Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Hadits Dakwah
Dosen Pengampu: Agus Syamsul Huda, Lc., MA
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
َُح َّد َث َنا َأ ُب َوب ْكر نْبُ َأ َش ْي َب َة َح َّد َث َنا َو ِك ٌيع َع ْن ُس ْف َي َان َو َح َّد َث َناحُم َ َّم ُد نْبُ امْل ُ نَثَّ َح َّد َث َنا حُم َ َّم ُد نْب
يِب ِ
َ َ ْ َ َ ْ ُ َأ َ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ َ مُه َ َ ْ َ ْ نْب ُ ْ َ ْ َ نْب
اب وهذا ح ِديث يِب بك ٍر قال ِ جعف ٍر حدثناشعبة الِك ا عن قي ِس ِ مسمِل ِ عن ط ِار ِق ِ هِش
َْ َُ ْ َ َّ اَل َ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ ٌ َ َ َ َّ اَل ُ َ ْ َ خْل ْ ْ َ َأ ُ َأ
َِّول َم ْن َبد اِب خلُ ط َبةِ َي ْو َم ال ِع ِيد قبل الص ِة مروان فقام ِإ لي ِه رجل فقال الص ة قبل ا طبة
ُ َف َق َال َق ْد رُت َك َم ُاه َنا ِل َك َف َق َال َأ ُبو َس ِع ٍيد َأ َّما َه َذ َاف َق ْد َقىَض َم َاع َل ْي ِه مَس ِ ْع ُت َر ُس ْو َل الهّل ِ َصىَّل الهّل
ِ
ْول َم ْن َرَأ ى ِم ْنمُك ُم ْن َك ًرا َف ْل ُي َغ ْ ُه ب َي ِد ِه َف ْن مَل ْ َي ْس َت ِط ْع َفب ِل َسا ِن ِه َف ْن مَل ْ َي ْس َت ِطع ُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ مَّل
: علي ِه وس يق
ِإ ِ ِإ ِ رِّي
اْل ُ َ َ َأ َْ َ
ف ِبقل ِب ِه َوذ ِلك ْض َعف ا ِ مْي َ ِان
“Abu Bakar bin Abu Syaibah telah memberitahukan kepada kami, dia
berkata,’Waki’ telah memberitahukan kepada kami, dari Sufyan dan
Muhammad bin Al-Mutsana telah memberitahukan kepada kami, dia
berkata,’Muhammad bin Ja’far telah memberitahukan kepada kami, kedua-
duanya dari Qais bin Muslim, dari Thariq bin Syibah. Dan ini adalah hadits
Abu Bakar, dia berkata,’Orang yang pertama kali memulai khutbah sebelum
shalat pada hari ‘Id adalah Marwan. Lalu ada seseorang berdiri menghadap
kepadanya seraya berkata,’Shalat itu sebelum khutbah,. Lalu dia pun
menjawab, ‘Sungguh hal tersebut telah ditinggalkan’. Maka Abu Sa’id
berkata,’Sungguh, orang itu telah menunaikan kewajibannya’. Aku telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian melihat
kemungkaran, maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya. Apabila
dia tidak mampu, maka dengan lisannya. Apabila dia tidak mampu, maka
dengan hatinya; dan itulah selemah-lemah iman. (H.R. Muslim)”1
1 Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, terjemahan Wawan Djunaedi Sorradi, (Jakarta:
Puataka Azzam, 2010) hlm. 599-600
2
B. Tafsir Hadits
َ ْ َ َ مُك َأ
..... َم ْن َر ى ِم ْن ُم ْنك ًرا فل ُيغرِّي ْ ُه
menurut ijma’ para ulama bahwa perintah tersebut amar ma’ruf dan nahi
munkar telah dikuatkan oleh Al-Qur’an, As Sunnah, serta Ijma’ umat islam, dan
hal tersebut juga termasuk di antara nasehat yang merupakan inti agama. 2 Namun,
jika Amar ma’ruf dan nahi munkar telah dilakukan seorang muslim, tapi orang
yang diberi peringatan masih tidak mau melakukannya maka seorang penyampai
peringatan tersebut telah terbebas dari celaan.
2 Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, terjemahan Wawan Djunaedi Sorradi, (Jakarta:
Puataka Azzam, 2010) hlm. 610
3
Ada beberpa ulama yang berpendapat lain. “ Merubahnya dengan tangan “
yang dimaksut tangan disini adalah kekuasaan. Seseorang yang memiliki
kekuasaan dapat memberi pengaruh cukup besar bagi dakwah islam.
4
membawakan suatu hadits yang beliau dengar dari Rosulullah-shollallahu ‘alaihi
wa sallam- yang menguatkan apa yang dilakukan oleh laki-laki tersebut.3
D. Hikmah Hadits
5
BAB III
SIMPULAN
Pada ulasan hadits kali ini yaitu tentang pendekatan dakwah terdapat
simpulan bahwa dakwah adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim. Banyak
pendekatan yang dapat dilakukan. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim
disebutkanyang pertama adalah dengan tangan, ada yang mengartikan tangan
sebagai arti sesungguhnya, dan ada pula beberapa ulama yang berpendapat bahwa
tangan diartikan sebagai kekuasaan. Lalu yang kedua adalah lisan atau perkataan.
Cara ini banyak digunakan oleh pendakwah saat ini. Tetapi jika kita sudah
mengatakan dengan lisan dan penerima peringatan masih tidak mau
mendengarkan, maka yang dapat kita lakukan adalah dengan hati atau
mendoakannya agar diberi petunjuk oleh Allah.
6
DAFTAR PUSTAKA