Anda di halaman 1dari 120

Psikologi

Eksperimen:
Pengantar
D R . WAH YU R AH AR D J O , M S I

FA K U LTA S P S I K O L O G I
U N I V E R S I TA S G U N A D A R M A
Sejarah
Psikologi
Pada Awalnya
• Psikologi dianggap belum
mencapai ruang intelektual
• Psikologi dianggap hanya bisa
menjelaskan kecenderungan
filsafat dan ilmu pengetahuan
alam
Persepsi Filsuf terhadap Psikologi

Psikologi
Psikologi
Isi dan akan gagal
tidak akan
aktivitas mencapai
pernah bisa
pikiran tidak objektivitas
menjadi
bisa diukur seperti ilmu
sains
pasti
Kajian Psikofisik
& Inteligensi

• Banyak ahli di bidang psikologi


menjadi yakin bahwa psikologi dapat
menjadi ilmu yang mandiri & dapat
menjadi sains

• Kajian psikofisik  keterkaitan antara


psikis dan fisik pada individu 
hubungan sifat-sifat fisik suatu
stimulus dengan sensasi yang
dirasakan
• Ahli-ahli di kajian psikofisik
 Ernst Weber (Jerman,
1795-1878) dan Gustav
Fechner (Jerman, 1801-
1887)
• Ahli-ahli di bidang inteligensi
 Francis Galton (Inggris,
1822-1911) dan Alfred Binet
(Perancis, 1851-1911)
Berdirinya
Psikologi

• William James
• Mendirikan lab psikologi pertama tahun 1875
di Harvard, USA
• Wilhelm Maximilian Wundt
(1832-1920)
• Sering disebut bapak psikologi
• Mendirikan laboratorium riset
psikologi pertama secara
formal
Wundt berhasil
mendemonstrasikan
apa yang disebut
dengan sensasi dan
persepsi

Tonggak berdirinya
psikologi sebagai ilmu
mandiri dan terlepas
dari filsafat
Eksperimen dalam Divisi APA

• Divisi Psikologi Eksperimen di


APA dibentuk tahun 1945 
mewakili minat dan perhatian
pada psikolog yang prinsip-
prinsip kajian dan penelitian
berada di dalam wilayah
psikologi eksperimen secara
umum
Bidang Kajian
Psikologi
Eksperimen
Saat Ini • Psikologi eksperimen telah berhasil sebagai
pendekatan untuk memahami perilaku
• Sensasi, persepsi, kognisi komparatif, belajar
pada hewan, kognisi, ingatan, psikolinguistik
Tantangan Psikolog dan Ahli
Psikologi Eksperimen

Menemukan hukum-
hukum perilaku yang
Menjadi berat karena
bisa diterapkan pada Mengecilkan gap
kontra konsep individual
kelompok usia tertentu, generalisasi temuan lab
differences dan konteks
baik dalam konteks dan di dunia nyata
sosial yang sangat cair
normal maupun
abnormal
Apakah Psikologi
Eksperimen Itu?
Psikologi
Eksperimen
• Bagi banyak orang awam 
eksperimen artinya percobaan
• Dalam penelitian ilmiah,
ekperimen berkaitan dengan
salah satu jenis penelitian
yang disebut PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
• Penelitian eksperimental dalam
psikologi disebut dengan
eksperimen psikologis
(psychological experiment)
• Frasa “psikologi eksperimen”
mengacu pada suatu
pendekatan metodologi
spesifik dalam sebuah riset
psikologi
Psikologi
Eksperimen:
Pendekatan
Metodologi Spesifik
• Psikologi eksperimen melibatkan
pengumpulan data perilaku yang
dapat dipercaya dan dapat
dikuantifikasikan
• Seringkali pengujian empiris
dilakukan di bawah kondisi terkontrol
untuk mengkaji fenomena psikologis
yang khusus atau menguji hipotesis
yang berkaitan dengan fenomena
Sensasi &
persepsi

Kognisi & Psikologi


ingatan fisiologi

Kajian
Spesifik
Learning Emosi

Conditioning Motivasi
Psikologi • Observasi yang dilakukan secara objektif terhadap suatu
fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang
Eksperimen terkontrol ketat, di mana satu atau lebih faktor divariasikan dan

adalah…..
faktor lain dibuat tetap (Zinney dalam Christensen, 2001)
• Penyelidikan di mana minimal salah satu variabel dimanipulasi
untuk mempelajari hubungan sebab akibat (Solso & Maclin, 2002)
Apa Itu Psikolog Eksperimen?
Berusaha menjawab
pertanyaan tentang kapan, di
Pihak menggunakan metode mana, dan mengapa suatu
eksperimen untuk mengkaji perilaku terjadi karena
perilaku manipulasi dan kontrol yang
hati-hati pada variabel yang
relevan

Menuntut penafsiran hati-hati


terhadap data empiris dalam Merekam dan menganalisis
memberi keterangan pada secara kuantitatif yang hati-
interpretasi teori yang mudah hati terhadap data perilaku
dan inovatif
Ciri-ciri
Penelitian
Eksperimental
• Meneliti hubungan sebab akibat
• Adanya manipulasi, yaitu memberikan
perlakuan atau mengondisikan
keadaan/kejadian berbeda kepada subjek
penelitian
• Observasi objektif  dalam melakukan
penelitian tidak dipengaruhi faktor-faktor
subjektif dari peneliti
Ciri-ciri
Penelitian
Eksperimental
• Fenomena sengaja dibuat
agar terjadi, yaitu
menciptakan atau
memunculkan sesuatu terjadi
• Situasi terkontrol dengan ketat
 VT hanya terjadi atau
muncul karena VB
• VB divariasikan, sedangkan
VT dibuat konstan
• Randomisasi (random
assignment)  memasukkan
subjek penelitian secara acak
ke dalam kelompok
eksperimen (KE) dan
kelompok kontrol (KK)

Ciri-ciri Penelitian
Eksperimental
Daftar Gambar

• https://www.onlinepsychologydegree.info/faq/what-is-experimental-psychology/

• Increasing community awareness of the value of psychology skills — Psych Learning Curve

• https://www.neural-control.org/psychophysics

• https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-toko-filsafat-william-james/127079

• https://www.verywellmind.com/who-is-the-father-of-psychology-2795249

• https://twitter.com/wilhelmwundt12

• https://tukuz.com/american-psychological-association-logo-vector-svg/

• https://www.sciencenews.org/article/psychology-behavior-human-mind-cognition-mental-health

• https://www.the-scientist.com/news-opinion/half-the-time--psychology-results-not-reproducible--study-65117

• https://www.pinterest.es/pin/61291244912011425/

• https://www.psy.ox.ac.uk/about-us
Daftar Gambar

• https://www.online-psychology-degrees.org/study/psychology-laboratory/

• https://www.testingtime.com/en/blog/contextual-inquiry/

• https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/ilmu/control-and-experimental-group-differences-606113/

• https://www.voxco.com/de/blog/random-assignment/
Pola
Hubungan
antar
Variabel

Wahyu Rahardjo
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Necessity Condition

• Kondisi atau situasi yang harus ada, sekalipun adanya variabel tersebut tidak
cukup untuk menyebabkan munculnya variabel lain
• Contoh:
X  konsentrasi
Y  kemampuan menyerap informasi
• Contoh lain:
X  kematangan motorik
Y  kemampuan berbicara pada anak
• Necessity condition menjelaskan bahwa
variabel bebas tunggal bisa jadi tidak
cukup kuat dalam memengaruhi
munculnya variabel terikat
• Pengaruh bersama-sama variabel lain
memainkan peranan penting
Sufficient Condition

• Kondisi yang cukup memadai untuk memunculkan


suatu kejadian atau gejala tertentu
• Tetapi, kejadian atau gejala tersebut tidak
mengharuskan adanya kondisi tersebut
• Contoh:
X  keterampilan sosial
Y  perilaku destruktif
(X lainnya  pola asuh, attachment)
• Di dalam penelitian
eksperimental, meskipun
terdapat 2 jenis penelitian
yang memiliki Y yang
sama, belum tentu X nya
dan perlakuannya sama
Sufficient & Necessity Condition

• Kondisi yang cukup memadai dan harus ada untuk


menghasilkan kejadian atau gejala tertentu
• X adalah penyebab munculnya Y, dan Y terjadi jika
ada X
• X  provokasi intensif
Y  kerusuhan demonstasi
Causative Condition

• Suatu hubungan sebab akibat yang tidak bersifat


necessity and sufficient, tetapi unsur yang ada
memiliki kontribusi terhadap terjadinya suatu
kondisi tertentu
Feedback Causal clain
loop • X memunculkan
• X dapat Y, dan Y
menyebabkan Y, memunculkan Z
sedangkan di
lain kondisi Y
menyebabkan X
H U K U M K A U S A L I TA S J O H N S T U A R T M I L L
Wahyu Rahardjo – FPsi Universitas Gunadarm a
LOGIKA DASAR

• Untuk mengetahui ada


atau tidaknya suatu
hubungan sebab
akibat, peneliti
eksperimen dapat
mengacu pada
pandangan John
Stuart Mill
• JS Mill  5 Hukum
Kausalitas
THE METHODS OF AGREEMENT
(METODE PERSAMAAN)

• Jika terdapat banyak penelitian (yang melibatkan


variabel atau faktor) dan di antara variabel tersebut
ada 1 variabel atau faktor yang sama, maka faktor
tersebut dapat dianggap sebagai penyebab dari
permasalahan yang ada
• Jika peneliti memberikan satu perlakuan terhadap
berbagai karakteristik sampel dan latar belakang dan
memunculkan DAMPAK YANG SAMA, maka
perlakuan tersebut dianggap memenuhi kaidah
metode persamaan
Latipun (2015)
1. Jika variabel perilaku pada kelompok
eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK)
ternyata terdapat persamaan, maka peneliti
menggunakan prinsip kesamaan dalam
menentukan hubungan sebab akibat
2. Jika semua faktor telah disamakan (atau
dikendalikan/dikontrol), dan hanya ada 1
variabel berbeda (yaitu variabel perlakuan),
kemudian hasil eksperimen memperlihatkan
hasil yang sama pada KE dan KK 
perlakuan tidak memberikan efek atau
dampak yang signifikan terhadap perilaku
THE METHODS OF DIFFERENCE

• Ketika terdapat dua atau fenomena yang berbeda ternyata


memiliki faktor penyebab yang sama atau serupa (kecuali ada
1 faktor yang berbeda), dan fenomena itu terjadi ketika faktor
yang berbeda itu ada, maka faktor yang berbeda tersebut
yang menjadi penyebab fenomena tersebut
• Ciri metode ini  karakteristik sampel dikendalikan sehingga
menjadi benar-benar homogen
Latipun (2015):
1. Jika terdapat perbedaan pada variabel
perilaku pada KE dan KK, peneliti
menggunakan prinsip perbedaan dalam
menarik kesimpulan eksperimen
2. Jika semua faktor telah dibuat sama/homogen,
dan hanya ada 1 faktor dari dia kelompok yang
berbeda (yaitu perlakuan yang diberikan),
maka perbedaan perilaku yang muncul tidak
mungkin disebabkan oleh faktor yang
homogen, tetapi karena faktor yang berbeda
(perlakuan)
THE METHODS OF AGREEMENT & DIFFERENCE
(METODE PERSAMAAN DAN PERBEDAAN)

• Terjadi ketika dua atau lebih fenomena memiliki 1 faktor penyebab


yang sama dan menghasilkan suatu fenomena, sedangkan pada
dua atau lebih kejadian yang lain terdapat faktor penyebab
berbeda untuk menyebabkan terjadinya kejadian tersebut, maka
faktor penyebab yang berbeda pada kedua kasus tersebut adalah
penyebab fenomena yang terjadi
• Latipun (2015)  cara membuat kesimpulan dengan
menggunakan prinsip kesamaan kemudian menggunakan prinsip
perbedaan
• Peneliti dapat membandingkan dua kejadian yang sama dengan
menghilangkan faktor-faktor penyebab yang berbeda
THE METHODS OF
RESIDUES
• Metode ini menjelaskan
bahwa ketika terdapat faktor
spesifik yang menjadi
penyebab dari suatu
fenomena maka bagian
selebihnya dari fenomena
yang diamati bisa jadi
disebabkan oleh faktor
lainnya yang tertinggal
T H E M E T H O D S O F C O N C O M I TA N T
VA R I AT I O N S

• Ketika terdapat dua kejadian bervariasi (atau berubah secara


beraturan), maka variasi pada satu fenomena disebabkan oleh
variase pada fenomena yang lain, atau keduanya dipengaruhi
oleh satu atau beberapa faktor penyebab yang sama
Makna:
1. Perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu variabel
kemungkinan disebabkan oleh variabel lain yang saling
beriringan
2. Perubahan-perubahan pada kedua variabel disebabkan oleh
adanya variabel ketiga
SUMBER GAMBAR

• https://en.wikipedia.org/wiki/John_Stuart_Mill
• https://www.onlinepsychologydegree.info/faq/what-is-experimental-psychology/
• https://www.floridatechonline.com/blog/psychology/5-ground-breaking-social-
psychology-experiments/
TAHAP-TAHAP
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
(1)

WAHYU RAHARDJO
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
MEMILIH IDE
ATAU TOPIK
PENELITIAN
APA YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN?

Keterbatasan waktu
Penting:
Kesulitan penelitian
Ketersediaan subjek
Pengukuran (testability)
Ketersediaan peralatan
Etika
MERUMUSKAN
MASALAH DAN
HIPOTESIS
PENELITIAN

 Masalah Penelitian 
kalimat pertanyaan yang
menyatakan hubungan
antara dua atau lebih
variabel
 Apakah ada pengaruh
musik klasik terhadap
prestasi belajar remaja?”
3 SYARAT MASALAH PENELITIAN
(KERLINGER & LEE, 2000)

 Menyatakan hubungan antara dua atau lebih


variabel
 Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan
tidak ambigu  kalimat pertanyaan ditandai dengan
kata tanya apakah dan tanda tanya (?)
 Memungkinkan dilakukan pengukuran secara
empiris
HIPOTESIS PENELITIAN

 Pernyataan mengenai dugaan hubungan


antara dua atau lebih variabel
 Dua karakteristik hipotesis, yaitu (1)
menyatakan hubungan antar variabel, dan (2)
harus dapat diuji sehingga memungkinkannya
pengukuran hubungan variabel
 Di dalam penelitian eksperimental, hipotesis
menyatakan hubungan sebab-akitbat yaitu pengaruh
VB terhadap VT
 Kerlinger & Lee (2000)  hipotesis alternatif &
hipotesis nol
 Pada penelitian eksperimental,
hipotesis statistik menyatakan
adanya perbedaan VT di antara
kelompok penelitian
 Hipotesis alternatif  hipotesis
yang menyatakan adanya
hubungan antar variabel atau
hipotesis yang menyatakan
perbedaan VT yang signifikan
antara KE dan KK  sering
disebut juga hipotesis penelitian
 Hipotesis nol  hipotesis yang
menyatakan tidak adanya
hubungan antar variabel atau
menyatakan tidak adanya
perbedaan VT yang signifikan
antara KE dan KK, merupakan
negasi dari hipotesis alternatif
 Baik hipotesis alternatif
mupun hipotesis nol dapat
dinyatakan dalam dua
bentuk yang berbeda yaitu
hipotesis two-tailed dan
hipotesis one-tailed
 Hipotesis one-tailed  arah
hubungan antar variabel
sudah diketahui diduga oleh
peneliti
 Hipotesis two-tailed  arah
hubungaan antar variabel
belum diketahui atau diduga
oleh peneliti
DAFTAR GAMBAR

 https://wallpaperaccess.com/classical-music

 http://minibookbytes.blogspot.com/2013/09/general-questions-for-nonfiction-book.html

 https://blog.robotiq.com/this-single-statement-generates-great-robotics-research

 https://eduflair.com/blog/research-hypothesis-meaning/

 https://stock.adobe.com/sk/search/images?k=anstoss
Tahap-tahap
Penelitian
Eksperimental
(2)
WAHYU RAHARDJO

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Menentukan Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Sekunder


• Variabel yang diduga • Segala respon subjek yang • Variabel yang dapat
berpengaruh terhadap diukur sebagai akibat dari mempengaruhi VT selain VB
variabel lainnya. variasi VB termasuk dalam • Variabel yang harus
• Variabel yang akan VT dikontrol agar tidak
dimanipulasi dalam • Kesulitan dalam psikologi mempengaruhi hasil
penelitian adalah variabel yang penelitian eksperimental
diteliti seringkali tidak dapat
diamati secara langsung,
melainkan melalui
indikator-indikator perilaku
Menentukan
Tipe & Desain
Penelitian
DESAIN
Desain antar PENELITIAN Desain dalam
kelompok EKSPERIMEN kelompok
Perencanaan

• Subjek penelitian
• Peralatan
• Prosedur

Perencanaan • Teknik analisis data


• Uji Coba

dan Pelaksanaan

Pelaksanaan • Pelaksanaan penelitian eksperimental


dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
Penelitian telah ditetapkan sebelumnya
• Jika pelaksanaannya penelitian tidak sejalan
dengan perencanaan, maka dalam laporan
penelitian perlu disampaikan mengapa
penelitian tidak dapat sesuai dengan
perencanaan
Menganalisis Hasil
Penelitian
 Data dianalisis untuk
menjawab masalah
penelitian atau menguji
hipotesis
 Perhitungan statistik
dilakukan sesuai dengan
teknik analisis data yang
telah diterapakan
sebelumnya
Dari interpretasi terhadap hasil
perhitungan statistik  menerima
atau menolak Ho

Membuat Bila Ho diterima berarti Ha tidak


didukung oleh data
Kesimpulan

Ho ditolak berarti Ha didukung oleh


data di lapangan
Membuat Memilih Topik
Kesimpulan Penelitian

Mengolah dan Merumuskan


Menganalisis Masalah dan
Data Hipotesis

Melaksanakan Menemukan
Penelitian Variabel

Menentukan
Tipe dan
Desain
Sumber Gambar

 https://www.freepik.com/free-vector/multinational-doctors-
presenting-coronavirus-infographics-scientists-research-result-social-
distance-flat-vector-illustration-epidemic-virus_10173234.htm
 http://www.buildingsteps.com/modules/marketing-intelligence.html
DESAIN
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL

Wahyu Rahardjo
F.Psi. Universitas
Gunadarma
Apa Itu Desain
Penelitian?

• Desain Penelitian adalah


rencana atau strategi
yang digunakan untuk
menjawab masalah
penelitian
Fungsi Desain
Penelitian
• Menjawab masalah atau
menguji hipotesis penelitian;
terkait dengan teknik analisis
statistik yang tepat
• Mengontrol variabel
sekunder; berkaitan dengan
MaxMinCon
MAX-MIN-CON Principle

MAX  maximize experimental variance (design, plan


& conduct)
MIN  minimize error variables (researcher & method)

CON  control extraneous variables (randomization 


equal, homogenous)
Jenis Desain Penelitian

Teknik kontrol
Paradigma
Teknik kontrol & kelompok
eksperimental
subjek
Paradigma Eksperimental: Between
Subject

• Merupakan penelitian dengan N besar, di mana pengaruh IV


terhadap DV diketahui dari kelompok-kelompok
• Dilakukan dengan: kontrol subjek, memilih subjek (randomisasi), uji
statistik
Paradigma Eksperimental: Within
Subject

• N kecil
• Menggunakan kontrol kondisi dengan urutan pemberian IV
• Tiga tahapan (1) ada baseline, (2) pemberian IV dan
pengukuran DV, dan (3) tidak memberi IV dan tetap
mengukur DV
Teknik Kontrol

• Random
• Eliminasi  teknik menghilangkan VS supaya tidak ikut serta
memengaruhi VT
• Kontrol subjek (1) matching, dan (2) blocking
Matching 
Cara peneliti mengidentifikasi satu atau lebih karakteristik
personal yang memengaruhi hasil  pastikan hal ini merata di
semua kelompok eksperimen  misalnya inteligensi

Blocking 
Menyetarakan kelompok penelitian dengan menyamakan
jumlah subjek dan mempertimbangkan faktor demografi 
misalnya jenis kelamin, agama, status SES, tingkat pendidikan
dll
Teknik Kontrol & Kelompok Subjek

• Kombinasi antara jumlah kelompok dan kontrol


• Jumlah kelompok (1) satu kelompok, (2) dua kelompok, (3) anava 1
jalur, dan (4) faktorial
• Kontrol (1) konstan, (2) randomisasi, (3) IV kedua, dan (4) statistik
Daftar Gambar
• https://www.aib.world/tag/research-methodology-sig/
• https://nuwritersguild.wordpress.com/2017/10/23/why-methodology/
• https://www.scribbr.com/methodology/between-subjects-design/
• https://www.scribbr.com/methodology/within-subjects-design/
W A H Y U R A H A R D J O

F . P S I . U N I V E R S I T A S
G U N A D A R M A

SMALL-N
DESIGN
RANCANGAN N KECIL
• N  jumlah partisipan
• Rancangan Small-N designs menyajikan tingkat-tingkat tritmen (variabel bebas)
pada sejumlah kecil subjek atau subjek tunggal
• Disebut juga  Single subject design
• Karena hanya sedikit subjek yang diuji, sejumlah observasi direkam pada setiap
subjek, menghasilkan eksperimen yang amat terkontrol dan sangat ekonomis
• Rancangan Small-N umum
dilakukan pada bidang
psikofisiologi, klinis, dan
penelitian operant-
conditioning
• Hanya dengan within-
subjects design,
eksperimenter harus berhati-
hati dalam memberikan
tritmen dan mengantisipasi
masalah yang berhubungan
dengan administrasi beragam
tritmen pada subjek
RANCANGAN EKSPERIMEN

A-B
A  test
A-B-A
B  treatment
A-B-A-B
CONTOH
• Seorang psikolog klinis ingin menguji apakah meditasi dapat menurunkan
stres, namun ia hanya mendapatkan 3 orang subjek. Rancangan yang
dipilih adalah ABAB

A B A B

Baseline  Meditasi Pengukuran Meditasi


pengukuran awal
Subjek 1
Baseline: 34.2
Tritmen: 28
Baseline: 32.12
Tritmen: 24.3
DA F TA R G A M B A R

• https://www.researchgate.net/publication/220090049_Psychophysical_Model_f
or_Vibrotactile_Rendering_in_Mobile_Devices/figures?lo=1
EKSPERIMEN
SATU
KELOMPOK

Wahyu Rahardjo
F.Psi. UG
One Group Posttest-Only Design
(One Shot Study)

X  Post

Pengukuran dilakukan 1x setelah perlakuan diberikan

Kelemahan: tidak ada kontrol

Peneliti hanya tahu hasil pengukuran setelah diberikan perlakuan

Apakah perubahan pada DV disebabkan karena manipulasi atau faktor lain?


Contoh:
• Program pelatihan
• Perubahan kebijakan
• Tritmen medis
One Group Pretest-Posttest
Design

Pre (O1)  X  Post (02)

Lebih baik dari


Kelemahan: variabel
sebelumnya, karena
Pretest menjadi sekunder tidak
menggunakan
pembanding postest terkontrol, retroactive
kontrol konstansi
history
(pretest & posttest)
Contoh:

Pelatihan rileksasi untuk


menurunkan stres kerja

Pre (O1)  diberikan


pengukuran stres kerja
sebelum rileksasi
X  rileksasi

Post (O2)  diberikan


pengukuran stres kerja pasca
rileksasi
Time Series

Pre (01) Pre (02)  X  Post (O3) Post (04)

Rancangan terbaik di dalam rancangan satu kelompok

Pengukuran berulang sebelum dan sesudah


manipulasi berarti sudah melakukan konstansi
terhadap proactive history, maturation dan testing
Alasan Menghemat tenaga karena tidak perlu
Eksperimen membentuk kelompok kontrol
Satu
Kelompok Lebih hemat biaya dibandingkan harus
melakukan eksperimen 2 kelompok
Masih
Digunakan
Peneliti belum memahami rancangan
eksperimen dengan tepat

Peneliti belum memahami pentingnya


kehadiran kelompok kontrol dalam suatu
riset eksperimen
RANCANGAN
EKSPERIMEN
DUA KELOMPOK
1 2 3
Kontrol variabel Partisipan betul- Ada kelompok
sekunder lebih betul dipilih secara kontrol sebagai
banyak random pembanding

LEBIH BAIK DARI RANCANGAN SATU KELOMPOK


NON-EQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN
(STATIC GROUP DESIGN)

Treatment Post

Control Post
NON RANDOMIZED PRETEST POSTTEST
CONTROL GROUP DESIGN

KELOMPOK Pre-Test X Post-Test


EKSPERIMEN

KELOMPOK Pre-Test - Post-Test


KONTROL
RANDOMIZED PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

KELOMPOK Pre-Test X Post-Test


EKSPERIMEN

KELOMPOK Pre-Test - Post-Test


KONTROL

Perbedaan dengan non random adalah bahwa desain ini sudah melakukan
randomisasi terhadap calon partisipan penelitian
ANALYSIS OF COVARIANCE CONTROL GROUP DESIGN

KELOMPOK (Y) X Post-Test


EKSPERIMEN

KELOMPOK (Y) - Post-Test


KONTROL

• Kadang baru disadari ada VS yang berpengaruh pada VT setelah penelitian


dilakukan
• Kontrol dilakukan setelah penelitian, dengan syarat semua skor subjek diketahui
• Kontrol menggunakan analisis kovarians
VALIDITAS DALAM WAHYU RAHARDJO
F.PSI. UNIVERSITAS GUNADARMA
PENELITIAN
EKSPERIMEN (1)
Validitas Validitas
alat ukur penelitian
TIGA PRINSIP FILOSOFIS VALIDITAS
DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN
(HASTJARJO, 2011)

• TEORI KORESPONDENSI  SEBUAH KLAIM


PENGETAHUAN ADALAH BENAR JIKA KLAIM ITU
BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA KENYATAAN
• KLAIM SESEORANG BAHWA SEKARANG
SEDANG HUJAN ADALAH BENAR KALAU
ORANG LAIN MELIHAT KELUAR RUANGAN DAN
TERNYATA HUJAN SEDANG TURUN
• TEORI KOHERENSI  SEBUAH KLAIM ADALAH BENAR JIKA
KLAIM ITU MERUPAKAN BAGIAN DARI SEKUMPULAN
KLAIM YANG SALING BERTALIAN/KOHEREN
• KLAIM YANG MENYATAKAN BAHWA MENGHISAP
MARIYUANA MENYEBABKAN KANKER ADALAH BENAR
JIKA KLAIM ITU KONSISTEN BERBAGAI TEMUAN YANG
MENYATAKAN DUKUNGAN BAHWA MENGHISAP
MARIYUANA MEMENGARUHI SISTEM PEREDARAN DARAH
DAN MEKANISME FISIOLOGIS LAINNYA PADA INDIVIDU
YANG TERKENA KANKER KARENA MENGHISAP
MARIYUANA
• PRAGMATISME  SEBUAH KLAIM ADALAH BENAR
JIKA BERMANFAAT UNTUK MEYAKINI KLAIM ITU
• KITA MENGATAKAN “ELEKTRON ITU ADA”
• JIKA PENYIMPULAN WUJUD ITU AKAN MEMBAWA
MAKNA ATAU KEMAMPUAN MEMPREDIKSI
SEKUMPULAN PENGAMATAN YANG TANPANYA
LEBIH SULIT DIPAHAMI
• ELEKTRON MUNGKIN SESUNGGUHNYA TIDAK ADA,
NAMUN DENGAN MEMPOSTULATKAN BAHWA
ELEKTRON ITU ADA MAKA AKAN TIMBUL
KETERTIBAN INTELEKTUAL, SERTA ADA MANFAAT
PRAKTIS JIKA MENGIKUTI KEBIASAAN YANG
MEMAKAI POSTULAT ITU
Validitas alat ukur  berkaitan dengan
seberapa besar suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur

Validitas penelitian  berkaitan


dengan hubungan sebab akibat
yang dihasilkan
Validitas tidak berkaitan dengan perhitungan
statistik melainkan berkaitan dengan kontrol
terhadap variabel sekunder
• KESALAHAN
PENGONTROLAN
TERHADAP VARIABEL
SEKUNDER MEMBUAT HASIL
PENELITIAN MENJADI BIAS
DAN DAPAT MENUNTUN
PENELITI PADA KESIMPULAN
YANG SALAH
DUA JENIS VALIDITAS DALAM PENELITIAN
EKSPERIMEN

Sejauh mana hubungan Semakin kuat hubungan


sebab-akibat antara VB sebab-akibat antara VB
Validitas internal dan VT yang ditemukan dan VT maka semakin
dalam penelitian besar validitas internal
suatu penelitian

Sejauh mana hasil


Berkaitan dengan penelitian dapat
Validitas eksternal generalisasi hasil diterapkan pada subjek,
penelitian situasi, dan waktu di luar
situasi penelitian
Di dalam penelitian
eksperimen yang ingin
dicapai adalah validitas
internal

Penelitian eksperimental
merupakan penelitian yang
memberikan VB untuk
dilihat pengaruhnya
terhadap VT
Ingin membuktikan
hubungan sebab-akibat
antara VB dan VT
DAFTAR GAMBAR
• HTTPS://WDRFREE.COM/STOCK-VECTOR/RAINY-WINDOW
• HTTPS://WWW.FREEVECTOR.COM/SMOKING-CARTOON-WOMAN
• HTTPS://THECONVERSATION.COM/DAVID-VS-GOLIATH-WHAT-A-TINY-ELECTRON-CAN-TELL-
US-ABOUT-THE-STRUCTURE-OF-THE-UNIVERSE-105564
• HTTPS://WWW.APA.ORG/EDUCATION-
CAREER/GUIDE/SUBFIELDS/EXPERIMENTAL/EDUCATION-TRAINING
• HTTPS://WWW.APA.ORG/EDUCATION-CAREER/GUIDE/SUBFIELDS/EXPERIMENTAL
• HTTPS://ONLINE.CSP.EDU/RESOURCES/ARTICLE/WHAT-IS-EXPERIMENTAL-PSYCHOLOGY/
Validitas dalam
Penelitian Eksperimen
(2)
Wahyu Rahardjo
F.Psi. Universitas Gunadarma
Faktor-faktor yang Memengaruhi
Validitas Internal

Retroactive Statistical
Proactive history Maturation Testing
history regression

Experimental Instrumentation Experimenter


Interaction effect Participant effect
mortality effect effect

Participant
sophistication
Proactive History

• Faktor perbedaan individual yang dibawa ke dalam


penelitian, faktor bawaan atau sesuatu yang telah dipelajari
sebelumnya
• Usia, jenis kelamin, kepribadian, sikap, inteligensi dan
sebagainya
Retroactive History

• Sering disebut sebagai “history”


• Faktor ini hanya terjadi pada penelitian yang menggunakan
pretest-posttest
• Perubahan VT dapat disebabkan adanya “jarak yang lama”
antara pretest-posttest
Maturation

• Maturation mengacu pada perubahan di dalam diri subyek


(biologis maupun psikologis) yang terjadi karena berjalannya
waktu
• Perubahan secara fisik, intelektual, atau emosional, yang terjadi
secara alami dengan berjalannya waktu, yang mempengaruhi
hasil
• Terjadi pada penelitian longitudinal
Testing

• Testing dikenal juga dengan “sensitivitas pretest”, yang


mengacu pada pengaruh pengambilan tes pada kinerja testing
kedua
• Partisipan belajar dari tes yang pertama
• Terjadi jika jeda pre test dan post test berdekatan
Statistical Regression

• Outlier
• Terjadi ketika subjek dengan skor ekstrim bergerak mendekati
skor rata-rata selama berjalannya eksperimen
• Skor ekstrim merefleksikan kesalahan yang lebih besar (positif
atau negatif) dalam pengukuran
Experimental Mortality
Mengacu pada hilangnya subjek ketika eksperimen sedang
berjalan.
Hal ini terjadi karena subjek adalah sukarelawan
Berhenti karena (1) riset dianggap mengambil banyak waktunya,
(2) tugas dirasa terlalu sulit, (3) sakit, dan (4) meninggal
Interaction Effect

• Di mana setiap subjek mendapat lebih dari satu perlakuan


• Pengaruh dari perlakuan yang diterima subjek sebelumnya
belum hilang benar sehingga berinteraksi dengan perlakuan
selanjutnya sehingga mempengaruhi VT
Instrumentation Effect

• Alat ukur yang tidak akurat dapat menurunkan validitas internal


• Alat ukur berupa tes, kuesioner/skala, lembar observasi dan
wawancara
• Alat ukur harus valid dan reliabel  uji coba
Experimenter Effect

• Bias eksperimenter
 sering disebut sebagai experimenter effect
• Ada 2 bentuk:
Atribut eksperimenter
Harapan eksperimenter
Atribut Eksperimenter Harapan Eksperimenter
• Karakteristik fisik dan • Diakibatkan oleh harapan dari
psikologis dari eksperimenter terhadap hasil
eksperimenter penelitian yang dilakukan
• Atribut biologis (usia, jenis
kelamin, ras, dan agama),
atribut psikologis
(kecerdasan, kehangatan),
atribut situasional
(pengalaman kontak
dengan subjek)
Participant Effect

• Seringkali subjek penelitian berusaha mencari tahu apa yang


mereka alami, harus melakukan apa dan merencanakan respon
yang diberikan
• Respons menjadi dibuat-buat dan tidak asli
• Hasil eksperimen menjadi kabur
Participant Sophistication

• Pengetahuan dan familiaritas subjek penelitian terhadap topik


penelitian atau metode eksperimental yang dilakukan dapat
mempengaruhi hasil penelitian
• Respons diberikan berdasarkan pengetahuan subjek terhadap
materi atau perlakuan dalam eksperimen

Anda mungkin juga menyukai