Anda di halaman 1dari 47

MATERI PRAKTEK

3.1 Pengoperasian dan Pemeliharaan Fuse Cut Out (FCO)


Job Sefety Analyst (JSA)

3.3.1 Alat Pelindung Diri (APD)


1. Helm safety
2. Sarung tangan 20kV
3. Sepatu Safety 20kV
4. Pakaian Bengkel

3.3.2 Alat Kerja


1. Fuse Cut Out (FCO)
2. Fuse Link
3. Stackle stick 24 kV
4. Toolkit Set

3.3.3 Alat Ukur


1. Voltage detector
2. AVO meter

3.3.4 Standard Operating Procedure (SOP)/Langkah Kerja


1. Setelah sampai di lokasi gardu, maka segera lakukan persiapan dan
memakai peralatan K3, serta yakinkan bahwa peralatan kerja serta
peralatan bantu siap digunakan
2. Selanjutnya laporkan pada dosen pengajar bahwa telah sampai di lokasi
gardu yang dituju dan siap untuk pelaksanaan pemeliharaan dan
penggantian Fuse Cut Out pada SUTM
3. Setelah gardu dibuka kemudian lakukan pelepasan beban sisi TR.
4. Periksa apakah masih ada tegangan sisa menggunakan voltage detector

20 kV

5. Bersihkan Stackle stick24 KV dengan kain majun sesuai prosedur K3


6. Lepaskan FCO dari kedudukannya menggunakan Stackle stick24
KVkemudian lakukan pemeriksaan fisik FCO
7. Lakukan penggantian Fuse Link sesuai rating standar Operasi disertai
dengan pemasangan secara sempurna
8. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa FCO akan dimasukkan kembali
ke kedudukannya menggunakan Stackle stick 24 KV
9. Ukur tegangan antara fasa-fasa dan fasa-netral di PHB-TR dengan
AVO Meter
10. Masukkan kembali beban pada sisi TR
11. Kunci kembali gardu tersebut dengan baik
12. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa pekerjaan sudah selesai dan
kondisi aman
13. Sebelum meninggalkan gardu, pastikan bahwa tidak ada peralatan yang
tertinggal dilokasi termasuk peralatan K3
Lampiran Kegiatan
3.2 Pengukuran dan Pemeliharaan Tahanan Pembumian
Job Safety Analyst (JSA)
3.2.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan katun/karet
3. Sepatu Safety 20kV
4. Pakaian Bengkel

3.2.2 Alat Kerja


1. Ground rod
2. Stick bantu tanah
3. Toolkit Set

3.2.3 Alat Ukur


1. Earth Tester
2. Megger

3.2.4 Standard Operating Procedure (SOP)/ Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, Alat K3 sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi, gunakan Alat K-3 pasang rambu peringatan
untuk publik dan selanjutnya lapor ke dosen pengajarakanmelakukan
pemeliharaan sistim pembumian (arde) JTR.
3. Memeriksasambungan-sambungan dan kawat arde sistim pentanahan
secara visual.
4. Apabila terdapat kelainan misalnya putus atau hilang maka gantilah
dengan penghantar yang baru dengan cara menghubungkan kawat arde
dengan netral JTR sementara ujung yang lain biarkan tidak terhubung
dengan Ground Rod.
5. Lakukan pengukuran Tahanan Pentanahan/Ground Rod sesuai dengan
instruction manual dan catat nilai tahanannya.

 Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan.


 Tempatkan alat ukur pada tempat yang teduh, sehingga dapat
terhindar dari sinar matahari dan hujan.
 Pasang/tancapkan stick bantu tanah P dan C pada tanah
sedalam-dalamnya dan sejajar dengan electroda tanah yang akan
ditest dengan jarak antara (5 - 10) meter sesuai dengan gambar
pengukuran diatas
 Pastikan stick bantu tanah tertancap dengan baik pada tanah
 Membentangkan kabel berwarna merah dan kuning sama-sama ke
arah timur (paralel)
 Jepit kabel warna merah dan kuning pada stick bantu yang sudah
ditanam sebelumnya.
 Jepit kabel warna hijau pada elektroda pembumian (Elektroda
ditanam ± 0,5 Meter pada tanah biasa berbatu)
 ON-kan dan Atur batas ukur earth tester ke batas ukur 20Ω

 Baca dan catat tahanan pembumian yang tertera pada alat ukur
6. Bila hasil pengukuran nilai tahanan > 5 Ohm lakukan dengan
menambah atau memperdalam Ground Rod atau dengan metode lain.
7. Lakukan pengukuran ulang dan catat nilai tahanan pentanahan di tabel
8. Lakukan penyambungan kawat arde ke Ground Rod dengan
menggunakan klem arde.
9. Periksa hasil pekerjaan dan yakinkan bahwa jaringan personil dan
peralatan dalam keadaan aman.
10. Lapor ke dosen pengajarbahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai.
11. Bereskan peralatan kerja & K-3 dan rambu peringatan untuk publik
serta bersihkan areapekerjaan.
12. Buat Laporan pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan
pemeliharaansistem pentanahan untukdiserahkan kepadadosen pengajar

3.2.5 Hasil Pengukuran


No Pengukuran Poto

 Elektroda ditanam
±0,5 Meter pada tanah
biasa berbatu
 Kabel merah dan
kuning paralel ke
1 timur.
 Batas ukur 20 Ω
=
2,78 Ω

 Elektroda ditanam
±0,5 Meter pada tanah
biasa berbatu
 Kabel merah ke timur
2 dan kuning ke tenggara
 Batas ukur 20 Ω
=
2,78 Ω

 Elektroda ditanam
±0,5 Meter pada tanah
biasa berbatu
 Kabel merah ke timur
laut dan kuning ke
3
timur
 Batas ukur 20 Ω
=
2,78 Ω
Lampiran Kegiatan
3.3 Mengikat Penghantar pada Isolator Tumpu
Job Safety Analyst (JSA)
3.5.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan 20kV
3. Sepatu Safety 20kV
4. Pakaian Bengkel

3.5.2 Alat Kerja


1. Isolator tumpu
2. Penghantar SUTM
3. Bending wire
4. Toolkit Set

3.5.3 Alat Ukur


1. Tang Ampere

3.5.4 Alat bantu


1. Kain majun

3.5.5 Standard Operating Procedure (SOP)/ Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, APD sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi kerja, gunakan APD dan selanjutnya lapor ke
dosen pengajar
3. Lakukanpemeliharaan isolator terebih dahulu yaitu cek kondisi fisik
isolator apakah ada yang retak/pecah. Jika ada maka lakukan
penggantian isoaltor
4. Pembersihan isolator jika ada debu dan kotoran lainnya menggunakan
kain majun
5. Kemudian memasang isolator ke corss arm tiang SUTM. Kencangkan
bautnya menggunakan kunci pas
6. Meletakkan penghantar diatas isolator tumpu
7. Lilitkan bending wireke isolator dengan pola ikatan yangtelah
dicontohkan oleh dosen pengajar
8. Periksa kembali kekuatan dan kekencangan lilitan dengan menarik dan
mengangkatkawat penghantar
9. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa pekerjaan sudah selesai dan
kondisi aman
10. Bersihkan area pekerjaan dan pastikan bahwa tidak ada peralatan yang
tertinggal dilokasi termasuk peralatan K3

Lampiran Kegiatan
3.4 Pemeliharaan KWh Meter(Pengecekan Kesalahan)
Job Safety Analyst (JSA)
3.4.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan katun
3. Sepatu Safety 20kV
4. Pakaian Bengkel

3.4.2 Alat Kerja


1. KWh meter
2. Pemanas 1080 W

3.4.3 Alat Ukur


1. Tang Ampere
2. AVO meter

3.4.4 Alat Bantu


1. Stopwatch

3.4.5 Standard Operating Procedure (SOP)/ Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, APD sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi kerja, gunakan APD dan selanjutnya lapor ke
dosen pengajar
3. Periksa instalasi KWh hingga ke beban apakah ada sambungan kabel
yang tidak terhubung atau ada kabel yang isolasinya rusak dan mesti
diperbaiki atau diganti
4. Lakukan pemeriksaan peralatan listrik yang terpasang apakah dalam
keadaan normal dapat beroperasi. Cek menggunakan avo meter.
5. Hubungkan beban pada sumber listrik dalam hal ini menggunakan
beban pemanas (setelan maksimum)
6. Ukur tegangan pada KWh meter dengan tang ampere
7. Ukur arus yang melewati beban tang ampere
8. Hitung waktu kedipan KWh dengan stopwatch (dilakukan 3 kali
percobaan dan masing-masing 7 kali kedipan)
9. Catat hasil pengukuran yang didapat
10. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa pekerjaan sudah selesai dan
kondisi aman
11. Setelah selesai semua, matikan semua peralatan listrik tersebut lalu
rapikan dan bersihkan tempat daerah sekitar kerja

3.4.6 Hasil Pengukuran


No Variabel ukur Poto

Tegangan

1
=

197 volt

Arus
(dengan beban pemanas
yang disetel maksimum)
2

5,5 A

3 Waktu kedip Percobaan ke-1


Dilakukan 3 kali
percobaan masing-
masing 7 kedipan.

t pada

 Percobaan ke-1 = 6.2 s


 Percobaan ke-2 = 5.8 s
 Percobaan ke-3 =6.3 s

Percobaan ke-2

Percobaan ke-3
Lampiran Kegiatan

3.5 PemeliharaandanPengukuran Tahanan Isolasi Trafo Tenaga


Job Safety Analyst (JSA)
3.5.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan karet 20 kV
3. Sepatu Safety20 kV
4. Pakaian Bengkel

3.5.2 Alat Kerja


1. Trafo tenaga
2. Toolkit set

3.5.3 Alat Ukur


1. Megger type kyoritsu type 3125
2. Earth tester
3. AVO meter

3.5.4 Alat Bantu


1. Kain majun
2. Alkohol

3.5.5 Standard Operating Procedure (SOP)/ Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, APD sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi kerja, gunakan APD dan selanjutnya lapor ke
dosen pengajarakan melaksanakan praktek pemeliharaan dan
pengukuran tahanan isolasi trafo tenaga

3. Periksa apakah ada kebocoran minyak dan Periksa kipas kipas apakah
ada karat pada sirip dan berputar dengan baik serta stabil
4. Periksa terminal utama, rel, terminasi kabel, jumper-wire,lemari kontrol
dari kotoran / bangkai binatang atau binatang serta benda asing lainnya.
Bersihkan titik sambung rel menggunakan alkohol
5. Periksa tinggi permukaan minyak pada indikator tangki, konservator.
6. Periksa bushing apakah ada yang retak, kotor, pecah dan kebocoran
minyak. Pembersihan dilakukan dengan kain majun.
7. Periksa indikator pompa sirkulasi apakah masih menunjukkan aliran
minyak dengan sempurna
8. Periksa sumber arus  AC/DC apakah sakelar dalam keadaan tertutup
dan MCB nya keadaan ON dengan sempurna menggunakan AVO meter
4. Pemeriksaan grounding dan pengukuran tahanan pentanahan dengan
Earth tester
9. Pengukuran tahanan isolasi
 Cek megger tipe Kyoritsu 3125, pastikan bahwa baterai dalam
keadaan baik dan alat bisa bekerja normal.
 Pastikan trafo dalam kondisi tidak tersambung dengan sumber
tegangan sebelum dilakukan pengukuran.
 Rangkai alat yang telah disiapkan sesuai dengan gambar rangkaian
percobaan tahanan isolasi

 Pengambilan data tahanan isolasi pada primer setting selector


tegangan 2500 V sedangkan pada sekunder setting 1000 V
 Tekan tombol start pada ulat ukur lalu putar kekanan.
 Ambil probe line dan probe earth arahkan ke body sekunder dan
primer R, S, dan T dan juga fasa R, S dan T.
 Catat nilai yang ada pada Megger.
 Pengambilan data dengan membaca alat uji selama 1 menit untuk
mendapatkan nilai indek polaritas.
10. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa pekerjaan sudah selesai dan
kondisi aman
11. Bersihkan area pekerjaan dan pastikan bahwa tidak ada peralatan yang
tertinggal dilokasi termasuk peralatan K3

3.5.6 Hasil Pengukuran


Primer Sekunder

Body - R = 4,63 GΩ Body - R = 309 MΩ

Body - S = 5,99 GΩ Body - S = 220 MΩ

Body - T = 5,99 GΩ Body - T = 228 MΩ

Fasa Fasa

R–S=0 R–S=0

S–T=0 S–T=0

T–R=0 T–R=0
Lampiran Kegiatan
3.6 Pemeliharaan dan Pengukuran Tegangan &Arus di Panel Distribusi
Job Safety Analyst (JSA)
3.6.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan karet 20 kV
3. Sepatu Safety20 kV
4. Pakaian Bengkel

3.6.2 Alat Kerja


1. Panel distribusi
2. Toolkit set

3.6.3 Alat Ukur


1. Phase sequence
2. Tang ampere
3. AVO meter

3.6.4 Standard Operating Procedure (SOP)/ Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, APD sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi kerja, gunakan APD dan selanjutnya lapor ke
dosen pengajarakan melaksanakan praktek pemeliharaan dan
pengukuran panel distribusi
3. Pemeriksaan sumber tegangan AC/DC menggunakan AVO meter
4. Pemeriksaan lampu indikator apakah berfungsi dengan baik
5. Periksa kabel mapun sambungan kabel, pastikan bahwa isolasi kabel
aman, terpasang dengan kuat dan tidak ada yang terputus
6. Cek urutan penghantar phasa RST menggunakan phase sequence
7. Lakukan pengukuran tegangan dan arus beban
 Cek alat ukur tang amper, pastikan bahwa alat bisa bekerja normal.

 Lakukan pengukuran tegangan sesuai batas yang diperlukan dan


lakukan pengukuran arus menggunakan tang amper
 Pengambilan data tegangan pada setting selector tegangan 600 V
 Pengambilan data arus setting selector arus 200 A
 Catat nilai yang terbaca pada tang ampere
8. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa pekerjaan sudah selesai dan
kondisi aman
9. Bersihkan area pekerjaan dan pastikan bahwa tidak ada peralatan yang
tertinggal dilokasi termasuk peralatan K3

3.6.5 Hasil Pengukuran

Tegangan

Fasa-Netral Fasa-Fasa

VR-N = 210 v VR-S = 355 v

VS-N = 220 v VS-T = 354 v

VT-N = 202 v VT-R = 354 v

Arus

IR = 6.0 A

IS = 0.2 A

IT = 9.1 A

IN = 22 A
Lampiran Kegiatan
3.7 Pemasangan Tap Connector untuk Penghantar SUTR
Job Safety Analyst (JSA)
3.7.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan karet 20 kV
3. Sepatu Safety20 kV
4. Pakaian Bengkel
5. Tali keselamatan/body harness

3.7.2 Alat Kerja


1. Tiang SUTR
2. Tap connector
3. Penghantar fasa 3 X 16 mm2
4. Penghantar netral 10 mm2
5. Toolkit set

3.7.3 Alat Ukur


1. Tang ampere

3.7.4 Alat Bantu


1. Tangga

3.7.5 Standard Operating Procedure (SOP)/ Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, APD sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi kerja, gunakan APD dan selanjutnya lapor ke
dosen pengajarakan melaksanakan praktek pemasangan tap connector
di SUTR
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Pemasangan instalasi penghantar harus memakai bahan yang sesuai
dan ketentuan pemasangannya untuk mendapatkan unjuk kerja yang
optimal
 Ukuran penghantarnya yaitu ukuran luas penampang penghantar
intinya. satuannya mm2 (biasanya 16 mm2 untuk fasa dan 10 mm2
untuk netral)
 Pemasangan instalasi kabel harus diteliti atas daerah penggunaannya
 Pemasangan tap connector dapat dilakukan dalam kondisi jaringan
yang bertegangan dan tanpa mengupas isolasinya.
 Perhatikan strip pada kabel yang menandakan fasa R, S atau T. Beri
jarak 10 s.d 15 cm antara sambungan tap connecotor fasa-fasa dan
netral-netral
 Kencangkan mur-baut pada tap connector. Semakin kuat
pengencangan sistem mur-baut pada tap connector, maka semakin
kuat pula gigi penerus arus menyalurkan aliran arus tenaga
listriknya. Kuat atau tidaknya gigi penerus arus tergantung pada
proses pengencangan mur bautnya
4. Ambil 2 tap connector untuk dikendorkan dengan menggunakan kunci
pas
5. Cari Kabel Phasa-Netral dengan merasakan parit yang ada pada kabel,
untuk kabel phasa berparit 1 garis dan kabel netral berparit 0 garis
6. Jika sudah ada, Masukkan ujung kabel tersebut yang berparit ke
conecctor lalu kunci dengan menggunakan kunci pas, Lakukan hal
yang sama untuk kabel netral
7. Setelah semuanya selesai dikerjakan mohon periksa kembali bagian
sambungan tersebut agar lebih yakin tidak terjadi masalah serta tutup
bagian sekerupnya dengan penutup yang ada pada tap connector
tersebut
8. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa pekerjaan sudah selesai dan
kondisi aman
9. Bersihkan area pekerjaan dan pastikan bahwa tidak ada peralatan yang
tertinggal dilokasi termasuk peralatan K3
Lampiran Kegiatan
3.8 Pengoperasian dan Pemeliharaan Kubikel
Job Safety Analyst (JSA)
3.8.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan karet 20 kV
3. Sepatu Safety20 kV
4. Pakaian Bengkel

3.8.2 Alat Kerja


1. Kubikel
2. Toolkit
3. Earthing Stick

3.8.3 Alat Ukur


1. AVO meter
2. Megger

3.8.4 Alat Bantu


1. Kain majun
2. Sekafen
3. Alkohol
4. Vaselin

3.8.5 Standard Operating Procedure (SOP) / Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, APD sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi kerja, gunakan APD dan selanjutnya lapor ke
dosen pengajar akan melaksanakan praktek pengoperasian dan
pemeliharaan kubikel
3. Memahami one line diagram instalasi kubikle
4. Membebaskan tegangan kubikel
 Pelajari cara pemadaman kubikel pada buku instruction manual
 Koordinasikan dengan pihak yang terkait guna pemadaman
dikubikel
 Buka LBS/PMT beban dan pastikan saklar bekerja sempurna dengan
melihat bahwa lampu indikator kubikel beban padam
 Buka LBS/PMT incoming dan outgoing. Pastikan saklar bekerja
sempurna
 Padamkan aliran listrik dari sisi incoming maupun outgoing
 Yakinkan bahwa tegangan sudah tidak ada dengan memeriksa
indikasi lampu indikator padam
 Masukkan PMS pentanahan pada semua sel kubikel
 Buka pintu kompartemen kabel 24 KV
 Buka tutup kompertemen busbar, mekanik operasi dan sistem arus
searah dan arus bolak-balik
5. Melakukan Pemeliharaan kubikel
 Pelajari cara pemeliharan kubikel pada buku instruction manual
 Periksa tegangan siis pada kabel 24 KV dengan menggunakan tester
tegangan
 Hubung-singkatkan ujung kabel 24 KV dan hubungkan dengan
pentanahan
 Lepaskan kabel 20KV dari terminal kubikel
 Lepaskan rel/busbar dari terminal kubikel
 Buka pemisah tanahsemua sel-kubikel
 Ukur tahanan isolasi kubikel dalam keadaan PMT/LBS terbuka
antara:
Terminal atas dengan terminal bawah fasa yang sama
Terimnal atas dengan body
Terminal bawah dengan body
 Bila hasil ukur sesuai (> 5000 Mohm), lanjutkan pengukuran
tahanan isolasi dalam posisi PMT/LBS tertutup
 Masukkan PMT/LBS
 Ukur tahanan isolasi kubikel dalam keadaan PMT/LBS tertutup
antara:
Terminal fasa dengan terminal fasa lainnya
Terimnal fasa dengan body
 Ukur tahanan kontak PMT/LBS antara Terminal atas dengan
terminal bawah dalam keadaan PMT/LBS tertutup
 Ukur kecepatan buka dari kontakPMT/LBS
 Ukur kecepatan tutup dari kontakPMT/LBS
 Ukur tegangan sumber arus searah dan bolak-balik
 Periksa fungsi heater
 Ukur tahanan pentanahan kerangka kubikel
6. Membersihkan komponen kubikel dari kotoran/debu atau karat
 Bersihkan debu yang menempel pada isolator, body bagian
dalam/luar, terminal bagian atas dan bawah dengan menggunakan
kuas atau kain majun
 Bersihkan isolator bagian atas dan bawah busbar dengan
menggunakan sekafen
 Bersihkan kapasitor pembagi tegangan dengan sekafen
 Bersihkan terminal busbar dan terminal hubung PMT/LBS dari karat
menggunakan wasbensin
 Bersihkan kerangka kubikel dengan menggunakan alkohol
 Bersihkan batang rel/busbar dengan menggunakan alkohol
7. Pemasangan kembali
 Oleskan vaselin electric pada bagian kontak di terminal busbar dan
terminal kabel penghubung
 Pasang kembali busbar/rel dan kencangkan baut pengikat sesuai
dengan ketentuan
 Pasang kembali kabel 20KV dan kencangkan baut pengikat
 Periksa tidak ada peralatan asing tertinggal didalam kompartemen
busbar
 Pasang kembali tutup kompartemen busbar
 Buka kontak LBS/PMT dan tutup PMS pentanahan semua sel-
kubikel
 Periksa tidak ada benda asing tertinggal didalam kompartemen kabel
 Pasang kembali pintu kubikel
 Rapikan semua perlengkapan kerja dari ruang kubikel
 Buka posisi PMS pentanahan
8. Pengoperasian kembali kubikel
 Hubungi pengatur distribusi bahwa kubikel telah selesai dipelihara
dan dioperasikan kembali
 Bila tegangan sudah muncul di kabel incoming dengan ditandai
lampu indikator menyala, periksa urutan phasa
 Laporakan tegangan sudah masuk dan minta persetujuan untuk
mengoperasikan semua kubikel
 Bila ijin telah diberikan masukkan PMT/LBS incoming ke buskbar
 Masukkan secara bertahap PMT/LBS outgoing
 Bila semua sudah dioperasikan dengan kondisi aman laporkan
bahwa pekerjaan selesai
Lampiran Kegiatan
3.9 Kontruksidan pemeliharaan SUTM
Job Safety Analyst (JSA)
3.9.1 Alat Pelindung Diri (APD)
1. Helm safety
2. Sarung tangan karet 20 kV
3. Sepatu Safety20 kV
4. Pakaian Bengkel
5. Tali keselamatan/body harness

3.9.2 Alat Kerja


1. Tiang SUTM
2. Penghantar AAAC
3. Isolator tarik
4. Isolator tumpu
5. Bending wire
6. Compression Joint Sleeve
7. Toolkit

3.9.3 Alat Ukur


1. Tang ampere
2. Earth tester

3.9.4 Alat Bantu


1. Tangga

3.9.5 Standard Operating Procedure (SOP)/ Langkah Kerja


1. Siapkan Alat Kerja, Alat Ukur, APD sesuai dengan kebutuhan.
2. Setelah sampai di lokasi kerja, gunakan APD dan selanjutnya lapor ke
dosen pengajarakan melaksanakan praktek kontruksi SUTM mulai dari
pemasangan tiang, penghantar dan isolator.
3. Penentuan Lokasi Titik Tiang (Pole Staking)
Fungsi utama survei adalah menentukan rute / lintasan optimal
konstruksi jaringan yang akan dipasang. Kriteria utama survei :
 Lintasan konstruksi jaringan
 Permukaan tanah antara satu antara satu titik ke titik lainnya.
 Perhatikan jarak aman jarak aman yang dipersyaratkan
4. Pemasangan guy-wire / treckschoor atau Topang Tarik (pole supporter)
 Sebelum penarikan penghantar, pasang guy-wire atau tiang topang
tarik pada tiang awal, tiang akhir atau tiang sudut sesuai rancangan
konstruksi SUTM pada trase bersangkutan.
 Periksa ketentuan instalasi guywire, topang tarik, penguatan
penguatan khusus pondasi tiang
5. Instalasi Cross-Arm dan Isolator
 Sebelum instalasi, perhatikan kesiapan petugas instalasi baik fisik
bersangkutan maupun kelengkapan alat kerja dan keselamatan kerja.
 Pasang cross-arm pembantu pada tiang. sebagai pijakan kerja
petugas instalasi 1,2 m dari rencana posisi cross-arm.
 Pasang cross-arm pada cross-arm pada tiang sesuai rancangan
rancangan konstruksi SUTM tersebut dan kencangkan masing-
masing baut pengikat minimal 20 Nm dengan menggunakan kunci
19 atau 22.
 Pada pemasangan isolator, naikkan isolator dengan katrol dan segera
ikatkan pada cross-arm. Perhatikan kesesuaian isolator tumpu atau
tarik dengan sudut tiang

6. Penarikan penghantar
 Saat menggelar, diharuskan penghantar diawali penghantar tengah,
ditarik dari bagian tengah tiang afspan.
 Potong menurut panjang yang diperlukan dan ikatkan sementara
pada travers ujung tiang.
 Penarikan kedua penghantar pinggir harus dilaksanakan bersama dan
balance running blocks atau rollers selalu dipakai sampai pada waktu
penghantar- penghantar diberi kuat tarik dan lendutan tertentu.
 Periksa dan segera perbaiki penghantar penghantar b perbaiki
penghantar penghantar bilamana pada titik ilamana pada titik
tertentu,stranded penghantar tersebut terurai, dengan menggunakan
repair sleeve
 Setelah penarikan penghantar selesai, segera ikat penghantar pada
strain- strainclamp isolator tarik ujung dan ujung dan awal.
 Ikat penghantar pada masing-masing isolator tumpu sesuai posisi
tiang (lurus atau sudut)
 Periksa ulang hasil instalasi – kuat tarik yang dipersyaratkan,
lendutan, ikatan penghantar penghantar pada isolator dan
pengukuran tahanan isolasi hasil konstruksi penghantar penghantar.
7. Laporkan kepada dosen pengajar bahwa pekerjaan sudah selesai dan
kondisi aman
8. Bersihkan area pekerjaan dan pastikan bahwa tidak ada peralatan yang
tertinggal dilokasi termasuk peralatan K3
Lampiran Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai