Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTON

Tugas 1

IDIK 4006 / FILSAFAT ILMU

SUSANA YUDIYAWATI
042211514
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

UPBJJ - JEMBER

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2023.2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga Tugas 1 Mata Kuliah “ Filsafat Ilmu “ dapat saya selesaikan.

Tugas ini ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas tuton dari Bapak Abdul Ghofur pada bidang
studi Filsafat Ilmu. Selain itu, penyusunan tugas ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Abdul Ghofur selaku tutor pada mata
kuliah Filsafat Ilmu. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Jakarta, 06 Mei 2023

Penulis

Susana Yudiyawati
PEMBAHASAN

1. Filsafat adalah proses berpikir. Kita diajak untuk merenung dan memikirkan apapun dengan
berbagai pertanyaan yang muncul di benak kita dan dengan pengetahuan yang kita miliki
berusaha untuk menjawabnya. Berpikir merupakan sebuah proses untuk membuahkan
pengetahuan, Proses berpikir dalam filsafat dilakukan secara bertahap dan berurutan sehingga
dikatakan filsafat itu berpikir secara sistematis.
Cara berpikir kefilsafatan adalah rasional artinya bahwa apa yang kita ajukan dan nyatakan
bersesuai dengan nalar dan bersifat logis. Sesuai dengan nalar artinya sesuai dengan akal
walaupun tidak dengan akal sehat, sedangkan logis berarti sesuai dengan logika atau benar.
Jadi ciri berfikir kefilsafatan yang rasional artinya gagasan-gagasan filosofis yang kita ajukan
harus saling berhubungan secara logis antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan
artinya adanya premis-premis yang membangun kesimpulannya. Ppremis adalah asumsi atau
anggapan bahwa sesuatu adalah benar dan dapat digunakan untuk mendukung suatu
kesimpulan.
Ciri bebas dalam filsafat artinya kita pikiran kita bebas dari prasangka, sosial budaya,
historis, dan agamawi. Karena jika pemikiran filsafat kita masih terikat prasangka-prasangka
tersebut maka kita tidak dapat berpikir secara filosofis sebab ada banyak fitur prasangka yang
membatasi kita. Bebas artinya bukan sembarangan dalam berpikir tetapi bebas mengajukan
pertanyaan-pertanyaan filosofis untuk menemukan realitas atau kebenaran namun
berdasarkan kaidah-kaidah berpikir.
Kritis berarti bahwa ketika kita berpikir kefilsafatan kita tidak mencari dan menemukan fakta-
fakta, tapi kita menerima fakta tersebut untuk menguji lebih lanjut apakah penjelasan fakta-
fakta tersebut sudah memadai atau belum. Salah satu ciri dalam berpikir kefilsafatan adalah
komprehensip dan mendalam karenanya kita tidak menerima fakta yang dangkal kita harus
mempertanyakan fakta itu lebih lanjut agar terbukti kebenarannya sesuai dengan kebutuhan
manusia.

2. Objek kajian filsafat adalah sasaran yang dituju untuk mengenai pembahasan akan ilmu akan
kebijaksanaan. Objek kajian dari ilmu filsafat adalah bagian empiris (pengalaman indrawi )
dari totalitas sebuah realitas yaitu semua pengetahuan empiris tentang alam semesta yang
dapat diukur secara kuantitatif maupun kualitatif yang dilakukan melalui standar prinsip
keilmuan. Wilyah objek kajian ilmu filsafat adalah pada bagian-bagian emperis dari totalitas
artinya ketika filsafat dimasukkan dalam kategori bidang ilmu Maka objek kajiannya tidak
terbatas pada objek formal tapi juga objek material.
a. Objek material yaitu bagian-bagian dari totalitas yang masih dapat dijangkau oleh
ilmu dan dapat dibawa kedalam rasionalisme dan silogisme berfikir dengan cara
hipotesis dan akhirnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
kebenaran ilmiah melalui proses pembenaran.
b. Objek formalnya adalah bagaimana bagian-bagian totalitas itu dicermati secara
keilmuan sehingga menghasilkan kebenaran ilmiah yang valid dan sanggup
menembus dunia yang nyata (empiris)
3. Salah satu objek kajian filsafat ilmu adalah axiologi ilmu, yang mencakup nilai etika dan
estetika. Aksiologis dalam wacana filsafat mengacu pada persoalan etika (moral) dan estetika
(keindahan).
1) Etika
Pengertian secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari kata
ethikos atau ethos yang berarti adat, kebiasaan dan praktik (Frans Magnis S, 2006).
Secara umum etika merupakan teori mengenai tingkah laku atau tindak-tanduk
perbuatan manusia yang dipandang dari aspek nilai baik dan burukyang dapat
ditentukan oleh akal. Dalam pandangan para ahli, etika secara garis besar dapat
diklasifikasi ke dalam tiga bidang studi yaitu: etika deskriptif, etika normative, dan
metaetika (Zaprulkhan, 2016).
• Etika deskriptif, menguraikan dan menjelaskan kesadaran dan pengalaman
moral secara deskriptif yang digolongkan dalam bidang ilmu pengetahuan
empiris dan berkaitan dengan sosiologi.
• Etika normative, memberikan petunjuk atau penuntun dalam mengambil
keputusan yang menyangkut baik dan buruk atau benar dan salah.
• Metaetika, merupakan studi terhadap didiplin etika yang menyelidiki makna
istilah-istilah normative yang diungkapkan lewat pernyataan etis yang
membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan
2) Estetika
Estetika adalah ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta
bagaimana dapat merasakannnya. Sebuah keindahan yang sudah terbentuk tentunya
harus dapat dirasakan oleh banyak orang. Istilah estetika berasal dari bahasa Yunani,
aesthesis yang berarti pencerapan inderawi, pemahaman intelektual atau pengamatan
spiritual.
Wacana aksiologi merupakan salah satu bagian penting dari filsafat yang membahas
dan menerangkan terkait persoalan nilai, mengapa sesuatu itu dinilai baik atau buruk,
dan dinilai indah atau tidak indah serta berhubungan dengan nilai-nilai, etika dan
estetika. Jadi ilmu pengetahuan bukan hanya bersifat teoritis semata melainkan juga
berdampak praktis secara fungsional dalam kehidupan umat manusia
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Boeriswati, Endri. (2021). Filsafat Ilmu. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka.
Rosnawati. (2021). Aksiologi Ilmu Pengetahuan dan Manfaatnya bagi Manusia . Jurnal
Filsafat Indonesia, Vol 4 No 2 Tahun 2021 ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN:
2620-7990.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&ua
ct=8&ved=2ahUKEwjTyYLDi-H-
AhUZamwGHfEhDPwQFnoECBkQAQ&url=https%3A%2F%2Fejournal.undiksha.a
c.id%2Findex.php%2FJFI%2Farticle%2Fview%2F35975%2F19428&usg=AOvVaw
1PW5CdnmXow3Sy6ASbgOld

Anda mungkin juga menyukai