Anda di halaman 1dari 27

MEMAHAMI TEORI

KOMUNIKASI
Turnomo Rahardjo
Magister Ilmu Komunikasi
Universitas Diponegoro
Pengantar
• Komunikasi merupakan proses yang fundamental.
• Setiap aktivitas individu dalam lingkup personal, sosial, dan
pekerjaan tidak bisa dilepaskan dari komunikasi.
Pengantar
• We can’t not communicate, komunikasi selalu hadir dalam
keseharian setiap orang.
• Communication is not simple, komunikasi membutuhkan
kecakapan dan pemahaman terhadap elemen-elemen yang
melingkupinya.
Pengantar
• Mengembangkan pemahaman terhadap beragam teori
komunikasi memungkinkan kita dapat menginterpretasikan
peristiwa dengan cara yang lebih luwes, bermanfaat, dan
berbeda.
Pengantar
• Teori-teori yang dipelajari oleh komunitas akademis dan
praktisi komunikasi merujuk pada sumber-sumber pemikiran
filosofis.
• Sumber pemikiran filosofis tersebut dikenal dengan blue print
(cetak biru).
• Cetak biru merupakan sarana yang memungkinkan kita dapat
memahami perspektif dari setiap pemikiran teoritik
komunikasi.
Teori dan Teori Komunikasi
Definisi Teori:
• Usaha untuk menjelaskan atau merepresentasikan
pengalaman.
• Gagasan tentang bagaimana suatu peristiwa terjadi.
• Seperangkat konsep dan eksplanasi yang terorganisasi tentang
suatu fenomena.
Teori dan Teori Komunikasi
Teori Komunikasi:
• Teori tunggal atau kearifan kolektif (collective wisdom) yang
ditemukan dalam keseluruhan teori yang terkait dengan
komunikasi.
• Teori merupakan pijakan akademis (academic foundation) dari
setiap disiplin ilmu.
• Teori merupakan sarana bagi kita untuk mengorganisasikan
apa yang kita ketahui.
Teori dan Teori Komunikasi
• Teori tidak sekadar sebuah penjelasan.
• Teori adalah cara mengemas realitas.
• Teori adalah cara memahami realitas.
• Teori adalah sistem pemikiran, cara melihat (way of looking).
• Kita tidak pernah “melihat” realitas secara murni.
Teori dan Teori Komunikasi
• Kita perlu menggunakan seperangkat konsep dan simbol untuk
mendefinisikan apa yang kita lihat.
• Teori memberikan lensa dimana kita mengobservasi “dunia”
(realitas).
Fungsi Teori
• Memandu tindakan kita.
• Mengidentifikasi pola-pola
kejadian, sehingga kita mengerti
apa yang kita harapkan.
• Memungkinkan kita memprediksi
apa yang akan terjadi kemudian.
Proses Inquiry
• Inquiry: studi sistematis tentang pengalaman yang mengarah
kepada pengetahuan.
• Orang akan terikat kepada inquiry ketika berusaha mengetahui
sesuatu dalam cara yang tertata.
• Inquiry mencakup 3 tahapan: asking questions, observation,
dan constructing answer.
Proses Inquiry
• Asking questions: proses
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang menarik dan
signifikan.
Proses Inquiry
• Observation: ilmuwan berusaha mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
• Metoda observasi akan berubah secara signifikan dari satu
tradisi ke tradisi lain.
• Observasi dilakukan melalui pengkajian catatan-catatan dan
artefak; keterlibatan pribadi; instrumen dan eksperimentasi
yang dikontrol; wawancara, dan lain-lain.
Proses Inquiry
• Constructing answer: ilmuwan berusaha mendefinisikan dan
menjelaskan untuk melakukan interpretasi terhadap apa yang
diobservasi.
• Tahapan constructing answer dikenal sebagai TEORI.
• Tahapan inquiry tidak dipahami secara linier.
• Artinya, setiap tahapan akan mempengaruhi tahapan yang
lain.
Proses Inquiry
• Observasi menstimulasi munculnya pertanyaan-pertanyaan
baru.
• Teori-teori diperdebatkan melalui observasi dan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.
• Teori-teori mengarah pada pertanyaan-pertanyaan baru.
Metoda Inquiry
• Scientific Scholarship.
• Humanistic Scholarship.
• Social-Scientific Scholarship.
• Communication as a Social Science.
Scientific Scholarship
• Ilmu sering diasosiakan dengan obyektivitas. Apakah ilmu
memang obyektif?
• Jika obyektivitas dimaknai sebagai suspensi nilai-nilai, maka
ilmu tidak obyektif.
• Jika obyektivitas dimaknai sebagai standardisasi, maka ilmu
sesungguhnya obyektif atau bertujuan untuk menjadi obyektif.
Scientific Scholarship
• Ilmuwan berusaha melihat “dunia” (realitas)
seperti yang dilakukan pengamat lain.
• Dilatih dalam cara yang sama dan memakai
metoda yang sama pula.
• Replikasi dari sebuah studi seharusnya
menciptakan hasil yang sama.
• Standardisasi dan replikasi penting dalam ilmu,
karena:
• Ilmuwan mengasumsikan bahwa “dunia” memiliki
bentuk yang dapat diobservasi.
Scientific Scholarship
• “Dunia” menunggu untuk ditemukan.
• Tujuan ilmu adalah mengobservasi dan menjelaskan “dunia”
seakurat mungkin.
Humanistic Scholarship
• Jika ilmu diasosiasikan dengan obyektivitas,
maka humanistik diasosiasikan dengan
subyektivitas.
• Jika ilmu bertujuan membuat standardisasi,
maka humanistik mencari individualitas yang
kreatif.
• Jika tujuan ilmu untuk mengurangi perbedaan
tentang realitas yang diobservasi, maka tujuan
humanistik adalah memahami respon subyektif
individu.
Humanistic Scholarship
• Jika ilmu merupakan aktivitas out there, maka humanistik
merupakan aktivitas in here.
• Jika ilmu memfokuskan pada penemuan “dunia”, maka
humanistik memfokuskan pada penemuan “orang”.
• Jika ilmu berusaha mencapai konsensus, maka humanistik
berusaha mencari interpretasi alternatif.
Humanistic Scholarship
• Ilmu dan humansitik tidak terpisah secara tegas.
• Hampir setiap penelitian dan bangunan teori mencakup aspek-
aspek dari kajian ilmiah dan humanistik.
Social-Scientific Scholarship
• Ilmu sosial mencakup elemen-elemen dari ilmu dan
humanistik, tetapi berbeda dengan keduanya.
• Dalam mengobservasi dan menginterpretasikan pola-pola
perilaku manusia, ilmuwan sosial menjadikan manusia sebagai
obyek studi.
Social-Scientific Scholarship
• Untuk memahami perilaku manusia, ilmuwan sosial harus
mengobservasinya.
• Jika pola-pola perilaku itu ada, maka observasi harus dilakukan
seobyektif mungkin.
Social-Scientific Scholarship
• Ilmuwan sosial, seperti halnya ilmuwan alam, harus
memantapkan konsensus tentang apa yang diobservasi.
• Ketika fenomena perilaku diobservasi, maka fenomena itu
harus dijelaskan atau diinterpretasikan.
• Interpretasi dipersulit oleh fakta bahwa obyek observasi
(manusia) merupakan individu-individu yang aktif.
Social-Scientific Scholarship
• Tidak seperti obyek dalam dunia alam, manusia
memiliki pengetahuan, nilai-nilai, melakukan
interpretasi dan bertindak.
• Dapatkah eksplanasi “ilmiah” tentang perilaku
manusia berlangsung tanpa
mempertimbangkan pengetahuan “humanistik”
tentang orang yang diobservasi?
• Pertanyaan tersebut merupakan isu filosofis
utama dalam ilmu sosial.
Communication as a Social Science
• Komunikasi mencakup pemahaman tentang bagaimana orang
berperilaku dalam menciptakan, mempertukarkan dan
menginterpretasikan pesan.
• Konsekuensinya, studi komunikasi perlu mengkombinasikan
metoda ilmiah dan humanistik.

Anda mungkin juga menyukai