Kelompok 3 Askep Asma
Kelompok 3 Askep Asma
KELOMPOK 3
OLEH:
1.HENDRA D.LASSI
2.FENI TOTOS
3.JENI BAITANU
4.JEFRI TAMELAB
5.FELPINA KENAT
A. DEFINISI
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversible dimana
trachea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Obstruksi jalan nafas umumnya tergantung berat dan lamanya penyakit.
Asma dapat menyerang pada sembarang usia. Jenis-jenis asma yaitu asma
alergik, asma non alergik atau asma idiopatik dan asma gabungan antara
keduanya.
B. ETIOLOGI
1. Asma alergik disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal (mis.,
serbuk sari, binatang, amarah makanan dan jamur). Kebanyak
alergen didapat di udara dan musiman.pasien dengan asma alergik
biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergik.
2. Asma idiopatik atau non alergik, tidak berhubungan dengan alergen
spesifik. Fakor-faktor, seperti common cold, infeksi traktus respiratorius,
latihan, emosi dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun dari bentuk idiopatik
nonalergik.
C. MANIFESTASI KLINIS
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas. Gejala yang timbul
biasanya dengan beratnya derajat hiperaktivitas bronkus. Gejala-gejala asma
antara lain :
3
Gejalanya bersifat proksismal, yaitu membaik pada siang hari dan
memburuk pada malam hari. Serangan asma biasanya terjadi pada malam
hari. Batuk pada awalnya susah dan kering tetapi segera menjadi labih
kuat.
D.PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
4
D. KOMPLIKASI
Komplikasi asma dapat mencakup status asmatikus, fraktur iga, pneumonia,
dan atelektasis. Obstruksi jalan nafas, terutama selama periode akut.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis asma berdasarkan :
1. Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, factor-faktor yang berpengaruh
terhadap asma, riwayat keluarga dan adanya riwayat alergi serta gejala
klinis.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium : darah (terutama eosinofil, IgE total, IgE
spesifik), sputum (eosinofil, spiral Curshman, kristal Charcot-Leyden).
4. tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk menentukan
adanya obstruksi jalan nafas.
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi asma adalah :
1. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma.
2. Mencegah kekambuhan
3. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya.
4. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan
exercise.
5. Menghindari efek samping obat asma.
1. Agonis Beta
agen ini mendilatasi otot polos bronchial. Agen adrenergic juga dapat
meningkatkan gerakan silia, menurunkan mediator kimiawi anafilaksis, dan dapat
menguatkan efek bronkodilatasi dari kortikosteroid. Agen adrenergic yang paling
sering digunakan adalah epinefrin, albuterol, metaproterenol, isoprotereniol,
isoetharine, dan tabutamin. Diberikan secara parenteral atau melalui inhalasi.
2. Antikolinergik
5
atropine metilnitra, dan ipratrotium bromide (Atroven) mempunyai efek
bronkodilator yang sangat baik dan efek samping sistemiknya minimal.
3. Metilsantin
4. Kortiikosteroid
Penatalaksanaan keperawatan :
1. Pengkajian
Data yang dikumpulkan dari pengkajian harus mencakup :
a. Riwayat keperawatan fungsi paru normal klien pada masa lalu dan fungsi
paru saat ini serta tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan
oksigenasi.
b. Pemeriksaan fisik paru melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
c. Peninjauan kembali hasil laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostic.
2. Perencanaan
6
Perencaan keperawatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi actual
dan potensial. Sasaran dari rencana tersebut harus berpusat pada :
3. Implementasi
Intervensi keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahanlkan jalan
nafas meliputi tindakan mandiri keperawatan (perilaku peningkatan
kesehatan dan upaya pencegahan, pengaturan posisi, tehnik batuk) dan
tindakan tidak mandiri (terapi oksigen, tehnik inflasi paru, hidrasi,
fisioterapi dada dan obatr-obatan). Implikasi tindakan keperawatan yang
dapat diberikan antara lain :
a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian oksigen untuk
atasi dispnea, sianosis dan hipoksemia.
b. Identifikasi tanda-tanda dehidrasi dengan pemeriksaan turgor kulit.
c. Memebrikan terapi cairan untuk mencegah dehidrasi melalui evaporasi.
d. Menganjurkan pasien untuk menghemat energi tubuhnya dan
menyediakan ruangan yang tenang dan bebas dari polutan pernafasan.
e. Mendidik pasien untuk segera melaporkan tanda dan gejala yang
menyuklitkan.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan.
1. perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunderakibat
peningkatan upaya pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan
oksigenasi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan
pola pernafasan tidak efektif.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi,
ansietas, depresi tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk
bekerja.
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspnea
7
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN
1.PENGKAJIAN
Taggal MRS
A. Data subjektif
Identitas pasien
Nama : Ny.A
Umur : 28 tahun
8
Jenis kelamin : perempuan
No Register : -
nama : Tuan C
umur : 58 tahun
jeniskelamin : laki-laki
A. keluhan utama
Pasien mengatakan penyakit asma
Ny,Adi rujuk ke RSKD dengan keluhan mengalam asma. Pasien mengatakan saat
di bandara setelah pulang umroh,pasien minum air putih lalu tiba-tiba keselek.
Pasien mengatakan lehernya seperti tercekik dan menjadi sesak napas,lalu
pandangan mulai berkunang-kunang.
2.Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan di saat usia kurang lebih 50 tahun menderita penyakit asma
3.riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak keluarga yang mengaami penyakit seperti dirinya dan
tidak ada penyakit keturunan.
2. Pemeriksaan he to to
9
a.Kepala dan rambut
2.Rambut
Penyebab : merata
3.wajah
b. Mata
c. Hidung
d. telinga
10
1. bentuk telinga : normal
3. ketajaman pendengaran
f. leher
11
1.Pemeriksaan paru-paru
a.inspeksi thorak
1. bentuk thorak : normal
2. penggunaan otot bantu pernapasan : diagfragma
b. palpasi
vokal premitus : tidak di lakukan pemeriksaan
c. perkusi
tidak di lakukan pemeriksaan
d. auskultasi
2. Pemeriksaan jantung
a. inpeksi dan palpasi
tidak di lakukan pemerikasaan
b. perkusi batas jantung
Basik jantung : tidak dilakukan pemeriksaan
Pinggang jantung : tidak di lakukan pemeriksaan
Apeks jantung: tidak di lakukan pemeriksaan
c.auskultasi
F. Pemeriksaan abdomen
1. inspeksi
Bentuk abdomen : normal
Benjolan /masa : tidak ada
Bayangan pembuluh dara : tidak ada
2.Auskultasi
12
Bising /peristaltik usus :tidak di lakukan pemeriksaan
1. Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada
Benjolan/masa : tidak ada
Hepar : tidak ada kelainan
Lien : tidak ada kelainan
3.perkusi
Suara abdomen : normal
Pemeriksaan asites : tidak ada asites
G.Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
1. genetalia
Publis : tidak di lakukan pemeriksaan
Meatus uretra : tidak di lakukan pemeriksaan
Kelainan lain :tidak di lakukan pemeriksaan
H. Pemeriksaan muskuloskuletal
1. kesimetrisan otot :simetris di 4 kuadran punggung
2. pemeriksaan oedema :tidak ada oedema
3. kekakuan otot : tidak ada kekuatan otot
4. kelainan pada dan ekstremitas dan kuku : tidak ada
I. Pemeriksaan integumen (ekstermitas)
1. kebersihan : kulit bersih
2. kehangatan :akral hangat
3. warna: kuning langsat
4. turgor :baik
5.tekstur : baik
6.Kelembaban: kering
7. kelainan pada kulit/lesi : tidak ada
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang muncul dalam kasus asma :
bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan
13
2 .intoleransi aktivitas
3.nyeri akut
mengeluh nyeri
Pola nafas berhubungan dengan hambatan upaya nafas yang ditandai dengan
6.defisit nutrisi
C.INTERVENSI
N SDKI SLKI SIKI RASIONAL
o
1. Bersihkan Bersihkan jalan Latihan batuk efektif Latihan batuk efektif
jalan napas napas Observasi: Observasi:
Kategori:Fisiol 1.identifikasi 1. Untuk mengetahui
ogi Setelah di lakukan kemampuan batuk kemampuan batuk
Sub tindakan 2.monitor adanya pasien
ketegori:respir keperawatan selama retensi sputum 2. Untuk mengetahui
asi 3x24 jam maka 3.monitor tanda dan adanya retensi sputum
bersihan jalan napas gejala infeksi saluran 3. Untuk mengetahui tanda
Defenisii: meningkat.dengan napas dan gejala infeksi
Ketidakmapua kriteria hasil: saluran napas
n 1.batuk efektif cukup Terapeutik:
membersihkan meningkat (4) 1.atur posisi semi-
secreet atau 2.produksi sputum fowler atau fowler Terapeutik :
obstruksi jalan cukup menurun(4) 2.buang secret pada 1. Posisi semi-fowler akan
14
napas untuk 3.mengi cukup tempat sputum mempermudah pasien
mempertahank menurun(4) untuk bernapas
an jaln napas 4.dispnea cukp Edukasi: 2. Untuk mengetahui
tetap paten menurun (4) 1. Jelaskan tujuan bagaimana cara
5.ortopnea cukup dan prodsedur pembuanagan sputum
Penyebab: menurun (4) batuk efektif pada tempatnya
Fisiologi: 6.sulit bicara cukup 2. Anjurkan tarik
1 spasme jalan menurun (4) napas dalam Edukasi :
napas 7.sianosis cukup melalui hidung 1. Batuk yang efektif yaitu
2.hipersekri menurun (4) selama 4 detik,di pada posisi duduk tinggi
jalan napas 8.gelisah cukup tahan selama 2 atau kepala dibawah
3 benda asing menurun (4) detik,kemudian setelah perkusi dada
dalam jalan 9..frekuensi napas keluarkan dari 2. Memberikan pasien
napas cukup membaik (4) mulut dengan beberapa carauntuk
4.sekresi yang 10.pola napas cukup bibir mencucu mengatasi dan
tertahan membaik(4) (dibulatkan) mengontrol dispnea dan
5.proses selama 8 detik menurnkan jebakan
infeksi 3. Anjurkan udara
6.respon alergi mengulangi tarik 3. Menarik naps dalam-
7.efek agen napas dalam dalam secara teratur
farmakologi hingga 3 kali dapat meningkatkan dan
(mis.anastesi) 4. Anjurkan batuk memperbaiki
Situasional: dengan kuat pengiriman oksigen
1.merokok langsung setelah keseluruh tubuh
aktif tarik napas dalam 4. Mempermuah untuk
2.merokok yang ke 3 pasien batuk efektif
pasif
3.terpajan
polutan
Gejala dan
tanda mayor
Subyektif:-
Objektif:
1.batuk tidak
efektif atau
tidak mampu
batuk
2.sputum
berlebih
obstruksi di
jaln napas
(pada
neonates)
3.mengi,wheez
15
ing dan /atau
ronkhi kering
Gejala dan
tanda minor
Subjektif:
1.dispnea
2.sulit bicara
3.ortophnea
Objektif:
1.gelisah
2.sianosis
3.bunyi napas
menurun
4.frekuensi
napas berubah
5.pola napas
berubah
Kondisi klinis
terkait
1.asma
2 Gangguan Pertukaran gas Pemantauan respirasi Pemantauan respirasi
pertukaran Observasi: Observasi:
gas(D.0003) Setelh dilakukan 1.monitor 1.untuk mengetahui
Kategori:fisioltindakan frekuensi,irama frekuensi,irama kedalaman
ogis keperawatan selama kedalaman dan upaya dan upaya napas
Subktegori:res 3x24 jam maka napas 2.untuk mengetahui pola
pirasi gangguan pertukaran 2.monitor pada napas napas(spertibradipnea,takipn
gas (seperti ea,hiperfentilasikussmaul,ch
meningkat,dengan bradipnea,takipnea,hi eyne-stokes,biot,ataksik)
kriteria hasil: perfentilasi,kusmaul,c 3.untuk mengetahui
Definisi : 1.dispnea cukup heyne- kemampuan batuk efektif
Kelebihan atau menurun (4) stokes,biot,ataksis) pasien
kekurangan 2.bunyi napas 3.monitor 4.untuk mengetahui adanya
dan / atau tambahan cukup kemampuan batuk produksi sputum pasien
eliminasi menurun (4) efektif 5.untuk mengetahui adanya
karbondioksid 3.takikardi cukup 4.monitor adanya sumbatan jalan napas pada
a pada menurun (4) produksi sputum pasien
alveolus- 4.penglihatan kabur 5.monitor adanya 6.gangguan pertukaran gas
kapiler cukup menurun (4) sumbatan jalan napas tidak efektif dapat di
5.diaphoresis cukup 6.auskultasi bunyi manifestasi dengan adanya
Penyebab : menurun (4) napas bunyi napas tambahan
1.ketidaksama 6.gelisah cukup 7.monitor saturasi 7.untuk mengetahui saturasi
an ventilasi menurun (4) oksigen oksigen pasien
kurang perfusi 7.napas cuping 8.monitor nilai AGD 8.PaCO2 biasanya
16
2.perubahan hidung cukup meningkat dan PO2 secara
membran menurun (4) umum menurun,sehingga
alveolus- 8.PCO2 cukup hipoksia terjadi dengan
kapiler membaik (4) derajat lebih kecil atau lebih
9.PO2 cukup besar.
membaik (4)
Gejala dan 10.pH arteri cukup
Tanda mayor membaik (4) TERAUPETIK:
Subyektif: 11.sianosis cukup 1.untuk mengetahui interval
1.dispnea membaik (4) TERAUPETIK: pemantauan repirasi sesuai
Objektif: 12.pola napas cukup 1.atur interval kondisi pasien
1.PCO2 membaik (4) pemantauan respirasi 2.dokumentasi sangat
meningkat / 13.warna kulit cukup sesuai kondisi pasien diperlukan setelah
menurun membaik (4) 2.dokumentasikan melakukan tindakan
2.PO2 hasil pemantauan
menurun Edukasi
3.takikardi
4.bunyi napas 1.agar pasien mengetahui
tambahan Edukasi tujuan dan prosedur
pemantauan yang dilakukan
1.jelaskan tujuan dan perawat
Gejala dan prosedur pemantauan 2.agar pasien mengetahui
Tanda minor 2.informasikan hassil informasi hasil pemantauan
Subjektif: pemantauan,jika perlu yang telah dilakukan pasien.
1.pusing
Objektif
1.diagnosa
2.gelisa
3.pola napas
abnormal
(cepat /
lambat,regular,
/
iregular,dalam
/dangkal)
4.warna kulit
abnormal
(mis,pucat,keb
iruan)
Kondisi klinis
terkait
3 Pola Napas Pola napas Manajemen Manajemen jalan
. Tidak Efektif Setelah jalan napas napas
(D.0005) dilakukan observasi: Observasi:
Kategori:fisiol tindakan 1.monitor pola 1.berguna dalam
17
ogi keperawatan napas evaluasi derajat
Subkategori:r selama 3x24 jam (frekuensi,kedala distres pernapasan dan
espirasi maka pola nafas man, usaha napas) / kronisnya proses
tidak efektif 2.monitor bunyi penyakit
membaik.denga napas tambahan 2.berapa derajat
n kriteria hasil: (mis,gurgling,me spasme bronkus
1.dispnea cukup ngi,eheezing,ronk terjadi dengan
menurun (4) hi,kering) obstruksi jalan napas
2.penggunaan 3.monitor sputum dan dapat/tidak
otot bantu napas (jumlah,warna,aro 3.untuk mengetahui
cukup menurun ma) jumlah,warna,dan
(4) aroma sputum
3.pemanjangan Teraupetik:
fase ekspirasi 1.lakukan Teraupetik :
cukup menurun penghisapan 1.untuk
(4) lendir kurang dari mempertahankan jalan
4.ortopnea 15 detik napas
cukup menurun 2.berikan 2.agar kadar oksigen
(4) oksigen,jika pasien terpenuhi
5. perlu.
Edukasi: Edukasi :
1.ajarkan teknik 1.agar pasien bisa
batuk efektif mengetahui
bagaimana teknik
batuk efektif
Kolaborasi:
1.kolaborasi Kolaborasi :
pemberian 1.merilekskan otot
bronkodilator,eks halus dan menurunkan
pektoran,mukoliti kongesti
k,jika perlu lokal,menurunkan
spasme,mengi dan
produksi mukosa
D.IMPLEMENTASI
N Tindakan Respon
O
D
X
1 1.mengukur TTV S:klien menyatakan sering
2.menganjurkan klien untuk pusing,kadang sesak
meninggikan kepala tempat tidur O:suhu 37 derajat celsius Rr:22x/menit
jika klien merasa berat N:86x/menit TD:50/80mmHg
18
3.menganjurkan klien untuk S:klien akan melakukannya
mengeluarkan sputum,jika O:
sputum banyak dan menutupi S:klien menyatakan sputum sedikit
jala napas O:sputum sedikit
4.menanyakan penyebab S:klien menyatakan asma kambuh jika
kambuhnya sama terjadi cuaca ekstrem
5.menganjurkan klien untuk O:
menghindari diri dari penyakit S:klien menyatakan penyakit asma
asma misalnya: sudah berkurang
Lingkungan suhu yang O:penyakit asma berkurang
2 ekstem,serbuk,asap tembakau. S:klien menyatakan kadang tidak panas
1.mengukur suhu tapi kadang demam
2..menganjurkan klien latihan O:S:37 derajat celcius
nafas dalam batuk efektif S:klien bersedia diajarkan batuk efektif
3.menganjurkan klien untuk O:klien mencoba batuk efektif dan nafas
banyak istirahat dalam
4.menganjurkan klien untuk S:klien bersedia untuk beristirahat
melakukan aktivitas yanng dapat O:klien tidak banya melakukan banyak
dikerjakan klien aktivitas
5.menganjurkan klien untuk S:klien bersedia melakukan aktivitas
membuang tisu dan O:
menganjurkan untuk mencuci S:klien bersedia melakukan anjuranya
tangan,jika akan melakukan yaitu mencuci tangan jika sebelum
sesuatu (misalnya makan) makan dan sesudah makan
6.anjurkan klien untuk O:
mempertahankan nutrisi adekuat S:klien bersedia untuk makan
O:
E.EVALUASI
N SOAP
O
1 S: - klien menyatakan sering
pusing,kadang sesak
- Klien menyatakan sputum
yang dihasilkan sedikit
O:S:37 derajat celcius-klien
menyatakan penyakit asma
berkurang
N:86x/menit-sputum sedikit
Rr:22x/menit
TD :150/180mmHg
A:masalah resiko asma kambuh
belum teratasi
P:lanjutkan rencana tinndakan
-anjurkan klien untuk
19
mengeluarkan sputumjika sputum
yang dihasilkan banyak
- anjurkan klien untuk
menghindari agen penyebab
misalnya debu,dll.
20
BAB III
PENUTUP
A.kesimpulan
Asma adalah penyakit inflamasi oleh periode episodik spasma otot-otot
polos dalam dinding
saluran udara.setelah dilakukan pengkajian pada Ny.A dengan asma didapatkan
data seperti:klien jika melakukan aktivitas berat,berbicara terengah-engah dan
posisi duduk tangan memegang lutu,badan dicondongkan kedepan maka diagnosa
yang muncul yaitu:resiko terjadi asma berulang.agar asma itu tidak kambuh maka
dilkukan intervensi seperti menganjurkan untuk menghindari penyebab asma.
B .saran
1.jika penderita asma maka kita harus menghindari alergen yang dapat
menimbulkan asma,misalnya perubahan cuaca ekstrem,makanan,bulu
kucing,debu,dll.
21
2.gunakanlah masker jika asma ditimbulkkan oleh debu
3.bagi perawat hendaknya bisa memberikan asuhan keperawatan pada pasien
asma khususnya lansia agar bisa mencegah agar tdak kambuh lagi.
DAFTAR PUSTAKA
22