Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu: Dr. Rukiyati, M.Hum

Oleh:
Alyoriek Rahmadania, S. Pd
22113251001

S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
1. Filsafat sebagai kegiatan berpikir yang berciri radikal. Radikal berasal dari bahasa latin

yang artinya akar, maka filsafat sebagai kegiatan berpikir yang berciri radikal adalah

memikirkan ide dan gagasan sampai ke akar-akarnya. Dengan begitu gagasan yang

dihasilkan akan utuh dan mendalam. Maka untuk dapat berpikir hingga ke akar-akarnya

seseorang tidak perlu terburu-buru dalam memutuskan sebelum menemukan kebenaran

atau data-data yang mendukung terkumpul.

Filsafat sebagai kegiatan berpikir yang berciri sistematis. Sistematis berarti teratur

menurut sistem; memakai sistem; dengan cara yang diatur baik-baik. Maka kemudian

filsafat berciri sistematis mendukung filsafat berciri radikal. Memikirkan ide dan

gagasan secara berhati-hati dan runtut. Pemikiran filsafat yang sistematis. Dalam

berpikir ide dan gagasan diklasifikasikan atau digolongkan sehingga rapi, tersusun dan

tidak serampangan. Pemikiran filsafat yang sistematis juga dilakukan selangkah demi

selangkah secara tertib, penuh kesadaran, urut sesuai prosedur sehingga ide dan gagasan

dapat dipertanggungjawabkan.

Filsafat sebagai kegiatan berpikir yang berciri universal. Universal berarti umum

(berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia); bersifat (melingkupi) seluruh

dunia. Artinya pemikiran filsafat tidak hanya memikirkan ide atau gagasan yang

terbatas melainkan yang dapat berlaku di banyak tempat. Pemikiran filsafat yang

universal akan berusaha mencari dan menemukan gagasan yang dapat menajdi rujukan

umum.

Contoh penerapan ciri radikal filsafat ilmu dalam BK salah satunya adalah dalam

kegiatan konseling menggunakan teknik Cognitive Behavior Therapy. Konselor mula-

mula akan mengamati dari mimik wajah, sikap tubuh, bahkan intonasi maupun

pemilihan kata konseli. Konselor kemudian akan berdialog untuk mengungkap

automatic thought yang muncul di pikiran konseli. Tidak berhenti di situ, konselor terus
menggali hingga sampai pada intermediate belief dan core belief yang diyakini konseli.

Setelah itu konselor akan memikirkan teknik apa yang paling tepat untuk diberikan

kepada konseli sesuai dengan permasalahannya.

Contoh penerapan ciri sistematis filsafat ilmu dalam BK salah satunya adalah dalam

menyiapkan kegiatan bimbingan. Konselor secara sistematis akan merancang asesmen

yang diberikan kepada konseli. Kemudian setelah data terkumpul konselor akan

menganalisa masalah-masalah apa yang muncul. Setelah masalah ditemukan, konselor

akan menyocokan teknik bimbingan yang sesuai dengan topik layanan yang akan

diberikan. Konselor kemudian memikirkan teknis pelaksanaan layanan serta segala

kebutuhannya. Usai memberi layanan, konselor mengevaluasi proses dan hasilnya.

Contoh penerapan ciri universal filsafat ilmu dalam BK salah satunya tercermin dari

hasil pemikiran para konselor yang dapat menggunakan teknik konseling CBT tidak

hanya untuk satu permasalahan melainkan banyak.

2. Yang dimaksud dengan ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang teratur dan sistematis

yang diperoleh dengan metode tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan secara

teoritis dan reflektif.

Ciri-ciri ilmu menurut Harsoyo (1977) ada empat yaitu rasional, empiris, umum, dan

akumulatif. Rasional berarti menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut

pikiran yang sehat; cocok dengan akal. Empiris berarti berdasarkan pengalaman

(terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah

dilakukan). Umum berarti menyeluruh. Akumulatif berarti terhimpun. Sehingga ilmu

haruslah berdasarkan pengalaman/pengamatan yang cocok dengan akal serta

menyeluruh dan terus berkembang.

3. Perbedaan aliran positivisme, postpositivisme, dan fenomenologi sebagai landasan

paradigma ilmu pengetahuan dan sumbangan dalam memperkokoh metode ilmiah


Perbedaan

Positivisme Postpositivisme Fenomenologi

Kenyataan dipandang Kenyataan dipandang Kenyataan dipandang

berupa bagian-bagian sebagai satu keutuhan sebagai satu keutuhan

Peneliti dan yang diteliti Peneliti dan yang diteliti Peneliti dan yang diteliti

tidak terikat harus aktif bersama harus aktif bersama

Intervensi tidak boleh Peneliti boleh memberikan Objek penelitian adalah

dilakukan pada penelitian intervensi dalam pikiran manusia dan

(penelitian harus penelitian kesadaran manusia.

apadanya)

Sumbangan dalam Memperkokoh Metode Ilmiah

Positivisme Postpotivisme Fenomenologi


Posisi positivis juga Karena menganggap Mengungkap kesamaan

bahwa realitas itu objektif, manusia tidak selalu benar makna yang menjadi inti

individual, bahwa dalam memandang dari suatu fenomena yang

pengetahuan tidak masalah maka dialami sekelompok

berharga. Dalam konsep postpositivisme individu secara sadar

ini, pemahaman positivis memberikan triangulasi dalam hidupnya.

tentang meniscayakan untuk mengumpulkan

metode penelitian segala sumber dan data

kuantitatif yang bercirikan

mengukur melalui

perhitungan numerik.

4. Hubungan antara ilmu dan teknologi adalah timbal balik. Perkembangan ilmu dan

perkembangan teknologi saling menguntungkan satu sama lain. Teknologi dapat

memudahkan pencarian ilmu. Sedang ilmu dapat meningkatkan kualitas teknologi.

Contohnya proses perkuliahan (mencari ilmu) dapat dimudahkan dengan

perkembangan teknologi (kuliah daring via zoom). Perkembangan hasil-hasil penelitian

dapat menjadi sumber inspirasi teknologi untuk menjawab permasalahan tersebut.

Misal hasil jurnal penelitian tentang pertumbuhan kaki datar dapat menginspirasi

pembuat sepatu membuat sepatu khusus kaki datar.

5. Ilmu BK sebagai ilmu yang berhubungan langsung dengan manusia memerlukan etika

dalam pelaksanaannya. Dalam mengembangkan ilmu BK dan melakukan penelitian BK

terdapat sejumlah pedoman tingkah laku dan aturan yang harus diikuti dan ditaati agar

tujuan mulia bimbingan dan konseling dapat tercapai serta terhindar dari pelanggaran

dan keburukan. Nilai etika profesional sangat penting dalam profesi pembantuan

(helping profession). Contoh penerapan etika dalam ilmu BK tercantum pada kode etik
Bimbingan dan Konseling Indoensia tahun 2018 yang disusun oleh ABKIN (Asosiasi

Bimbingan dan Konseling Indonesia).

Etika Penghargaan dan Keterbukaan maka konselor menghargai konseli sesuai

dengan harkat dan martabat kemanusiaan konseli; konselor menyadari dan

menghargai konseli sebagai individu dengan hak-hak pribadi dan kondisi latar

multikuluralnya maka konselor dalam memberikan layanan akan berupaya

membangun hubungan baik dengan konseli.

Etika Kebenaran dan Keterbukaan maka konselor dalam menangani

permasalahan konseli bertindak secara objektif, konkrit dan menghindari

kerancuan peran dan sesuatu yang tidak jelas.

Etika Kerahasiaan maka konselor menyadari menghargai dan menempatkan

informasi mengenai konseli pada posisi yang sangat penting dan harus

dirahasiakan. Konselor membagi informasi tentang konseli hanya seizin konseli

atau pertimbangan etika profesi dan atau hukum. Konselor juga wajib meminta

izin konseli untuk merekam ataupun mengamati konseli. Konselor wajib

mendapat persetujuan institusi atau lembaga juga dalam melakukan penelitian.

6. Peran agama dalam pengembangan ilmu BK adalah menjadi acuan/landasan/pedoman

dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Di mana ilmu BK ini bertujuan

untuk menjadikan konseli menjadi pribadi yang dapat menaati ajaran agamanya

masing-masing. Contohnya dalam asesmen, permasalahan konseli dalam melakukan

ibadah menjadi salah satu concern konselor. Seperti misalkan butir ‘selama ini saya

beribadah masih karena terpaksa’. Kemudian masalah ini digali dan diberi teknik

bimbingan/konseling supaya konseli dapat menjalankan ibadahnya secara sukarela

karena merasa sebagai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai