Citra Pengaruh Kedisiplinan
Citra Pengaruh Kedisiplinan
pembangunan dan teknologi. Oleh karena itu di era sekarang dimana teknologi
dan jaman yang semakin maju, menuntut sumber daya manusia untuk memiliki
kedisplinan kerja dan kinerja yang tinggi dalam menjalankan peran dan fungsinya
Peranan Bappeda dalam melaksanakan tugas dan fungsi nya akan lebih komplek
apabila dapat meningkatkan kinerja pegawai yang lebih profesional. Hal ini sangat
Bappeda menerapkan aturan bahwa jam kerja mulai dari pukul 08.00 sampai
pukul 16.00, Begitu juga dengan jam pulang yang telah ditentukan pada Kantor
Bappeda yaitu pukul 16.00 wib. Apabila pegawai pulang sebelum waktu tersebut,
maka akan dinilai cepat pulang. Lambat masuk juga dapat dilihat dari jam
istirahat, apabila jam masuk pukul 13.30, namun pegawai yang bersangkutan
tidak masuk tepat waktunya. maka dinilai lambat masuk, sehingga itulah salah
satu pengaruh yang memicu ketidak disiplinan nya pegawai. Namun pada
kenyataannya banyak kita temui yang tidak memahami akan arti dari sebuah
disiplin itu sendiri. Pegawai mengganggap bahwa disiplin hanya sebatas hal
1
seperti datang dan pulang tepat waktu. Padahal perlu kita pahami bahwa maju dan
mundurnya sebuah organisasi tidak terlepas dari disiplin, seperti disiplin terhadap
perundang-undangan yang ada dan disiplin lain sebagainya. Disiplin dari setiap
pegawai sangat diperlukan dalam menjalankan tugasnya, dan begitu pula pegawai
Bappeda Kab. Pelalawan, Hal ini memberikan suatu acuan agar disiplin mampu
diterapkan dan dilaksanakan, guna mewujudkan tujuan visi dan misi Bappeda
pelalawan dapat dilihat dari berbagai data kinerja dalam proses kerja dari tabel
berikut :
mencapai target dengan cukup baik dimana jumlah kegiatan yang diprogramkan
Tahun 2011 program kerja yang ditargetkan adalah sebanyak 25 kegiatan dan
adalah sebanyak 86,67 % saja. Tahun 2013 dari target 30 kegiatan yang hanya
terealisasi hanya 28 Kegiatan saja Atau 93,33%. tahun 2014 rencana kegiatan 35
2
namun yang terealisasi hanya 33 kegiatan atau 94,29%. Tahun 2015 target
kegiatan 34 namun yang terealisasi 32 kegiatan atau ada 2 kegiatan yang tidak
terlaksana.
banyak diikuti pula dengan semakin bertambahnya jumlah pegawai yang ada pada
Bappeda Kabupaten Pelalawan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Pegawai di Lingkungan Bappeda Kabupaten Pelalawan Tahun
2011-2015
Tahun Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai Total Pegawai
Honor PNS
2011 11 44 55
2012 13 47 60
2013 15 49 64
2014 15 49 64
2015 15 49 64
Sumber : Bappeda Kabupaten Pelalawan,2016
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tahun 2011 jumlah pegawai Bappeda
60 orang dan pada tahun 2014 dan 2015 bertambah lagi menjadi 64 orang.
yang baik dan efektif tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan menerapkan
prinsip organisasi akan tetapi terdapat juga faktor lain yang ikut menentukan
dimilikinya.
melakukan rutinitas apel setiap pagi dan sore hari, datang tepat waktu dan tidak
3
pulang sebelum waktunya. Bagi pegawai yang datang terlambat akan dianggap
print dan untuk satu hari ketidakhadiran akan dikenakan pemotongan tunjangan
atau honor sebesar 5%(lima persen), sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati
disiplin, karena disiplin merupakan hal yang paling penting dalam mencapai
Pelalawan tersebut:
4
Sedangkan daftar kehadiran pegawai Bappeda Kabupaten Pelalawan pada
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2014 dan tahun 2013
memiliki jumlah kehadiran yang paling tinggi yaitu pada tahun 2014 kehadiran
sebanyak 99,25% dan ketidakhadiran sebanyak 0,75%, pada tahun 2013 kehadiran
sebanyak 99,23% dan ketidakhadiran sebanyak 0,77%. Hal ini berkaitan dengan
itu.
perkembangan satuan kerja. Penanganan yang tidak tepat pada manajemen dapat
menghambat pencapaian tujuan satuan kerja, maka kita juga harus menyadari
bahwa pegawai juga manusia biasa yang memiliki perasaan dan mereka bukan
hanya butuh materi akan tetapi juga membutuhkan penghargaan serta pengakuan
yang layak.
5
Tabel 5 Capaian Target Renstra Bappeda Kabupaten Pelalawan
Indikator
Target Renstra SKPD Realisasi Capaian
Kinerja SKPD
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Tersedianya
dokumen
Perencanaan
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
Jangka Panjang
yang ditetapkan
dengan PERDA
Tersedianya
Dokumen
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Perencanaan
Jangka Menengah
Tersedianya
dokumen
Roadmap 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Penguatan Sisten
Inovasi Daerah
Tersedianya
Dokumen
Perencanaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pembangunan
Tahunan Daerah
Penjabaran
Program
Perencanaan
Jangka Menengah
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Daerah ke dalam
Perencanaan
Pembangunan
Tahunan
Tersedianya
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
Dokumen RT/RW
Tersedianya
Dokumen RDTR 12 12 12 12 12 10 10 10 10 10
Kabupaten
Tersedianya
Dokumen
Masterplant
0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Kawassan
Strategis
Kabupaten
Sumber : Bagian Program Bappeda Kabupaten Pelalawan
6
pegawai negeri sipil dengan judul: “ PENGARUH KEDISIPLINAN
C. Perumusan Masalah
a. Tujuan Penelitian
b. Manfaat Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
7
M. Thoha Mahmun (2008) dengan judul Penelitian “Pengaruh Disiplinan
bahwa (1) Disiplin kerja pegawai berpengaruh positif dan sangat nyata terhadap
kompensasi berpengaruh positif dan sangat nyata terhadap kinerja pegawai UPT
Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. Disiplin
adalah ketaatan terhadap aturan dan ia tidak berkaitan dengan nilai (value) dari
apa yang akan dicapai oleh satu aturan dengan kata lain setiap disiplin
bermanfaat atau tidak sebelum pada akhirnya membuat suatu penekanan terhadap
disiplin dapat membuat pegawai bergairah untuk bekerja dan pula sebaliknya.
antara lain: pola atau bentuk pekerjaan, disiplin, pengawasan, hubungan kerja,
kepuasan, kondisi tempat kerja, latihan dan penilaian yang dialaminya juga ada
pemimpin. Penetitian dilakukan di kantor BPS Kab. Bogor dengan obyek seluruh
pegawai (43) tanpa Kepala Kantor. Dari penelitian tersebut menghasilkan sebagai
berikut : 1) Terdapat hubungan positif sangat kuat antara disiplin kerja dengan
8
kinerja pada Kantor BPS Kab. Bogor. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
korelasi (r) - 0,826. 2) Terdapat pengaruh disiplin kerja dengan kinerja yang
dihasilkan pada Kantor BPS Kab. Bogor. Nilai koefisien determinasinya sebesar =
0,682 atau 68,2% kinerja dapat diterangkan (dipengaruhi) oleh disiplin kerja
sedangkan sisanya (31,8%) dpengaruhi oleh faktor lain yang tidak dilakukan
Wonogiri. Masalah penelitian ini “Apa yang akan memotivasi dan mempengaruhi
disiplin untuk Kabupaten Wonogiri Petugas petugas Wilayah Badan kinerja dan
Wonogiri Wilayah Badan Petugas perwira kinerja”. Populasi dalam penelitian ini
adalah jumlah seluruh / semua Daerah Kabupaten Wonogiri Staf Petugas Tubuh
dan Struktur petugas. Sampel yang mewakili populasi objek mewakili, dalam
penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 40 responden yang diambil dari
Kabupaten Wonogiri 44. Daerah Tubuh petugas petugas. Analisa data yang
memotivasi sama dengan 0.426 dan 3.567 t-calculate sama dengan> t-tabel =
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dan positif antara
9
0498 dan sama dengan 2.958> ttabel = 2.026 dengan tingkat, tingkat signifikansi
signifikan dan positif antara variabel yang disiplin kinerja petugas Badan Officer
dengan nilai probabilitas signifikan / (0,000), maka dapat dikatakan bahwa semua
variabel independen (memotivasi dan disiplin) yang memiliki efek pada pada
waktu dan pengaruh yang signifikan variabel dependen kinerja petugas Badan
yang berarti cenderung untuk mendekati satu atau 56,6% variabel variabel
manusia sangatlah penting. Hal ini dapat kita mengerti karena tanpa sdm, suatu
faktor-faktor produksi lainnya seperti modal, bahan mentah, peralatan, dan lain-
10
Berikut ini pengertian manajemen SDM menurut Handoko (2001:4):
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-
yang efektif bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
mengevaluasikan dan mempertahankan tenaga kerja dalam baik jumlah dan tipe
yang tepat. Manajemen personalia dapat berhasil bila mampu menyediakan tenaga
1) Fungsi manajemen
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
11
Organisasi dibentuk dengan merancang struktur hubungan yang mengaitkan
c. Pengarahan (Directing)
Pengarahan terdiri dari fungsi staffing dan leading. Fungsi staffing adalah
dilakukan pengarahan sdm agar karyawan bekerja sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.
d. Pengawasan (Controlling)
rencana yang telah ditetapkan organisasi sesuai dengan tujuan yang ingin
perbaikan.
2) Fungsi Operasional
a) Pengadaan (Procurement)
b) Pengembangan (Development)
dan latihan yang tepat agar karyawan atau pegawai dapat melakukan tugasnya
12
dengan baik. Aktivitas ini penting dan akan terus berkembang karena adanya
c) Kompensasi (Compensation)
Fungsi kompensasi diartikan sebagai usaha untuk memberikan balas jasa atau
imbalan yang memadai kepada pegawai sesuai dengan kontribusi yang telah
d) Integrasi (Integration)
perusahaan, maupun masyarakat. Oleh sebab itu harus dipahami sikap prinsip-
prinsip pegawai.
e) Pemeliharaan (Maintenance)
perusahaan.
Usaha terakhir dari fungsi operasional ini adalah tanggung jawab perusahaan
hubungan kerja.
Jadi fungsi SDM menurut uraian di atas terdiri dari fungsi manajemen dan
13
penting bagi perusahaan. Sedangkan sebagai fungsi operasional karyawan
Menurut Veithzal Rivai (2004:444) Disiplin kerja adalah suatu alat yang
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan kantor dan norma
sehari-hari, karena disiplin merupakan tolak ukur dari suatu kegiatan apakah telah
terlaksana dengan baik atau tidak, telah memberikan hasil yang baik atau tidak.
instansi atau organisasi, tetapi sering juga digunakan oleh individu atau
tergantung dan sisi mana yang diharapkan dan kedisplinan tersebut, misalnya
memberikan fungsi operatif sumber daya manusia yang terpenting. Semakin baik
disiplin karyawan pada sebuah perusahaan semakin tinggi prestasi kerja yang
dapat dicapai. Sebaliknya, tanpa disiplin karyawan akan memiliki kinerja yang
rendah.
14
Pengertian disiplin juga dikemukan sebagai ukuran ketaatan yang dimiliki
oleh seseorang, seperti konsekuan, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas
tugas. Dalam konteks disiplin di sini adalah makna keadilan harus dirawat dengan
terlibat dalam kelakuan yang tidak patut dihukum. Di sini para pimpinan perlu
berlatih bagaimana cara mengelola disiplin dengan baik. Sebagai sualu model
yang bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan
pimpinan. Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara suka rela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga
seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang
15
bersangkutan konsekuen, konsisten, taat, asas, bertanggung jawab atas tugas yang
diamanahkan kepadanya.
tergantung pada sistem atau gaya dan kepemimpinan pimpinannya serta adanya
harapan terhadap kompensasi yang diharapkan. Dalam hal ini bila gaya
Soegeng Pridojarminto (2004:3), ada 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Sikap mental yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau
kriteria.
menegakkan disiplin kerja karyawan dalam suatu organisasi sangat penting, sebab
16
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan dalam suatu
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
the rightman in the right place and the right main in the right job.
2. Teladan Pimpinan
jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang
baik maka disiplin kerja karyawan pun akan ikut baik. Tetapi jika teladan
pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), maka para bawahan pun juga
mempunyai kedisiplinan yang baik supaya para bawahan pun berdisiplin baik
pula.
3. Balas Jasa
17
karyawan terhadap pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik
terhadap pekerjaan maka disiplin kerjanya akan semakin baik pula. Untuk
mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan
4. Keadilan
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan
5. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap,
disiplin dan moral kerja karyawan. karena karyawan merasa dapat perharian,
6. Sanksi Hukuman
18
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara disiplin kerja karyawan.
Karena dengan sanksi hukuman yang semakin berat karyawan akan semakin
cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner bersifat mendidik dan
7. Ketegasan
kerja karyawan organisasi. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk
8. Hubungan Kemanusiaan
dan direct single relationship, direct group relationship dan cross relationship
19
Kelangsungan hidup suatu perusahaan salah satunya tergantung pada
berprestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi perusahaan. Oleh
ditentukan oleh instansi kepada karyawan sesuai dengan job yang diberikan
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh organisasi kepada
adalah :
20
- Karakteristik situasi. Bagaimana lingkungan dan organisasi mempengaruhi
yang mendudukinya.
mendasar dapat digolongkan kepada dua bagian besar yaitu evaluasi dan
pengembangan.
yang disebut perilaku miopia atau milking the firm. Perilaku miopia
21
(myopic behavior), terjadi bila manajer mengambil tindakan yang
Terdapat tujuh elemen kunci dalam suatu sistem penilaian kinerja adalah
sebagai berikut:
melakukan pekerjaan dan dari itu dapat diketahui hasil kinerja karyawan.
6. Hasil penilaian kinerja harus tercatat secara akurat dan lengkap dalam
7. Bahan informasi yang diperoleh dan penilaian kinerja akan digunakan oleh
organisasi.
22
Penilaian prestasi kerja karyawan memiliki manfaat ditinjau dari beragam
2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
lainnya
3. Keputusan-keputusan penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada masa lalu atau
juga prestasi kerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus
dikembangkan.
23
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam
tersebut.
dengan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa depan. Dalam
prakteknya tidak ada satupun teknik yang paling sempurna, yang jauh lebih
24
penting dalam metode ini adalah bagaimana meminimumkan masalah-masalah
motivasi (daya perangsang) kepada karyawan atau dengan kata lain “pemberian
dimaksud kepada karyawan supaya lebih bersemangat dan giat bekerja dengan
karyawan untuk mau bekerja dengan segiat-giatnya berbeda antara karyawan satu
dengan karyawan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan tujuan
dan kebutuhan dan masing-masing karyawan untuk bekerja, juga oleh karena
tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan.
25
Pada umumnya manusia terdorong atau termotivasi dalam bekerja
Hal-hal yang diukur dalam perbaikan prestasi kerja adalah ketepatan, kualitas,
2) Pengembangan karyawan
sebagai berikut:
3) Kepuasan karyawan
26
pertumbuhan, tantangan, pembelajaran, partisipasi, keamanan, otonomi, uang
4) Keputusan kompensasi
b. Insentif
d. Perlindungan karyawan
potensi (IQ) dan kemampuan relity (knowledge skill), artinya karyawan yang
akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karenanya, karyawan
perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man
27
b. Manajemen waktu yaitu menanamkan kesadaran akan beberapa banyak
waktu yang secara rutin terbuang dan prosedur penggunaan waktu secara
lebih baik.
yang tidak efisien dan mengaplikasikan studi gerak (motion studi) serta
efisien.
2. Kepemimpinan
3. Tanggung jawab
28
Kesanggupan seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang diserahkan kepadanya dengan baik dan tepat waktu serta
5. Ketaatan
6. Kerja sama
lain menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga
perilaku karyawan dengan aturan- aturan perusahaan, tujuan disiplin kerja yang
kedua adalah menciptakan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya
29
karyawan yang berlangsung singkat, dan pemimpin harus mendisiplinkan kembali
Disiplin kerja juga berkaitan dengan disiplin waktu serta disiplin terhadap
perbuatan dan tingkah laku, disiplin tersebut dapat pula meningkatkan kinerja
baik.
Bila disiplin sudah menyatu dengan diri karyawan, maka sikap atau
perbuatan yang dilakuakan tidak akan dirasakan sebagai beban. Dengan demikian
disiplin kerja seseorang dalam bekerja merupakan sikap atau perlakuan ketaatan,
ketertiban, tanggung jawab dan loyalitas karyawan terhadap segala tata tertib yang
berlaku dalam organisasi. Bila karyawan bertindak atau berbuat sesuai dengan
keinginan organisasi maka peraturan itu menjadi efektif. Disiplin kerja bila
karyawan datang tepat waktu, pempergunakan alat kantor dengan rasa tanggung
jawab, hasil kerja memuaskan dan bila bekerja dengan semangat yang tinggi
( Lartemer, 1983:71)
2.11. Hipotesis
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas dan dikatkan dengan teori yang
ada, maka penulis mencoba membuat hipotesis sebagai berikut : “ Diduga disiplin
30
Sesuai dengan judul dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
F. METODE PENELITIAN
dalam menyelesaikannya.
1. Data Primer
responden.
2. Data Sekunder
31
1. Populasi
2. Sampel
1. Wawancara
kepada responden.
2. Kuesioner (angket)
32
yang mana masing-masing jawaban responden diberi skala 1-5
(Sugiono, 2005:60).
yaitu:
Tabel 8.1
Kategori Jawaban Berdasarkan Interval Kelas
tidak setuju, cukup setuju, atau sangat setuju maka jumlah jawaban
33
pertanyaan. Kemudian hasil pembangian tersebut akan dapat
alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar atau tidaknya data tergantung
dari instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, instrumen yang baik
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
yang sudah kita buat dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.
dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (dt) = n – 2, dalam hal ini adalah
dengan hasil perhitungan. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif,
maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid, untuk
34
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
untuk menguji apakah model regresi variabel bebas dan variabel terikat
memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka data tidak menunjukkan
35
3.6 Analisa Data
data yang diperoleh dari penelitian ini, akan dianalisis menggunakan metode
Y = a + Bx
Dimana :
Y = Kinerja Pegawai
X = Kedisiplinan
b = koefisien regresi
membaginya kedalam enam bab dimana antara satu bab dengan bab yang lain
BAB I. PENDAHULUAN
penulisan.
36
Dalam bab ini menguraikan secara teoritis tentang kinerja pegawai,
Bab ini akan menguraikan tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis
dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, serta
analisa data.
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil pembahasan dan hasil penelitian
Pada bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian
dan saran.
Kabupaten Pelalawan
37
1. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 05 Tahun 2002 tentang
Pelalawan; dan
2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Pelalawan.
pendek, jangka menengah dan panjang. Sehingga tidak salah jika keberhasilan
Pelalawan”
38
Perencanaan Pembangunan Daerah
Terukur
target capaian tujuan sasaran yang jelas pada waktu yang telah
39
Rasional
yang dibutuhkan.
Implementatif
yang ada.
Sinergis
40
pembangunan daerah (Provinsi) serta pemerintah pusat dan sesuai
Kemandirian Pembangunan
41
Misi 1 : Meningkatkan Pelayanan Koordinasi Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan
Pembangunan Berkualitas
yang mestinya dimiliki oleh setiap pegawai Bappeda sebagai nilai-nilai luhur.
42
4.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kabupaten Pelalawan
sebagai berikut:
a) Kepala Badan
b). Sekretaris
daerah;
Fungsi Sekretaris :
43
3. penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan,
perpustakaan;
badan;
44
h) melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan perencanaan;
pembangunan daerah
kepegawaian;
perpustakaan badan;
45
i) melaksanakan pengumpulan, pengelolaan,
pegawai;
46
b) melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan
keuangan;
semesteran;
47
3. pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
melaksanakan publikasinya;
teknologi;
48
c) mempersiapkan koordinasi,integrasi dan sinkronisasi
government);
49
d) Mempersiapkan tinjauan awal urgensi implementasi dan
di Kabupaten Pelalawan;
daerah;
50
4. Pelaksanaan pelaporan dan publikasi terhadap
pembangunan daerah;
Statistik
Dokumentasi
51
mempersiapkan bahan pelaporan dan publikasi terhadap
pembangunan daerah;
pembangunan;
52
Fungsi Bidang Sosial Budaya:
budaya;
budaya;
lainnya;
mempunyai tugas:
53
b. mempersiapkan bahan inventarisasi permasalahan dan
komunikasi;
komunikasi;
informatika;
mempunyai tugas:
kependudukan;
54
c. mempersiapkan bahan analisa dan evaluasi hasil
kependudukan;
pariwisata.
prasarana;
55
3) melakukan penyusunan perencanaan dan dokumen
prasarana;
dan prasarana;
mempunyai tugas:
Penataan Ruang;
ruang;
56
3) mempersiapkan bahan analisa dan evaluasi hasil
dan pariwisata;
57
5) melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai
g) Bidang Ekonomi
58
Bidang Ekonomi terdiri dari:
Jasa;
sumberdaya mineral;
mempunyai tugas :
dunia usaha;
59
c. mempersiapkan bahan analisa dan evaluasi hasil
usaha;
penanaman modal;
60
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
1. Kepala Badan
2. Sekretariat
7. Bidang Ekonomi
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Mangkunegara. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Rosdakarya.
Putri, Nadia. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Pengadilan Agama Kelas IA, Pekanbaru. Skripsi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Riau.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta. Bumi Aksara.
Firdaus, Andi Arif. 2009. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Merpati Nusantara Airlines Distric. Pekanbaru. Skripsi Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Riau.
Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung. Tarsito.
63
PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH KABUPATEN PELALAWAN
PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau Pekanbaru
64
OLEH
JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU (STIE-RIAU)
PEKANBARU
2016
65