Anda di halaman 1dari 47

Judul Percobaan Praktikum SMK3

No JUDUL PERCOBAAN JADWAL BAHAN & ALAT


/PELATIHAN PRAKTIKUM
1. ALat K3 (APD) dan Pemakaian Minggu ke -4 Helm, Topi Kerja, Penutup
Alat Pengaman Wajah, Masker, earflug,
Earfone, Masker, Sarung
tangan, Sepatu, Safety Belt
2. Pembuatan dan Pemasangan Minggu ke-5 dan 6 Bendera K3, Papan Nama,
Rambu-rambu K3 Rambu bahaya, Rambu
Petunjuk instruksi kerja
3. Bahan Kimia Berbahaya, Label Minggu ke 7 dan 8 Label Bahan Kimia Berbahaya,
dan Sistem Penyimpanan Ruang Penyimpanan
4. Pelatihan P3K Minggu ke 9 dan 10 (kotak + isi )p3k, tandu. perban,
kain, : luka, terpotong, patah,
kesulitan bernafas, keracunan
bahan kimia,
UTS mingu ke 11
5. Sumber Bahaya di Lab. Kimia Minggu ke 12 Lembar Tugas
6. Kebersihan Areal Kerja Minggu ke 13 Lembar Tugas dan camera
7. Pelatihan Pemadaman Minggu ke 14,15 Alat Pemadam, Karung, selimut
Kebakaran kebakaran, bahan bakar, drum
bekas, Baju Pemadam Api
8. Identifikasi bahaya di tempat Minggu ke 16 Lembar Kerja, Camera
kerja
9. Diskusi HK. Ketenaga Kerjaan Minggu ke 17 Nara Sumber
10. UAS Minggu ke 18
JUDUL PERCOBAAN 1 : PEMAKAIAN ALAT K3 (APD) DAN ALAT PENGAMAN
TUJUAN PERCOBAAN: Mengetahui Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Laboratorium, dan Industri serta Mahasiwa diharapkan mampu menentukan peralatan APD
yang tepat yang harus digunakan sesuai kebutuhan di laboratorium dan Industri

TEORI :
Pengertian (Definisi) Alat Pelindung Diri (APD) ialah :kelengkapan wajib yang
digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya  dan resiko  kerja untuk
menjaga keselamatan  tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja .

Penggunaan APD
Identifikasi & evaluasi potensi bahaya

Pemilihan yang tepat & kesesuaian

Diklat

Pemeliharaan

Kesadaran Manajemen & pekerja

Dasar Hukum
1.  Undang-undang No.1 tahun 1970.
a. Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat - syarat
untuk memberikan APD
b. Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan
pada tiap tenaga kerja baru tentang APD .
c. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD .
d. Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-cuma
2.  Permenakertrans No.Per-01 / MEN / 1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan
wajib
bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Permenakertrans No.Per.03 / Men / 1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja
Jenis-jenis APD dan Penggunaannya :
1. A.P. Kepala
2. A.P. Muka dan Mata
3. A.P. Telinga
4. A.P. Pernafasan
5. A.P. Tangan
6. A.P. Kaki
7. Pakaian Pelindung
8. Safety Belt

Alat Pelindung Kepala


Topi Pelindung
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus
listrik.
Tutup Kepala
Melindungi kepla dari kebakaran, korosi, panas/dingin
Hats/cap
Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin berputar

Alat Pelindung Muka dan Mata

TYPE OF WORK HAZARDS


Acetylene welding Sparks, harmful rays, molten metals/flying
aerosols
Handling of chemicals Chemical burns resulting from splash of
chemicals
Cutting Flying particle
Arc welding Sparks, intense rays, molten metals
Furnace work Glare, heat, molten metals
Light grinding work Flying aerosols
Heavy grinding work Flying aerosols
For use at laboratories Splash of chemicals or broken glasses
Machine operation Flying aerosols
Metal welding Heat, glare, sparks and flying aerosols
Spot welding Flying aerosols and sparks

ALAT PELINDUNG TELINGA


Sumbat telinga ( ear plug )

Dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB


Tutup telinga ( ear muff )

Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB

ALAT PELINDUNG PERNAPASAN


Respiratory protectors for breathing
Air purifying respirators Coumpound type(1) Supplied air respirators

Powered filter type Self contained respirator Air mask


- Mutual use for gas,
vapor and aerosols Circulation type respirator
- For gas and vapor Semi enclosed respi rator (1)
- For aerosols Semi Open respi rator Open respi rator
Non powered filter type
- Mutual use for gas, vapor and aerosol
- For gas and vapor (chemi cal cartri dge)
- For aerosols ( dust respirator)

ALAT PELINDUNG TANGAN


cotton : Cotton
Sintetik Fiber
Coated
Leather : for handling

GLOVES :
For Welding
Rubber : For Handling
For Chemical
For Special Purpose

ALAT PELINDUNG KAKI


Pada industri ringan/ tempat kerja biasa Cukup dengan sepatu yang baik
Sepatu pelindung ( safety shoes) Dapat terbuat dari kulit, karet, sintetik atau plastik
Untuk mencegah tergelincir Dipakai sol anti slip
Untuk mencegah tusukan Dipakai sol dari logam
Terhadap bahaya listrik Sepatu seluruhnya harus di jahit atau direkat tak boleh
memakai paku.

PAKAIAN PELINDUNG
Example of Dermal Hazard Categories

Hazard Examples
Chemical Dermal toxins
Systemic toxins
Corrosives
Allergens
Physical Thermal hazards
(hot/cold)
Vibration
Radiation
Trauma producing
Biological Human pathogens
Animal pathogens
Enviromental pathogens
Safety Belt
Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada
pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.
Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.

Personal Protective Equipment :


Topi keselamatan (helm)
Sepatu kerja Coveralls
Sarung tangan kerja
Kacamata pengaman
Helm pengelasan
Tabir pengelasan
Pelindung muka
Penutup telinga (earplug)
Peralatan perlindungan pernapasan
Breathing apparatus
Alat bantu napas
Abbrasive blasting

Penggunaan Peralatan/Fasilitas :
Scaffold

Pelindung jatuh

 Sabuk, tali peredam kejut (self retracting lifeline,

 sambungan angker, & penyangga angker

Tangga

Rigging

Penanganan & pengambilan sampel berbahaya

Perancah (Scaffold)
 Pastikan ground/decking cukup untuk menahan beban

 Semua tiang standar vertical dibangun tegak lurus terhadap ground

 Punya ikat depan & samping

 Ada pagar pengaman

 Tempat berpijak terbuat dari scaffold boards, papan / batangan besi

 Tangga akses kencang

 Terlindung dari angin (clamp logam)

 Personil memakai life jacket & sabuk keselamatan

 Memberi tanda peringatan & batas


Jenis-Jenis APD (Alat Pelindung Diri)
PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Gunakan APD untuk bekerja di Laboratirium
2. Tentukan waktu yang digunakan dalam :
a. Pemilihan APD dan persiapan Peralatan
b. Pemakaian Peralatan
c. Persiapkan jenis pekerjaan dengan menggunakan APD tsb
d. Tentukan kecelakaan kerja yang mungkin terjadi apabila anda tidak menggunakan APD tsb
e. Buatlah hasil Percobaan dengan Analisa percobaan dengan APD
3. LAKUKAN PENGUKURAN TERHADAP SEMUA PERALATAN K3 UNTUK
MENENTUKAN SPESIFIKASI ALAT K3 TSB, LENGKAPI DENGAN PHOTO ATAU
GAMBAR ALAT K3 TSB.
SOAL :
1. Sebutkan alat APD apa saja yang harus digunakan dalam beberapa Industri berikut ini :
a. Industri Pupuk
b. Industri Minyak dan Gas Bumi
c. Industri Semen
d. Industri Logam
e. PLTU, PLTG dan PLTN
2. Sebutkan masing-masing bahaya yang mungkin timbul pada industry diatas ???
3. Sebutkan Peralatan penting / APD yang harus digunakan agar pekerja dapat terhindar dari
penyakit akibat kerja daripada industry diatas ?

JUDUL PERCOBAAN 2. : PEMBUATAN DAN PEMASANGAN RAMBU-RAMBU K3


TUJUAN PERCOBAAN :
Mahasiswa mampu mengenal dan membuat rambu-rambu K3 serta memasang
rambu pada posisi yang tepat dan benar

TEORI
Rambu-rambu K3 : rambu-rambu kewajiban yang harus ditaati di tempat kerja yang
bermanfaat sebagai manajemen visual di tempat kerja.

Rambu K3 : (Safety Sign)


Kumpulan rambu-rambu K3 : rambu-rambu peringatan bahaya K3 di tempat kerja yang
bermanfaat sebagai manajemen visual di tempat kerja.

         

       
       

       

       

       

       
       

       

     

       

       
      

     

Lambang (Logo/Simbol) K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) beserta arti dan maknanya
terdapat dalam Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang : symb

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah dikertas gambar 2jenis Lambang (Logo/Simbol) K3 ( Keselamatan dan Kesehatan

Kerja ) beserta arti dan maknanya

2. Lalu di vynil agar tidak basah kena hujan

3. Tentukan tempat pemasangan yang sesuai dengan lambing atau logo yang dibuat

4. Photo gambar yang dihasilkan dan buat denah tempat pemasangan tadi, lalu laporkan

kepada instruktur anda.


JUDULM PERCOBAAN 3 : BAHAN KIMIA BERBAHAYA

TUJUAN PERCOBAAN :

Mahasiswa dapat mengenal bahan kimia berbahaya dan menggambarkan symbol bahan
kimia berbahaya serta mampu memasang label bahan kimia berbahaya dengan yang benar.

TEORI :

Beberaa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah :

Bahan
Penjelasan Potensi Bahaya Kesehatan
Kimia
Senyawa ini beracun dan korosif.
Simpanlah dalam botol berwarna Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit
AgNO3 dan ruang yang gelap serta jauhkan melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal
dari bahan-bahan yang mudah yang sama.
terbakar.
Senyawa ini beracun dan bersifat Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit
HCl korosif terutama dengan kepekatan melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal
tinggi. yang sama.
Menghirup bahan ini dapat menyebabkan
Senyawa ini mudah terbakar dan
H2S pingsan, gangguan pernafasan, bahkan
beracun
kematian.
Senyawa ini sangat korosif,
higroskopis, bersifat membakar Jangan menghirup uap asam sulfat pekat
bahan organik dan dapat merusak karena dapat menyebabkan kerusakan paru-
H2SO4 jaringan tubuh paru, kontak dengan kulit menyebabkan
Gunakan ruang asam untuk proses dermatitis, sedangkan kontak dengan mata
pengenceran dan hidupkan kipas menyebabkan kebutaan.
penghisapnya.
Senyawa ini bersifat higroskopis
NaOH Dapat merusak jaringan tubuh.
dan menyerap gas CO2.
Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan pembengkakan saluran
Senyawa ini mempunyai bau yang
NH3 pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia
khas.
pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit
dapat menyebabkan kebutaan.
HCN Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan
menghirup gas ini karena dapat menyebabkan
pingsan dan kematian.
Gas/uap maupun larutannya sangat Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan
HF
beracun. saluran pernafasan.
Dapat menyebabkan luka bakar, menghirup
HNO3 Senyawa ini bersifat korosif.
uapnya dapat menyebabkan kematian.

Bahan-bahan kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan kimia yang umumnya kita
gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-bahan kimia tersebut menyimpan potensi untuk
meracuni tubuh.

Label (Tanda/Simbol) Transportasi Bahan (Material) Berbahaya / B3

Label (tanda/simbol) transportasi bahan/material berbahaya/B3 (Bahan Beracun dan


Berbahaya) secara umum merujuk pada U.S Department of Transportation (DOT) atau
Departement Transportasi Amerika Serikat. Label (plakat) secara umum dipasang pada
kendaraan pengangkut juga pada kemasan paket baik itu transportasi darat, udara dan
laut ataupun transportasi khusus lainnya.

Secara umum terdapat 9 (sembilan) klasifikasi bahan/material berbahaya/B3 (Bahan Beracun


dan Berbahaya) antara lain :
Plakat Kelas

Kelas 1 – Mudah Meledak :

1. 1.1–Bahaya Peledakan Besar (Seluruh


Muatan).
2. 1.2–Bahaya Serpihan Ledakan.
3. 1.3-Bahaya Api Ledakan.
4. 1.4-Bahaya Ledakan Ringan.
5. 1.5-Sensitivitas Ledakan Kecil.
6. 1.6-Sensitivitas Ledakan Sangat Kecil.

Kelas 2 – Gas :

1. 2.1–Gas Mudah Terbakar.


2. 2.2–Gas Bertekanan (Tidak Mudah
Terbakar).
3. 2.3–Gas Beracun.
4. 2.2–Gas Korosif (Hanya di Kanada).
Plakat Kelas

Kelas 3 – Cairan/Uap Mudah Terbakar

Kelas 4 – Padatan Mudah Terbakar :

1. 4.1–Padatan Mudah Terbakar.


2. 4.2–Spontan Mudah Terbakar.
3. 4.3–Berbahaya Jika Terkena Air.
Plakat Kelas

Kelas 5 – Oksidator :

1. 5.1–Oksidator.
2. 5.2–Oksidator Organik.

Kelas 6 – Beracun :

1. 6.1–Bahan Beracun.
2. 6.2–Menyebabkan Infeksi.

Kelas 7 – Radioaktif
Plakat Kelas

Kelas 8 – Korosif

Kelas 9 – Bahaya Lain :

1. Bahan berbahaya yang tidak termasuk


kategori di atas.

Transportasi dengan muatan lebih dari dua


karakter bahaya pada satu muatan transportasi
dengan besaran muatan yang hampir/sama
besar.

Kelas 3 – Cairan/Uap Mudah Terbakar

Kelas 4 – Padatan Mudah Terbakar :

1. 4.1–Padatan Mudah Terbakar.


2. 4.2–Spontan Mudah Terbakar.
3. 4.3–Berbahaya Jika Terkena Air.
Plakat Kelas

Kelas 5 – Oksidator :

1. 5.1–Oksidator.
2. 5.2–Oksidator Organik.

Kelas 6 – Beracun :

1. 6.1–Bahan Beracun.
2. 6.2–Menyebabkan Infeksi.
Kelas 7 – Radioaktif

Kelas 8 – Korosif

Kelas 9 – Bahaya Lain :

1. Bahan berbahaya yang tidak termasuk kategori di


atas.

Transportasi dengan muatan lebih dari dua karakter bahaya


pada satu muatan transportasi dengan besaran muatan yang
hampir/sama besar.
Contoh Pemasangan Label :

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buatlah dikertas gambar masing;masing 2 buah label / symbol bahan kimia berbahaya

2. Lalu di vynil agar tidak basah kena hujan

3. Tentukan tempat pemasangan yang sesuai dengan label/symbol bahan berbahaya yang

terdapat di Lab. Kimia

4. Photo gambar yang dihasilkan dan buat denah tempat pemasangan tadi, lalu laporkan

kepada instruktur anda.


PERCOBAAN 4 : PELATIHAN P3K

TUJUAN PERCOBAAN :
Membekali Mahasiswa keterampilan dalam P3K di laboratorium

TEORI :

Perlengkapan First Aid (UKS)


• obat luar (salep levertran, revanol, betadien, handyplash)
• obat ringan (obat antihistamin, norit)
• plester pembalut (kecil, sedang, besar)
• kapas
• kasa steril
• minyak kayu putih
• Minyak ZNM
• Obat luka bakar
• Obat tombopop

PERALATAN UKS
* TANDU
* tempat tidur dan perlengkapannya
* Kursi Roda
* Tongkat
*
PROSEDUR PERCOBAAN :
PERTOLONGAN PADA KORBAN PATAH TULANG

Prosedur Percobaan
Pertolongan pada Korban Keracunan
Pada umumnya, tata cara pertolongan akibat keracunan biasanya mengikuti satu pedoman
umum, kecuali pada beberapa kasus keracunan khusus seperti sianida, yang memerlukan
pertolongan secara khusus. Pedoman utama dalam memberikan pertolongan adalah dengan
cara menghilangkan atau membuang bahan beracun dari korban.

Umumnya pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tidak sadar atau hampir
pingsan adalah dengan menelungkupkannya dengan kepala menghadap ke samping dan lidah
dikeluarkan untuk mencegah tersedak karena ludah. Jagalah korban agar tetap pada posisi
berbaring dan tetap hangat suhu badannya, dan jika diperlukan berilah bantuan pernafasan
buatan. Ingat : jangan memberi minuman beralkohol karena dapat mempercepat penyerapan
beberapa jenis racun oleh tubuh. Dan terakhir segeralah meminta pertolongan dari petugas
kesehatan.

Secara khusus, perlakuan lanjutan yang harus dilakukan pada setiap jenis keracunan bahan
kimia yang berbeda adalah sebagai berikut :

1. Keracunan melalui Mulut/Pencernaan

Perlakuan yang dapat diberikan kepada korban adalah dengan memberikan air minum/susu
sebanyak 2-4 gelas, Apabila korban pingsan jangan berikan sesuatu melalui mulut. Usahakan
supaya muntah segera dengan memasukkan jari tangan ke pangkal lidah atau dengan
memberikan air garam hangat (satu sendok makan garam dalam satu gelas air hangat). Ulangi
sampai pemuntahan cairan jernih. Pemuntahan jangan dilakukan apabila tertelan minyak
tanah, bensin, asam atau alkali kuat, atau apabila korban tidak sadar.
Berilah antidote yang cocok, bila tidak diketahui bahan beracunnya, berilah satu sendok
antidote umum dalam segelas air hangat umum. Bubuk antidote umum terbuat dari dua
bagian arang aktif (roti yang gosong), satu bagian magnesium oksida (milk of magnesia), dan
satu bagian asam tannat (teh kering). Jangan berikan minyak atau alkohol kecuali untuk racun
tertentu.

Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk pertolongan pertama
terhadap korban keracunan bahan kimia :

Jenis Peracun Pertolongan Pertama


Bila tertelan berilah bubur
Asam-asam korosif seperti asam sulfat (H2SO4),
aluminium hidroksida atau milk
fluoroboric acid, hydrobromic acid 62%, hydrochloric acid
of magnesia diikuti dengan susu
32%, hydrochloric acid fuming 37%, sulfur dioksida, dan
atau putih telur yang dikocok
lain-lain. Bila tertelan berilah bubur aluminium hidroksida
dengan air.
atau milk of magnesia diikuti dengan susu atau putih telur
Jangan diberi dengan karbonat
yang dikocok dengan air.
atau soda kue.
Bila tertelan berilah asam asetat
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium hidroksida encer (1%), cuka (1:4), asam
(NH4OH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium oksida sitrat (1%), atau air jeruk.
(CaO), soda abu, dan lain-lain. Lanjutkan dengan memberi susu
atau putih telur.
Berikan antidote umum, susu,
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan lain-lain minum air kelapa, norit,
suntikan BAL, atau putih telur.
Minum air kelapa, susu, vegeta,
Pestisida
norit, suntikan PAM
Bila tertelan usahakan
Garam Arsen pemuntahan dan berikan milk of
magnesia.

2. Keracunan melalui Pernafasan

Jika racun yang masuk dalam tubuh terhirup oleh saluran pernafasan, gunakan masker khusus
atau kalau terpaksa sama sekali tidak ada, tahanlah nafas saat memberikan pertolongan di
tempat beracun. Bawalah korban ke tempat yang berudara sesegera mungkin dan berikan
pernafasan buatan secepatnya, apabila korban mengalami kesulitan bernafas. Lakukan hal
tersebut berulang-ulang sampai petugas kesehatan datang.

3. Keracunan melalui Kulit


Jika racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit, jika memungkinkan tentukan lebih dulu jenis
bahan kimia beracun yang masuk dan usahakan agar tidak tersentuh, siramlah bagian tubuh
korban yang terkena bahan racun dengan air bersih paling sedikit 15 menit. Langkah
selanjutnya, lepaskan pakaian yang dikenakan, berikut sepatu, perhiasan dan benda-benda
lain yang terkena racun. Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat
pada kulit yang terkena racun, kecuali diperintahkan oleh petugas kesehatan yang hadir di
situ.

4. Keracunan melalui Mata

Jika racun yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir di mata, segeralah melakukan
pencucian pada kedua mata korban dengan air bersih dalam jumlah banyak (disini anda dapat
mengunakan air hangat-hangat kuku). Buka kelopak mata atas dan bawah, tarik bulu matanya
supaya kelopak mata tidak menyentuh bola mata. Posisi ini memungkinkan masuknya air
bersih dan dapat mencuci seluruh permukaan bola mata dan kelopaknya. Teruskan pekerjaan
ini sampai paling sedikit 15 menit.

Perlindungan diri terhadap bahaya kesehatan dari keracunan bahan-bahan kimia di Indonesia,
sangat rendah sekali. Hal ini dimungkinkan karena laboratorium-laboratorium kimia di
Indonesia sering mengabaikan standar minimal operasional terutama dalam ketidaksediaan
lemari asam. Hal ini juga diperparah oleh para pengunanya yang lalai terhadap perlindungan
diri. Banyak terjadi kasus keracunan bahan kimia yang disebabkan oleh kecerobohan dan
ketidaktahuan para penguna mengenai potensi bahaya dari suatu bahan kimia.

Untuk mencegah terjadinya keracunan selama bekerja di laboratorium, berikut adalah


beberapa hal yang harus diperhatikan penguna :

1. Mempunyai pengetahuan akan bahaya dari setiap bahan kimia sebelum melakukan
analisis.
2. Simpanlah semua bahan kimia pada wadahnya dalam keadaan tertutup dengan label
yang sesuai dan peringatan bahayanya.
3. Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas makanan/minuman,
gunakanlah botol reagen.
4. Jangan makan/minum atau merokok di laboratorium.
5. Gunakan lemari asam untuk bahan-bahan yang mudah menguap dan beracun.
6. Gunakan atau pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
7. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi keracunan bahan kimia di
laboratorium.

Demikian, semoga kita dapat lebih berhati-hati dalam bekerja di laboratorium. Dan usahakan
untuk mencuci tangan dan mengkonsumsi susu setelah bekerja di laboratorium. Karena
mencegah lebih baik daripada mengobati. (Dari pelbagai sumber).

CARA PERTOLONGAN PERTAMA PADA ORANG PINGSAN

Semua orang perlu mengetahui cara memberikan pertolongan yang tepat pada
orang pingsan, agar penanganan awal dapat dilakukan saat itu juga. Pingsan terjadi ketika
otak kekurangan pasokan darah, sehingga asupan oksigen dan gula darah ke otak juga
berkurang. Padahal, keduanya dibutuhkan oleh otak untuk dapat berfungsi dengan baik.

Pertolongan Pertama Pingsan yang Harus Diketahui


1. Pastikan Keselamatan. Dibaringkan telentang pada alas yang datar dan aman.
Letakkan kaki orang tersebut lebih tinggi dari posisi jantung (sekitar 30 cm lebih
tinggi).
2. Cek Kesadaran. Hal terpenting untuk menolong orang pingsan adalah dengan
cek kesadaran dan pernapasannya. Periksa apakah saluran napas (mulut dan
hidung) masih bekerja.
3. Pastikan dalam Posisi Aman. Setelah orang pingsan berada dalam posisi
terlentang dengan kaki yang lebih tinggi, cermati lagi kondisi fisiknya.
4. Hubungi Rumah Sakit. Wajahnya pucat atau kebiruan di bibir. Detak jantung tidak
teratur. Kesulitan napas atau terlihat tidak bernapas.
5. Jangan Panik. Kebanyakan orang akan panik bila melihat seseorang pingsan
tiba-tiba di tempat umum. Kondisi tersebut tidak membantu dan malah
memperburuk keadaan orang yang pingsan.

Lakukan pertolongan pertama pingsan, sebagai berikut: Bila orang tersebut berdarah,


muntah, atau mengeluarkan busa dari mulut atau hidung, segera miringkan tubuhnya dengan
posisi kaki harus tetap lebih tinggi dari jantung.

 Video pertolongan pertama pada pingsan


5:45

YouTubeNEFRON_ PSIK2015

PATAH TULANG PAHA


Patah tulang paha adalah cedera parah yang biasanya terjadi akibat tabrakan mobil
berkecepatan tinggi atau jatuh dari ketinggian. Ya, tulang paha hanya bisa patah akibat
pukulan atau hantaman keras yang mengenai langsung ke tulang paha. Mengenal patah tulang
paha Jenis. Patah tulang paha terbagi menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Fraktur femur proksimal
Patah tulang paha terbagi menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Fraktur femur proksimal. Fraktur
femur proksimal disebut juga dengan patah tulang pinggul. Kondisi ini terjadi ketika tulang
paha paling atas yang berdekatan dengan sendigt;panggul mengalami patah. Fraktur femur
proksimal terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu: Iklan dari HonestDocs.

Tulang paha atau femur merupakan tulang terkuat sekaligus terbesar di tubuh


manusia.Konsekuensinya, ketika tulang paha patah maka perlu waktu lama hingga sembuh.
Mobilitas sehari-hari juga akan terganggu karena ini adalah tulang utama yang menopang
saat manusia berjalan.

Hip fracture atau patah tulang pinggul adalah kondisi saat tulang di sendi pinggul retak
atau patah. Kondisi ini sering terjadi akibat benturan keras di area pinggul. Pinggul
merupakan persendian yang menghubungkan tulang paha dengan tulang panggul.
Penyembuhan patah tulang paha setelah menjalani fisioterapi secara rutin atau disesuaikan
dengan anjuran dokter ortopedi maka jika kondisi patah tulangnya dalam keadaan sangat
rusak, Dokter dapat melakukan pemasangan pen melalui pembedahan yang nantinya kaki
akan dibalut dengan perban khusus atau gif yang tujuannya agar paha yang telah mengalami
pemasangan pen terhindar dari gerakan …

Apa Itu Patah Tangan? Patah tangan adalah patah pada salah satu tulang yang ada di
tangan termasuk tulang kecil (phalanges) dan tulang panjang di dalam telapak tangan
(metacarpal). Keadaan ini dapat disebabkan oleh jatuh, cedera akibat benturan, cedera
terpelintir, atau kontak langsung saat olahraga.
Patah tulang tangan disebabkan oleh tekanan atau benturan keras yang mengakibatkan
cedera di bagian tangan. Cedera tersebut dapat terjadi di berbagai bagian tulang tangan,
seperti buku jari, bagian bawah buku jari, telapak tangan, dan pangkal tulang dekat
pergelangan tangan. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan tangan patah, yaitu:

Patah pergelangan tangan adalah kondisi ketika satu atau beberapa tulang di dalam


pergelangan tangan patah atau retak. Ketika mengalami patah pergelangan tangan,
penderita akan merasakan nyeri hebat pada bagian tersebut yang diikuti dengan
pembengkakan dan lebam.. Patah pergelangan tangan umumnya terjadi karena kecelakaan
yang menyebabkan seseorang jatuh dengan …

Patah tulang pergelangan tangan merupakan kondisi di mana terdapat retak atau patah pada


satu atau lebih tulang di bagian pergelangan tangan. Sering kali, cedera yang
menyebabkan patah tulang pergelangan tangan terjadi saat seseorang hendak melindungi
diri saat terjatuh, tapi gagal dan tubuh menimpa tangan yang kemudian patah.

 Video Patah Tangan


7:22

PATAH TANGAN JATUHIN KERTAS DEPAN CEWEK CANTIK BERUJUNG BAPER

Patah pergelangan tangan

Patah pergelangan tangan merujuk pada patahnya satu atau lebih dari sepuluh tulang


tersebut, tetapi yang paling sering terjadi adalah patah tulang radius.
Gejala Patah Pergelangan Tangan Seperti patah tulang lainnya, gejala yang ditimbulkan
dari patah pergelangan tangan ialah nyeri dan bengkak disertai perubahan warna kulit
menjadi kemerahan.
 Estimated Reading Time: 3 mnt
Patah pergelangan tangan banyak terjadi akibat trauma seperti terjatuh dari ketinggian
dan tangan menumpu seluruh badan atau bisa disebabkan oleh cedera akibat olahraga atau
kecelakaan. Kondisi yang dapat mempengaruhi meningkatnya
resiko patah pergelangan tangan antara lain: • Usia

Patah Pergelangan Tangan – Penyebab, Gejala, Diagnosa, Pengobatan dan Pencegahan.


Kondisi patah pergelangan tangan merupakan terjadinya keretakan atau patah pada tulang
pergelangan tangan, entah itu hanya satu atau beberapa tulang. Kita perlu tahu bahwa
manusia memiliki lengan dengan jumlah 8 tulang kecil atau tulang karpus.

TUGAS :
1. Buatlah pertolongan pertama pada kecelakaan di lab. Missal terkena zat asam keras
pada tangan atau bagian tubuh lainnya (dlm bentuk video atau photo dan lainnya)
2. Buatlah Video pertolongan pertama pada saat terjadinya keracunan bahan kimia di
Lab ??
3. Buatlah Video atau photo 2 pada saat kecelakaan di lab mis terbentur atau luka kena
pecahan peralatan glass ???

JUDUL PERCOBAAN 5 : SUMBER BAHAYA DITEMPAT KERJA


TUJUAN PERCOBAAN :
Membekali mahasiswa pengetahuan dan keterampilan dalam melihat atau mendeteksi sumber bahaya
di tempat kerja di ruang Lab dan Bengkel
TEORI

SUMBER BAHAYA DI LABORATORIUM KIMIA


1. Bahaya fisik (bakar, gores, dll)
2. Bahaya bahan kimia (korosif, karsinogenik)
3. Bahaya bahan biologi (bakteri, virus. dll)
4. Bahaya Mekanikal (listrik, putaran mesin, dll)
Jenis Bahaya di Laboratorium
􀂄 Keracunan
􀂄 Iritasi
􀂄 Luka di kulit
􀂄 Luka bakar
􀂄 Infeksi
􀂄 dll
Sumber-sumber Bahaya di Laboratorium
1. bahan-bahan berbahaya
2. bahan-bahan beracun
3. teknik percobaan
4. sarana laboratorium
Bahan-bahan kimia berbahaya
1. bahan kimia beracun (toxic)
2. korosif (corrosive)
3. mudah terbakar (flammable)
4. mudah meledak (explosive)
5. oksidator (oxidizing)
6. reaktif terhadap air (water reactive)
7. reaktif terhadap asam (acid reactive)
8. gas tekanan tinggi (compressed gases
9. bahan kimia radioaktif (radioactive substance)

BAHAYA :
Situasi fisik yang berpotensi menyebabkan kecelakaan pada manusia, kerusakan pada
aset, kerusakan pada lingkungan dan kominasi yang terjadi diantaranya.

Resiko adalah kombinasi dari efek bahaya dan tingkat kemungkinannya


Resiko = Efek Bahaya x Tingkat kemungkinan Bahaya

Efek bahaya bersifat tetap terdiri atas High, Medium dan Low
Tingkat kemungkinan bahaya terdiri atas High, medium dan Low

Parameter dalam memperhitungkan TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA (contoh)

PARAMETER HIGH MEDIUM LOW

Frekuensi Setiap kali Satu kali selama


Sekali dalam 10
timbulnya pekerjaan itu pekerjaan itu
s/d 100
bahaya dilakukan dilakukan

Frekuensi
Hampir setiap kali Sekali dalam 10 Sekali dalam
timbulnya efek
pekerjaan dilakukan s/d 100 100 atau lebih
bahaya

Tingkat Tanpa pengalaman, Kurang Berpengalaman,


kemampuan tidak pernah berpengalaman memiliki
pelaksana melakukan kemampuan
pekerjaan yang baik dan
sering
pekerjaan sebelumnya melakukan
pekerjaan itu

Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA

PARAMETE
HIGH MIDDLE LOW
R
Kematian Luka menengah,
Sumber Daya Cacat, disfungsi tubuh masih
Luka ringan
Manusia tubuh dapat
Luka berat melakukan kerja
Kerusakan yang Kerusakan kecil,
Kerusakan besar
menyebabkan tidak
Aset pada peralatan
menurunnya mempengaruhi
Produksi terhenti
tingkat Produksi produksi
PARAMETE
HIGH MIDDLE LOW
R
Kematian Luka menengah,
Sumber Daya Cacat, disfungsi tubuh masih
Luka ringan
Manusia tubuh dapat
Luka berat melakukan kerja
Kerusakan yang Kerusakan kecil,
Kerusakan besar
menyebabkan tidak
Aset pada peralatan
menurunnya mempengaruhi
Produksi terhenti
tingkat Produksi produksi
Alat proteksi
tidak ada Alat proteksi
Berada dalam tersedia dengan
Alat proteksi
Alat Proteksi lingkungan cukup, instalasi
minim
dengan terisolasi dengan
keberadaan zat baik
mudah terbakar
Ketersediaan
Kurang dari 1 Antara 1-30
waktu Lebih dari 30 menit
menit menit
evakuasi
Alat Proteksi Alat proteksi Alat proteksi Alat proteksi
tidak ada minim tersedia dengan
Berada dalam
lingkungan
dengan cukup, instalasi
keberadaan zat terisolasi dengan
mudah terbakar baik

Ketersediaan
Kurang dari 1 Antara 1-30
waktu Lebih dari 30 menit
menit menit
evakuasi

IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi bahaya (Hazard Indentification),
Analisa pencegahan terjadinya bahaya pada instalasi industri/pabrik yang dilakukan dengan
memperhatikan keseluruhan aspek yang ada didalamnya
keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah:
 Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out, data meteorologi, data
sosial kultural masyarakat sekitar, catatan peristiwa)

 Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung)

 Resiko (SDM, lingkungan, aset, image)

 Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi, geografis dan


meteorologi, sosial kultural)

 Potensi Bahaya (kebakaran dan ledakan besar, tenggelam, pencemaran


lingkungan)

 Hazard Operability Study


 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada pengoperasian suatu
instalasi industri dan kegagalan operasinya yang menimbulkan keadaan tidak
terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau penambahan instalasi
baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi industri,
pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang terjadi serta potensi
bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin ilmu dan dipimpin oleh
spesials keselamatan kerja yang berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan
khusus

ANALISA KESELAMATAN KERJA


Jenis kegiatan yang di buat HIRA:
a.Pembersihan Storage Tank
b.Pemasangan Instalasi Listrik
c.Pemasangan dan fitting pipa
d.Pengecekan alat (pemanas, indikator, Heat exchanger,dll)
e.Pengangkutan bahan baku dan produk

Tabel HIRA
Aktivitas Potensi Efek Tingkat Frekuensi Resiko Pencegahan Resiko
bahaya bahaya efek bahaya akhir
bahaya

Safety shoes
Pembersihan Sisa atau boot
tangki Tergelincir L H M L
minyak dengan grip
penyimpanan
khusus

Cairan Keracun Masker, alat


M H M bantu L
Pembersih an pernapasan

... ...

Keselamatan Kerja 108

 Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan demi
kelancaran proses produksi suatu perusahaan.
 Perusahaan juga perlu memperhatikan aspek kesehatan dan lingkungan
 PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan pengolah gas alam, sudah memiliki
standar keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.
 Mari kita bersama mewujudkan tempat kerja yang selamat dan sehat

Utilitas Lain dalam Proses


Asbes
Silika
Uap logam
NORM
Radiasi Ion
Glycol
Hidrokarbon Aromatik
Hidrogen Sulfida
Metanol
Ashpyxiates

Fasilitas
Panas
Masuk Ruangan Tertutup
Isolasi Energi
Pembukaan & Pemasangan Blind
Peralatan Safety yang diNon-aktifkan
Tagging & Flagging

Standar Masuk Ruangan


Tertutup
Mengenali bahaya dengan tepat:
 Mengunjungi lokasi kerja, identifikasi bahaya.
 Menyusun JSA
 Gas Tester yang disetujui harus digunakan
untuk memeriksa adanya kekurangan/kelebihan
oksigen dan udara beracun.
Melakukan pengawasan, penjagaan dan tindakan
termasuk tindakan darurat untuk mengevakuasi
guna melindungi personil yang terlibat dalam tugas
tersebut.
Mengkoordinasikan semua izin dan prosedur
keselamatan yang perlu termasuk kerja panas dan
atau isolasi energi.

Keselamatan Kerja 134

Cont’d
Pelatihan untuk Masuk Ruang Tetutup
 AGT (Authorized Gas Testers)
 Tim penyelamat akan menerima peralatan
perlindungan perorangan (PPE) dan peralatan
penyelamatan (termasuk perangkat BA, Breathing
Apparatus) dan dilatih cara penggunaannya.
Mereka harus dilatih oleh anggota tim kebakaran.
 Personil yang baru tidak boleh menangani tugas
diatas kecuali jika sedang dalam pelatihan dan
didampingi oleh personil yang kompeten yang
mengenal bahaya-bahaya masuk ruang tertutup.

Keselamatan Kerja 135


HIRA (HAZARD IDENTIFICATION AND
RISK ASSESMENT)
 Merupakan identifikasi resiko terhadap suatu
kegiatan
 Contoh kegiatan yang diidentifikasi antara
lain:
- Pengecekan berkala kondisi operasi oleh
operator lapangan
- Memperbaiki pompa
- Mengganti sambungan pipa yang dilas

Keselamatan Kerja 170

Limbah Bahan Berbahaya &


Beracun (Limbah B3)
Lumpur bor, solvent, zat asam, baterai, berbagai macam
bahan kimia komersial, logam berat, lumpur minyak
(sludge), bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak,
reaktif, menyebabkan infeksi, dan/atau bahan-bahan
korosif.
Penanganan:
 Tidak boleh dibuang langsung ke dalam air, tanah/ke
udara.
 Pihak-pihak yang menghasilkan limbah B3 harus
menjamin bahwa limbah tersebut diproses,
diolah/dibuang sebagaimana mestinya.
 Tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari dan hanya di
kawasan yang memenuhi standar-standar tertentu.
 Pengiriman limbah B3 harus dilakukan ke fasilitas
pengolahan yang disetujui.
 Aktivitas penanganan limbah B3 harus dilaporkan
kepada Bagian HSE.Keselamatan Kerja 138
Limbah yang tidak Berbahaya
Saringan molekular yang digunakan dalam
penyerapan air, drum yang tidak bisa
digunakan yang telah dibersihkan
sebagaimana mestinya, kaleng-kaleng
aerosol yang kosong, semen sisa, material
packing, bola lampu neon, sebagian besar
bahan penyerap/kain kotor.

Keselamatan Kerja 139

HAZOP
Tujuan dilakukan HAZOP :
 Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi
yang berhubungan dengan proses yang secara
langsung mengancam keselamatan pekerja
produksi/penyebab masalah operasi.
 Menentukan keseriusan dampak masalah
teridentifikasi.
 Identifikasi secara engineering & procedural
safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
 Evaluasi kelayakan engineering & procedural
procedural safeguards.
 Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi
tambahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja 148

CRUDE OIL (MINYAK BUMI)


 Secara fisik merupakan cairan yang mengandung gas, cairan,
dan elemen-elemen padat yang terlarut di dalamnya
 Terbentuk dari peristiwa dekomposisi berbagai macam hewan
dan tumbuhan jutaan tahun yang lalu
 Umumnya bercampur dengan air garam dan gas alam, yang
membentuk 3 lapisan
 Dipergunakan luas sebagai bahan bakar
 Berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi 4 golongan utama :
1. Senyawa golongan parafin
2. Senyawa golongan naphten
3. Senyawa golongan aromatik
4. Senyawa golongan olefin

Keselamatan Kerja 160


KESIMPULAN
 Analisisidentifikasi bahaya suatu pabrik
perlu dilakukan untuk menjamin
keselamatan para pekerja dan investasi
pabrik.
 Peningkatan kinerja pabrik sangat
ditentukan oleh keselamatan dan
kesehatan kerja.

Keselamatan Kerja 180

JUDUL PERCOBAAN 6. KEBERSIHAN AREAL KERJA


JUDUL PERCOBAAN 7 : PELATIHAN PEMADAMAN KEBAKARAN
TUJUAN : Memberikan keterampilan kepada mahasiswa cara memadamkan api menggunakan
APAR, karung basah, dan selimut kebakaran

TEORI

Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran di lab


1. Menolong korban
􀁺 Luka bakar kecil basahi dengan air mengalir
􀁺 Rambut atau pakaian korban terbakar, jangan berlari tetapi bergulir di lantai atau
Ditutup, handuk basah, atau memakai selimut kebakaran
􀁺 Luka bakar serius minta pertolongan tenaga medis

2. Melaporkan terjadinya kebakaran


Siswa lapor kepada guru pengampu prakt
Kebakaran serius/besar panggil pemadam kebakaran
3. Batasi lingkup kebakaran
􀂄 Tutup kran gas
􀂄 Matikan saklar listrik utama
􀂄 Singkirkan bahan-bahan mudah terbakar
􀂄 Kebakaran di ruang asam, matikan motor
􀂄 ruang asam
4. Memadamkan kebakaran dengan alat pemadam kebakaran (skala kecil).
5. Bahan kimia mudah meledak
􀂄 Ledakan fisik dan kimia
􀂄 Ledakan fisik terjadi bila bejana tertutup berisi gas bertekanan tinggi meledak
􀂄 Ledakan kimia diakibatkan oleh reaksi eksotermis yang amat cepat
menghasilkan panas dan gas dalam jumlah besar contoh zat dan reaksi kimia
yang mudah meledak
􀂄 senyawa peroksida
􀂄 Nitroamida
􀂄 senyawa nitrat organik
􀂄 nitrasi zat organik
􀂄 reaksi ozonisasi senyawa tak jenuh
􀂄 reaksi dengan klor
􀂄 reaksi polimerisasilat list

Tindakan yang dilakukan bila terjadi ledakan di laboratorium


► Pengendalian suhu (pendinginan)
► Menambahkan jumlah zat dengan benar
► Mencegah zat-zat yang mempercepat berlangsungnya reaksi secara katalis
► Menggunakan sarana pelindung wajahrik
Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara
berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api ) yaitu diantaranya ialah
dengan metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan bahan mudah terbakar
dan pemutusan rantai reaksi api.

Metode prinsip pemadaman api/kebakaran

1. Pendinginan
o Menghilangkan unsur panas.
o Menggunakan media bahan dasar air.
2. Isolasi
o Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi
unsur O2 menyalakan api.
o Menggunakan media serbuk ataupun busa.
3. Dilusi
o Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
o Menggunakan media gas CO2.
4. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar
o Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
o Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan
api.
5. Pemutusan Rantai Reaksi
o Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu
untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
o Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang
dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ialah

alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang guna memadamkan
api/kebakaran  pada mula terjadi kebakaran (definisi berdasarkan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan).
Prosedur penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) :

1. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.


2. Arahkan selang ke titik pusat api.
3. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.
4. Sapukan secara merata sampai api padam .

Hal yang perlu diketahui dalam penggunaan APAR :

1. Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah


dengan arah angin) supaya media pemadam benar-benar efektif menuju
ke pusat api dan jilatan api tidak mengenai tubuh petugas pemadam.
2. Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai
dengan klasifikasi sumber kebakaran.

Jenis-Jenis APAR
Jenis-jenis Tabung Pemadam Kebakaran APAR dikelompokkan antara lain
menurut Kelas Kebakaran , Media Pemadam, Konstruksi, Peletakan (Penempatan )
serta menurut Kapasitasnya.

ALAT DAN BAHAN PRAKTEK :


1. Tabung Pemadam Kebakaran APAR
2. Selimut Kebakaran
3, Karung Basah
4. Drum atau Tanki
5. Korek Api
6. Solar
7. Air
8. Baju Pemadam Lengkap + sepatu

PROSEDUR PERCOBAAN :

1. Buatlah api kebakaran dalam drum dengan memasukkan sedikit air yang dicampur dengan
solar atau bahan bakar lainnya.

2. Sulut dengan korek api sehingga terjadi api kebakaran dalam drum yang cukup besar

3. Lakukan pemadaman api menggunakan alat pemadam dengan prinsip segitiga api:
a. karung basah

b. Selimut Kebakaran

c. Alat APAR

TUGAS :

1. Buatlah video atau foto proses pemadaman api dengan tahapan yang anda lakukan

2. Berikan kesimpulan dari proses terjadinya api kebakaran hingga padam dengan

menggunakan masing-masing peralatan pemadam.

PERCOBAAN 9 : PERENCANAAN INSPEKSI

Tujuan Percobaan

TEORI
Type of Inspeksi
1 Inspeksi regular
2 Inspeksi untuk masalah industri
3 Inspeksi kecelakaan
4 Inspeksi untuk survey
5 Inspeksi dengan aplikasi
6 Inspeksi dengan informasi dari karyawan

Inspeksi Regular
(1) Rencana kerja
Yang mana? Ke mana?
a. Dengan informasi
b. Dengan laporan atau qustionaire
(2) Berhubungan dengan pabrik
seminggu sebelumnya dengan surat
(3) Melalukan inspeksi
(4) Dokumentasi
(5) Follow up

Inspeksi untuk masalah industry


(1) Rencana kerja Yang mana? Ke mana?
a . Dengan informasi
b . Dengan laporan atau qustionaire
(2) Berhubungan dengan pabrik
seminggu sebelumnya dengan surat
(3) Melalukan inspeksi
(4) Dokumentasi
(5) Follow up

Inspeksi dengan informasi dari karyawan


(1) Mendapat informasi tentang masalah
(2) Mendapat informasi tentang bahan berbahaya
(3) Kerjasama untuk melakukan inspeksi

(5) Melakukan inspeksi


(6) Dokumentasi
(7) Follow up

Teknis untuk inspector


Apa sasarannya ?
Apa hasilnya ?
Rencana inspeksi
Periksa dokumen dokumen dengan baik-baik
Bertanya kepada karyawan tentang kondisi sasaran Inspeksi sebelumnya
Keuntungan Pengalaman
Bisa mendapat banyak informasi tentang inspeksi kecelakaan
Bisa mendapat informasi industri dengan cara kerja sama

Informasi dari luar


Dari luar negeri
Dari perusahaan lain, daerah lain

Bahan untuk inspeksi


• 2-1 Daftar Perusahaan di daerah
• 2-2 Kartu Data Perusahaan
• 2-3 Informasi tentang inspeksi sebelumnya
• 2-4 Informasi tentang kecelakaan

2-1 Daftar Perusahaan

2-1 Daftar Perusahaan


No Nama Alamat, Type of Bahan Code
Telepon Industri bahaya Number
1

Kartu Data Perusahaan


Informasi di kartu
• Code Number
• Nama perusahaan
• Alamat, Telepon
• Type of Industri
• Informasi inspeksi sebelumnya
• Dsb.

Informasi tentang inspeksi sebelumnya


(1) Tanggal
(2) Nama Inspector
(3) Nama yang terdaftar diperusahaan waktu inspeksi
(4) Hasil inspeksi (Masalah)
(5) Hasil control
(6) Dsb.
Informasi tentang kecelakaan
• Tanggal
• Jumlah pekerja yang meninggal, luka-luka
• Nama inspector menjadi penanggung jawab kecelakaan
• Kondisi kecelakaan (dengan foto, gambar)
• Alasan kecelakaan (Hasil survey) Rekomendasi oleh inspector tersebut

TUGAS :

1. Carilah beberapa perusahaan yang akan anda inspeksi

2. Carilah beberapa laboratorium dan Bengkel di Polsri yang akan anda lakukan Inspeksi

3. Buatlah laporan Hasil Inspeksi yang telah anda lakukan

4. Berikan Kesimpulan sdr terhadap hasil inspeksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai