Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR PENGHAMBAT

Orientasi cultural (keterkaitan budaya) merupakan factor yg dibawa seseorang dalam


melakukan interaksi

1. Faktor Fisik
a) Kepekaan pancaindra
.Artinya,indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam
berkomunikasi.Misalnya :seorang tuna wicara akan kesulitan apabila berbicara dengan orang
normal.
b) Usia
c) Jenis Kelamin

2.Sudut Pandang
a) Persepsi
Persepsi adalah pandangan probadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
b) Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari
nilai seseorang. Dalam hubungan professional,bidan diharapkan tidak terpengaruh nilai pribadi.

3.Faktor Sosial
a) Citra Diri
b) Jarak
c) Peran dan hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang berkomunikasi.Cara
komuniasi seorang bidan pada klien akan berbeda tergantung peran.Demikian juga antara orang
tua dan klien.
d) Pengetahuan
.Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan
akhirnya dapat memberi asuhan kebidanan yang tepat kepada klien.

e) Emosi
.Emosi seperti marah,sedih,senang akan adapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi
denga orang lain.Bidan perlu mengkaji emosi klien dan keluarganya dan bidan juga perlu
mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak
terpengaruhi emosi bawah sadarnya.

f) Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif.Suasana yang bising,tidak
ada privasi yang tepat,akan menimbulkan keracunan,ketegangan dan ketidaknyamanan.
2.4 Faktor-faktor interaksi
1) Tujuan
Tujuan penting dalam komunikasi apabila dalam suatu komunikasi/konseling komunikator tidak
memberikan konseling sesuai kebutuhan klien,maka apa yang disampaikan komunikator tidak
akan di dengar atau diperhatikan oleh klien karena tidak sesuai dengan harapanya.

2) Sikap terhadap interaksi


orang yang mempunyai sifat introved susah untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi.
seperti sebagai seorang bidan harus mampu memancing percakapan dan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka.

3)Pembawaan diri (seperti kehangatan,perhatian,dukungan)


4) Sejarah hubungan
Sejarah hubungan adalah sesuatu yang telah lampau tetapi akan sangat berpengaruh dimasa
sekarang atau dating sebagai tenaga kesehatan harus professional dalam menghadapi ini,lupakan
sejenak masalah yang lalu hadapi klien sesuai masalah yang harus dipecahkan oleh klien saat ini.

2.5 Faktor Situsiasional

2.6 Kompetensi dalam melakukan percakapan


1) Keterbukaan (Openness)
.Pertama ,komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya
berinteraksi.
2) Empati
berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,berada di kapal yang
sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
3) Sikap mendukung (supportivness)
4) Sikap positif
5) Keseteraan (Equality)
.Artinya harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Pengaruh pemahaman diri terhadap proses KIP/K

KONSELOR

Observasi adalah cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Pengamatan (observasi) merupakan suatu cara pengumpulan data yang pengisiannya berdasarkan
atas pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku individu atau kelompok.
Mendengar Aktif Menjadi pendengar aktif bagi konselor sangat penting karena :
Menunjukkan kepedulian
Merangsang dan memberanikan klien bereaksi secara spontan terhadap konselor,
Menimbulkan situasi yang mengajarkan,
Klien membutuhkan gagasan- gagasan baru
Untuk mencapai tujuan dari komunikasi perlu saling memahami dan saling mendengarkan.
Dalam komunikasi

Teknik authoritarian (directive)


Teknik ini proses konseling berpusat pada konselor, dimana konselor mempunyai tanggung jwab penuh
dalam usaha pemecahan masalah klien.
b.      Teknik nondirective (conseli centred)
Suatu pendekatan dimana klien diberi kesempatan lebih banyak untuk memimpin proses konseling dan
mempunyai tanggung jawab dalam pemecahan masalahnya sendiri.
c.       Teknik edetic
Teknik proposional dimana konselor menggunakan cara yang sesuai dengan kondisi klien dan
permasalahan klien.

Anda mungkin juga menyukai