Anda di halaman 1dari 20

Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah keluarga baru memiliki anak

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga  digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga  dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga  dalam melakukan fungsinya.
Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga  dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keluarga  memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru
( keluarga  baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga  melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya
masing-masing.
Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga  sendiri dan
orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga  dan kelompok
social lainnya.
B. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu. Bayi baru lahir yaitu bayi dengan umur kehamilan 38-40
minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan
biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses
fisiologik sebagai berikut :
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas
(pertukaran oksigen dengan karbondioksida).
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk
mempertahankan homeostasis kimia darah.
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak diperlukan
badan.
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi.
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi
organ tersebut diatas
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun
sesudah lahir. Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi
pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang
kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan
mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
C. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas maka
petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan
pelayanan essensial neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok yaitu
Pelayanan Dasar:
1. Persalinan aman dan bersih
2. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
3. Mempertahankan pernafasan spontan
4. ASI Ekslusif
5. Perawatan mata
Pelayanan Khusus
1. Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
2. Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
3. Imunisasi
D. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir
Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)’
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran
bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan
yang penting. Tahap Perkembangan II. Keluarga “Child bearing (Kelahiran Anak
Pertama).
Persiapan menjadi orang tua:
a. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan seksual dan
kegiatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga sehingga
pasangan harus beradaptasi dnegan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering
terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian
kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji
peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana
bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif
dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
E.  Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga
Pada neonatus yang menderita sakit, maka keluarga akan merasa cemas, tidak berdaya, dan
lain sebagainya yang merupakan reaksi keluarga terhadap kenyataan bahwa bayinya
menderita suatu penyakit. Berikut adalah reaksi emosional penerimaan keluarga terhadap
neonatus sakit dan bagaimana perawat mengatasi hal tersebut :
1. Denial
Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk kebutuhan
individu yang kontinyu sebagai mekanisme pertahanan. Dukungan metode efektif
adalah mendengarkan secara aktif. Diam atau tidak ada reinforcement bukanlah suatu
penolakan. Diam dapat diinterpretasikan salah, keefektifan diam dan mendengar
haruslah sejalan dengan konsentrasi fisik dan mental. Penggunaan bahasa tubuh
dalam berkomunikasi harus concern. Kontak mata, sentuhan, postur tubuh, cara duduk
dapat digunakan saat diam sehingga komunikasi berjalan efektif.
2. Rasa bersalah
Perasaan bersalah adalah respon biasa dan dapat menyebabkan kecemasan
keluarga. Mereka sering mengatakan bahwa merekalah yang menjadi penyebab
bayinya mengalami kondisi sakit. Amati ekspresi bersalah, dimana ekspresi tersebut
akan membuat mereka lebih terbuka untuk menyatakan perasaannya.
3. Marah
Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani secara
therapeutik. Aturan dasar untuk menolak marah seseorang adalah hindari gagalnya
kemarahan dan dorong untuk marah secara assertif.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA MASALAH ANAK
BARU LAHIR
PENGKAJIAN
A.  Data umum
1.    Identitas
Nama :Ny.R
Umur : 24 tahun
Agama : islam
Suku : bugis/jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Malino
2.    Komposisi keluarga
Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pend.Terakhir
Tn.H L 27 KK Wiraswasta SMA
Ny.R P 24 istri Ibu RT SMA
An.V P 1 bulan anak Tidak ada Belum sekolah

4.    Tipe keluarga


Tipe keluarga Tn.H adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yang terdiri ayah, ibu, dan
anak yang tinggal dalam satu rumah
5.    Suku bangsa
Tn.H adalah orang gowa dengan suku bugis Makassar dan istrinya orang jawa timur dengan
suku Madura.
6.    Agama
Agama keluarga Tn.H ini adalah Islam dan tidak ada satupun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
7.    Status sosial ekonomi Keluarga
a.    Anggota Keluarga yang mencari nafkah
Adalah Tn.H (KK)
b.    Penghasilan
Penghasilan keluaraga Tn.H setiap bulan sekitar Rp 1.500.000
c.    Upaya Lain
Kadang-kadang tiap bulanya Tn.H dibantu oleh orangtua
d.   Harta benda yang dimiliki
Belum ada
e.    Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluaraga Tn.H pengeluaran tiap bulanaya sekitar Rp. 1.000.000 ini untuk membayar
rekening listrik, air dan belanja bahan makanan sebulan serta susu formula dan popok untuk
anaknya
8.    Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan oleh keluarrga untuk rekreasi adalah menonton TV.
B.  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1.    Tahap Perkembangan keluarga saat ini adalah
Tahap perkembangan keluarga anak baru lahir Ny.R berumur 24 tahun dan baru memiliki
anak dengan usia 1 bulan.
2.    Tahap Perkembanagan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi pada masa anak baru lahir ini yang
belum dipenuhi adalah belum bisanya merawat anak baru lahir dan belum bisa memenuhi
kebutuhan nutrisi, ini tampak pernyataan dari klien kalau belum tahu memandikan anaknya
dan selalu minta bantuan dari ibu mertuanya, dan sudah memberikan susu formula kepada
anaknya karena tidak tahu bagaimana posisi menyusui yang nyaman, dan tampak ruam popok
pada bayinya.
3.    Riwayat Keluarga Inti
a.    Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
Saat ini Tn.H menderita penyakit maag dan Ny.R. Dan An.V menderita penyakit demam.
b.    Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada Keluarag Tn.Hc. Sumber
c.    Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan
Pelayan Kesehatan yang digunakan oleh Tn.H ini adalah puskesmas yang jaraknya tidak
begitu jauh dari rumah
d.   Riwayat Kesehatan keluarga Sebelumnya
Ibu Ratih hanya melahirkan dirumah dengan bantuan bidan dari puskesmas.

C.  Data lingkungan


a.    Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar 32m2 (panjang 8 Meter dan Lebar 4
mter), terdiri 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 wc, dan 1 ruang keluarga, dan didepan teras terdapat
sumur dan septic tank yang jaraknya sekitar 7 meter. Tn.H Tinggal dirumah yang permanaen
terbuat dari semen dan sudah memilik ventilasi yang bagus, dan tempat pembuangan sampah
dibelakang rumah dan nantinya akan dibakar, dan rumah tampak bersih dan asri.
b.    Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn.H tinggal didesa rasa persaudaraan antar sesama warga tinggi, penduduk
disekitar rumah adalah penduduk asli bugis Makassar yang datang dari berbagai daerah,
umunya interaksi banyak terjadi pada sore hari karena pada siang banyak tetangga yang sibuk
bekerja
c.    Mobilitis Geografis Keluarga
Keluarga Tn.H sudah menempati rumah yang sudah ditempati sejak 1bulan berumah tangga
sampai sekarang, dan tidak pernah berpindah-pindah rumah. Namun karena Bapak Hamka
adalah wiraswasta maka dari itu bapak Hamkah jarang berada dirumah
d.   Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga berkumpul setiap satu sekali satu bulan di rumah orang tuan Tn.H karena Tn.H
sudah tinggal sendiri, ini merupakan upaya untuk meningkatkan keharmonisan dan
silaturahmi dengan saudara.
Ny.R juga sering pergi ke mesjid mengikuti pengkajian dan ibu ini aktif dalam anggota arisan
kompleks didaerah tempat tinggalnya sehingga hubungan baik diikalangan masyarakat
tercipta
e.    System Pendukung Keluarga
Apabila An.V demam maka Ny.R hanya meminta bantuan kepada ibu bidan.
D.  Struktur Keluarga
1.    Pola / Cara Komunikasi Keluarga
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan Bahasa Makassar yang jelas dan jika
ada suatu masalah maka dimusyawarahkan dengan baik dan terbuka dan didiskusikan dengan
orang tua untuk diminta pendapatnya.Dan tidak ada mengalami masalah.
2.    Struktur Kekuatan Keluarga
Sebelumnya Keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah satu sikap anggota
keluarga yang salah maka karena sikap saling perhatian bisa diatasi, namun semenjak ibu
melahirkan kami sering bertanya dan minta bantuan dengan orang tua cara merawat anak.
3.    Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
Dalam Keluarga Peran sudah berjalan dengan baik seperti Tn.H Sebagai Kepala keluaga
mencari nafkah untuk membiayai keluarga dan Ny.R sebagai Ibu rumah tangga juga sudah
mampu mengatur keluarga dan membina hubngan baik dengan tetangga teapi belum mampu
merawat anak dengan baik.
4.    Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarrkan kepercayaan yang dianut yaitu islam,
dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga dengan nilai dan norma yang berlaku
dimasyarakat juga menjadi pedoman dalam ketentuan keluarga dan masing-masing keluarga
wajib untuk mentaatinya, seperti tidak boleh pulang malam, memakai pakaian yang sopan
baik didalam maupun luar rumah, dan juga menjaga perilaku yang tidak menyimpang,
Namun kalau dari segi kesehatan karena kurang pengetahuan sehingga Ny.R belum bisa
merawat anak dan tidak memberikan ASI ekslusive pada anaknya.
E.  Fungsi keluarga
1.    Fungsi Afektif
Keluarga ini Harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-masing peran
2.    Fungsi Sosialisasi
Keluarga berperan aktif di masyarakat ini tampak dari Ny.R adalah anggota aktif arisan
kompleks dan ikut berperan serta dalam kegitan kemasyarakatan. Dan mentaati norma yang
berlaku dimasyarakat
3.    Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn.H merupakan keluarga yang mampu memberikan makanan 3 kali sehari dan
berpakaian yang bagus dan semesetinya dan sensitif terhadap anggota yang sakit, dan pola
hidupnya juga sehat seperti tidur, buang sampah, dan pola makan
4.    Fungsi Reproduksi
Karena Ny.R baru melahirkan maka beliau menggunakan alat kontrasepsi, yaitu Pil KB dan
akan berencana berhenti untuk mengkomsumsi Pil KB saat anaknya usia 2 atau 3 tahun dan
Ny.R tidak ada masalah dalam masalah seksual sama bapak walaupun bapak sering keluar
pergi bekerja.
F.   Stress dan Koping Keluarga
a.    Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn.H dalam waktu pendek adalah cemas yang berlebihan bila
meninggalkan istrinya berdua dirumah dengan anaknya karena istrinya belum bisa merawat
anaknya.
b.    Stressor jangka panjang
Tidak ada masalah jangka panjang yang akan dipikirkan oleh Tn.H dikarenakan karena anak
Tn.H sudah memiliki pekerjaan yang tetap semuanya
c.    Respon keluarga terhadap stressor
Tn.H bila meninggalkan istri dan anaknya berdua,menanggapinya dengan baik yaitu
menyakinkan dirinya kalau istrinya akan berusaha belajar dengan baik merawat anaknya.
d.   Strategi Koping
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarakan dengan anggota
keluarga yang lain
e.    Strategi Adaptasi funsional
Meskipun selalu diajarkan oleh ibu mertuanya Ny.R belum bisa merawat bayinya dengan
baik.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada An.V adalah:
         Tanda-tanda vital:
TD : 80/40 mmHg
N : 200x/menit (normalnya 80-200)
P : 30x/menit
S : 37,90C (normalnya 36,5-37,50C)
         Kepala:
Rambut hitam
Konjungtiva Tidak anemi
Sklera Tidak ikterik
Hidung Tidak ada secret simetris
Telinga Tidak keluar serumen
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
        Dada:
Jantung Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
Irama jantung teratur dan tampak jelas Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
Irama jantung teratur
         Abdomen:
Abdomen Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan Reproduksi:
         Turgor kulit:
Terdapat ruam popok pada daerah pantat (bokonng)
H.  Harapan keluarga
Semoga demamnya turun dan Ny.R bisa merawat anaknya dengan baik. Petugas kesehatan
dapat membantu Ny.R dalam merawat anaknya dan mengajarkan hal yang harus dilakukan
jika terjadi demam dan iritasi pada kulit bila terjadi pada anaknya.
BAB III
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
A.  Analisa Data
No. Data Masalah penyebab
1. Ds: Defisiensi pengetahuan Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan belum bisa merawat bayi merawat anggota
merawat (memandikan) anaknya keluarga yang
sehingga selalu meminta bantuan mengalami
kepada ibu mertuanya. gangguan kesehatan.
Do:
Baju anaknya yang belum diganti
karena menunggu ibu mertuanya
dulu.
2. Ds: Ketidakefektifan Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan tidak tahu pemberian ASI memodifikasi
bagaimana posisi menyusui yang lingkungan keluarga
nyaman untuk menjamin
Do: kesehatan keluarga.
Usia anaknya 1 bulan.
3. Ds: Demam Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan anaknya memutuskan
demam dari semalam. tindakan kesehatan
Do: yang tepat bagi
S: 37,90C keluarga
4. Ds: Kerusakan integritas Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan kalau anaknya mengenal masalah
menangis jika dipasangkan kesehatan keluarga
popok.
Do:
Terdapat ruam popok pada daerah
pantat (bokonng)

B.  Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
2. Ketidakefektifan pemberian ASi berhubungan dengan ketidakmampuan memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
3. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan yang
tepat bagi keluarga.
4. Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga

C.  Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan


Dx. Kriteria Skor Pembenaran
Dx.1 a.    Sifat masalah: Ibu harus bisa
Keadaan sejahtera 1 x1=1
merawat sendiri
3 3
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah: anaknya karena itu
Sebagian 1x2=1
tugas dan kewajiban
c.    Potensial masalah untuk dicegah: 2
Cukup seorang ibu yang
d.   Menonjolnya masalah 1 x1=1
harus dilaksanakan.
Ada masalah, tetapi tidak perlu 3 3
ditangani.
1x2=1
2
3
 
2
Total skor 2

Dx.2 a.    Sifat masalah: ASI sangat baik


Ancaman kesehatan 2 x1=2
untuk bayi usia 1
3 3
bulan. ASI
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah:
1x2=1
Sebagian merupakan makanan
2
c.    Potensial masalah untuk dicegah: yang paling lengkap
Cukup 2 x1=2
d.   Menonjolnya masalah: dan seimbang. ASI
3 3
Ada masalah, tetapi tidak perlu mengandung semua
ditangani. 1x2=1
kebutuhan gizi yang
4
3 diperlukan anak,
 
seperti Tyrosine dan
2
Total skor 2 Tryptophane, AA,
DHA, ALA, IA dan
KOLIN, Vitamin
A,C dan E, dan
Sialic Acid.
Dx.3 a.    Sifat masalah : Bila keadaan ini
Tidak/kurang sehat 3 x1=1
dibiarkan akan
3
membuat keadaan
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah:
2x2=2
Mudah bayi lebih buruk
2
c.    Potensial masalah untuk dicegah sehingga bisa terjadi
d.   Menonjolnya masalah: 2 x1=2
Masalah berat, harus segera ditangani kejang, dehidrasi
3 3
bahkan kematian.

2x2=2
2
2
3
 
 
Total skor 5

Dx.4 a.    Sifat masalah : Ruam popok pada


Tidak/kurang sehat 3 x1=1
pantat bisa
3
menyebabkan
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah:
1x2=1
sebagian infeksi bila tidak
2
c.    Potensial masalah untuk dicegah: ditangani dengan
Tinggi 3 x1=1
cepat.
d.   Menonjolnya masalah: 3
Masalah tidak dirasakan

Total skor 3

D.      Prioritas Diagnosis Keperawatan


No Diagnose keperawatan skor
.
1. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan 2
3
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
bagi keluarga.  
5
2 Kerusakan integritas berhubungan
dengan 2
3
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan
keluarga  
3
3. Ketidakefektifan pemberian ASi berhubungan 4
3
dengan ketidakmampuan memodifikasi
 
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan 2
keluarga.
4 Defisiensi pengetahuan merawat bayi 2
3
berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
 
anggota keluarga yang mengalami gangguan 2
kesehatan

BAB IV
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)
1.    Diagnosa 1:
Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
bagi keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Suhu tubuh Perilaku        Menunjukkan    Ajarkan orangtua agar tidak
kembali (Psikomotor) metode yang tepat memberikan aspirin untuk demam pada
normal 36,50C dan verbal untuk mengukur anak-anak dibawah usia 18 tahun.
- 37,50C dan (pengetahuan) suhu.     Ajarkan orangtua bahwa tidak perlu
keluarga tahu        Menjelaskan mengobati semua jenis demam pada
cara mengatasi tindakan untuk anak-anak. Sebagai pedoman, demam
demam. mencegah atau pada anak yang tidak memiliki riwayat
meminimalkan kejang tidak perlu diobati, kecuali
peningkatan suhu mencapai >
tubuh. 400C.
    Kompres hangat dapat digunakan untuk
mengatasi demam,tetapi dapat
meningkatkan rasa tidak nyaman anak
dan dapat menyebabkan nak menangis
dan gelisah yang menghambat
pendinginan dari kompres tersebut
2.    Diagnosa 2:
Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan
keluarga
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Tidak tampak Perilaku        Keluarga     Ajarkan agar menghindari
lagi ruam popok/ (psikomotor) menunjukkan penggunaan sabun yang berlebihan
terjai rutinitas untuk membersihkan pantat/ bokong
penyebumbuhan perawatan kulit yg karena pemakaian yang berlebihan
pada kulit yang optimal. akan menyebabkan iritasi.
terjadi iritasi dan        Tidak ada lepuh     Sebaiknya gunakan kapas dengan air
cara mengatasi atau maserasi hangat untuk membersihkan daerah
bila terjadi iritasi. pada kulit perianal segera setelah BAB/BAK
    Bila terdapat bintik kemerahan,
berikan krem atau salep, dan biarkan
terbuka untuk beberapa saat.
3. Diagnose 3:
Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakmampuan memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Pemberian ASI Perilaku        Mempertahankan     Instruksikan ibu dalam teknik menyusui
pada bayi usia (psikomotor) keefektifan yang meningkatkan keterampilan dalam
dibawah usia 6 pemberian ASI menyusui bayinya.Pertimbangkan teknik
bulan selam yang relaksasi, posisi, yang nyaman,
diinginkan perangsangan reflex rooting, penetapan
bayinya. status terjaga bayi sebelum upaya
       Mengenali isyrat pemberian ASI,menyendawakan bayi,
lapar dari bayi stimulasi pada bayi untuk terus
dengan segera. menyusui, dan menyusui menggunakan
       Tidak mengalami kedua payudara secar bergantian.
nyeri tekan pada     Instruksikan kepad ibu tentang alat
putting. pemompa payudara dan teknik untuk
       Mengenali tanda- mempertahankan suplai ASI selama
tand penurunan penundaan atau penghentian reflex
suplai ASI mengisap bayi.
    Instruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
4.    Diagnosa 4:
Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Dapat merawat Perilaku        Mengenali isyarat     Ajarkan orang tua tentang kebutuhan
bayi dengan (psikomotor) perilaku bayi yang bayi dan kemampuannya.
optimal mnegkomunikasika     Demostrasikan cara merawat bayi
n stress. dengan benar.
       Memodivikasi     Beri contoh respon yang tepat teradap
lingkungan dalam isyarat perilaku bayi.
berespon terhadap     Ajarkan orang tua tentang pertumbuhan
perilaku bayi. dan perkembangan yang normal.
       Menunjukkan     Bekali orang tua dengan keterampilan
teknik penanganan yang dibutuhkan untuk merawat bayi
yang layak untuk (misalnya menyusui, dan perawatan
meningkatkan kulit).
perkembangan
normal.

BAB V
TINDAKAN KEPERAWATAN(IMPLEMENTASI)

Tgl & waktu Diagnosa Implementasi


11 maret 2013 Demam Pendidikan kesehatan tentang:
13.00-14.00 berhubungan         Mengajarkan orangtua agar tidak
dengan memberikan aspirin untuk demam pada anak-
ketidakmampuan anak dibawah usia 18 tahun.
memutuskan         Mengajarkan orangtua bahwa tidak perlu
tindakan mengobati semua jenis demam pada anak-
kesehatan yang
anak. Sebagai pedoman, demam pada anak
tepat bagi
keluarga. yang tidak memiliki riwayat kejang tidak
perlu diobati, kecuali mencapai > 400C.
        Mengompres hangat dapat digunakan untuk
mengatasi demam,tetapi dapat meningkatkan
rasa tidak nyaman anak dan dapat
menyebabkan nak menangis dan gelisah yang
menghambat pendinginan dari kompres
tersebut. Dan cara pelaksanaannya.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 14 maret 2013
pukul 14.00-15.00 tentang cara mengatasi dan
mencegah terjadinya ruam popok.
14 maret 2013 Kerusakan Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 integritas     Mengajarkan agar menghindari penggunaan
berhubungan sabun yang berlebihan untuk membersihkan
dengan pantat/ bokong karena pemakaian yang
ketidakmampuan
berlebihan akan menyebabkan iritasi.
mengenal
masalah     Sebaiknya gunakan kapas dengan air hangat
kesehatan untuk membersihkan daerah perianal segera
keluarga setelah BAB/BAK
    Bila terdapat bintik kemerahan, berikan krem
atau salep, dan biarkan terbuka untuk
beberapa saat.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 17 maret 2013
pukul 14.00-15.00 tentang kefektifan
pemberian ASI dan manfaatnya.
17 maret 2013 Ketidakefektifan Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 pemberian ASI     Menginstruksikan ibu dalam teknik menyusui
berhubungan yang meningkatkan keterampilan dalam
dengan menyusui bayinya.Pertimbangkan teknik
ketidakmampuan
relaksasi, posisi, yang nyaman, perangsangan
memodifikasi
lingkungan reflex rooting, penetapan status terjaga bayi
keluarga untuk sebelum upaya pemberian
menjamin ASI,menyendawakan bayi, stimulasi pada
kesehatan bayi untuk terus menyusui, dan menyusui
keluarga. menggunakan kedua payudara secar
bergantian.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex mengisap
bayi.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat dan
asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 20 maret 2013
pukul 14.00-15.00 tentang cara merawat
bayi yang baik dan optimal.

20 maret 2013 Defisiensi Pendidikan kesehatan tentang:


14.00-15.00 pengetahuan     Menginstruksikan ibu dalam teknik menyusui
merawat bayi yang meningkatkan keterampilan dalam
berhubungan menyusui bayinya.Pertimbangkan teknik
dengan
relaksasi, posisi, yang nyaman, perangsangan
ketidakmampuan
merawat anggota reflex rooting, penetapan status terjaga bayi
keluarga yang sebelum upaya pemberian
mengalami ASI,menyendawakan bayi, stimulasi pada
gangguan bayi untuk terus menyusui, dan menyusui
kesehatan menggunakan kedua payudara secar
bergantian.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex mengisap
bayi.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat dan
asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 23 maret 2013
pukul 14.00-15.00 untuk mengevaluasi
tindakn yang sudah diberikan dan menanyakn
bila masih ada hal yang belum dimengerti.

BAB VI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl & waktu Diagnosa Evaluasi
14 maret 2013 Demam berhubungan S : Ny.R mengatakan bila anaknya demam
15.00 dengan Klien sudah tahu cara kompres dan
ketidakmampuan sudah tahu cara menggunakan
memutuskan tindakan termometer
kesehatan yang tepat O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
bagi keluarga. menangani demam
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
17 maret 2013 Kerusakan integritas S : Ny.R mengatakan bila ruam popok pada
15.00 berhubungan dengan pantat anaknya sudah hilang.
ketidakmampuan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
mengenal masalah Menangani iritasi pada kulit serta
kesehatan keluarga pencegahannya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
20 maret 2013 Ketidakefektifan S : - Ny.R mengatakan bila anaknya belum
15.00 pemberian ASI menyusui.
berhubungan dengan - Ny.R mengatakan belum mengerti
ketidakmampuan tentang cara menyusui.
memodifikasi O: Ny.R belum mampu menjelaskan cara
lingkungan keluarga menyusui dengan baik.
untuk menjamin A: Masalah belum teratasi
kesehatan keluarga. P: Lanjutkan intervensi.

23 maret 2013 Defisiensi pengetahuan S : Ny.R mengatakan sudah bisa


14.00 merawat bayi memandikan anaknya sendiri tanpa
berhubungan dengan bantuan orang lain.
ketidakmampuan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
merawat anggota Merawat bayi.
keluarga yang A: Masalah teratasi
mengalami gangguan P: Pertahankan intervensi.
kesehatan

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1.      Suprajitno,S.Kp.2004.”Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Prktik”. Jakarta.EGC


2.      firwanintianur93.blogspot.com/.../asuhan-keperawatan keluarga pada msalah anak baru
lahir
3.      bams-sujatmiko.blogspot.com/.../asuhan-keperaw keluarga pada msalah anak baru lahir
Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Internasional, NANDA, Herman, T, Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan dan
Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta : EGC.
Jhonson, R & Leni, R. (2010). Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Latif, A. (2012). Obat Tradisional. Jakarta : EGC.
Mubarak, W, I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jogjakarta : Sagung Seto.
Mubarak, W, I, Santoso, B, A, Rosikin, K & Patonah, S. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Komunitas 2 Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jogjakarta : Sagung Seto.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Pudiastuti, D, W. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Jogjakarta : Nuha Medika.
Putra, E, R, P. (2013). Visi Misi Indonesia Sehat 2015.
http://nersputerasampoerna.blogspot.com/2013/01/visi-misi-indonesia-sehat-
2015.html.  Akses : 30 January 2013.
Setiadi. (2008). Konsep & proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Sulistyo, A. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori dan Praktik Keperawatan.
Jogjakarta : Graha Ilmu.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Sylvia A, Price & Lorraine M, Wilson. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai