Disusun Oleh :
NAMA :
NIM :
KELAS : MPK 5C
Puji dan syukur kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkatNya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM UJI BAHAN” dengan baik. Penulisan laporan
ini juga bertujuan untuk membantu pembelajaran mahasiswa, di dalam perguruan tinggi
Politeknik Negeri Ambon.
Bpk. Tonny Sahusilawane, ST., MT Selaku Kepala Lab dan Dosen Praktek
Teman-teman seperjuangan kelompok 1:
1. Marvin Patty
2. Zainab Latuconsina
3. Marnes Pattirousamal
4. Aulia Nahumarury
5. Deske Romroma
6. Margarita Walakutty
7. Ibrahim Lestaluhu
8. Sarni Hasan
9. Yohanis Tamonob
10. M Zidar Pattisahusiwa
ii
pergunakan sebagaimana mestinya akhir kata kiranya Tuhan senantiasa melimpahkan
anugerah-Nya bagi kita semua.
NAMA
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................IV
BAB I PEMERIKSAAN BAHAN.....................................................................................1
1.1 PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT......................................................1
LAMPIRAN...................................................................................................................3
1.2 ANALISA SARINGAN.......................................................................................4
LAMPIRAN...................................................................................................................9
1.3 BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT..........................................10
LAMPIRAN.................................................................................................................15
1.4 PEMERIKSAAN BOBOT ISI AGREGAT.......................................................16
LAMPIRAN.................................................................................................................19
1.5 PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT..........................................20
LAMPIRAN.................................................................................................................22
BAB II PERANCANGAN CAMPURAN BETON..........................................................23
2.1 TUJUAN PERCOBAAN...................................................................................23
2.2 DASAR TEORI.................................................................................................23
2.3 PERALATAN DAN BAHAN...........................................................................23
2.4 TAHAP PERENCANAAN CAMPURAN BETON .........................................24
2.5 PERAWATAN BETON....................................................................................33
A. TUJUAN PERAWATAN...........................................................................................33
B. METODA PERAWATAN..........................................................................................33
2.6 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON......................................................34
A. Tujuan Pemeriksaan...........................................................................................34
B. Prosedur Pembuatan Benda Uji.........................................................................34
C. Prosedur Pengujian.............................................................................................35
D. Perhitugan Hasil Uji Tekan................................................................................35
2.7 KESIMPULAN..................................................................................................36
LAMPIRAN.................................................................................................................38
iv
BAB I
PEMERIKSAAN BAHAN
Yang dimaksud kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam material dengan berat material tersebut yang dinyatakan dalam persen.
b. Tujuan
Untuk mengetahui presentase kadar air yang terdapat dalam material.
d. Prosedur pemeriksaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang cawan mini / tin box dalam keadaan masih kosong (6 buah)
3. Masukan material kedalam tin box, kemudian timbang
4. Setelah itu, masukan cawan yang berisi agregat kasan dan agregat halus kedalam
oven selama 1×24 jam
5. Keluarkan cawan dari dalam oven dan timbang dalam timbangan digital.
1
e. Pengolahan data
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat (yaitu
berat agregat uji dikurang berat dalam kondisi kering) terhadap berat agregat dalam
kondisi kering yang dinyatakan dalam persen.
f. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengujian kadar air agregat adalah sebagai
berikut
Kadar air agregat kasar sebesar 5,05
Kadar air agregat halus sebesar 12,53
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI PRAKTIKUM)
2
1.2 ANALISA SARINGAN
a. Dasar teori
3
Analisan saringan adalah cara untuk memisahkan butiran-butiran yang berbeda
ukuran, terdapat baik pada agregat kasar (krikil) maupun pada agregat halus (pasir)
dengan menggunakan saringan yang terbuat dari kuningan dengan nomor ayakan
yang ditentukan sampai dengan PAN. Dari sini dapat diketahui berapa besar agregat
yang tertahan maupun yang lolos pada ayakan tertentu
b. Tujuan
Tujuan dari gradasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat yang digunakan untuk
pencampuran beton.
2. Mahasiswa mampu menganalisa, menghitung dan mengetahui berapa jumlah
agregat yang tertahan mupun yang lolos pada setiap nomor ayakan.
d. Prosedur pemeriksaan
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Timbang berat wadah yang mau dimasukan agregat
3. Masukan agregat halus 1000 gr dan agregat kasar 2000 gr kedalam wadah
4. Masukan material ke dalam oven selama 1×24 jam
5. Keesokan harinya keluarkan material dari dalam oven
4
6. Timbang berat masing-masing ayakan
7. Masukan material kedalam ayakan yang sudah disusun dan diayak divabrator
selama 5 menit.
8. Setelah itu timbang setiap ayakan yang telah terdapat material yang tertahan pada
timbangan digital
e. Pengolahan data
Presentase berat benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan perbandingan
berat benda uji yang tertahan terhadap berat total benda uji (dinyatakan dalam persen)
berat tertahan
% Tertahan=
berat total
Presentase berat tertahan kumulatif adalah perbandingan berat benda uji yang tertahan
pada suatu saringan tertentu beserta dengan yang tertahan pada saringan-saringan
dengan ukuran lebih besar terhadap berat total benda uji (dinyatakan dalam persen)
Σ berat tertahan
% Tertahan Kumulatif =
berat total
Presentase berat lolos kumulatif adalah perbandingan berat benda uji yang lolos suatu
saringan tertentu terhadap berat total benda uji, yaitu 100% dikuran presentase berat
tertahan kumulatif (dinyatakan dalam persen)
Modulus kehalusan (fineness modulus) adalah jumlah persen kumulatif yang tertahan
pada saringan seri standar (yaitu saringan ASTM no. 4, 10, 20, 40, 50, 50, 80, 100,
200) dibagi 100
5
Tabel analisa saringan Agregat kasar
120
100 100 99.04
100
80
%Lolos
60
38.65
40
27.41
20
4.81
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
No.ayakan
6
40 410,98 598,28 187,3 505,07 36,83 63,71 80 100
50 403,03 521,34 118,31 623,38 45,46 54,54 50 85
80 405,34 527,56 122,22 745,6 54,37 45,63 25 60
100 381,62 558,21 176,59 922,19 67,25 32,75 5 30
200 397,86 643,85 245,49 1168,18 85,19 14,81 0 10
PAN 440,70 643,72 203,02 1371,2 100 0
Jumlah 1371,2 422,96
Modulus kehalusan (MK) =422,96/100 = 4,22
120
100
80
% Lolos
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No.Ayakan
f. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisa saringan agregat adalah sebagai
berikut :
1. Gradasi agregat kasar dan halus yang digunakan adalah seperti pada tabel analisa
saringan agregat halus dan kasar memenuhi syarat untuk digunakan dalam
campuran beton
2. Modulus kehalusan agregat halus adalah 4,22
3. Modulus kehalusan agregat kasar adalah 3,30
7
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI PRAKTIKUM)
8
1.3 BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT
a. Dasar Teori
Berat jenis adalah berat asli yang di kandung oleh agregat kasar maupun halus Sesuai
dengan jenis dari material sedangkan penyerapan adalah daya serap dari material yang di
rendam dengan air selama 1x24 jam.
b. Tujuan
9
Mendapatkan kondisi kering jenuh permukaan pada material yang telah direndam
Dapatkan mengetahui batas dari serap material
Alat yang digunakan dalam pengujian specific grafity dan penyerapan agregat
Bahan yang digukan dalam pengujuan grafity dan absorpsi agregat adalah agregat
kasar Sebanyak 4000 gr dan halus .sebanyak 1000 gr
d. Prosedur pemeriksaan
1. Beda uju yang telah direndam dalam air selama 24 jam dikeringkan permukaan
dengan cara digulung menggunakan handuk sehingga tidak air pada permukaan
agrekat kasar tetapi bedah uji Masih tampak lembab (kondisi SSD)
2. Berat beda uji yang sudah dalma kondisi SSD tersebut ditimbang dan dicatatat(A)
3. beda uji di masukan dalam keranjang dan direndam kembai dalam air.kemudian
ditimbang. Keranjang digoyangkan-goyangkan dalam air untuk mlepaskan udara
yang terperangkap.
10
4. berat beda uji dalam air dan ditimbang dan dicatat(B)
5. Beda uji dimasukan kedalam oven selama ± 24 jam
6. setalah itu beda uji tersebutdidinginkan,berat dalam kondisi kering ditimbang dan
dicatatat(C)
Prosedur pemeriksaan bulk and apparent specific grafity dan absorpsi untuk agregat
halus:
1. Berat piknometer yang berada dalam kondisi kering ditimbang dan di catatat (A)
2. Berat piknometer yang telah diisi air sampai batas air yang berada pada leher
piknometer ditimbang dan dicatat (D)
3. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan
cara Dipanaskan dalam wajan penggorengan
4. beda uji didapatkan dalam cetakan kerucut dengan ditumbuk selama 25 kali
menggunakan Tongkat pemadat (tamper).kondisi SSD diperoleh ketika butir-butur
agregat halus longsor /Runtuh ketika cetakan diangkat.
5. Diambil 500 gram agregat halus kondoisi SDD (B)
6. Beda uji agregat halus sebesar 500 gram tersebut di masukan kedalam piknometer.
Lalu piknometer diisi dengan air 90% penuh. Gelembung-gelembung udara yang
terperangkap dibebasakan dengan cara menggoyangkan-goyangkan piknometer
7. berat piknometer yang berisi benda uji dan air yang timbang dan di catatat (C)
8. Benda uji dikeluarkan dari piknometer dan dikeringkan dengan cara dimasukan ke
dalam oven selama 24 jam.
9. Berat benda uji yang telah di keringkan ditimbang dan dicatat (E)
e. Pengolahan data
c
Apparen apecific gravity =
c−d
11
bulkk specifik gravity adalah perbandingan masah agregat dalam kondisi SSD terhadap
masa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.
C
Bulk specific grafity kondisi kering =
A−B
A
Baik specific gravity kondisi SS=
A−B
Presentasi absorpsi adalah kemampuan kapasitas penyerapan air oleh agregat yang
dinyatakan dalam persen massa.
A
Presentase Absorpsi= ×100%
A−B
Dengan :
Pengukuran Data
A Berat contoh SSD 4000 g
B Berat contoh dalam air 2443 g
C Berat contoh kering di udara 3983,95 g
Apparent specific gravity = C/(C-B) 2,58
Bulk specific gravity (kering) = C/(A-B) 2,55
Bulk specific gravity (SSD) = A/(A-B) 2,56
Presentase absorbsi air = ((A-C)/C)*100% 0,40
Apparent specific Grarafity (berat jeis semu) adalah perbandingan masa kering oven
(yang telah di oven pada suhu 110°C selama 24 jam)terhadap massa air dengan volume yang
sama dengan agregat tersebut.
D
Apparent specific gravity kondisi kering =
(D+ B−C )
Bulk specific grafity adalah perbandingan massa agregat dalam kondisi SSD terhadap
massa air dengan volume yang sama dengan agregat tersebut.
12
D
Bulk specific grafity kondisi kering=
( A+ B−C)
A
Bluk specific gravicty kondisi SSD=
( A+ B−C)
Presentase Absorpsi adalah kemapuan /kapasitas penyerapan air oleh agregat yang
dinyatakan dalam persen massa.
( A−D)
Presentase Abrosi = ×100%
D
Dengan:
Pengukuran Data
A Berat contoh kondisi SSD 500 g
B Berat piknometer + air 660,63 g
C Berat piknometer + air + contoh SSD 854,23 g
D Berat contoh kering 344,88 g
Berat jenis bulk = D/(A+B-C) 0,17
Berat jenis SSD = A/(A+B-C) 0,24
Berat jenis semu = D/(D+B-C) 0,18
Penyerapan = ((A-D)/D)*100% 44,97
f. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengujian spesific gravity dan absorpsi
agregat kasar dan halus adalah sebagai berikut :
Agregat kasar :
1. Apprent specific grafity agregat kasar adalah 2,58
2. Bulk specific gravity agregat kasar dalam kondisi kering adalah 2,55
3. Bulk specific gravity agregat kasar dalam kondisi SSD adalah 2,56
4. Presentase absorpsi air pada agregat kasar adalah 0,40
13
Agregat halus :
1. Apprent specific grafity agregat halus adalah 0,18
2. Bulk specific gravity agregat halus dalam kondisi kering adalah 0,17
3. Bulk specific gravity agregat halus dalam kondisi SSD adalah 0,24
4. Presentase absorpsi air pada agregat halus adalah 44,97
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI PRAKTIKUM)
14
1.4 PEMERIKSAAN BOBOT ISI AGREGAT
a. Dasar Teori
Bobot isi adalah berat totol yang terdapat pada sebuah media dengan memperhatikan
isi dari media itu dan bentuk dari media tersebut.
Bobot isi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Keadaan lepas
2. Keadaan padat
b. Tujuan
15
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat volume agregat kasar dan agregat
halus dalam kondisi padat maupun kondisi lepas.
Bahan yang digunakan dalam pengujian berat volume agregat adalah agregat kasar
dan agregat halus dalam kondisi kering.
d. Prosedur Pemeriksaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ukur diameter dan tinggi untuk kontener yang besar dan kecil
3. Langkahnya :
Berat isi lepas
a. Berat kontener ditimbang dan dicatat
b. Agregat dimasukan dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-
butir dari ketinggian 5 cm diaatas wadah dengan menggunakan sendok
atau sekop sampai jenuh.
c. Permukaan benda uji diratakan dengan menggunakan mistar perata.
d. Berat kontener beserta benda uji dihitung dan dicatat (W2)
e. Berat benda uji dihitung (W3=W2-W1)
16
a. Berat kontener ditimbang dan dicatat (W1)
b. Kontener diisi benda uji tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan
dengan tongkat pemadat yang ditusukan sebanyak 25x secara merata.
c. Permukaan benda uji diratakan dengan menggunakan mistar perata
d. Berat kontener beserta benda uji ditimbang dan dicatat (W2)
e. Pengolahan data
Berat volume (berat isi) adalah perbandingan antara berat material dalam kondisi
kering dengan volumenya.
D
berat volume agregat= (kg/cm3)
A
17
Pengukuran Padat Gembur
A Volume wadah 14601,23 14601,23
B Berat wadah 9,49 9,49
C Berat wadah + benda uji 31,29 29,04
D Berat uji (C-B) 21,8 19,55
Berat volume (C/D) 1,43 1,49
f. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengujian berat volume agregat adalah sebagai
berikut
1. Berat volume agregat kasar pada keadaan padat adalah 1,43 kg/cm3
2. Berat volume agregat kasar pada keadaan gembur adalah 1,49 kg/cm3
3. Berat volume agregat halus pada keadaan padat adalah 1,59 kg/cm3
4. Berat volume agregat halus pada keadaan gembur adalah 1,63 kg/cm3
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI PRAKTIKUM)
18
1.5 PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT
a. Dasar teori
Kadar lumpur adalah jumlah dari lumpur yang terkandung di dalam sebuah material.
Kadar lumpur juga mempengaruhi kekuatan dari material itu sendiri. Kandungan lumpur
yang baik untuk agregat halus yang akan digunakan untuk pembuatan beton adalah
kurang dari 5% volume agregat halus.
b. Tujuan
19
Pemeriksaan ini bertujuan menentukan besarnya (presentase) kadar lumpur yang
terkandung dalam agregat halus yang digunakan dalam campuran beton.
d. Prosedur Pemeriksaan.
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang material sebelum direndam
3. Rendanm material selama 1×24 jam
4. Cuci material dengan menggunakan air dengan menggunakan air bersih sampai
bersih dari kandungan lumpur
5. Masukan agregat yang telah dicuci tadi kedalam oven selama 1×24 jam
6. Kemudian keluarkan, lalu timbang.
e. Pengolahan data
kadar lumpur dihitung dengan membandingkan berat lumpur dengan berat material kering
oven.
A−B
kadar lumpur= ×100 %
B
Dengan
20
B = berat material kering oven (gram)
f. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pemeriksaan kadar lumpur adalah sebagai
berikut :
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI PRAKTIKUM)
21
BAB II
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan komposisi atau unsur beton basah
dengan ketentuan kekuatan tekan karakteristik dan SLUMP rencana.
22
diperiksa terhadap persyaratan yang ada, dan jika belum sesuai dilakukan perubahan
komposisi (koreksi) sampai mendapatkan campuran beton yang sesuai.
Mutu beton yang dibuat saat trial mix dapat dilihat berdasarkan dua hal, yaitu
kelecakan saat pengerjaan dan kekuatan beton setelah mengeras. Workability beton basah
ditunjukan oleh nilai slump beton. Semakin besar nilai slump, semakin besar workability
beton. Akan tetapi, kekuatan beton dalam batas tertentu berbanding terbalik dengan
workability beton. Kekuatan yang umumnya diperhatikan adalah kekuatan beton pada
umur 28 hari. Dalam memperhitungkan kekuatan dan kelecakan, yang harus diperhatikan
adalah perancangan campuran beton adalah rasio air-semen, tipe dan kandungan semen
yang digunakan, kandungan air, dan pemilihan agregat
Alat :
a. Timbangan.
Wadah
Sendok semen
Cetakan kubus
Mesin molen
Bahan :
Unsur beton :
Air
23
Semen
Agregat halus
Agregat kasar
Memuaskan 2,8
Baik 4,2
Cukup 5,6
24
Jelek 7,0
f’cr = f’c + M
= 21,52 Mpa
Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan rata-rata silinder beton yang
direncanakan pada umur 28 hari, ditetapkan nilai faktor air-semen sebesar 0,65
dengan melihat Gambar 1
25
Gambar 1. Hubungan faktor air-semen dan kuat tekan rata-rata silinder beton (sebagai
perkiraan nilai fas)
Penetapan faktor air semen maksimum tidak ditentukan, maka dapat diabaikan dan
digunakan Faktor Air Semen (FAS) bebas.
26
Untuk menentukan kadar air bebas, perikasa Tabel 3 untuk agregat gabungan antara
pasir alami dan Batu pecah, maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 175
Kg/m3 sampai 205 Kg/m3. nilai slump 60 – 180 mm dan baris maksimum agregat 40
mm dipakai sebagai dasar perhitungan. Maka kebutuhan air yang diperlukan adalah
219 kg/ . Apabila agregat halus dan kasar dipakai jenis yang berbeda maka
menggunakan rumus yang berbeda pula,
A = Ah + Ak
= (175) + (205)
= 185 liter/m3
Besar Ukuran
Jenis Batuan Slump
Maks. Kerikil (mm)
0 - 10 30 - 60 30 - 60 60 – 180
10 Alami 150 180 205 225
27
14. Menghitung kadar semen minimum
Jumlah Semen
Nilai F.a.s
Jenis Konstruksi min./m3 Beton
Maksimum
(kg)
a. Air tawar
28
b. Air laut
275 0,57
375 0,52
Seandainya kadar semen yang diperoleh dari perhitungan 12 belum mencapai syarat
minimum yang ditetakan, maka harga minimum ini harus dipakai dan faktor air semen
yang baru perlu disesuaikan.
Dalam hal ini dapat diabaikan karena syarat minimum kadar semen sudah dipenuhi.
29
2.4 60 – 95 75 – 100 85 - 100 95 - 100
0.6 15 – 34 35 – 59 60 - 79 80 - 100
0.3 5 – 20 8 – 30 12 - 40 15 -50
0.15 0 – 10 0 – 10 0 - 10 0 – 15
30
Jadi, berat jenis agregat campuran = (0,35 x 2,192) + (0,65 x 2,77)
= 2,58 Kg/m3
Gambar 3. Grafik hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran, dan berat
beton.
Kebutuhan agregat campuran = berat isi beton – kadar semen – kadar air
= 1774,08 Kg/m3
31
Kebutuhan agregat halus diperoleh dengan cara mengalikan kadar agregat campuran
dengan persentase berat agregat halusnya.
Demikianlah langkah yang telah dilaksanakan dalam perencanaan campuran beton. Dari
data langkah-langkah tersebut diperoleh hasil untuk campuran tiap m 3. Untuk agregat
SSD:
- Semen Portland = 336,92 kg
Dari hasil diatas dihitung untuk kebutuhan 3 benda uji silinder yang memiliki ukuran dan
untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan ketika pembuatan beton, maka
dihitung untuk volume 4 kubus, sehingga diperoleh volume benda uji sbb :
0,15 x 0,15 x 0,15 = 0,003375 m3
32
FOLMULIR PERANCANGAN ADUKAN BETON
TABEL/GRAFIK
NO
URAIAN NILAI
. PERHITUNGAN
7. Faktor air semen (FAS) Tabel & grafik 0,51 (gunakan nilai terendah)
Ukuran butiran
10. Ditetapkan 40 mm
maksimum
33
13. Jumlah semen maksimum - 362,74 kg/m3
2100-185-362,74 = 1552,26
20. Kadar agregat gabungan
kg/m3
Untuk memperoleh beton dengan kualitas baik, pengecoran harus diikuti dengan
perawatan di dalam lingkungan yang sesuai selama tahap pengerasan awal. Perawatan
(curing) adalah prosedur yang dilakukan untuk meningkatkan hidrasi semen dan dengan
34
demikian meningkatkan pertumbuhan kekuatan beton. Prosedur perawatan terdiri dari
pengendalian temperatur dan pergerakan kelembapan dari dan ke dalam beton. Pengendalian
kelembapan bukan hanya mempengaruhi kekuatan, tetapi juga durabilitas beton.
A. Tujuan Perawatan
Kebutuhan akan perawatan karena hidrasi semen hanya dapat berlangsung di
dalam kapiler yang terisi air. Karena itu hilangnya air akibat penguapan dari kapiler
harus dihindari. Selain itu air yang hilang secara internal oleh pengeringan sendiri
harus diganti air dari luar, jadi harus ada air yang masuk ke dalam beton. Jadi tujuan
perawatan adalah menyediakan air dalam jumlah yang cukup selama beton
mengalami reaksi hidrasi.
B. Metoda Perawatan
Pada permukaan beton yang luas dan horizontal, kehilangan air harus dihindari
sebelum pengkakuan beton terjadi. Karena kekuatan beton masih sangat rendah pada
saat ersebut, perlu digantungkan penutup di atas permukaan beton.
Setelah beton menjadi kaku, perawatan basah dapat dilakukan dengan menjaga
agar beton selalu kontak dengan air, yaitu dengan menyiram, menggenangi, atau
menutup beton dengan pasir, tanah, serbuk gergaji, atau jerami basah. Karung goni
atau bahan lain yang menyerap air yang dibasahi secara periodik juga dapat
digunakan. Suplai air yang kontinu lebih efisien daripada yang terputus-putus.
Cara perawatan lain adalah dengan menutup permukaan beton dengan
membran yang kedap air atau dengan lembaran plastik. Suatu membran yang tidak
tertusuk atau rusak, akan menghindarkan penguapan air dari beton secara efektif,
tetapi tidak menambah air dari luar untuk menggantikan air yang hilang akibat
pengeringan sendiri. Pada percobaan ini, sampel beton segar direndam di dalam bak
besar berisi air setelah dibuka dari cetakannya.
35
2.6 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON
A. Tujuan Pemeriksaan
1) Membuat benda uji berbentuk kubus dari campuran beton hasil mix design
2) Mengetahui kekuatan benda uji yang dibuat
C. Prosedur Pengujian
36
Contoh perhitungan
Sampel 1. kekuatan tekan hancur (kg/cm2)
P1 =(250/225) x 102 = 113,3 kg/cm2
Sampel, kuat tekan hancur umur 7 hari (kg/cm2)
Xi =113,3/0,70 = 161,8 kg/cm2
Kuat Kuat
Tanggal Tes Umur
Beban Tekan Tekan 7
No Beton Berat Luas Koef
(KN) Hancur Hari
Cor Uji (Hari) (kg) 2
(cm )
(kg/cm) (kg/cm2)
09-11- 16-11-
1 7 7,27 225 250 113,3 0.70 161,8
21 21
09-11- 16-11-
2 7 7,35 225 300 136,0 0.70 194,2
21 21
09-11- 16-11-
3 7 7,35 225 285 129,2 0.70 184,5
21 21
Xi – X (Xi – X)2
Kuat Tekan 7 Hari Xi = 540,5
No.
(Xi) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
=3
1 161,8 -18,3 334,89
S= =√-3,92/(3-1) = √-1,96
K = X – 1,64.S
37
= 180,16 – 1,64 x √-1,96
= **** kg/cm2
2.7 KESIMPULAN
1 adukan
1 0,65 2,55
(0,0135 m3)
Dari hasil percobaan kuat tekan didapatkan nilai kekuatan beton karakteristik lebih
rendah dari yang direncanakan ( Tidak memenuhi syarat ) yaitu :
K **** hal ini disebabkan :
- Pengadukan tidak merata (manual).
- Penambahan air yang berlebihan sehingga
mempengaruhi mutu kekuatan beton.
- Susunan butiran agregat kurang bagus.
38
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI PRAKTIKUM)
39
40