Anda di halaman 1dari 12

JPSD Vol. 4 No.

2, September 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI


PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR
PADA SISWA KELAS V SDN JOMIN BARAT I KECAMATAN
KOTABARU KABUPATEN KARAWANG
1
Siti Rahayu, 2Wahyu Nur Hidayati
1
SDN Jomin Barat 1 Karawang Jawa Barat
2
SDN Citarik 1 Karawang Jawa Barat
sitirahayu.krw@gmail.com

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat dan kesan siswa terhadap
matematika sehingga hasil belajarnya rendah. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jomin Barat I
Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang, yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 12 siswa
laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media bangun ruang dan bangun
datar pada materi menghitung luas bangun datar sederhana dan menghitung volume kubus dan
balok serta menggunakannya dalam pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN Jomin Barat I tahun pelajaran 2017/2018? Metode yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, catatan
lapangan dan tes. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil yang diperoleh
dari pelaksanaan tindakan pada siklus I nilai rata-rata 62,75 meningkat menjadi 74, 50 pada siklus
II. Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada setiap siklus dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media bangun ruang dan media bangun datar dapat mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar
matematika.

Kata Kunci : Media Bangun Ruang, Hasil Belajar

Abstract. This research is bassed on the lack of interest and the students impression on the subject
of mathematics, so the result of mathematics learning is low. This research done in SDN Jomin
Barat I Kec. Kotabaru Kab. Karawang. The subject is the students of grade V, consist of 17 female
and 12 male. This study aims to determine the using geometry media to calculating the area and
volume material can improve the result of mathematics learning in Vth grade in 2017/2018. The
method used is classroom action research.. The data collection process is carried out by
observing, field record and Test. This research is carried out in 2 cycles. The results obtained
from the implementation of the action on the cycle I average value of 62.75 increased to 74, 50 on
cycle II. Based on the actions taken on each cycle it can be concluded that the use of geometry
media can activate and improve the results of learning mathematic.

Keyword : Geometry, Learning outcomes

204
A. Pendahuluan

Matematika memiliki peranan adalah rendahnya hasil belajar


sangat penting dalam menunjang matematika siswa. Hal ini terbukti bila
kemajuan ilmu dan teknologi. diadakan ulangan harian per pokok
Matematika menjadi alat yang tepat bahasan selalu hasil belajar matematika
untuk pemecahan masalah dalam ilmu di bawah rata-rata mata pelajaran
penetahuan. Menurut Sudrajat (2008) lainnya. Selain itu, matematika
bahwa “perkembangan Iptek yang dianggap sebagai mata pelajaran yang
pesat adalah berkat dukungan jadi momok nomor satu untuk siswa
matematika”. SD. Otomatis sugesti ini berpengaruh
Kemampuan matematika dalam juga kepada mental anak. Hal ini juga
dunia pendidikan menjadi kebutuhan terjadi pada siswa kelas V SDN Jomin
sangat penting. Matematika sendiri Barat I. Dari 29 siswa, hanya sekitar 9
sebenarnya memiliki objek dasar yang siswa yang nilainya sering di atas
abstrak, Muhsetyo et al (2008) KKM.
berpendapat “keabstrakan matematika Muhassanah et al (2014)
karena obiek dasarnya abstrak yaitu berpendapat bahwa “dalam
fakta, konsep, operasi dan prinsip”, mempelajari geometri siswa
Ruseffendi (1997) berpendapat bahwa membutuhkan konsep yang matang
matematika adalah sebagai ilmu sehingga siswa mampu menerapkan
deduktif, bahasa seni, ratunya ilmu, ketrampilan geometri yang dimiliki
ilmu tentang struktur yang seperti memvisualisasikan, mengenal
terorganisasikan dan ilmu tentang pola bermacam – macam bangun datar dan
dan hubungannya. ruang, mendeskripsikan gambar”.
Walaupun matematika sangat Tetapi kenyataannya siswa belum
penting, namun pembelajaran menguasai ketrampilan geometri
matematika adalah pelajaran yang tersebut.
dianggap sulit oleh rata-rata siswa. Pada Standar Kompetensi: (1)
Permasalahan yang umum terjadi di SD menghitung luas bangun datar

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
205
sederhana dan menggunakannya dalam tujuan tertentu”. AECT (Assosiation
pemecahan masalah, dan (2) For Education and Comuniction
menghitung volume kubus dan balok Technology) dalam Harsoyo (2002)
dan menggunakannya dalam mengatakan bahwa “ media merupakan
pemecahan masalah, siswa mengalami segala bentuk yang dimanfaatkan
kesulitan, sehingga hasil belajarnya dalam proses penyaluran informasi”
pun kurang maksimal. Beberapa Menurut Primatasari et al (2014).
kemungkinan penyebab rendahnya “media memudahkan siswa belajar,
hasil belajar siswa dalam materi memberikan pengalaman konkrit,
tersebut antara lain karena :1) Materi menarik perhatian, mengaktifkan
ini bersifat abstrak, sehingga siswa siswa, dan membangkitkan dunia teori
masih belum memahami jika hanya dengan realita, bahwa Guru harus
melalui ceramah atau media gambar mampu memilih strategi dan media
saja. 2) Materi ini berhubungan dengan pembelajaran yang sesuai dengan
materi kelas IV sehingga jika di kelas kondisi kemampuan siswa di dalam
IV belum menguasai, maka akan kelas”. Pengertian di atas sependapat
kesulitan menerima materi ini. 3) dengan Hendracipta et al (2017) bahwa
Penggunaan media yang kurang tepat. “guru harus mampu memilih strategi
Padahal media amat penting dalam dan media pembelajaran yang sesuai
pembelajaran matematika. Sujana & dengan kondisi kemampuan siswa di
Rivai (2006) mengatakan bahwa dalam kelas”. Sependapat dengan
“media berfungsi sebagai alat bantu Prihatiningsih & Setyanigtyas (2018)
mengajar”. bahwa “penggunaan model
Menurut Malik (1994), “media pembelajaran yang tepat
pembelajaran adalah segala sesuatu memungkinkan siswa dapat belajar
yang dapat digunakan untuk secara aktif dan menyenangkan”.
menyalurkan pesan (bahan belajar) Barnes (1979) mengemukakan bahwa
sehingga dapat merangsang perhatian, “media pembelajaran akan sangat
minat, pikiran dan perasaan si belajar berperan di masa yang akan datang”.
dalam kegiatan belajar untuk mencapai

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
206
Higgis dalam Ruseffendi (1993) Dari teori tersebut, kecenderungan
mengatakan bahwa „keberhasilan 60% anak SD beranjak dari hal-hal yang
lawan 10% bila menggunakan media konkret (tahap operasional konkret),
dibandingkan dengan tidak yaitu memandang sesuatu yang
menggunakan media‟. Uraian diatas dipelajari sebagai satu kebutuhan yang
sependapat dengan Yuliana et al (2015) terpadu. Sehingga dalam pembelajaran
yang mengatakan bahwa “melalui Matematika sebaiknya: 1) Dimulai dari
media gambar, dapat menarik minat hal-hal yang konkret yaitu kegiatan
siswa untuk terlibat aktif dalam proses aktif mempergunakan pancaindra
pembelajaran, selain itu media gambar dengan benda nyata atau konkret, 2)
visual dapat memudahkan Penata awal, yaitu suatu informasi
penyampaian konsep abstrak agar lebih umum mengenai apa yang akan
dipahami oleh siswa”. diajarkan, agar murid mempunyai
Diperkuat oleh pendapat Palguna kerangka kerja untuk mengasimilasikan
et al (2015) bahwa “siswa lebih informasi baru ke dalam struktur
menyukai gambar dan akan menambah kognitifnya, 3) Mempergunakan
semangat siswa dalam mengikuti kegiatan yang bervariasi karena murid
pembelajaran”. mempunyai tingkat perkembangan
Menurut teori Piaget dalam Nur kognitif yang berbeda dan gaya belajar
(2004), „usia anak SD (6-12 tahun) yang berlainan.
termasuk ke dalam tahap operasional Sesuai teori tersebut, maka
konkret‟. Menurutnya, ciri-ciri anak melalui media bangun ruang dan
pada tahap ini adalah: 1) Mulai bangun datar materi yang bersifat
memandang dunia secara obyektif, 2) abstrak dapat menjadi konkret.
Mulai berfikir secara operasional, 3) Menurut Mustamin Idris, et al (2011)
Membentuk hubungan aturan-aturan, bahwa “penerapan alat peraga dalam
prinsip ilmu sederhana dan pembelajaran matematika dapat
mempergunakan hubungan sebab dijadikan sebagai salah satu alternatif
akibat, 4) Memahami konsep substansi, untuk meningkatkan hasil belajar
volume, panjang, lebar, luas dan berat siswa”. Selain itu, menurut Rahmanelli

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
207
(2005) menyatakan “apabila anak yang dipelajari karena
terlibat dan mengalami sendiri serta pembelajarannya melibatkan aktivitas
ikut serta dalam proses pembelajaran fisik dan mental dengan kegiatan
maka hasil belajar siswa akan lebih melihat, meraba dan memanipulasi alat
baik, disamping itu pelajaran akan peraga yang sejalan dengan
lebih lama diserap dalam ingatan karakteristik siswa Sekolah Dasar yang
siswa”. Almira (2014) mengatakan memiliki rasa ingin tahu yang kuat, dan
“dengan menggunakan media siswa tertarik untuk mengeksplorasi situasi di
akan lebih mudah memahami konsep sekitar mereka”.

B. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian memiliki variabel-variabel yang dapat


fungsi yang signifikan dalam mencari dimanipulasikan dan dapat segera
informasi data yang dibutuhkan untuk digunakan untuk menentukan
memecahkan berbagai masalah yang kebijakan dan pembangunan. Nazir
bertujuan memberikan solusi atas (2005) mengatakan bahwa “penelitian
masalah tersebut, sebagaimana tindakan kelas (classroom action
pendapat Soehartono (2002), “metode research) merupakan salah satu jenis
penelitian adalah cara atau strategi penelitian tindakan dengan tujuan yang
menyeluruh untuk menemukan atau spesifik yang berkaitan dengan kelas”.
memperoleh data yang diperlukan”. Menurut Arikunto (2008), “penelitian
Metode penelitian yang tindakan kelas merupakan suatu
diterapkan adalah classroom action pencermatan terhadap kegiatan belajar
research atau yang dikenal dengan berupa sebuah tindakan, yang sengaja
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
Penelitian tindakan (action research) kelas secara bersama”. PTK ini
adalah suatu penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan
dikembangkan bersama-sama antara partisipatif. Kolaboratif artinya peneliti
peneliti dan decision maker tentang bekerja sama dengan guru kelas,

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
208
sedangkan partisipatif artinya peneliti Komponen observasi terdiri dari
dibantu partisipasi teman sejawat yang lembar observasi untuk aktivitas guru,
disebut observer. siswa, dan materi.
Subjek penelitian adalah siswa 3. Catatan Lapangan, yaitu catatan
kelas V SDN Jomin Barat I Kecamatan tertulis mengenai apa yang didengar,
Kotabaru Kabupaten Karawang tahun dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam
2017/2018 sebanyak 29 anak, terdiri rangka mengumpulkan data dan
dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa refleksi terhadap data dalam penelitian
perempuan. Penelitian Tindakan Kelas kualitatif (Moloeng, 2005).
ini dilaksanakan pada bulan Oktober 4. Dokumentasi, instrumen ini
2017, terdiri dari 2 siklus tindakan. digunakan sebagai penguat data yang
Instrumen yang dibutuhkan dalam diperoleh sekaligus sebagai gambaran
penelitian ini adalah: nyata pelaksanaan penelitian. Dokumen
1. Tes. Penelitian ini ini berupa kumpulan foto aktivitas
menggunakan instrumen tes kuis dan pembelajaran.
tes hasil belajar. Tes kuis diberikan di Proses penelitian tindakan
setiap akhir pembelajaran, berfungsi merupakan kerja berulang atau (siklus),
sebagai pengukur keberhasilan sehingga diperoleh pembelajaran yang
penyampaian materi pada pertemuan dapat membantu siswa dalam
tersebut. Sedangkan tes hasil belajar menyelesaikan soal menghitung luas
diberikan pada akhir siklus I dan siklus bangun datar sederhana dan
II, berfungsi untuk mengetahui menggunakannya dalam pemecahan
kemampuan siswa dalam masalah dan menghitung volume kubus
menyelesaikan soal matematika dan balok dan menggunakannya dalam
sekaligus mengetahui tingkat hasil pemecahan masalah di kelas V.
belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan
2. Pedoman observasi. Lembar dengan dua siklus. Tiap siklus
observasi digunakan untuk mengamati dilakukan tiga kali pertemuan
hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran dan satu kali pertemuan
pelaksanaan pembelajaran berlangsung. untuk tes hasil belajar. Pada setiap

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
209
siklus terdapat perencanaan (planning), PTK adalah “Penelitian yang dilakukan
pelaksanaan tindakan (action), guru dalam kelasnya dan berkolaboratif
observasi (observation) dan refleksi antara peneliti dengan praktisi (guru
(reflection). Menurut Wardani (2002), dan kepala sekolah)”.

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Proses pembelajaran diawali sehingga penggunaan media sangatlah


dengan presentasi singkat oleh guru, penting. Penggunaaan media yang tepat
menampilkan media yang akan dapat merangsang minat belajar
dipelajari dan menyampaikan tujuan sehingga siswa akan aktif dalam
pembelajaran, membentuk siswa dalam membentuk pengetahuannya sendiri
7 kelompok, setiap kelompok terdiri melalui pengalaman langsung. Siswa
dari 4 orang. Di setiap pembelajaran akan terlibat dalam menemukan fakta
guru memberikan LKS untuk dan konsep tentang sifat–sifat bangun
didiskusikan dan soal kuis untuk datar dan bangun ruang sehingga siswa
penilaian individu sebagai alat mudah mengerti apa yang dipelajari.
pengukur keberhasilan materi pada Hal ini sejalan dengan pendapat
setiap pertemuan. Di akhir pertemuan Muhassanah et al (2014) bahwa “dalam
siswa dibimbing guru untuk mempelajari geometri siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari. membutuhkan konsep yang matang
Di setiap akhir siklus diadakan tes hasil sehingga siswa mampu menerapkan
belajar untuk mengetahui kemampuan ketrampilan geometri yang dimiliki
siswa dan tingkat hasil belajar siswa. seperti memvisualisasikan, mengenal
Menurut teori Piaget dalam Nur bermacam – macam bangun datar dan
(2004) usia anak SD (6-12 tahun) ruang, mendeskripsikan gambar”.
termasuk ke dalam tahap operasional Berdasarkan pelaksanaan
konkret‟. Berdasarkan teori tersebut penelitian, siswa merasa sangat senang
penggunaan media dapat dan semangat pada saat mengikuti
mengkonkritkan materi yang abstrak pembelajaran, hal ini bisa diamati

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
210
dalam kegiatan diskusi dan meningkat sehingga hasil belajarnya
presentasi pada setiap pertemuan. menunjukkan adanya perkembangan
Siswa mampu melakukan tugas yang yang baik. Hal tersebut memperkuat
diberikan, bila menemukan hal yang pendapat Rahmanelli (2005) “apabila
belum dimengerti beberapa siswa mau anak terlibat dan mengalami sendiri
bertanya, kegiatan presentasi juga serta ikut serta dalam proses
berjalan dengan baik, ada tanggung pembelajaran maka hasil belajar siswa
jawab dalam pembagian tugas akan lebih baik, disamping itu
kelompok. Guru memberikan pelajaran akan lebih lama diserap
penghargaan kepada kelompok yang dalam ingatan siswa”.
aktif untuk terus meningkatkan kerja Berikut Grafik 1 merupakan
samanya. Guru memberi nilai diagram batang persentase hasil , tes
tambahan bagi wakil anggota yang siklus I, dan tes siklus II.
presentasi. Tingkat konsentrasi siswa

74,81
80,00
62,59
70,00
60,00
50,00
Siklus I Siklus II
Peningkatan Hasil Belajar

Grafik 1. Peningkatan Hasil Belajar


Dari gambar di atas, terlihat 60. Hampir seluruh siswa mengalami
bahwa rata-rata hasil belajar siswa peningkatan nilai pada siklus II.
meningkat dari 62,59 menjadi 74,81. Pemahaman siswa meningkat seiring
Pada siklus I, diperoleh nilai tertinggi dengan peningkatan pengetahuan dan
adalah 80 dan nilai terendah adalah 40. ketrampilan, hal ini bisa diamati dalam
Sedangkan pada siklus II, diperoleh mengerjakan LKS adanya tanggung
nilai tertinggi 100 dan nilai terendah jawab dalam kerja kelompok,

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
211
mempermudah guru memberikan tepat agar lebih semangat dalam
arahan terhadap pengisian LKS belajar dan berusaha lebih baik dari
tersebut. Guru memberikan soal temannya. Bagi siswa yang belum
individu berupa soal kuis, beberapa berhasil, guru mengadakan bimbingan
siswa sangat antusias ketika untuk meningkatkan pemahaman
mengejakan soal kuis. Penghargaan Berikut Tabel 1. Peningkatan nilai kuis
individu diberikan kepada siswa yang dan LKS persiklus
mengerjakan soal dengan cepat dan

Tabel 1. Peningkatan Nilai Kuis dan LKS Persiklus

Siklus I Siklus II
No Ket.
1 2 3 Rt-rt 1 2 3 Rt-rt

1 Kuis 61.41 68.68 74.24 68.11 78.06 78.10 79.17 78.44

2 LKS 64.86 69.03 74.93 69.60 78.58 79.82 82.96 80.45

Dari tabel di atas, nilai kuis dan perkembangan siswa dalam mengikuti
LKS juga mengalami peningkatan yang pembelajaran. Persentase rata-rata
cukup bagus. Rata –rata nilai kuis pada nilai. nilai kuis dan LKS justru lebih
siklus I adalah 68,11, sedangkan pada tinggi dari rata-rata tes hasil belajar di
siklus II adalah 78, 44. Peningkatan akhir siklus. Berikut grafik 2
nilai kuis dan LKS pada setiap peningkatan nilai kuis dan LKS.
siklusnya juga menunjukkan adanya

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
212
100
80
60
40
20 Kuis
0 LKS

Grafik 2. Peningkatan Nilai Kuis dan LKS

D. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan belajar siswa juga terlihat


pembahasan, maka kesimpulan yang meningkat. Pada akhirnya siswa
diperoleh adalah sebagai berikut : lebih termotivasi dan akan senang
1. Pembelajaran Matematika di SD dengan matematika.
sangat membutuhkan alat bantu 3. Jadi, secara umum dapat
untuk menjelaskan materi yang disimpulkan bahwa dengan media
abstrak. Salah satu media yang bangun ruang dan media bangun
digunakan dalam matematika untuk datar dapat meningkatkan hasil
materi geometri adalah media belajar Matematika pada materi
bangun ruang dan media bangun menghitung luas bangun datar
datar. sederhana dan menggunakannya
2. Dalam diskusi kelompok dalam pemecahan masalah dan
penggunaan media bangun ruang menghitung volume kubus dan
dan media bangun datar lebih balok dan menggunakannya dalam
mengaktifkan siswa untuk pemecahan masalah pada siswa
menyelesaikan tugas yang kelas V SDN Jomin Barat I.
diberikan, sehingga motivasi

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
213
Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Jurnal Kreatif Tadulako Online 4


Evaluasi Pendidikan (Edisi (3), 29.
Revisi). Jakarta: PT. Bumi Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.
Aksara Bogor: Ghalia Indonesia
Amir Almira. 2014. Pembelajaran Nur, M. 2004. Teori-teori perkembangan
Matematika SD Dengan kognitif. (Ed. 2). Disadur dari
Menggunakan Media Theories of Devolopment:
Manipulatif. Forum Pedagogik 6 Educational Psychology Theory
(01), 74 and Practice 1997. Surabaya:
Barnes, Ronald E. 1979. Instructional UNESA Pusat Sains dan
Media and the Future. Journal of Matematika.
Educational Technology Systems. Palguna, Putu Ngurah Dwija, Ni Nyoman
Sage Journals, 2(4), 123-125. Garminah, Dewa Nyoman
Hendracipta, Nana., Syachruroji, A., & Sudana. 2015. Penerapan Metode
Hermawilda. 2017. Perbedaan Picture and Picture Berbantuan
Hasil Belajar Siswa Antara Yang Media Gambar Beseri Untuk
Menggunakan Strategi Inkuiri Meningkatkan Keterampilan
Dengan strategi Ekspositori. Menulis Narasi. Mimbar PGSD,
JPSD, 3(1), 33-41. 3 (1), 21-23.
Irawan Soehartono. 2002. Metode Prihatiningsih & Setyanigtyas. 2018.
Penelitian Sosial, suatu tehnik Pengaruh Penerapan Model
Penelitian Bidang Kesejahteraan Pembelajaran Picture And
Sosial dan Ilmu Sosial lainnya. Picture Dan Model Make A
Bandung: Remaja Rosda Karya Match Terhadap Hasil Belajar
Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Siswa. JPSD. 1(3), 3.
penelitian kualitatif. Bandung: Primatasari, Zulfiani, & Herlanti. 2004.
Remaja Rosda Karya. Jurnal Edusains. 6 (2), 71-72.
Muhsetyo, Gatot dkk. 2008. Rahmanelli. 2005. Skolar Jurnal
Pembelajaran Matematika SD. Kependidikan. Vol 6. Nomor 2.
Jakarta: Universitas Terbuka Hlm. 70-72. Padang: UNP
Muhassanah, Sujadi dan Riyadi. 2014 Ruseffendi, ET. 1993. Pendidikan
Analisis Ketrampilan Geometri Matematka 3. Jakarta: Depdikbud
Siswa Dalam Memecahkan Ruseffendi, E.T. 1997. Materi Pokok
Masalah Geometri Berdasarkan Pendidikan Matematika 3.
Tingkat berpikir Van Hiele. Jakarta: Universitas Terbuka
Jurnal Elektronik Pembelajaran Sudjana & Rivai. 2006. Media
Matematika. 2 (1), 56 Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru.
Mustamin Idris, dkk. 2011. Penerapan Sudrajat. 2008. Peranan Matematika
Alat Peraga Kubus Untuk dalam Perkembangan IPTEK.
Meningkatkan Hasil Belajar Seminar The Power of
Siswa Pada Pembelajaran Sifat- Mathematics for All Aplication.
Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV. Himatika Unisba
JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
214
Yuliana, Rina., Cahyani, Isah., dan Kartu Pancing Foto dalam
Sastromiharjo, Andoyo. 2015. Pembelajaran Pemahaman
Penerapan Strategi Partisipatif Konsep dan Berbicara Siswa
Melalui Media Gambar Denah Sekolah Dasar. JPSD. Hlm. 8.

JPSD Vol. 4 No. 2, September 2018 Siti & Wahyu


ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
215

Anda mungkin juga menyukai