GAGAL GINJAL
OLEH :
YULIA FARAKNIMELA, S.Kep
7119541718
C. Manifestasi klinis
1. Gagal ginjal kronik
Menurut perjalanan klinisnya:
a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat
menurun hingga 25% dari normal.
b. Insulfiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami poliuria dan
nonturia, GFR10% hingga 25% dari normal, kadar kreatinin serum dan
BUN sedikit meningkat diatas normal.
c. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi,
anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan (volume
overload), neuropati perifer, pruritus, uremik frost, perikarditis, kejang-
kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR kurang dari 5-10
ml/menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat tajam, dan terjadi
perubahan biokimia dan gejala yang komplek.
Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, paya
jantung, asidosis metabolic, ganguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium,
khlorida).
2. Gagal ginjal akut
Perjalanan klinis gagal ginjal akut biasanya dibagi menjadi 3 stadium: oliguria,
dieresis, dan pemulihan. Pembagian ini dipakai pada penjelasan dibawah ini,
tetapi harus diingat bawah gagal ginjal akut azotemia dapat saja terjadi saat
keluar urine lebih dari 400ml/24 jam
a. Stadium oliguria
Oliguria timbul dalam waktu 24-48 jam sesuda trauma dan disertai
azotemia
b. Stadium deuresis
Stadium GGA dimulai bila keluaran urine lebih dari 400 ml/hari
Berlangsung 2-3 minggu
Pengeluaran urin harian jarang melebih 4 liter, asalkan pasien tidak
mengalami hidrasi Yng berlebih
Tingginya kadar urea darah
Kemungkinan menderita kekurangan kalium, natrium, dan air
Selama stadium dini dieresis kadar BUN mungkin meningkat terus
c. Stadium penyembuhan
Stadium penyembuaan GGA berlangsung sampe satu tahun, dan selama itu
anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit membaik
Penatalaksanaan
Pengkajian klinik menentukan jenis penyakit ginjal, adanya penyakit penyerta,
derajat penurunan fungsi ginjal, komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal, factor
resiko untuk penurunan fungsi ginjal, dan factor resiko untuk penyakit
kardiovaskuler. Pengelolaan dapat meliputi:
1. Terapi penyakit ginjal
2. Pengobatan penyakit penyerta
3. Penghambatan penurunan fungsi ginjal
4. Pencegaan dan penggobatan penyakit kardiovaskuler
5. Pencegaan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal
6. Terapi pengganti ginjal dengan dialysis atau transplantasi jika timbul gejala
dan tanda uremia
D. Masalah yang lasim muncul
1. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, penurunan curah jantung,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat
2. Nyeri akut
3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluran urine, diet berlebihan dan
pretense cairan serta natrium
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual
dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
5. Ketidakefektifan prefusi jaringan perifer b.d perlemahan aliran darah
keseluruanh tubuh
6. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
7. Kerusakan integritas kulit b.d pruritas, gangguan status metabolic sekunder
E. Discharge plening
1. Diet tinggi kalori dan rendah protein
2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
3. Control hipertensi
4. Control ketidakseimbangan elektrolit
5. Deteksi dini, danterapi infeksi
6. Dialysis (cuci darah)
7. Obat-obatan : antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen
kalsium, furosemid (membantu berkemih)
8. Transplantasi ginjal
DAFTAR PUSTAKA