0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan4 halaman
1. Riset kualitatif dalam psikologi berkembang pesat pada tahun 1960-an di Amerika dan 1970-an di negara berbahasa Jerman sebagai reaksi terhadap paradigma positivisme.
2. Riset kualitatif bertujuan memahami gejala sosial dari sudut pandang subjek, bukan menjelaskannya.
3. Metode kualitatif kontroversial pada awalnya karena menekankan pengalaman subjek, bukan data empiris.
1. Riset kualitatif dalam psikologi berkembang pesat pada tahun 1960-an di Amerika dan 1970-an di negara berbahasa Jerman sebagai reaksi terhadap paradigma positivisme.
2. Riset kualitatif bertujuan memahami gejala sosial dari sudut pandang subjek, bukan menjelaskannya.
3. Metode kualitatif kontroversial pada awalnya karena menekankan pengalaman subjek, bukan data empiris.
1. Riset kualitatif dalam psikologi berkembang pesat pada tahun 1960-an di Amerika dan 1970-an di negara berbahasa Jerman sebagai reaksi terhadap paradigma positivisme.
2. Riset kualitatif bertujuan memahami gejala sosial dari sudut pandang subjek, bukan menjelaskannya.
3. Metode kualitatif kontroversial pada awalnya karena menekankan pengalaman subjek, bukan data empiris.
11 Bagaimana latar sejarah kualitatif dalam psikologi?
Pada tahun 1960 di Amerika dan pada 1970-an di negara-negara berbahasa
Jerman, paradigma interpretif mengalami perkembangan sangat pesat. Berdasarkan studi literatur, metode penelitian kualitatif memiliki sejarah yang sangat panjang dan mengalami pasang surut dalam ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu kesehatan, dan humaniora. Pengertian penelitian kualitatif pun juga mengalami perkembangan makna dari waktu ke waktu tujuannya ialah untuk memahami (to understand, bukan to explain) gejala sosial yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa. Menurut para penggagasnya, pengalaman bukan kenyataan empirik yang bersifat obyektif, melainkan pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa yang dilalui atau dialami seseorang. Kebenaran diperoleh lewat pemahaman secara holistik, dan tidak semata tergantung pada data atau informasi yang teramati saja, melainkan pula mendasarkan pada informasi yang tidak tampak dan digali secara mendalam. Penggunaan metode kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek penelitian mengenai pengalaman,menjadi sesuatu yang kontroversial pada masa itu, banyak kontra yang ditujukan kepada Fechner dan Wundt terutama dari mazhab behaviorisme, namun Fecher ataupun Wundt tetap menyimpulkan bahwa dalam mengungkapkan aktivitas mental individu pendekatan tunggal (kuantitatif ataupun experiment) semata tidak dapat menghasilkan temuan yang komprehensif. Harus diperkuat dengan metode lain, yaitu metode introspeksi melalui verbal subjek guna menggali hal yang sulit diungkap dengan metode eksperimen atau kuantitatif Para ahli metodologi penelitian kualitatif pada awal kelahirannya memaknai secara berbeda dengan pemahaman para ahli penelitian kualitatif era post- modernisme. Pada awalnya, penelitian kualitatif sebenarnya hanya merupakan reaksi terhadap tradisi paradigma positivisme dan postpositivisme yang berupaya melakukan kajian budaya yang bersifat interpretatif. Para penggagas metode penelitian kualitatif beranggapan bagaimana mungkin penganut paradigma positivistik yang menitikberatkan pada realitas empirik mampu menggali makna yang bersifat abstrak. Kegelisahan tersebut dijawab dengan menciptakan cara pandang dan metode lain untuk mengungkap persoalan kehidupan sosial. Karena itu, penelitian kualitatif dianggap sebagai counter terhadap penelitian kuantitatif yang begitu dominan hampir sepanjang abad ke -20.
12 10 hal yang membuat ilmu psikologi menarik dan menantang
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari lebih dalam tentang pikiran, mental dan perilaku manusia. Ilmu ini akan meneliti alur pemikiran manusia. Selain itu, ilmu ini juga meneliti alasan di balik tindakan dan perilaku manusia,oleh karena itu ilmu ini sering digunakan untuk mencari solusi dan menyelesaikan masalah manusia. Ada beberapa riset yang mendasari mengapa ilmu ini sangat menarik untuk dipelajari, menurut (Mehl dkk dalam Lilienfeld 2009) menyatakan sepuluh hal yang membuat ilmu psikologi menarik dan menantang, antara lain sebagai berikut: 1. Perilaku Manusia,Sulit untuk Diprediksi Sebuah kenyataan yang patut diyakini bahwa Sebagian perilaku manusia sulit untuk diprediksi. Teori mengenai intensi (theory of planned behavior) juga sering kali dirujuk untuk memprediksi perilaku. Namun, semua teori tersebut tidak ada yang mutlak seratus persen mampu memprediksi munculnya perilaku manusia. Untuk itu, prediksi perilaku manusia masih menjadi misteri yang tetap dicari dan digali oleh banyak ahli psikologi. 2. Perilaku Manusia Dipengaruhi oleh Banyak Factor Perilaku manusia yang sulit dipahami yaitu dikarenakan banyak factor yang mempengaruhi. Oleh karena itu kita tidak mungkin memprediksi suatu prilaku hanya dilihat dari satu factor saja (single-factor). Perlu pendekatan multi- faktor dalam menjelaskan perilaku. 3. Pengaruh Psikologis jarang Bersifat Independen Suatu perilaku manusia dipengaruhi oleh banyak factor dan masing-masing factor inilah yang menyebabkan overlapping atau tumpeng tindih, sehingga sangat sulit untuk mengidentifikasikannya factor mana saja yang berperan dan paling besar pengaruhnya terhadap suatu perilaku yang muncul 4. Pengaruh Psikologis Sering Kali tidak Diketahui Prilaku manusia memang sangatlah menarik untuk diamati dan diperbincangkan, misalnya saja tentang dua anak kembar identik yang dilahirkan dari rahim ibu yang sama dan diasuh dilingkungan yang sama tetapi mengapa karakter dari mereka tidak sama, kepribadian mereka berbeda satu sama lain. Hal ini masih menjadi misteri dan hingga sekarang belum diketahui secara pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi 5. Manusia Saling Mempengaruhi Satu Sama Lain Prilaku seseorang dapat disebabkan oleh pengaruh dari individu lain hal ini dalam psikologi dikenal dengan istilah “reciprocal determinism”. Hubungan reciprocal yang sangat dinamis ini sering kali menyulitkan ketika kita harus mendeskripsikan apa yang menyebabkan perilaku tersebut 6. Banyak Konsep Psikologis yang Sulit Untuk Didefinisikan Prilaku manusia yang sangat luas menyebabkan banyak konsep psikologis yang sulit untuk didefinisikan. Misalnya, definisi “self-esteem” jika diartikan secara bahasa yaitu sebagai “harga diri”. Namun jika ditelaah lebih lanjut, harga diri tidak cukup untuk mewakili self esteem. Harga diri hanyalah salah satu aspek penyusunan self-esteem, sementara ada beberapa hal lainnya yang juga ikut andil dalam self-esteem 7. Otak Manusia tidak Berevolusi untuk Memahami Dirinya Sendiri Otak merupakan organ yang sangat terkait dengan perilaku manusia. Penelitian mengenai otak manusia tidak henti-hentinya dilakukan, hal ini bertujuan untuk semakin mengeksplorasi lebih dalam mengenai keterkaitan otak dengan perilaku manusia, serta untuk lebih memahami proses evolusi otak manusia. Seorang ahli psikologi faal disebut dengan istilah “paradox of reflexivity” dimana otak berevolusi dalam rangka untuk memahami dirinya sendiri, padahal kenyataanya tidak demikian, otak manusia tidak berevolusi untuk memahami dirinya sendiri 8. Subjek Penelitian Psikologi biasanya Mengetahui jika Mereka sedang Diteliti Subjek Penelitian dalam psikologi yaitu manusia dengan masalah yang muncul yaitu problem “reactivity”, yaitu kecenderungan manusia untuk berperilaku tidak alamiah ketika mereka tahu jika mereka diawasi atau sedang menjadi subjek penelitian. 9. Manusia itu Unik dan Tidak Ada Satu Manusia pun yang Sama Manusia memiliki keunikan tersendiri dan perbedaan antara manusia satu dengan manusia lainya yang menarik untuk dipelajari hal ini disebut sebagai individual differences yaitu tidak ada satu manusia pun yang sama 10. Budaya Mempengaruhi Perilaku Manusia Budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku manusia, sehingga standar dalam melihat perilaku manusia, harus mempertimbangkan aspek-aspek budaya dimana manusia tersebut berada hal ini disebut sebagai cultural differences. 3. Dimana kelebihan kualitatif dibandingkan kuantatif? Kelebihan riset kualitatif dibandingkan dengan riset kuantitatif dalam psikologi yaitu terletak pada kematangan pembahasan mengenai perilaku manusia. Riset kualitatif menawarkan kedalaman yang lebih dibanding keluasan bahasan. Hasil riset kualitatif dapat menyajikan sebuah proses yang detail dari aspek-aspek atau dimensi variabel yang diteliti. Riset kualitatif menekankan kepada pertanyaan “how” yang menghasilkan sebuah proses detail dari apa yang diteliti. Kelebihan lainya yaitu riset kualitatif lebih memaparkan dan memaparkan sebuah proses yang terjadi secara runtut dan terstruktur 4. Apa perbedaan riset deskriptif dan riset infrensial Riset deskriptif bertujuan dan berfungsi memberikan deskripsi dari apa yang kita teliti. Dalam riset deskriptif informasi data yang diperoleh digunakan untuk tujuan mendeskripsikan subjek tertentu tanpa adanya tujuan lain diluar riset deskriptif membatasi diri hanya pada subjek tertentu saja tidak meluas namun mendalam. Sedangkan riset inferensial yaitu tujuan utamanya adalah untuk menjadi pola yang bersifat umum dari fenomena dimana hasil temuan dapat digunakan untuk kepentingan generalisasi pada populasi yang lebih besar. 5. Apa saja 3 hal dasar yang disampaikan Creswell dalam penelitian? Creswell mengemukakan 3 hal mendasar yang dapat disarikan dari istilah riset, yakni 1) “A process of steps” yaitu sebagai proses dari beberapa tahapan/langka 2) “collect and analyze information” yaitu yang artinya setiap penelitian pasti memiliki informasi atau data yang terkumpul. 3) “to increase understanding of a topic or an issue” yaitu suatu penelitian akan memberikan hasil temuan yang akan memperkaya dan meningkatkan pemahaman kita tentang suatu hal atau suatu topik, terlepas dari apa pun bentuk dan jenis penelitiannya 6. Jelaskan 5 hal yang menjadi cakupan kualitatif dalam psikologi 1. Konstruksionisme Jika hendak melakukan riset kualitatif haruslah berpikir ala konstuksionisme yaitu kebenaran bersifat subjektif dan bergantung pada konstruksi interaksi sosial antar individu dengan individu, individu dengan mayarakat dan masyarakat dengan masyarakat 2. Esensi Esensi dalam penelitian kualitatif yaitu “memahami” riset kualitatif dalam ranah psikologi bertujuan untuk memahami mengapa manusia melakukan prilaku tertentu, bagaimana perilaku tersebut dalam sudut pandang individu, seperti apa perasaanya, emosi apa yang mendasarinya dan lain sebagainya 3. Subjek dan Objek Subjek penelitian kualitatif ilmu psikologi adalah manusia beserta lingkunganya, yang didalamnya berlangsung interaksu sosial yang mendasarinya, serta relasi sosial yang terbina, lalu apa objek kajian psikologi? Objek kajiannya yaitu perilaku manusia dan aktivitas mental yang mendasarinya. Pendekatan kualitatif menyebutnya central phenomenon.
4. Keunikan dari kasus yang diangkat
Keunikan dari apa yang diteliti hampir dipastikan ada disetiap model penelitian kualitatif. Keunikan kasus akan menjadi lebih terasa jika terjadi pertemuan antara dua hal, yaitu keunikan dan kekhasan kasus itu sendiri serta kemampuan menulis yang baik dan benar 5. Melakukan analisis dan menarik kesimpulan Pada riset kualitatif analisis difokuskan kepada “how” dan “what”. Pertanyaan mengenai “bagaimana” dan “apa” merujuk kepada sebuah proses interaksi antara satu faktor dsngan faktor lainnya.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita