SPM
tersebut di atas, sebanyak tujuh SPM akan dapat dicapai atau didukung pecapaiannya dengan
diterapkannya Pendekatan Keluarga. Ketujuh indikator yang akan mendukung tercapainya SPM
tersebut adalah ;
a. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
b. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
c. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif
d. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
e. Penderita Tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai stanar
f. Penderita Hipertansi melakukan pengobatan secara teratur
g. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

Dengan demikian, bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Pendekatan Keluarga merupakan
salah satu cara yang sangat besar artinya bagi terlaksananya SPM Bidang Kesehatan. Jika SPM
menghendaki cakupan pelayanan secara universal (total coverage), demikian pun dengan
pendekatan Keluarga. Dalam pendekatan Keluarga, Puskesmas harus mendata seluruh (total
coverage) dari keluarga yang ada di wilayah kerjanya dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang dihadapi setiap anggota keluarga.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan Program Indosesia Sehat diselenggarakan melalui pendekatan keluarga yang
mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
secara berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari Profil
Kesehatan Keluarga.
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/ meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan pendekatan keluarga dalam upaya menyelesaikan
permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


1 Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS - PK)
a Pelaksanaan Kunjungan Merupakan pertemuan /kunjungan lapangan ke keluarga
Keluarga, serta Intervensi sebagai upaya meningkatkan akses keluarga beserta
Awal Dalam Rangka Deteksi anggotanya terhadap pelayanan promotif dan preventif
Dini dan Pengelolaan Masalah serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
Kesehatan Terintegrasi Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum
Melalui Pendekatan Keluarga. (SPM) Kabupaten/ kota dan provinsi, melalui akses dan
skrining kesehatan.
b Pelaksanaan Intervensi Lanjut Pelaksanaan intervensi lanjut berdasarkan hasil IKS
Termasuk Puskesmas Dalam (Indeks Keluarga Sehat) yang diperoleh dari hasil
Rangka Intervensi Hasil PIS- Pengolahan Data melalui Pendekatan Keluarga.
PK. Intervensi dalam dilakukan dengan beberapa alternatif :
1. Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh
desa dilakukan intervensi sesuai masalah utama
setempat. Misal; penyuluhan umum di tingkat
Puskesmas dengan topik hipertensi, imunisasi dan ASI
ekslusif, intervensi di masing-masing desa sesuai
dengan prioritas masalahnya.
2. Intervensi bisa difokuskan pada desa yang paling
tertinggal, yaitu dengan IKS terendah.
3. Dilihat dari sisi pendekatannya melalui tokoh agama,
tokoh masyarakat, dan organisasi tertentu).
4. Intervesi dilakukan pada wilayah yang lebih kecil, misal RT,
RW atau bahkan langsung dalam wilayah keluarga dan
individu.

B. PENERIMA MANFAAT
Menggambarkan siapa penerima manfaat misalnya, ibu bersalin, bayi baru lahir, kader posyandu, tokoh
masyakarakat, lintas sektor dan lain-lain.
No Nama Kegiatan Jumlah Penerima
Manfaat
1 Pelaksanaan Kunjungan Keluarga, serta Intervensi Awal 238 Semua keluarga
Dalam Rangka Deteksi Dini dan Pengelolaan Masalah (masyarakat) yang
Kesehatan Terintegrasi Melalui Pendekatan Keluarga. dikunjungi

2 Pelaksanaan Intervensi Lanjut Termasuk Puskesmas Dalam 48 Keluarga dengan IKS


Rangka Intervensi Hasil PIS-PK. belum memenuhi
standar Keluarga
Sehat

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
1 Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS - PK)
a. Pelaksanaan Kunjungan Dokumen 238 Swakelola 1. Persiapan
Keluarga, serta Intervensi Awal Laporan Administrasi
Dalam Rangka Deteksi Dini dan 2. Pelaksanaan
Pengelolaan Masalah Kesehatan Kegiatan
Terintegrasi Melalui Pendekatan 3. Waktu
Keluarga. Pelaksanaan
(Januari-
Desember)
4. Pembuatan
Laporan
Akhir
b. Pelaksanaan Intervensi Lanjut Dokumen 48 Swakelola
Termasuk Puskesmas Dalam Laporan
Rangka Intervensi Hasil PIS-PK.

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2022, dilakukan setiap bulan mengacu pada Rancangan Usulan
Kegiatan ( RUK ) tahun 2022.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPTD
Puskesmas Sukamara sebesar Rp 53.600.000,- (Lima Puluh Tiga Juta Enam Ratus Ribu Rupiah) dengan
kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


1 Pelaksanaan Kunjungan Keluarga, serta Intervensi Awal Dalam 41.480.000,-
Rangka Deteksi Dini dan Pengelolaan Masalah Kesehatan
Terintegrasi Melalui Pendekatan Keluarga.

Pelaksanaan Intervensi Lanjut Termasuk Puskesmas Dalam 12.120.000,-


2
Rangka Intervensi Hasil PIS-PK.

Total 53.600.000,-

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


F. RENCANA EVALUASI
Kegiatan ini akan di evaluasi pada akhir tahun 2022.

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan
2. Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan
3. Dilaporkan kepada kepala Puskesmas Sukamara

H. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian kami
ucapkan terima kasih.

Plt. Kepala UPTD


Puskesmas Sukamara

dr. ANGGA SARI PUJIASTUTI


NIP. 19780330 201410 2 001

Anda mungkin juga menyukai