Anda di halaman 1dari 13

Isu Kontemporer dalam

Psikologi Sosial

MK Interaksi Sosial

Pertemuan 14
Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Psikologi sosial ‘tradisional’


Dalam berbagai buku teks tradisional, psikologi sosial biasanya mengerucut pada satu
definisi:

‘the scientific study of the way in which people’s thought, feelings, and behaviour are
influenced by the real or imagined presence of other people’ (Allport, 1935)
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Titik tekan dalam psikologi sosial ‘tradisional’


• Menekankan pada pengaruh sosial yang diartikulasikan menjadi pengaruh
kehadiran orang lain, pengaruh relasi dan pengaruh kelompok.
• Pola yang umum terjadi dalam riset-riset psikologi sosial ‘tradisional’ adalah
memahami implikasi yang dirasakan oleh individu (thoughts, feelings and action)
dengan tujuan menemukan pola general dari perilaku dan proses mental manusia.
• Terobsesi pada model riset eksakta dan menetapkan hasil eksperimen sebagai
standar ideal pengetahuan saintifik.
– Melakukan hypothesis testing untuk memprediksi perilaku manusia.
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Lalu masalahnya?
• Problem serius yang dihadapi oleh psikologi sosial ‘tradisional’ ada tiga
poin, menurut Parker (1989):
– Paradigm crisis: metode riset yang problematik dan adanya blind faith in sciencw
– Conceptual crisis: Terlalu terobsesi pada proses individual dan konseptualisasi situasi sosial yang
disputable
– Moral/political crisis: Sebagian besar riset dalam psikologi sosial ‘tradisional’ cenderung
mengabaikan isu-isu etis dan politis, terutama dalam hal bagaimana eksperimenter
memperlakukan respondennya  Zimbardo’s Stanford prison experiment:
http://www.youtube.com/watch?v=sZwfNs1pqG0
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Linimasa kritik terhadap psikologi sosial tradisional


• Pada tahun 1970an, kritik terhadap psikologi sosial mainstream semakin deras.
Kritik-kritik ini terutama diarahkan pada metode, konsep dan isu-isu moral dan etis
yang mendera psikologi sosial tradisional.
• Kritik yang dianggap paling spektakuler dilontarkan oleh Kenneth Gergen pada tahun
1973, ketika ia menulis artikel berjudul ‘Social psychology as history’.
– Intinya, Gergen menilai bahwa prinsip-prinsip dasar dari interaksi sosial merupakan variabel yang peka
waktu dan tentunya akan plastis sepanjang waktu. Padahal, psikologi sosial mainstream selama ini hanya
sanggup menjelaskan fenomena ini secara pasif.
• Kritik dari gerakan psikologi kritis melahirkan usaha rekonstruksi:
– Tajfel & Turner  self-categorization theory
– Tajfel  social identity theory
– Moscovici  social representation theory
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Krisis paradigma
• Kecenderungan psikologi sosial mainstream pada logika positivisme
menyebabkannya bermasalah. Padahal, ontologi psikologi sosial tidak sama dengan
ilmu eksakta.
• Hegemoni positivisme memaksa psikologi sosial tradisional untuk mengadopsi
metode eksakta (eksperimen, dll) supaya dianggap saintifik.
• Asumsi dasar positivisme:
– Semua pengetahuan berasal dari inferensi logis dari beberapa pernyataan sederhana
– Semua pernyataan tersebut harus dilandasi fakta empiris
– Argumentasi ilmiah, dapat dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan dengan cara tertentu (yang valid dan
meyakinkan) bahwa argumentasi tsb benar adanya
• Positivisme memiliki ikatan yang kuat dengan empirisme ekstrim  percaya bahwa
pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dengan mengandalkan pengalaman dan
panca indera.
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Implikasi positivisme terhadap psi sosial


• HARUS dilandasi dengan metode saintifik
– Hypothetico-deductive method (Popper)  metode ilmiah merupakan usaha-usaha untuk menfalsifikasi
(menolak) hipotesis yang terbukti tidak memiliki pondasi empirik
• Meyakini bahwa dengan melakukan observasi dan mengumpulkan fakta empirik,
ilmuwan telah mampu menjelaskan the true nature of the world.
• Hanya fenomena yang dapat diobservasi dan dioperasionalisasi-lah yang dapat
diakui sebagai sains, sedangkan hal-hal yang tak mampu diobservasi maka harus
dinegasikan dari pengetahuan ilmiah, kecuali dapat direpresentasikan dalam
performa (yang dapat diobservasi, mis. memori, agresi, dll).
• Observasi merupakan satu-satunya metode yang dianggap mampu menghasilkan
pengetahuan yang objektif dan bebas-bias.
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Ganjalan positivisme
• Reduksionisme
– Mengasumsikan bahwa penyebab terjadinya suatu perilaku dapat diketahui dengan mereduksi
komponennya menjadi beberapa bagian  mengabaikan kompleksitas perilaku.
• Obsesi yang tidak sehat akan operasionalisasi fenomena
– Menghasilkan pseudo-science terhadap fenomena yang sebenarnya kita alami sehari-hari (Parker, 1989) 
mengabaikan makna dan signifikansi fenomena
• Memahami perilaku sosial sebagai problem teknis
– Dengan mereduksinya menjadi sesuatu yang harus bisa diobservasi dengan cara mengembangkan teknik
pengukuran dan melakukan verifikasi dengan teknik statistik yang rumit
• Metode ‘mendikte’ signifikansi problem
– Fenomena yang dapat dieksperimentasi/dioperasionalisasi yang dianggap saintifik
– Paradoks data agregat (Tuffin, 2005)
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

..cont’d
• Prediksi terhadap penyebab perilaku
– Ilmuwan psikologi sosial mainstream cenderung mengadopsi model kausalitas yang khas pada
ilmu eksakta  perilaku dipandang sebagai implikasi dari hadirnya natural & social forces yang
menggerakan individu (individu pasif).
• Psikologi sosial tradisional penuh anomali
– Anehnya, meskipun psikologi sosial tradisional terlihat berambisi untuk mengkopi model eksakta,
variasi metode riset yang digunakan dalam psikologi sosial sangatlah kecil. Justru, Biologi punya
variasi yang jauh lebih besar (Rozin, 2001)
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Rozin (2001)
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

…cont’d
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Krisis Konseptual
• Treatment terhadap situasi sosial
– Penjelasan tentang perilaku hanya berlaku sebatas situasi eksperimental, apakah berlaku pada kondisi diluar
laboratorium?
– Pertanyaan tentang artificiality of the experiment context terkadang left unsaid
– Pemaknaan responden tentang konteks eksperimen juga left unsaid
• Psikologi sosial tradisional dan universalitas
– Mengasumsikan hasil eksperimen mempunyai validitas eksternal  dapat digeneralisasi (berlaku
di semua kelas sosial, gender, konteks sejarah dan budaya) (Parker, 1989)
– 75% penelitian yang dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah di Amerika pada tahun 1980-1985
didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa strata satu yang notabene dianggap
sebagai masyarakat kelas menengah. Hanya 17% penelitian yang dilakukan pada subyek yang
bukan mahasiwa.
• Positivisme dan individualitas
– Observasi atas individu lebih mudah dilakukan  bisakah jadi basis pemahaman thd perilaku?
Interaksi Sosial – Rizqy Amelia Zein

Krisis moral/politik/etik
• Seperti disiplin ilmu lainnya, psikologi sosial tradisional menghadapi dilemma terkait dengan isu
agenda politis tersembunyi dalam berbagai risetnya.
• Ideologi dan value tersembunyi dapat mengarahkan pemilihan problem yang dianggap ‘penting’
untuk dijawab dengan melakukan riset, seberapa besar skala dari probel tsb., bahkan berpotensi
menghasilkan self-fulfilling prophecy.
• Retorika netralitas sains sering digunakan sebagai tameng untuk menghindari pertanyaan mengenai
politik riset (Sedgewick, 1974)  karena positivisme mengasumsikan pengetahuan bersifat objektif,
netral dan bebas-bias.
• Eksperimen dianggap sebagai situasi netral yang memungkinkan terjadinya observasi yang bebas-
bias, sehingga isu tentang relasi power antara eksperimenter dengan responden seringkali diabaikan.
• Psikologi sosial tradisional mengklaim menggunakan sains untuk kesejahteraan, namun yang sering
terjadi, hampir sebagian besar riset dalam psikologi sosial justru menjustifikasi cara-cara untuk
mengontrol dan menguasai orang lain (Gross, 1974)
– “…if behavioral control (through prediction) is the goal of the research, then social psychologists are nothing more than
social engineers..” (Jourard, 1972)

Anda mungkin juga menyukai