Anda di halaman 1dari 39

Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain

Sepakbola Pada Siswa Kelas V SDN 02 Paku Jaya Mealui


Demonstrasi

PROPOSAL

Disusun sebagaiUjian Akhir Semester

Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dosen Pengampu: Dr. Diah Andika Sari, M.Pd

Oleh :

Nama : Rizki Maulana

NIM : 2019870063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021

DAFTAR ISI
Halaman

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................3
B. Rumusan Masalah 6...................................................
C. Tujuan Masalah 6...................................................
D. Manfaat Penelitian 7...................................................
E. Definisi Penelitian 7
F. Asumsi 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Sejarah Sepak Bola 10................................................
1. Variabel Y & Subjek Penenltian...............................12
2. Metode Demonstrasi................................................27

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................31
B. Rancangan Penelitian..................................................31
C. Instrumen Penelitian.....................................................33
D. Teknik Analisis Data.....................................................34

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang seluruh

dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki olah raga ini juga

digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak Sejak tahun 1990 an

olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita meskipun sebelumnya olah raga ini

hanya diperuntukkan bagi kaum pria.

Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi pemenang

dalam suatu pertandingan harus melawan satu team lainnya. Lapangan . para pemain

sepak bola memperebutkan sebua bola untuk dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga

seorang penjaga gawang (goal keeper)

Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan sebuah

bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetaspi juga terlihat gaya-gaya permainannya

dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh

karena olah raga ini melibatkan banyak orang tentunya kerjasama team yang baik

sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik.


Hanya para atlet sepak bola manea Negara yang sukses membina karier di bidang

olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk menjadi atlet

sepak bola yang handal dan professional

“goallll……!” teriakan ini sungguh identik dengan sepakbola siapapun yang

berteriak “ goal” dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah mendongak,

mulut terbuka lebar, mata berbinar-binar, hati berbunga-bunga dan diakhiri dengan

tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan dan suara gemuruh . hal ini

sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang ada di tempat yang sama yang tidak

bisa berteriak” goal..” Mereka duduk diam, kaget, gelisah, kecewa, dengan tangan di

depat mulut, sambil menggit jari dengan muka yang pucat. Sebagian lain berteriak

langkat, mengutuki, menyumpahi, protes keras, pemandangan seperti ini selalu ada di

dalam permaianan sepak bola, baik di kampong, halaman rumah, sekolah , lapangan kecil

atau di stadion yang megah.

Olah raa ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja , pemuda , orang dewasa,

priba bahkan wanita. Sepakbola sungguh popular di mata masyarakat, dari pelosik desa

hingga kota besar di seluruh dunia.

Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah. Bahkan

hamper tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yuang professional, olah raga

ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga lainnya. Untuk mengelola dan

menghidupi sebuah klub sepak bola bisa memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak

sepak bola dikatakan hamper tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang
dibutuhkan hanya satu benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu

bisa bola yang mahal, (bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas,

serabut kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan

anak asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekkaligus berusaha membuktikan

pengelolaan yang lebih professional.

Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola permainan

hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan menyusun posisi

strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain tampak jelas, kemauan

membawa bola , menggiring bola, merebut bola, mempertahankan bola, mengecoh

lawan, sangat diperlukan oleh individu pemain untuk diterapkan dalam kerja sama

antara pemain.

Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, maksudnya daya tahan tubuh,

kekuatan, kelenturasn, kecepatan dan kelincahan. Ke 5 faktor ini harus dimiliki para

pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dari kelima faktor tersebut yang

menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan kelincahan. Kecepatan dan

kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri (pembawaan) atau dari luar diri (karena

mampu mengkombinasikan dari segala teknik yang dimiliki)

Mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih, bagi setiap pemain merupakan

mudah dan sukses untuik mencetak gol, dan mempertahankan kemasukan bola. Dengan

kemampuan kecepatan dan kelincahan akan memudahkan pemain tersebut dalam

rangka membawa bola (menggiring bola) ke hadapan gawang lawan.


Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus, bola

yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan lawan dan tidak

mudah dikelabuhi lawan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas , cabang olah raga bola sepak bola menarik

untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia semakin diminati

masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengen club-club di negeri luar. Sedangkan

masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama dengan judul “ Meningkatkan

Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas V SDN 02 Paku

Jaya Melalui Demonstrasi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah sebagai

berikut:

1. bagaimana peningkatan prestasi penguasaan dasar-dasar sepak bola bagi siswa

dengan diterapkannya metode demonstrasi?

2. Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar dasar-dasar

sepakbola pada siswa Kelas V SDN 02 Paku Jaya

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa

setelah diterapkan metode demonstrasi.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa

setelah diterapkan metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat

Penjas.

2. Meningkatkan motivasi pada pelajar Penjas

3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas.

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini , maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode Demonstrasi adalah:


Suatu pembelajaran yang mendatangkan guru atau pelatih yang memiliki keahlian

tertentu untuk memperagakan dihadapan siswa, kemudian siswa diberi kesempatan

untuk melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau

pelatih.

2. Motivasi belajar adalah

Dorongan dan keamanan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang dijaring

melalui angkat motivasi.

3. Prestasi belajar adalah

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah

siswa mengikuti pelajaran.

F. Asumsi

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa :

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN 02 Paku Jaya dapat

Meningkatkan Kelincahan Dan Kecepatan Melalui Demonstrasi

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 2021-

2022
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan permaiann sepak bola.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Sepak Bola

Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963 terdapat

organisasi yang menyusun peraturan permainan. Yaitu The Foodball Association .

Federasi sepak bola dunia yaitu Federaion Internasional the Foodball Association (FIFA)

dibentuk pada tanggal 21 September 1904, diketuai oleh guirin.

Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda. Pada

tanggal 19 april 1930 di Yogyakarta, dibentuk Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia

(PSSI) yang diketuai oleh Mr Soeratin sosro Soegondo.

Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola dimainkan di

lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling berhadapan. Tujuan

permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya

dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan lawan. Karakteristik permainan

adalah memainkan bola dengan menggunakan kaki ataupun dengan seluruh anggota

tubuh kecuali oleh lengan.

Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan (Pend.

Jasmani SLTP 3, Slamet, 26) maka untuk kelincahan dan kecepatan yang diprediksikan
berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola, berpatokan pada hakekat

permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai tersendiri bagi penonton)

jika mereka memahami betul akan peraturan permainan sepak bola, sikap yang dilarang

untuk dilakukan dalam permainawn, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan

atraktif.

Penelitian ini juga berlandaskan pada penerobosan strategi pertahanan lawan,

teknik menghadang lawan, teknik mengendalikan lawan, teknik merebut bola. Dengan

dasar kemampuan pemahaman teknik-teknik tersebut, tentu mendukung kualitas

pemain dalam melakukan unsure kelincahan dan kecepatan. Baik pada saat sendirian,

atau bersama kawan bermain.

Oleh sebab itu penelitian ini juga qakan membahas tentang:

- Penerobosan strategi pertahanan lawan

- Teknik menghadang bola

- Teknik merebut bola

- Teknik mengendalikan lawan/bola

Serta menghubungkan dengan unsure-unsur permainan sepak bola yang terfokus

pada kecepatan, kelincahan dalam proses kemampuan menggiring bola dalam

permainan.
B Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh

pemain , antara lain menendang, menggiring, mengontrol , menyundul dan

menghentikan bola.

1. Menendang Bola

Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola dengan

baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan digunakan. Pada

dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi empat yaitu:

a. Teknik menedang dengan kaki bagian dalam

Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Posisi badan harus dengan bola. Salah satu kaki menumpu di samping bola

dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya sedikit ditekuk dan badan

agak condng ke depan. Kaki sepak (tending) dibuka ke luar selebar 90° hingga

mata kaki mengarah ke depan bola. Pandangan dipusatkan pada bola yang

akan ditendang. Kedua lengan menjaga keseimbangan.


2. Gerakan

Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan mengenai bola

dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik pusat tendang hingga

bola bergerak ke depan.

3. Sikap akhir

Gerakan selanjutnya diikut oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang diimbangi

anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi adalah:

1. Sikap badan kaki

2. Kaki tumpu tidak disamping bola

3. Badan kurang condong

4. Tidak diikuti gerak lanjut

b. Teknik menendang bola dengan panggung kaki

Teknik menggunakan punggung kaki dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Sikap badan di belakang bola yang menyudut ± 30°. Kemudian pada saat akan

menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan dengan mengayun

kaki tendang bola ke belakang. Badan sedikit condong ke depan dan kedua

lengan menjaga keseimbangan Pandangan dipusatkan ke bola.


2. Gerakan

Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengaruh ke bola,

pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping bawah,

kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titik pusat tendang

3. Sikap akhir

Sikap akhir tendangan dukung oleh gerak lanjut tendang yang diikuti anggota

badan seluruhnya.

c. Teknik menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:

Teknik menedang dengan panggung kaki adalah sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki tumpu lebih

kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke belakang harus

dengan bola. Pandangan kearah tendangan.

2. Gerakan

Dengan mengayun dan menggerakkan kaki, tendangan bola sekuat-kuatnya ke

depan dengan menggunakan punggung kaki.

3. Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang dan diikuti

oleh anggota tubuh lainnya.

d. Teknik menendang dengan punggung kaki bagian luar

2. Mengontrol Bola

Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk meguasai bola sebelum bola

dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam kondisi siap

dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola sepenuhnya. Setelah bola

tersebut terkontrol dengan baik, bola baru dihentikan

Menghentikan bola depan dilakukan dengan cara

a. Menghentikan bola dengan telapak kaki

Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu

mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut

dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang datang,

kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan datangnya bola.

b. Menghentikan bola dengan punggung kaki

Pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika bola jauh

dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki sebagai berikut:
1. Pemain bergerak ke arah bola

2. Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang digerakkan

untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.

3. Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau tarikan.

4. Bola jatuh diantara kedua kaki

c. Menghentikan bola dengan dada

Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut

1. Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat

2. Majulah untuk menjemput bola

3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka leher dan kedua tangan melebar

4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke

belakang

5. Bola jatuh di antara kedua kaki

d. Menghentikan bola dengan paha

Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai berikut:

1. Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.

2. Pemain bergerak kearah datangnya bola


3. tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut hingga

bidang datar paha berada tepat di bawah lambung bola.

4. Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut hingga

bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola

5. Dengan sedikit sentuhan, bila dihentikan dengan paha.

6. Bola jatuh diantara perut.

e. Menghentikan bola dengan perut

Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi bola

melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut

1. Amati pergerakan bola yang melayang

2. Bergerak kedepan menjemput bola

3. Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan perut

dengan sentuhan atau menarik perut kebelakang dan jatuhkan bola antara

kedua kedua kaki.

3. Menggiring Bola

Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan menggunakan

kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk mengelak penjagaan lawan.
Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola menggunakan

punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola menggunakan punggung kaki

bagian luar.

a. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam

Cara melakukannya sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagiand alam dekat bola,

paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk bertumpu. Untuk letak kaki

tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan kedua lengan menjaga

keseimbangan.

2. Gerakan

Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola sekali-kali

bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola. Sesuai irama langkah

dengan bola.

b. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar

Cara melakukannya sebagai berikut:

1. Sikap permulaan
Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangkan kaki sedikit diputar

kedala, lutuk agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan. Sikap badan

sedikit condong ke depat dan berat badan berada di kaki belakang dengan

kedua lengan tergantung rileks

2 Gerakan

Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan dengan bola.

Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki bagian luar.

4. Menyundul Bola

Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di udara

dengan dengan menggunakan kepala.

Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah sundulan

adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari kepala.

a. Menyundul Dengan Awalan Melompat

Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri dari posisi seimbnag menghadap sasaran. Pandangan mengarah

dan mengontrol bola yang berada di udara.

2. Gerakan
Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala dan

bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan menguatkan leher.

Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau kening. Mendaratlah dengan

tumpuan kaki.

b. Menyundul bola tanda awalan

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri dalam posisi seimbnag menghadap kearah bola yang datang.

Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan kea rah bola. Kedua lengan terbuka

ke samping tetapi rileks

2. Gerakan

Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan sedikit ke

belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan sehingga kepala

menyudul bola.

5. Merebut bola dari kaki lawan

Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari

pengguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada dalam

posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat dibedakan menjadi:

a. Merebut bola dari posisi depan


b. Merebut bola dari posisi samping

c. Mererbut bola sambilo meluncur

d. Merebut bola dengan menggunakan bahu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam mererbut bola, yaitu:

a. Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola

b. Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan

c. Dituntut ketepatan dalam merampas bola

d. Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran.

C. Teknik Gerakan Tanpa Bola

Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam suatu

serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan berbagai keadaan

yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola modern sekarang ini dimainkan

dengan cara bermain dnegan rajin bergerak. Pemain yang tidak mampu bergerak

dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah dapat menjadi pemain baik.

Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan

menggunakan saat mengertikan untuk dapat menerima operan dalam keadaan

bebeas.

2. Pemain dapat juga menciptakan “ posisi bebas” tersebut dengan berhentik tiba-tiba

atau dengan cepat mengubah arah.

3. Atau pemain mencoba ‘ melelahkan” lawan dengan ara terus menerus berlari,

sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.

4. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelelahan atau seakan—akan tidak berminat,

sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.

Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk . setiap bentuk

mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kososng sebagai berikut:

1. Bergerak kearah teman yang membawa bola

2. Berlari menjauhi “ daerah bola” dengan maksud untuk dapat menerima operan jauh.

3. pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari

kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan

4. Pemain yang berlari dengan kencang kearah pertahanan lawan dan menuju kearah

tengan lapangan, merupakan cirri dari serangan balik.


5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan

memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri atau di

lapangan tengah.

D. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan

Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersbut dioperkan kepada temannya

akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “ berlari dengan bola” aau

gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara “ berlari dengan

bola” dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan

dan tidak terlalu sering menyentuh bola. Sedangkan menggiring bola adalah mengubah

arah dan kecepatan bola dengan sentuhan-sentuhan kaki yang cepat.

Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:

1. Wall Pass atau Operan Satu-Dua

Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat

sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada b, kemudian lari ke

posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper kembali kepada A yang

menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun sederhanam namun diperlukan

latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari pemain. Diperlukan kecerdikan dari

pemberi bola pertama untuk mencari “ lobang” kemana dia bisa berlari untuk

menerima operan keduaaa.


Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk memperhitungkan

saat dalam melakukan operan kedua yang akuran, sehingga pemberi operan pertama

dapat “ bertemu” bola pada posisi baru saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain

yang melakukan operan yang pertama kemudian “ pelari” yang harus mencari posisi

baru yang kosong untuk menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang

menentukan kemana operan kedua harus dilakukan.

2. Lemparan ke Dalam

Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sunguh-sungguh

maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang berbahaya.

Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah pertahaan lawan.

3. Tendangan Penjuru

Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung kepada dua hal

yaitu

a. Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang lawan.

b. Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bla tinggi didaerah penalty,

termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan menangkap bola-bola

tinggi di kotak penalty.


E. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan

Dalam permainan sepak bola dikenal tiga bariasan pemain yaitu (1) Barisan

Penyerang, (2) Barisan Pemain lapangan tengah (3) barisan pertahanan (pemain

belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai “ tugas utama” ,

untuk mempertahankan dan melindungi daerah berbahaya atau gawangnya dari

serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama ini, terdapat cara-cara, tugas, pola

teknik, atau strategi tertentu yang perlu dipahami.

Hal ini diperlukan agar dalam menjalankan kegiatan sebagai pemain bertahan,

pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta merupakan gerakan

bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu sama lain.

1. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking)

Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking). Penjagaan

yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah penjagaan orang per

orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung jawab untuk menjaga seorang

pemain lawan. Penjaga yang lebih diutamakan adalah penjagaan dilakukan secara

ketat, dan diminta tidak perlu lawan dapat ditinggalkan. Dari pada pikir seperti inilah

datangnmya kemungkinan-kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain

belakang justru dapat ikut menyerang bahkan mencetak gol.

2. Penjagaan Daerah (Zona Marking)


Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain menjaga

daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang masuk ke daerah

tersebut menjadi urusan dari men- tackle pemain lawan yang masuk ke daerahnya.

Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan diambil alih oleh pihak bertahan lain,

ke daerah mana lawan tersebut masuk.

3. Penjagaan Gabungan

Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan dengan

penjagaan daerah. Artinya stiap pemain menjaga lawan tertentu, akan tetapi jika

lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain lawan. Maka “ jagaanya”

dapat diserahkan kepada teman lain dan segala menjaga pemain lainnya.

Dengan kata lain tidak perlu “ mengikuti” lawan yang harus dijaganya terus-

menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan kerjasama yang

baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami adanya tukar menukar posisi

dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar tugas.

4. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana

Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara lain

dapat (1) meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi bermain (2)

melatih dan menerapkan teknik tertentu, (3) melatih kerja sama yang baik bagian

atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan (4) meningkatkan kualitas

fisik.
Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper bola, cara

menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam bentuk latihan

bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi permainan yang sebenarnya.

Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa berhadapan dengan lawan inilah yang

menjadi tujuan latihan. Apabila siswa telah mampu menguasai situasi tersebut, maka

dapat dikatakan telah menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa

tidak saja menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai

teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya.

Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak akan

dapat dikuasai tanpa penerapan di lapangan, terutama dalam situasi permainan. Hal

tersbut dilatih dalam bentuk-bentuk latihan bermain dnegan tugas-tugas yang

ditentukan, sesuai dngan aspek-aspek seperti yang dikemukakan di atas. Bersamaan

dengan melatih unsur-unsur tersebut terbina pula kerjasama antara pemain dalam

unit-unit tertentu menurut tugas masing-masing.

Dengan latihan bermain siswa dilatih penguasaan segi teknik, menerapkan

teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama. Siswa juga dalam

waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan penekanan khusus dapat

meningkatkan kondisi fisik yang sesuai degan tuntutan permainan sepak bola.

F. Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki

keahlian untuk mendemonstrasikan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti

kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh

guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan

melakukan latihan keterampilan seperti yang diperagakan oleh guru atau pelatih.

Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas

pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang paling

baik? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya? Melalui pengamatan induktif.

Metode demonstrasi dapat dilaksanakan:

1. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan

2. Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk

melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing dan prosedur

melaksanakan suatu kegiatan.

3. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan akan pelaksanaan

suatu prosedur maupun dasar teorinya.

4. Pengajar bermaksu menunjukkan suatu standar penampilan

5. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktif yang kita laksanakan.


6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingka dengan kegiatan

hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku , karena siswa memperoleh

gambaran yang jelas atau eksperimen.

7. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab

lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen.

8. Bila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh pengalaman-

pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh pengakuan

dan pengharapan dari lingkungan social.

Batas-batas metode demonstrasi

1. Demonstrasi akan merupakan metode yang todak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa

2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana

para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan aktivitas itu pengalaman

pribadi

3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok

4. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan

terjadi proses yagn berlainan dengan proses dalam situasi nyata.

5. Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu yang

banyak dan membosankan bagi peserta yang lain.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam bentuk

penelitian tindakan, yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian

tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan (4) penelitian

tindakana social eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif

dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar dikelas yang bertinak

sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneiti bertindak sebagai

pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti).

Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di

kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dala penelitian mulai dari perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata diklat, kehadiran

peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai pengamat


diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari

seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan

data yang diperlukan.

A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SDN 02 Paku jaya

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

semester ganjil tahun ajaran 2021-2022

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V SDN 02 Paku Jaya Tahun

Ajaran 2021-2022

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut tim

Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap


tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek

pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3)

Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang

bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yan dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah u8ntuk memperbaiki/ meningkatkan

praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannnya

adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj (Mukhlis, 2003:5).

PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan),

observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap

PTK dapat dilihat pada gambar berikut:

1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan maslaah, tujuan dan membuat rencana tindkan, termasuk di dalamnya

instrument penelitian dan perangkat pembelajaran

2. Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai.

3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh

pengamat

4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya


Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran

dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama0 dan membahas satu sub

pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir masing-masing

putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system

pengajaran yang dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran

pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masig

RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajran khusus dan kegiatanb belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengelolahan metode demonstrasi, untuk mengamati

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas siswa

dan guru selama proses pembelajaran.


4. Angkat Motivasi Terhadap Metode demonstrasi

Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut

menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.

5. Tes praktek

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan.

Tes praktek ini diberika setiap akhir putaran.

6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor

7. Lembar observasi penilaian kinreja siswa ranah afektif.

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengolahan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru angket

motivasi siswa dan tes praktek.

E. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui efektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakananalisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai sisw juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajran

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran,

Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai tes praktek

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan

X=
∑X
∑N
Dengan X = Nilai rata-rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994

(Depdikbud, 1994) yaitu siswa telah tuntas belajar bila di kelas tersebut

mendapat 85% yang telah mencapai daya serap dari sama dengan
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

P=
∑ Siswayangtuntasbelajar x 100 %
∑ siswa
3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengolahan metode penampilan dan eksperimen

untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode penampilan

dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:

X =P 1 +¿ ¿ ¿
2
Dimana : P1 = pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2

b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa

digunakan rumus sebagai berikut:

X
x100%
%= ∑X dengan

jumlahhasilpengama tan P 1 +P2


X= =
jumlahpengamat 2
Dimana: % = persentase angket
X = Rata-rata

∑X = Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
5. Untuk menghitung persentase angket digunakan rumus sebagai berikut:

Z
P=
n dimana P = Persentase

Z = Alternatif jawaban (A,B,C,D)

N = Jumlah responden

6. Aspek yang diamati

Mengadakan analisis terhadap data hasil pengamatan yanbg

menggunakan rating scale, hal ini dimaksudkan apakah penelitian bisa

dihentikan atau dilanjutkan pada siklus berikutnya.

a. Ranah Psikomotor

skala peniloaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah

direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2 = cukup dan 3 = tepat) untuk

aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:

- Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 4 =4

- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 3 x 4 = 12

(4 +12)
=8
- Medium skor adalah : 2

- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman

penilaian.

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor

No Rentang skor Nilai Rapor Predikat


1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali
Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai

diatas 70 mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa

b. Ranah Afektif

Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrumen yang telah

direncakanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2 cukup baik, 3 = baik, 4 =

sangat baik) untuk 3 aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:

- Skor minima yang diperoleh siswa adalah : 1 x 3=3

- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 4 x 3 =12

( 3+12)
=7,5
- Medium skor adalah : 2

- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman

penilaian.

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor

No Rentang skor Nilai Rapor Predikat


1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali

Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai

diatas C mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta


PT. Rineksa Cipta

Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remajai. Bandung;
Binacipta

Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung; Pioner
Jaya

Coever, Weil. 1982; Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta; PT Gramedia.

Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga

Remmy, Muchtar. 1992 . Olah Raga Pilihan Sepak Bola, Jakarta; Depdikbud Dirjen
Dikti

Roji. 1996. Penjaskes 3, Jakarta; Intan Parawara

Sajono, 1986. Pembinaan dan Kondisi fisik, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai


Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi, Jakarta; PT. Rosda Karya

Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

Syafi’I, Imam, 1999, Sepakbola Dasar.Surabaya; UM Press IKIP Surabaya

Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai