SEBAGAI ILMU
Starry Kireida Kusnadi, S.Psi., M.Psi., Psikolog
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU
• Seperti yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, psikologi didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
• Tingkah laku disini juga melibatkan proses mental manusia.
• para ahli umumnya menyebutkan bahwa untuk dinyatakan sebagai ilmu, dituntut
syarat-syarat sbb:
a. mempunyai objek tertentu
b. mempunyai metode tertentu
c. sistematis
d. universal
Objek Psikologi
• Ilmu adalah kumpulan pengetahuan.
• Syarat pengetahuan disebut ilmu adalah objek material dan objek formal.
• Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari, atau diselidiki, atau unsur yang
ditentukan, atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran.
• Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang
peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya.
• Psikologi memiliki objek material yaitu manusia, dan objek formal atau sudut
pandang keilmuannya, yaitu dari segi tingkah laku manusia.
Metode Psikologi
• Psikologi menggunakan metode-metode ilmiah dalam mengumpulkan data
dan informasinya.
• Yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah suatu cara kerja yang mengikuti
prosedur ilmiah untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan suatu
ilmu pengetahuan.
• Ciri-ciri metode bersifat ilmiah :
1. objektif
2. adekuat
3. reliable
4. valid
5. sistematis
6. akurat
1. Objektif 4. Valid
memberikan data atau informasi dapat dipercaya, sesuai dengan
yang benar sesuai dengan keadaan objeknya.
objek yang sesungguhnya.
5. Sistematis
2. Adekuat
memadai sesuai dengan masalah memberikan data/informasi yang
dan tujuannya. tersusun baik sehingga
memudahkan penarikan
3. Reliable kesimpulan.
dapat dipercaya, memberikan
informasi yang tepat. 6. Akurat
Memberikan data/informasi
dengan teliti.
• Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data senantiasa
memperhatikan hal-hal berikut :
1. tidak boleh memiliki bias, artinya tidak memihak salah satu hipotesis.
2. objektif artinya memungkinkan ahli berkualifikasi lain untuk mengulangi
observasi dan mendapatkan hasil yang sama.
Macam-macam Metode Psikologi
a. Metode Eksperimental
b. Metode Non-Eksperimental
1. Metode observasi
2. Metode studi kasus
3. Metode survei
4. Metode korelasional
a. Metode Eksperimental
b. psikologi sosial
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat dan sebab-sebab dari perilaku dan pikiran-
pikiranindividu dalam situasi sosial.
c. psikologi Pendidikan
Ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi Pendidikan yang meliputi pula
pengertian tentang proses belajar dan mengajar.
d. psikologi kepribadian
Ilmu yang mempelajari tentang struktur kepribadian manusia sebagai suatu
keseluruhan dan jenis-jenis atau tipe-tipe kepribadian.
f. psikodiagnostik
Ilmu yang mempelajari perbedaan-perbedaan antar individu dalam taraf inteligensi,
kecakapan, ciri-ciri kepribadian lainnya dan tentang cara-cara guna menentukan
perbedaan-perbedaan tersebut.
b. Psikologi Praktis
- Psikologi praktis sering disebut psikologi terapan. Yaitu ilmu yang mempelajari
tingkah laku individu dalam bidang kehidupan tertentu.
- Tujuannya menemukan prinsip-prinsip psikologi untuk keperluan pemecahan
masalah-masalah kehidupan atau tingkah laku individu.
- Yang termasuk cabang psikologi praktis :
psikologi industri dan organisasi
psikologi klinis
bimbingan konseling
Hubungan Psikologi dengan ilmu-ilmu lain
1. Hubungan psikologi dengan sosiologi
2. Hubungan psikologi dengan antropologi
3. Hubungan psikologi dengan ilmu politik
4. Hubungan psikologi dengan ilmu komunikasi
5. Hubungan psikologi dengan biologi
6. Hubungan psikologi dengan ilmu alam
7. Hubungan psikologi dengan filsafat
8. Hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan
• Manusia sebagai makhluk sosial juga
1. Psikologi dengan Sosiologi menjadi objek dari sosiologi.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan manusia,
mempelajari manusia di dalam hidup
bermasyarakatnya. Karena itu baik
psikologi maupun sosiologi yang
membicarakan manusia, tidaklah
Psikologi mengherankan kalau pada suatu
Psikologi Sosiologi
Sosial waktu adanya titik-titik pertemuan
dalam meninjau manusia, misalnya
soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi
yang penting adalah hidup
bermasyarakatnya, sedangkan
tinjauan psikologinya yakni tingkah
laku sebagai manifestasi hidup
kejiwaan, yang didorong oleh motif
tertentu hingga manusia itu
bertingkah laku atau berbuat.
2. Psikologi dengan Antropologi
• Adapun antropologi adalah ilmu yang memfokuskan pada perilaku sosial dalam
suprastruktur budaya tertentu. Psikologi Sosial mempelajari perilaku individu yang
bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya. Perbedaan
psikologi sosial dengan sosiologi adalah fokus studinya. Fokus perhatian studi
psikologi sosial adalah perilaku Individu sedangkan sosiologi fokus pada sistem dan
struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu atau
lebih memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.
Lanjutan..
• Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman
kebudayaan, berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan
kepribadian setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi
mulai meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan
pengasuhan anak yang beragam. Kebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik
psikologi tertentu dan menimbulkan ciri budaya lainnya.
• Kesimpulan mengenai pendekatan psikologis dalam antropologi budaya adalah
bahwa dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan
anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi
dari faktor psikologis dan prosesnya. Anthropology in mental health, memfokuskan
diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/ gangguan mental pada
diri individu.
3. Psikologi dengan Ilmu Politik
• Reber (1988) menyebut psikologi pendidikan sebagai subdisipllin ilmu psikologi yang berkaitan
dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
• Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
• Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
• Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
• Sosialisasi proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif.
• Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Lanjutan..
• Dengan batasan atau pengertian di atas, Rober tampaknya menganggap bahwa psikologi pendidikan
masuk dalam subdisiplin psikologi terapan (applicable). Meskipun demikian, menurut Witherington
(1991:12-13), psikologi pendidikan tidak dapat hanya dianggap sebagai psikologi yang dipraktikkan
saja. Psikologi pendidikan, katanya, adalah studi suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai hak hidup
sendiri. Memang benar bahwa aspek-aspek tertentu dari psikologi pendidikan nyata-nyata bersifat
kefilsafatan, tetapi sebagai suatu ilmu pengetahuan, sebagai sctence, psikologi pendidikan telah
memiliki:
• Susunan prinsip atau kebenaran dasar tersendiri,
• Fakta-fakta yang bersifat objektif dan dapat diperiksa kebenarannya,
• Teknik-teknik yang berguna untuk melakukan penyelidikan atau “research”nya sendiri, termasuk
dalam hal ini adalah alat-alat pengukur dan penilai yang sampai batas-batas tertentu dapat
dipertanggungjawabkan ketepatannya.
Lanjutan..
• Diantara alat-alat pengukur dan alat penilai ini, terhadap tes tentang hasil perkembangan jiwa anak
dan tes tentang hasil belajar anak. Kedua tes ini lazim disusun dengan sangat hati-hati. Di
laboratorium, misalnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan mekanis dalam kebiasaan
membaca anak-anak, diadakan pemotretan terhadap geraan mata anak-anak pada waktu membaca
dengan mempergunakan ophthalmograph. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
mengembangkan suara yang menyenangkan dan untuk memperoleh pemilihan kata-kata yang tepat
pada waktu berbicara, diadakan perekaman terhadap latihan-latihan bercakap yang dilakukan.
• Jadi, meskipun psikologi pendidikan cenderung dianggap oleh banyak kelangan atau para ahli
psikologi, termasuk ahli psikologi pendidikan sendiri, sebagai subdisiplin psikologi yang bersifat
terapan atau psikis, bukan teoritis, cabang psikologi ini dipandang telah memiliki konsep, teori, dan
metode sendiri, sehingga mestinya tidak lagi dianggap subdisiplin, tetapi disiplin (cabang ilmu) yang
berdiri sendiri.
TERIMA KASIH