Anda di halaman 1dari 4

Pancasila sebagai falsafah negara, ideologi negara, landasan dasar dan pandangan

hidup bangsa Indonesia, berarti Pancasila merupakan sumber nilai bagi segala
penyelenggaraan negara baik yang bersifat kejasmanian maupun kerohanian. Hal
ini berarti bahwa dalam segala aspek penyelenggaraan atau kehidupan bernegara
yang materiil maupun spiritual harus sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam
sila-sila Pancasila secara bulat dan utuh.

Dalam kaitannya dengan sila Ketuhanan yang maha Esa mempunyai makna bahwa
segala aspek penyelenggaraan hidup bernegara harus sesuai dengan nilai-nilai
yang berasal dari Tuhan. Karena sejak awal pembentukan bangsa ini, bahwa
negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan. Maksudnya adalah bahwa
masyarakat Indonesia merupakan manusia yang mempunyai iman dan kepercayaan
terhadap Tuhan, dan iman kepercayaan inilah yang menjadi dasar dalam hidup
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Agama merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi
manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber kepada martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh kerenanya, agama tidak dapat
dipaksakan atau dalam menganut suatu agama tertentu itu tidak dapat
dipaksakan kepada dan oleh seseorang. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa itu berdasarkan atas keyakinan, karena menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan yang dipercayai dan diyakininya.

Yang ingin diwujudkan dan dikembangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasila adalah adanya sikap saling menghormati, menghargai, toleransi, serta
terjalinnya kerjasama antara pemeluk-pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda, sehingga dapat tercipta dan selalu terbinanya kerukunan
hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Untuk mewujudkannya, perlu adanya pemahaman yang utuh dan
menyeluruh terhadap Pancasila dan sila-sila yang terkandung di dalamnya.

=========================================================================
====
Butir-butir pengamalan Pancasila, sila Ketuhanan Yang Maha Esa :
1.Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.Saling menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3.Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4.Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
5.Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Ketetapan MPR No. IV tahun 1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara :
Dalam GBHN dan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000,
dinyatakan bahwa sasaran pembangunan bidang agama adalah terciptanya
suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
yang penuh keimanan dan ketakwaan, penuh kerukunan yang dinamis antar umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, secara bersama-
sama memperkuat landasan spiritual, moral dan etika bagi pembangunan nasional,
yang tercermin dalam suasana kehidupan yang harmonis serta dalam kukuhnya
persatuan dan kesatuan bangsa selaras dengan penghayatan dan pengamalan
Pancasila.

Undang-Undang Dasar 1945 Bab XI, Pasal 29 yang mengatur tentang Agama :
-Pasal 29 Ayat (1) menyatakan : “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Ayat ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berdasar atas kepercayaan
dan keyakinan terhadap Tuhan. 
-Pasal 29 Ayat (2) menyatakan : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaan itu”. Dalam ayat ini, negara memberi kebebasan
kepada setiap warga negara Indonesia untuk memeluk salah satu agama dan
menjalankan ibadah menurut kepercayaan serta keyakinannya tersebut.

=========================================================================
=====
Pernyataan negara menjamin kebebasan setiap warga Indonesia untuk memilih
dan memeluk salah satu agama yang diyakininya, mengandung pengertian bahwa
negara sebagai aparatur dan penyelenggara kehidupan bernegara melalui
Pancasila hanya bertindak sebagai pengontrol, pengawas, sebagai penengah,
pengatur dan penjaga ketertiban kehidupan beragama dan berkepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini, Pancasila mengatur hubungan
antar umat beragama agar tercipta kerukunan. Dalam arti bahwa aturan yang ada
hanya untuk mengatur ketertiban dan keamanan hubungan antar umat beragama
dalam kaitannya dengan kebebasan beragama dan menjalankan ibadah, serta
jaminan rasa aman dan perlindungan. Bukan untuk mengatur soal atau masalah
keagamaan atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Maka, kedudukan
Pancasila disini adalah sebagai jembatan penghubung tanpa mengganggu
kedaulatan atau kebebasan masing-masing agama. Pancasila bersifat netral dan
tidak memihak, karena Pancasila merupakan suatu landasan dasar yang terbentuk
dari keberagaman itu, namun tetap mempunyai satu arah tujuan dalam hidup
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Konflik antar kelompok agama dapat dipicu kerena kebijakan atau peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Seharusnya departemen agama adalah lembaga
yang bersifat netral membawahi seluruh unsur agama yang ada atau kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan memegang teguh nilai-nilai dasar yang
terdapat dalam. Kenyataannya, lembaga keagamaan di Indonesia seringkali masih
menguntungkan agama-agama tertentu. Melalui undang-undang ataupun
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, misalnya masalah kawin beda agama. Dalam
prakteknya bahwa undang-undang yang mengatur perkawinan beda agama
ternyata lebih menguntungkan agama tertentu.
Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. Sehingga jika
ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang agama, akan
terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama di luar agama yang
dijadikan ideologi negara tersebut.

Dengan mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara, jika


melaksanakannya dengan baik, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman
dan sejahtera pasti akan terwujud. Untuk memperkokoh rasa bangga terhadap
Pancasila, maka perlu adanya peningkatan pengamalan butir-butir Pancasila
khususnya sila ke-1. Salah satunya dengan saling menghargai antar umat
beragama diperlukan adanya jaminan keamanan dan kesejahteraan setiap
masyarakat yang ada di dalamnya. Khususnya jaminan keamanan dalam
melaksanakan kegiatan beribadah.

Anda mungkin juga menyukai