Anda di halaman 1dari 3

Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)

Variabel
Edward’s Personal Preference Schedule (EPPS) merupakan tes yang dirancang guna mengetahui
kekuatan kebutuhan seseorang. Kebutuhan yang dimaksud adalah seperti: seberapa besar
motivasi, kebutuhan, dan motif seseorang.

Description
EPPS adalah tes kepribadian yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards yang didasarkan pada
teori Henry A. Murray mengenai kebutuhan dasar manusia. Pada teori kebutuhan Murray,
terdapat 20 kebutuhan manusia lalu oleh Edwards disederhanakan menjadi 15 kebutuhan saja.
Pada tahun 1953 EPPS dikonstruk dengan bentuk inventori kepribadian. EPPS dikonstruk
dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan kebutuhan dasar seseorang.

Sample
Secara umum sampel dibagi menjadi dua bagian antara lain (1) Random Sampling atau disebut
juga sampel acak dan (2) Purposif Sampling, atau sampel khusus yakni pengambilan sampel
berdasarkan kondisi dan penelitian secara khusus. Dalam penelitian ini menggunakan Purposif
Sampling dengan sampel atlet yang masih mengikuti PELATDA Jawa Barat pada PON XVIII di
Riau.

Reliabilility Validity, Test Retest


Reliabilitas dari tes EPPS tergolong memiliki nilai yang baik, yakni adanya korelasi antara
kebutuhan aggresive dari EPPS dengan neuroticism NEO-PI yang memiliki nilai .47 dan korelasi
antara kebutuhan aggresive EPPS dengan agreeableness NEO-PI sebesar -.53 yang menunjukan
validitas konvergen dan diskriminan yang baik. Mengutip dari [ CITATION Kap05 \l 1033 ] dalam
[ CITATION Suh14 \l 1033 ] disebutkan bahwa reliabilitas EPPS berkisar .60 hingga .87 dari 15
kebutuhan yang diungkap EPPS. Dikutip dari [ CITATION Sar17 \l 1033 ] Pada tahun 1959 Edward
melakukan penelitian dengan menggunakan teknik split half dan mendapatkan angka korelasi
antara 0,74-0,88; sedangkan untuk internal consistency didapati angka korelasi antara 0,60-0,87.
Sedangkan Gordon pada tahun 1967 melakukan teknik test retest mendapatkan angka korelasi
EPPS antara 0,74-0,88. Untuk External Validity Gordon mengkorelasikan EPPS dengan Studio
of Interpersonal Values didapatkan angka korelasi antara 0,21 sampai 0,62. Pada tahun 1962
penelitian yang dilaksanakan oleh Sudarmono juga memeperoleh angka reliabilitas EPPS 0,40-
0,70. Dalam menentukan validitas inventori ini, belum ada criterion yang murni. Sebagai
gantinya digunakan self ratings dan ratings. Dengan cara yaitu subjek diminta untuk
mengerjakan inventori sebagaimana petunjuknya, kemudian tanpa diberitahu hasilnya, para
subjek diminta untuk membuat urutan dari kelimabelas variabel kepribadian dengan cara
menjelaskan masing masing ciri khas variabel kepribadian.

Kekuatan dan Kelemahan


Kelebihan dari tes ini adalah output dari tes ini hampir benar menggambarkan keseluruhan
kepribadian seseorang dan juga tes ini tergolong relatif mudah karena tidak terlalu menuntut
kemampuan peserta. Sedangkan untuk kelemahannya dari tes ini adalah ada kemungkinan bahwa
peserta dapat mengalami kebosanan ketika dalam proses pengerjaan dari tes EPPS karena jumlah
dari item tes yang tegolong cukup banyak dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Tes Kemampuan Diferensial (TKD)

Reliability, Validity, Test Retest, Variable


Dalam penelitian mengenai validitas dari tes ini, maka dilakukanlah pengujian validitas dengan
sampel mahasiswa AKAMIGAS dengan metode concurrent validity. Setelah dilakukan
penelitian, didapati hasil dari 43 sampel, didapatkan koefisien validitas concurrent dari seluruh
test sebesar 0,54. Maka dapat disimpulkan bahwa TKD dinyatakan valid meprediksi prestasi
studi. Pada awal pembuatannya, dilakukanlah pengujian dengan sampel sama akan tetapi dengan
metode test-retest. Setelah dilakukan pengujian dilakukanlah hasil koefisien reliabilitas r=0,55.
Sementara koefisien reliabilitas sebesar r=0,78 dan signifikan pada taraf 0,05 dan 0,01. Dalam
pengujian reliabilitas ini, menggunakan standard reliabilitas dari Garret yang mana apabila
koefisien reliabilitas (r ≥ 0,028) maka dapat dikatakan reliabel.

Description
Tes Kemampuan Diferensial sering disebut juga sebagai TKD adalah sebuah tes yang disusun
oleh Surdigo Wibowo pada tahun 1976 menurut teori Primary Mental Abilities yang disusun
oleh Thurstone. Pada awalnya tes ini digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan seseorang
guna pertimbangan untuk seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. pada perkembangannya, tes
ini mulai digunakan untuk penjurusan di SMA maupun karyawan oleh biro konsultasi psikologi.

Anda mungkin juga menyukai