Anda di halaman 1dari 15

TITRASI REDOKS (PENENTUAN BESI)

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan
standardisasi dan penentuan cuplikan dengan titrasi redoks.

2. Rincian Kerja
1. Melakukan standardisasi larutan KMnO4
2. Menentukan kadar besi dalam larutan

3. Dasar Teori
Titrasi redoks merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi
antara analit dan titran. Titrasi redoks banyak digunakan untuk pene ntuan sebagian besar
logam-logam. Indikator yang digunakan pada titrasi ini menggunakan berbagai cara
kerja. Pada titrasi yang menggunakan KMnO4 tidak menggunakan suatu larutan indikator
tetapi larutan KMnO4 itu sendiri bertindak sebagai indikator

3.1. Kalium Permanganat


Kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama
seratus tahun lebih. Zat ini merupakan pereaksi yang mudah diperoleh, tidak mahal, dan
tidak memerlukan suatu indikator kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat
encer. Satu tetes KMnO4 0,1 N memberikan suatu warna merah muda yang jelas pada
larutan dalam titrasi. Permanganat mengalami reaksi kimia yang bermacam-macam,
karena mangan dapat berada dalam keadaan-keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, +7. Untuk
reaksi yang berlangsung dalam larutan-larutan yang sangat asam akan terjadi reaksi :

MnO4- + 8H+ +5e Mn2+ + 4H2O


sedangkan untuk reaksi dalam larutan berasam rendah:

MnO4- + 8H+ +3e MnO2 + 2H2O


Reaksi yang paling banyak digunakan adalah reaksi pada larutan yang sangat asam,
dimana permanganat bereaksi dengan sangat cepat.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
katalis untuk mempercepat reaksi. Sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur
pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengosidasi Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan
pemanasan:

3Mn2+ + 2 MnO4- + 2H2O 5 MnO2 + 4H+


Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup
untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2. Bagaimanapun juga,
mengingat reaksinya berjalan lambat, MnO2 tidak diendapkan secara normal pada titik
akhir dari titrasi-titrasi permanganat.

Untuk menghilangkan MnO2, larutan tersebut kemudian distandardisasi, dan jika


disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan, konsentrasinya tidak akan banyak berubah
selama beberapa bulan.

3.2. Natrium Oksalat


Senyawa ini merupakan standar primer yang baik bagi permanganat dalam larutan
berasam. Dapat diperoleh dalam derajat kemurnian yang tinggi, stabil pada pemanasan
dan tidak higroskopis. Reaksi dengan permanganat agak kompleks dan sekalipun banyak
penelitian yang telah dilakukan, namun mekanisme yang tepat tidak jelas. Reaksinya
lambat pada suhu kamar, oleh karena itu biasanya larutan dipanaskan pada suhu 600C.
Pada kenaikan suhu, pada awalnya reaksi berjalan lambat, tetai kecepatan meningkat
setelah ion mangan (II) terbentuk. Mangan (II) bertindak sebagai suatu katalis dan
reaksinya dinamakan otokatalitik karena katalis dihasilkan oleh reaksinya sendiri.Ionnya
mungkin mempengaruhi efek katalitiknya dengan cepat bereaksi dengan permanganat
untuk membentuk mangan dari keadaan oksidasi antara +3 dan +4 yang selanjutnya
dengan cepat mengoksidasi ion oksalat, kembali ke keadaan divalent. Adapun reaksinya
adalah :

5C2O42- + 2 MnO4 + 16H+ → 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8H2O


Fowler dan Bright melakukan suatu penelitian yang sangat mendalam terhadap
kesalahan-kesalahan yang mungkin di dalam titrasi. Mereka menemukan beberapa bukti
dari pembentukan peroksida

O2 + H2C2O4 → H2O2 + 2CO2


Dan apabila peroksida terurai sebelum bereaksi dengan permanganat, terlalu sedikit
larutan permanganat yang diperlukan sehingga dari perhitungan normalitasnya tinggi.
Mereka menyarankan agar hampir semua permanganat ditambahkan dengan cepat dalam
larutan yang telah diasamkan pada suhu kamar. Setelah reaksi sempurna larutan
dipanaskan sampai 600C dan titrasi diselesaikan pada suhu ini.

Tabel : aplikasi dari titrasi langsung dengan permanganat dalam larutan asam
Analit Setengah Reaksi dari Substansi Teroksidasi
Antimon (III) HSbO2 + 2H2O  H3SbO4 + 2H+ + 2e

Arsenik (III) HAsO2 + 2H2O  H3AsO4 + 2H+ + 2e

Bromin 2 Br-  Br2 + 2e

Hidrogen Peroksida H2O2  O2 + 2H+ + 2e

Besi (II) Fe2+  Fe3+ + e

Molibdenum (III) Mo3+ + 2H2O  MoO2 + 4H+ + 3e

Nitrit HNO2 + 2H2O  NO3- + 3H+ + 2e

Oksalat H2C2O4  2CO2 + 2H+ + 2e

Timah (II) Sn2+  Sn4+ + 2e

Titanium (III) Ti3+ + H2O  TiO2+ + 2H+ + e

Tungsten (III) W3+ +2H2O  WO22+ + 4H+ + 3e

Uranium (IV) U4+ + 2H2O  UO22+ + 4H+ + 3e

Vanadium (IV) VO2+ + 3H2O  V(OH)4+ + 2H+ + e

4. Alat
 Neraca Analitik 1
 Kaca Arloji 2
 Erlenmeyer 250ml, 500ml 3,3
 Buret 50 ml 2
 Pipet Ukur 25 ml 2
 Gelas Kimia 250 ml 3
 Labu Takar 100ml, 250ml, 500 ml 2, 3, 1
 Spatula 2
 Bola Karet 2
 Hot Plate 1
 Termometer 1

5. Bahan
 Na 2C2O4 padatan
 H 2SO4 pekat
 KMnO 4 padatan
 FeSO 4.7H2O padatan

6. Keselamatan Kerja
Gunakan peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan dan masker untuk
menangani asam sulfat.

7. Langkah Kerja
7.1 Standardisasi Larutan KMnO4
1. Membuat larutan 0,1 N KMnO4 500 ml
2. Na2C2O4 dikeringkan dalam oven pada suhu 105-1100C selama 2 jam. Setelah itu
didinginkan dalam desikator.

3. Menimbang Na2C2O4 sebanyak 300 mg, memasukkan ke dalam erlenmeyer.


4. Melarutkan 2,5 ml H2SO4 pekat dalam air 250 ml (hati-hati).
5. Memasukkan larutan H2SO4 tersebut ke dalam larutan yang berisi Na 2C2O4,
dikocok, didinginkan sampai 240C.

6. Menitrasi dengan 0,1 N KMnO4 sampai volume 35 ml. Lalu dipanaskan sampai
55-600C dan dilanjutkan menitrasi setetes demi setetes hingga perubahan warna
yaitu merah muda.

7.2 Penentuan Besi dengan KMnO4


1. Melarutkan 4 gr cuplikan (FeSO4.7H2O) dalam air demineral 100 ml
2. Memipet 25 ml larutan cuplikan ke dalam erlenmeyer berukuran 250 ml dan
menambahkan 25 ml 0,5 M H2SO4.

3. Menitrasi dengan larutan standar 0,1 N KMnO4 sampai warna merah muda tidak
berubah lagi.

8. Data Pengamatan

8.1. Standardisasi larutan KMnO4


NO Gram Analit (Na Oksalat) Volume Awal Volume Akhir Volume Titran
. (KMnO4)
1. 300 mg 35 ml 11 ml 46 ml
2. 300 mg 35 ml 9,8 ml 44,8 ml
3. 300 mg 35 ml 10,5 ml 45,5 ml
Rata – rata 45,43 ml

8.2. Penentuan Besi dengan KMnO4


NO. Volume Analit (FeSO4.7H2O) Volume Titran (KMnO4)
1. 25 ml 37 ml
2. 25 ml 36,6 ml
3. 25 ml 36,5 ml
Rata – rata 36,7 ml

9. Perhitungan

9.1 Standarisasi Larutan KMnO4


Menentukan normalitas KMnO4

Diketahui :
1. Gr Na2C2O4 = 300 mg
134 mg
2. BE Na2C2O4 = =67
2 mek
3. V KMnO4 = 45,43 ml
Ditanya : N KMnO4 = ….. ?

gr Na 2C 2O 4
=V KMnO 4 × N KMnO 4
BE Na2 C 2 O 4
300 mg
=45,43 mL × N KMnO 4
mg
67
mek

300
N KMnO 4=
67 mek × 45,43 mL

300
N KMnO 4=
mek
3.043,81
mL
mek
N KMnO4 = 0,0985
mL

10.2. Penentuan Besi Dengan KMnO4


Menentukan % besi dalam contoh :

Diketahui :
1. V KMnO4 = 36,7 ml
mek
2. N KMnO4 = 0,0985
mL
mg
3. BE FE = 56
mL
4. Gr sampel = 4 gram = 4000 mg
Ditanya :
1. % Fe secara pratikum = …..?
2. % Fe secara teori = …..?
3. % Kesalahan = …..?

1. % Fe secara pratikum :
V KMnO 4 × N KMnO 4 × BE Fe
%Fe= × 100
gr sampel

mek mg
36,7 mL ×0,0985 ×56
mL mek
%Fe= × 100
25 ml
4000 mg ×
100 ml

%Fe = 20,24%
2. %Fe secara teori :
BA FE
%Fe= ×100
BM FeSO 4 × 7 H 2 O

mg
56
mek
%Fe= ×100
gr
278,02
mol
%Fe = 20,14%

3. % Kesalahan :
Praktek −Teori
% Kesalahan= × 100
P
20,24 %−20,14 %
% Kesalahan= × 100
20,24 %
% Kesalahan = 0,49%

10. Pertanyaan
1. Tuliskan beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan larutan standar
KMnO4 sebagai pereaksi oksidasi.

2. a) Mengapa pada standardisasi dengan natrium oksalat, KMnO 4 diberikan secara


cepat?

b) Mengapa larutan tersebut harus dipanaskan samapi 600C?


3. Suatu sampel As2O3 seberat 0,2248 gram dilarutkan dan memerlukan 44,32 ml KMnO4
untuk titrasi. Hitung molaritas dan normalitas KMnO4!

Jawab :
1. Keuntungan KMnO4:
 Harganya murah
 Mudah diperoleh
 Dengan menggunakan larutan standar KMnO4 tidak diperlukan lagi
indikator, kecuali menggunakan larutan yang sangat encer.
 KMnO4 mempunyai keadaan oksidasi yang berbeda-beda.

Kerugian KMnO4:
 Reaksinya lambat dalam larutan encer pada suhu kamar
 Dalam suasan bas akan membentuk endapan coklat MnO2 yang mengganggu.

 Dalam persiapan larutannya dibutuhkan langkah-langkah yang rumit.


2. a). karena jika peroksida terurai sebelum bereaksi dengan permanganat, maka larutan
permanganate terlalu sedikit yang digunakan dan normalitasnya akan dijumpai lebih
tinggi dan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan titrasi.

b). karena untuk menghindari peroksida yang dihasilkan dari uraian sebagian oksalat,
dan karena reaksi dengan permanganat agak kompleks dan rekasinya lambat pada
suhu kamar.

3. Diketahui :
1. Gram AS2O3 = 0,2248 gr
2. V KMnO4 = 44,22 ml
g
3. BE AS2O3 = 197,84
mol

Ditanya :

1. N KMnO4 = …..?
2. M KMnO4 = …..?

Penyelesaian :

gram AS 2 O 3
1. =V KMnO 4 × N KMnO4
BE AS2 O 3
0,2248 gr
=44,22ml × N KMnO4
g
66
mol
0,0034
N KMnO 4=
44,22
N KMnO4 = 0,0000768 N.

gram AS 2 O 3
2. =V KMnO 4 × M KMnO 4
BE AS2 O 3
0,2248 gr
=44,22 ml × M KMnO 4
g
197,84
mol
0,0011
M KMnO 4=
44,22
M KMnO4 = 0,000248 M.

11. Analisis Data

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa sebagai berikut :

Pertama membuat larutan KMnO4 250 ml dan mengeringkan natrium oksalat dioven pada
suhu 105 - 110°C selama 2 jam. Lalu, setelah kering natrium oksalat ditimbang sebanyak 0,3
gram. Dilarutkan ke dalam Erlenmeyer lalu ditambahkan 250 ml larutan H2SO4 larutan
berwarna bening, setelah dititrasi dengan larutan KMnO4 sampai volume 25 ml, larutan
berubah warna menjadi ungu.

Lalu dipanaskan hingga warnanya berubah kembali menjadi bening dan dititrasikan kembali
dengan larutan KMnO4 hingga berubah warna menjadi merah muda.

Dengan volume 46 ml, 44,8 ml, dan 45,5 ml dengan volume rata – rata 45,43 ml dan
selanjutnya melakukan penentuan besi dengan KMnO4. Pertama, menimbang 4 gram
ditambahkan 25 ml 0,5 M H 2SO4 dan berubah warna menjadi bening dan dititrasi dengan
KMnO4 dan berubah menjadi coklat dengan volume 37 ml, 36,6 ml, dan 36,5 ml dengan
volume rata – rata 36,7 ml.

12. Kesimpulan
1. Titrasi redoks penentuan besi adalah penetapan kadar besi (Fe2+) yang didasarkan
pada reaksi redoks antara zat yang diuji (FeSO4.7H2O) dengan titrannya (KMnO4).

2. Larutan KMnO4 selain berperan sebagai titran juga berperan sebagai indikator. Selain
itu larutan KMnO4 memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah diperoleh dan tidak
mahal.

3. Larutan Na2C2O4 yang ditambahkan H2SO4 digunakan sebagai standar primer untuk
menstandardisasi larutan KMnO4.

4. Pada standardisasi, penambahan KMnO4 dilakukan dengan cepat sampai 35 ml untuk


menghindari terbentuknya peroksida yang dapat mengganggu reaksi. Selain itu,
pemanasan sampai 600C juga bertujuan sama.

5. Data yang diperoleh :

mek
N KMnO4 = 0,0985
ml

V KMnO4 (standarisasi) = 45,43 ml


V KMnO4 (penentuan besi) = 36,7 ml

%Fe secara Pratik = 20,24%

%Fe secara teori = 20,14%

%Kesalahan = 0,49%

13. Daftar Pustaka


Jobsheet.2021.PenuntunPraktikumKimiaAnalisisDasar.PoliteknikNegeri
Sriwijaya.Palembang
GAMBAR TERLAMPIR

KACA ARLOJI

LABU TAKAR
PENGADUK

CORONG GELAS PIPET TETES


NERACA
ANALITIK

SPATULA BOLA KARET


PIPET UKUR
GELAS KIMIA
AQUADEST
BURET

TERMOMETER
HOT PLATE ERLENMEYER
LAMPIRAN

Gelas Kimia Kaca Arloji

Bola Karet Buret


Corong Erlenmeyer
Hotplate Labu Takar

Neraca Analitik Spatula Pengaduk


Pipet Tetes Pipet Ukur

Anda mungkin juga menyukai