Anda di halaman 1dari 22

TUGAS ASKEP KELOMPOK 3

SISTEM KARDIOVASKULER TENTANG PENYAKIT ASMA

KELOMPOK 3
OLEH:
1.HENDRA D.LASSI
2.FENI TOTOS
3.JENI BAITANU
4.JEFRI TAMELAB
5.FELPINA KENAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2020
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversible dimana
trachea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Obstruksi jalan nafas umumnya tergantung berat dan lamanya penyakit.
Asma dapat menyerang pada sembarang usia. Jenis-jenis asma yaitu asma
alergik, asma non alergik atau asma idiopatik dan asma gabungan antara
keduanya.
B. ETIOLOGI
1. Asma alergik disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal (mis.,
serbuk sari, binatang, amarah makanan dan jamur). Kebanyak
alergen didapat di udara dan musiman.pasien dengan asma alergik
biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik.
2. Asma idiopatik atau non alergik, tidak berhubungan dengan alergen
spesifik. Fakor-faktor, seperti common cold, infeksi traktus respiratorius,
latihan, emosi dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun dari bentuk idiopatik
nonalergik.
C. MANIFESTASI KLINIS
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas. Gejala yang timbul
biasanya dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus. Gejala-gejala asma
antara lain :

1. Adanya tiga gejala umum yaitu batuk, dispnea dan mengi


2. Rasa sesakndalam dada secara tiba-tiba
3. Pernafasan lambat dan laborious

4. Ekspirasi lebih susah dan lebih panjang dari inspirasi sehingga


pasien merasa lebih yaman dengan posisi duduk dan menggunakan
otot aksesori pernafasan
5. terjadi sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan gejala-gejala
retensi karbondioksida, termasuk berkeringat, takikardi, dan
pelebaran tekanan nadi.

3
Gejalanya bersifat proksismal, yaitu membaik pada siang hari dan
memburuk pada malam hari. Serangan asma biasanya terjadi pada malam
hari. Batuk pada awalnya susah dan kering tetapi segera menjadi labih
kuat.

D.PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

4
D. KOMPLIKASI
Komplikasi asma dapat mencakup status asmatikus, fraktur iga, pneumonia,
dan atelektasis. Obstruksi jalan nafas, terutama selama periode akut.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis asma berdasarkan :
1. Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, factor-faktor yang berpengaruh
terhadap asma, riwayat keluarga dan adanya riwayat alergi serta gejala
klinis.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium : darah (terutama eosinofil, IgE total, IgE
spesifik), sputum (eosinofil, spiral Curshman, kristal Charcot-Leyden).
4. tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menentukan
adanya obstruksi jalan nafas.
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi asma adalah :
1. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma.
2. Mencegah kekambuhan
3. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya.
4. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan
exercise.
5. Menghindari efek samping obat asma.

6. Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel.


Terapi medikasi untuk asma antara lain :

1. Agonis Beta

agen ini mendilatasi otot polos bronchial. Agen adrenergic juga dapat
meningkatkan gerakan silia, menurunkan mediator kimiawi anafilaksis, dan dapat
menguatkan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid. Agen adrenergic yang paling
sering digunakan adalah epinefrin, albuterol, metaproterenol, isoprotereniol,
isoetharine, dan tabutamin. Diberikan secara parenteral atau melalui inhalasi.

2. Antikolinergik

Antikolinergik seperti atropine tidak pernah dalam riwayatnya tidak pernah


digunakan karena efek samping sistemiknya.derivatif amoniun kuaternari, seperti

5
atropine metilnitra, dan ipratrotium bromide (Atroven) mempunyai efek
bronkodilator yang sangat baik dan efek samping sistemiknya minimal.

3. Metilsantin

Aminofilin, thoefilin digunakan karena mempunyai efek bronkodilatasi. Agen


ini merilekskan otot polos bronkus, meningkatkan gerakan mucus dalam jalan
nafas dan meningkatkan kontraksi difragma. Aminofilin diberikan secara
intravena. Teofilin diberikan secara per oral. Hati-hati dalam pemberian obat ini,
jika terlalu cepat, dapat terjadi takikardi atau disritmia jantung.

4. Kortiikosteroid

Diberikan secara intravena (hidrokortison), secara oral (prednisone,


prednisolon) atau melalui inhalasi (beklometason, deksametason). Medikasi ini
diduga mengurangi inflamasi bronco konstriksor.

5. Inhibitor sel mast

Natrium kromolin adalah bagian integral dari pengobatan asma.  Diberikan


melalui inhalasi. Medikasi ini mencegah pelepasan mediator kimiawi anafilaktik,
yang mengakibatkan bronkodilatasi dan penurunan inflamasi jalan nafas.

            Penatalaksanaan keperawatan :

1. Pengkajian
Data yang dikumpulkan dari pengkajian harus mencakup :
a. Riwayat keperawatan fungsi paru normal klien pada masa lalu dan fungsi
paru saat ini serta tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan
oksigenasi.
b. Pemeriksaan fisik paru melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
c. Peninjauan kembali hasil laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostic.

Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam


memenuhi kebutuhan oksigen.untuk fungsi paru, yang perlu dikaji adalah
adanya keletihan batuk, sesak nafas, mengi, nyeri, pemaparan lingkungan,
masalah pernafasan masa lalu, penggunaan obat-obatan saat ini dan riwayat
merokok.

2. Perencanaan

6
Perencaan keperawatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi actual
dan potensial. Sasaran dari rencana tersebut harus berpusat pada :

a. Klien mempertahankan kepatenan jalan nafas


b. Klien mempertahankan dan meningkatkan ekspansi paru
c. Klien mengeluarkan sekresi paru
d. Klien mencapai peningkatan toleransi aktivitas.
e. Oksigenasi jaringan ditingkatkan atau dipertahankan
f. Fungsi paru klien diperbaiki dan dipertahankan

3. Implementasi
Intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahanlkan jalan
nafas meliputi tindakan mandiri keperawatan (perilaku peningkatan
kesehatan dan upaya pencegahan, pengaturan posisi, tehnik batuk) dan
tindakan tidak mandiri (terapi oksigen, tehnik inflasi paru, hidrasi,
fisioterapi dada dan obatr-obatan). Implikasi tindakan keperawatan yang
dapat diberikan antara lain :
a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian oksigen untuk
atasi dispnea, sianosis dan hipoksemia.
b. Identifikasi tanda-tanda dehidrasi dengan pemeriksaan turgor kulit.
c. Memebrikan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi melalui evaporasi.
d. Menganjurkan pasien untuk menghemat energi tubuhnya dan
menyediakan ruangan yang tenang dan bebas dari polutan pernafasan.
e. Mendidik pasien untuk segera melaporkan tanda dan gejala yang
menyuklitkan.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan.
1. perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunderakibat
peningkatan upaya pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan
oksigenasi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan
pola pernafasan tidak efektif.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi,
ansietas, depresi tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk
bekerja.
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspnea    

7
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN

1.PENGKAJIAN

Taggal MRS

Tanggal pengkajian : 2 Desember 2017

A. Data subjektif

Identitas pasien

Nama : Ny.A

Umur : 28 tahun

8
Jenis kelamin : perempuan

Agama : kristen protestan

Pendidikan terakhir : SLTA

Alamat : Jalan jenderal sudirman no,7 Rt.41,Damai Baru,Balik Papan Selatan

Diagnosa Medis : Asma

No Register : -

MRS / Tanggal pengkajian : 2 Desember 2017 / 4 Desember 2017

b. identitas penanggung jawab

nama : Tuan C

umur : 58 tahun

jeniskelamin : laki-laki

agam : kristen protestan

1.Riwayat kesehatan Klien

A. keluhan utama
Pasien mengatakan penyakit asma

1.Riwayat penyakit sekarang

Ny,Adi rujuk ke RSKD dengan keluhan mengalam asma. Pasien mengatakan saat
di bandara setelah pulang umroh,pasien minum air putih lalu tiba-tiba keselek.
Pasien mengatakan lehernya seperti tercekik dan menjadi sesak napas,lalu
pandangan mulai berkunang-kunang.
2.Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan di saat usia kurang lebih 50 tahun menderita penyakit asma
3.riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak keluarga yang mengaami penyakit seperti dirinya dan
tidak ada penyakit keturunan.

2. Pemeriksaan he to to

9
a.Kepala dan rambut

1.bentuk kepala : Bulat

Tulang kepala : tidak ada benjolan

Kulit kepala : bersih

2.Rambut

Penyebab : merata

Warna : putih (Uban)

3.wajah

Struktur wajah : simetris

Warna kulit : kuning langsat

Kelainan lain : tidak ada

b. Mata

1. kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris

2 kelopak mata / kalepebra : frekuensi refleks berkedip simetris

3.kornea mata : jernih

4. konjungtifa dan sklera : tidak ada anemia

5. pupil dan iris : simetris

6. ketajaman dan penglihatan /visus : tidak di lakukan pemeriksaan

7.tekanan bola mata : simetris

8. kelainan lain : tidak ada

c. Hidung

1. cuping hidung : normal dan simetris

2.Lubang hidung : bersih

3. tulang hidung dan septum nasi : normal dan simetris

d. telinga

10
1. bentuk telinga : normal

Ukuran telinga : sedang

Ketagangan telinga : elastis

2.lubang telinga : normal

3. ketajaman pendengaran

 Test weber ; tidak di lakukan pemeriksaan


 Tes rinne : tidak di lakukan pemeriksaan
 Test swabach : tidak di lakukan pemeriksaan

e.mulut dan faring

1. keadaan bibir : bibir lembab

2. keadaan gusi dan gigi : gusi dan gigi bersih

3.keadaan lidah : lidah bersih

4. palatum langit-langit : tidak di lakukan pemeriksaan

5.orivaring : tidak dilakukan pemeriksaan

f. leher

1. posisi trachea : normal

2.tiroid : tidak ada pembesaran

3. suara : suara jelas

4. kelenjar lympe : tidak ada pembesaran

5. vena juglaris : tidak terjadi distensi

6. denyut nadi karotis : teraba jelas dan teratur

D. Pemeriksaan payudara dan ketiak

Payu dara bentuknya simetris

Ketiak bentuknya simetris, tidak ada benjolan

E .Pemeriksaan thorak /dada/tulang punggung

11
1.Pemeriksaan paru-paru
a.inspeksi thorak
1. bentuk thorak : normal
2. penggunaan otot bantu pernapasan : diagfragma
b. palpasi
vokal premitus : tidak di lakukan pemeriksaan
c. perkusi
tidak di lakukan pemeriksaan
d. auskultasi

1. suara nafas : vasi kuler

2. suara ucapan : jelas

3. suara nafas tambahan : wheezing

2. Pemeriksaan jantung
a. inpeksi dan palpasi
tidak di lakukan pemerikasaan
b. perkusi batas jantung
 Basik jantung : tidak dilakukan pemeriksaan
 Pinggang jantung : tidak di lakukan pemeriksaan
 Apeks jantung: tidak di lakukan pemeriksaan

c.auskultasi

 Bunyi jantung I : SI Lup


 Bunyi jantung II : S2 Dup
 Bunyi jantung tambahan : tidak ada
 Bising /murmur : tidak ada
 Frekuensi denyut jantung : teraba jelas dan teratur

 F. Pemeriksaan abdomen
1. inspeksi
 Bentuk abdomen : normal
 Benjolan /masa : tidak ada
 Bayangan pembuluh dara : tidak ada

2.Auskultasi

12
Bising /peristaltik usus :tidak di lakukan pemeriksaan

1. Palpasi
 Nyeri tekan : tidak ada
 Benjolan/masa : tidak ada
 Hepar : tidak ada kelainan
 Lien : tidak ada kelainan
3.perkusi
 Suara abdomen : normal
 Pemeriksaan asites : tidak ada asites
G.Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
1. genetalia
 Publis : tidak di lakukan pemeriksaan
 Meatus uretra : tidak di lakukan pemeriksaan
 Kelainan lain :tidak di lakukan pemeriksaan
H. Pemeriksaan muskuloskuletal
1. kesimetrisan otot :simetris di 4 kuadran punggung
2. pemeriksaan oedema :tidak ada oedema
3. kekakuan otot : tidak ada kekuatan otot
4. kelainan pada dan ekstremitas dan kuku : tidak ada
I. Pemeriksaan integumen (ekstermitas)
1. kebersihan : kulit bersih
2. kehangatan :akral hangat
3. warna: kuning langsat
4. turgor :baik
5.tekstur : baik
6.Kelembaban: kering
7. kelainan pada kulit/lesi : tidak ada

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang muncul dalam kasus asma :

1.bersihan jalan napas tidak efektif

bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan

nafas yang ditandai dengan sputum yang berlebihan.

13
2 .intoleransi aktivitas

intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan mengeluh


lelah

3.nyeri akut

Nyeri akut berhubungan dengan agen pancaindra fisiologi ditandai


dengan

mengeluh nyeri

4.pola nafas tidak efektif

Pola nafas berhubungan dengan hambatan upaya nafas yang ditandai dengan

penggunaan otot bantu pernapasan

5.gangguan pertukaran gas

Berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi –perfusi

6.defisit nutrisi

Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.

C.INTERVENSI
N SDKI SLKI SIKI RASIONAL
o
1. Bersihkan Bersihkan jalan Latihan batuk efektif Latihan batuk efektif
jalan napas napas Observasi: Observasi:
Kategori:Fisiol 1.identifikasi 1. Untuk mengetahui
ogi Setelah di lakukan kemampuan batuk kemampuan batuk
Sub tindakan 2.monitor adanya pasien
ketegori:respir keperawatan selama retensi sputum 2. Untuk mengetahui
asi 3x24 jam maka 3.monitor tanda dan adanya retensi sputum
bersihan jalan napas gejala infeksi saluran 3. Untuk mengetahui tanda
Defenisii: meningkat.dengan napas dan gejala infeksi
Ketidakmapua kriteria hasil: saluran napas
n 1.batuk efektif cukup Terapeutik:
membersihkan meningkat (4) 1.atur posisi semi-
secreet atau 2.produksi sputum fowler atau fowler Terapeutik :
obstruksi jalan cukup menurun(4) 2.buang secret pada 1. Posisi semi-fowler akan

14
napas untuk 3.mengi cukup tempat sputum mempermudah pasien
mempertahank menurun(4) untuk bernapas
an jaln napas 4.dispnea cukp Edukasi: 2. Untuk mengetahui
tetap paten menurun (4) 1. Jelaskan tujuan bagaimana cara
5.ortopnea cukup dan prodsedur pembuanagan sputum
Penyebab: menurun (4) batuk efektif pada tempatnya
Fisiologi: 6.sulit bicara cukup 2. Anjurkan tarik
1 spasme jalan menurun (4) napas dalam Edukasi :
napas 7.sianosis cukup melalui hidung 1. Batuk yang efektif yaitu
2.hipersekri menurun (4) selama 4 detik,di pada posisi duduk tinggi
jalan napas 8.gelisah cukup tahan selama 2 atau kepala dibawah
3 benda asing menurun (4) detik,kemudian setelah perkusi dada
dalam jalan 9..frekuensi napas keluarkan dari 2. Memberikan pasien
napas cukup membaik (4) mulut dengan beberapa carauntuk
4.sekresi yang 10.pola napas cukup bibir mencucu mengatasi dan
tertahan membaik(4) (dibulatkan) mengontrol dispnea dan
5.proses selama 8 detik menurnkan jebakan
infeksi 3. Anjurkan udara
6.respon alergi mengulangi tarik 3. Menarik naps dalam-
7.efek agen napas dalam dalam secara teratur
farmakologi hingga 3 kali dapat meningkatkan dan
(mis.anastesi) 4. Anjurkan batuk memperbaiki
Situasional: dengan kuat pengiriman oksigen
1.merokok langsung setelah keseluruh tubuh
aktif tarik napas dalam 4. Mempermuah untuk
2.merokok yang ke 3 pasien batuk efektif
pasif
3.terpajan
polutan

Gejala dan
tanda mayor
Subyektif:-
Objektif:
1.batuk tidak
efektif atau
tidak mampu
batuk
2.sputum
berlebih
obstruksi di
jaln napas
(pada
neonates)
3.mengi,wheez

15
ing dan /atau
ronkhi kering

Gejala dan
tanda minor
Subjektif:
1.dispnea
2.sulit bicara
3.ortophnea
Objektif:
1.gelisah
2.sianosis
3.bunyi napas
menurun
4.frekuensi
napas berubah
5.pola napas
berubah
Kondisi klinis
terkait
1.asma
2 Gangguan Pertukaran gas Pemantauan respirasi Pemantauan respirasi
pertukaran Observasi: Observasi:
gas(D.0003) Setelh dilakukan 1.monitor 1.untuk mengetahui
Kategori:fisioltindakan frekuensi,irama frekuensi,irama kedalaman
ogis keperawatan selama kedalaman dan upaya dan upaya napas
Subktegori:res 3x24 jam maka napas 2.untuk mengetahui pola
pirasi gangguan pertukaran 2.monitor pada napas napas(spertibradipnea,takipn
gas (seperti ea,hiperfentilasikussmaul,ch
meningkat,dengan bradipnea,takipnea,hi eyne-stokes,biot,ataksik)
kriteria hasil: perfentilasi,kusmaul,c 3.untuk mengetahui
Definisi : 1.dispnea cukup heyne- kemampuan batuk efektif
Kelebihan atau menurun (4) stokes,biot,ataksis) pasien
kekurangan 2.bunyi napas 3.monitor 4.untuk mengetahui adanya
dan / atau tambahan cukup kemampuan batuk produksi sputum pasien
eliminasi menurun (4) efektif 5.untuk mengetahui adanya
karbondioksid 3.takikardi cukup 4.monitor adanya sumbatan jalan napas pada
a pada menurun (4) produksi sputum pasien
alveolus- 4.penglihatan kabur 5.monitor adanya 6.gangguan pertukaran gas
kapiler cukup menurun (4) sumbatan jalan napas tidak efektif dapat di
5.diaphoresis cukup 6.auskultasi bunyi manifestasi dengan adanya
Penyebab : menurun (4) napas bunyi napas tambahan
1.ketidaksama 6.gelisah cukup 7.monitor saturasi 7.untuk mengetahui saturasi
an ventilasi menurun (4) oksigen oksigen pasien
kurang perfusi 7.napas cuping 8.monitor nilai AGD 8.PaCO2 biasanya

16
2.perubahan hidung cukup meningkat dan PO2 secara
membran menurun (4) umum menurun,sehingga
alveolus- 8.PCO2 cukup hipoksia terjadi dengan
kapiler membaik (4) derajat lebih kecil atau lebih
9.PO2 cukup besar.
membaik (4)
Gejala dan 10.pH arteri cukup
Tanda mayor membaik (4) TERAUPETIK:
Subyektif: 11.sianosis cukup 1.untuk mengetahui interval
1.dispnea membaik (4) TERAUPETIK: pemantauan repirasi sesuai
Objektif: 12.pola napas cukup 1.atur interval kondisi pasien
1.PCO2 membaik (4) pemantauan respirasi 2.dokumentasi sangat
meningkat / 13.warna kulit cukup sesuai kondisi pasien diperlukan setelah
menurun membaik (4) 2.dokumentasikan melakukan tindakan
2.PO2 hasil pemantauan
menurun Edukasi
3.takikardi
4.bunyi napas 1.agar pasien mengetahui
tambahan Edukasi tujuan dan prosedur
pemantauan yang dilakukan
1.jelaskan tujuan dan perawat
Gejala dan prosedur pemantauan 2.agar pasien mengetahui
Tanda minor 2.informasikan hassil informasi hasil pemantauan
Subjektif: pemantauan,jika perlu yang telah dilakukan pasien.
1.pusing
Objektif
1.diagnosa
2.gelisa
3.pola napas
abnormal
(cepat /
lambat,regular,
/
iregular,dalam
/dangkal)
4.warna kulit
abnormal
(mis,pucat,keb
iruan)

Kondisi klinis
terkait
3 Pola Napas Pola napas Manajemen Manajemen jalan
. Tidak Efektif Setelah jalan napas napas
(D.0005) dilakukan observasi: Observasi:
Kategori:fisiol tindakan 1.monitor pola 1.berguna dalam

17
ogi keperawatan napas evaluasi derajat
Subkategori:r selama 3x24 jam (frekuensi,kedala distres pernapasan dan
espirasi maka pola nafas man, usaha napas) / kronisnya proses
tidak efektif 2.monitor bunyi penyakit
membaik.denga napas tambahan 2.berapa derajat
n kriteria hasil: (mis,gurgling,me spasme bronkus
1.dispnea cukup ngi,eheezing,ronk terjadi dengan
menurun (4) hi,kering) obstruksi jalan napas
2.penggunaan 3.monitor sputum dan dapat/tidak
otot bantu napas (jumlah,warna,aro 3.untuk mengetahui
cukup menurun ma) jumlah,warna,dan
(4) aroma sputum
3.pemanjangan Teraupetik:
fase ekspirasi 1.lakukan Teraupetik :
cukup menurun penghisapan 1.untuk
(4) lendir kurang dari mempertahankan jalan
4.ortopnea 15 detik napas
cukup menurun 2.berikan 2.agar kadar oksigen
(4) oksigen,jika pasien terpenuhi
5. perlu.

Edukasi: Edukasi :
1.ajarkan teknik 1.agar pasien bisa
batuk efektif mengetahui
bagaimana teknik
batuk efektif
Kolaborasi:
1.kolaborasi Kolaborasi :
pemberian 1.merilekskan otot
bronkodilator,eks halus dan menurunkan
pektoran,mukoliti kongesti
k,jika perlu lokal,menurunkan
spasme,mengi dan
produksi mukosa

D.IMPLEMENTASI
N Tindakan Respon
O
D
X
1 1.mengukur TTV S:klien menyatakan sering
2.menganjurkan klien untuk pusing,kadang sesak
meninggikan kepala tempat tidur O:suhu 37 derajat celsius Rr:22x/menit
jika klien merasa berat N:86x/menit TD:50/80mmHg

18
3.menganjurkan klien untuk S:klien akan melakukannya
mengeluarkan sputum,jika O:
sputum banyak dan menutupi S:klien menyatakan sputum sedikit
jala napas O:sputum sedikit
4.menanyakan penyebab S:klien menyatakan asma kambuh jika
kambuhnya sama terjadi cuaca ekstrem
5.menganjurkan klien untuk O:
menghindari diri dari penyakit S:klien menyatakan penyakit asma
asma misalnya: sudah berkurang
Lingkungan suhu yang O:penyakit asma berkurang
2 ekstem,serbuk,asap tembakau. S:klien menyatakan kadang tidak panas
1.mengukur suhu tapi kadang demam
2..menganjurkan klien latihan O:S:37 derajat celcius
nafas dalam batuk efektif S:klien bersedia diajarkan batuk efektif
3.menganjurkan klien untuk O:klien mencoba batuk efektif dan nafas
banyak istirahat dalam
4.menganjurkan klien untuk S:klien bersedia untuk beristirahat
melakukan aktivitas yanng dapat O:klien tidak banya melakukan banyak
dikerjakan klien aktivitas
5.menganjurkan klien untuk S:klien bersedia melakukan aktivitas
membuang tisu dan O:
menganjurkan untuk mencuci S:klien bersedia melakukan anjuranya
tangan,jika akan melakukan yaitu mencuci tangan jika sebelum
sesuatu (misalnya makan) makan dan sesudah makan
6.anjurkan klien untuk O:
mempertahankan nutrisi adekuat S:klien bersedia untuk makan
O:

E.EVALUASI
N SOAP
O
1 S: - klien menyatakan sering
pusing,kadang sesak
- Klien menyatakan sputum
yang dihasilkan sedikit
O:S:37 derajat celcius-klien
menyatakan penyakit asma
berkurang
N:86x/menit-sputum sedikit
Rr:22x/menit
TD :150/180mmHg
A:masalah resiko asma kambuh
belum teratasi
P:lanjutkan rencana tinndakan
-anjurkan klien untuk

19
mengeluarkan sputumjika sputum
yang dihasilkan banyak
- anjurkan klien untuk
menghindari agen penyebab
misalnya debu,dll.

2. S: - klien mengatakan badan tidak


panas,tapi kadang-kadang lemas
-klien bersedia diajarkan
bentuk efektif dan klien mau
istirahat
--klien tidak terkena flu,tapi
rentan
O:- S:37 derajat celcius
-kliien tidak banyak
melakukan istirahat
- klien membuang tisu pada
tempatnya dan klien mencuci
tangan jika makan
A:masalah resiko tinggi terhadap
infeksi belum teratasi
P:lanjutkan rencana tindakan
- Anjurkan klien untuk
memantau suhu(misalnya
jika panas)
3.. - Anjurkan utnuk banyak
minum

S:- klien mengerti tentang asma


dan tanda gejalanya
-klien tahu cara mencegah asma
agra tidak kambuh
Q:- klien bisa menyebutkan
pengertian asma dan tanda gejala
-klien dapat menyebutkan salah
satu cara pencegahan asma
A:masalah kurang pengetahuan
tentang asma teratasi
P:ren cana tindakan selesai

20
BAB III
PENUTUP

A.kesimpulan
Asma adalah penyakit inflamasi oleh periode episodik spasma otot-otot
polos dalam dinding
saluran udara.setelah dilakukan pengkajian pada Ny.A dengan asma didapatkan
data seperti:klien jika melakukan aktivitas berat,berbicara terengah-engah dan
posisi duduk tangan memegang lutu,badan dicondongkan kedepan maka diagnosa
yang muncul yaitu:resiko terjadi asma berulang.agar asma itu tidak kambuh maka
dilkukan intervensi seperti menganjurkan untuk menghindari penyebab asma.
B .saran
1.jika penderita asma maka kita harus menghindari alergen yang dapat
menimbulkan asma,misalnya perubahan cuaca ekstrem,makanan,bulu
kucing,debu,dll.

21
2.gunakanlah masker jika asma ditimbulkkan oleh debu
3.bagi perawat hendaknya bisa memberikan asuhan keperawatan pada pasien
asma khususnya lansia agar bisa mencegah agar tdak kambuh lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Baughman,diane C.2000.keperawatan medikal bedah.jakarta:EGC


Doenges,Marilynn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta:EGC
Nugroho,Wahyudi.2000.Keperawatan Gerontik – ed 2.jakarta:EGC
Samekto,widiastuti.2002.asma bronkiale.semarang : badan penerbit universitas
diponegoro
Subuena,Hardin,dkk.2005.ilmu penyakit dalam,cet kedua. Jakarta:Rineka Cipta.
Stein,jay H.1998.panduan klinik penyakit dalam-ed 3.jakarta:EGC
Surya A,Djaja.1990.manual ilmu penyakit paru..jakarta:Binarupa Aksara

22

Anda mungkin juga menyukai