Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FILOSOFI ASUHAN KEBIDANAN

2.1.1 Filosofi asuhan kebidananmenurut ACNM (1966) yaitu :


A. Setiap individu mempunyai hak untuk meyakini bahwa setiap
individu mempunyai hak untuk merasa aman, mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memuaskan dengan memperhatikan martabatnya.
B. Bidan meyakini bahwa kehamilan, persalinan merupakan proses
yang normal
C. Asuhan kebidanan di fokuskan kepada kebutuhan individu,
keluargauntuk perawatan fisik, emosi dan hubungan sosial.
D. Klien ikut terlibat dalam menentukan pilihan
E. Asuhan kebidanan berkesinambungan mengutamakan keamanan,
kemampuan klinis dan tanpa intervensi pada proses yang normal.
F. Meningkatkan pendidikan pada perempuan sepanjang siklus
kehidupan
2.1.2 Filosofi asuhan kebidanan menurut Rakernas 2011 :
A. Kehamilan dan persalinan suatu proses alamiah dan bukan
penyakit
B. Perempuan adalah pribadi yang unik, mempunyai hak dan
kebutuhan dan keinginan masing-masing, oleh karena itu harus
berpartisipasi aktif dalam asuhannya.
C. Keunikan fisik, emosional, kekhusuan sosial, budaya yang
dibawa perempuan dan keluarga harus di hormati
2.1.3 Falsafah asuhan kebidanan merupakan keyakinan/
pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka berpikir
dalam memberikan asuhan kepada klien.
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses
alamiah dan bukan suatu penyakit, namun tetap perlu diwaspadai
karena kondisi yang semula normal dapat tiba – tiba menjadi tidak
normal.
b. Keyakinan tentang wanita
Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik,
mempunyai hak mengkontrol dirinya sendiri, memiliki kebutuhan,
harapan dan keinginan yang patut dihormati.
c. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan
perempuan bersalin dan bayinya. Bidan mempunyai kemampuan
mempengaruhi klien dan keluarganya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan keputusan
Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan
patut dihormati. Keputusan yang dipilih merupakan tanggung
jawab bersama antara perempuan, keluarga, dan pemberi
keputusan.
e. Keyakinan tentang asuhan
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan yang menyeluruh, meliputi
pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling dan
menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena
itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan
mengoptimalkan wanita serta keluarganya.
f. Keyakianan tentang kalaborasi
Bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan harus tetap
mempertahankan, mendukung dan menghargai proses fisiologi.
Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya
bedasarkan indikasi. Bidan adalah praktisi yang mandiri, yang
bekerja sama mengembangkan kemitraan dengan anggota tim
kesehatan lainnya.

g. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya


Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian profesi,
kemitraan dan pemberdayaan wanita serta tim kesehatan yang
lainnya selama pemberian asuhan dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.

2.2 FILOSOFI ILMU KEBIDANAN

Filosofi kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan


yang di gunakan sbagai kerangka pikir dalam memberikan asuhan
kebidanan dalam filosofi asuhn kebidanan di jelaskan beberapa keyakinan
yang mewarnai asuhan kebidanan
Setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan
tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun. Komponen tersebut
adalah ontoilogi, efistemologi dan aksiologi.
Ontologi merupakan azas dalam menetapkan ruang lingkup ujud
yang menjadi objek penelaahan (objek ontologi atau objek formal
pengetahuan) dan penafsiran tentang hakekat realitas (metafisika) dari
objek ontologis atau objek formal tersebut
Efistemologi merupakan azas mengenai cara bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan.
Aksiologi merupakan azas dalam menggunakan pengetahuan yang
diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut

1. Pendekatan Ontologis

Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya


hanya berada pada daerah-daerah dalam jangkauan pengalaman manusia.
Objek penelaahan yang berada dalam batas pra pengalaman( penciptaan
manuasia) dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya
kepengetahuan lain. Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari
sekian banyak pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam
batas-batas ontologis tertentu yaitu penemuan dan penyusunan pernyataan
yang bersifat benar secara ilmiah.

Aspek kedua dari pendekatan ontologis adalah penafsiran hakekat


realitas dari objek ontologis pengetahuan. Penafsiran metafisik keilmuan
harus didasarkan pada karakteristik objek ontologis sebagaimana adanya
dengan deduksi-deduksi yang dapat diverifikasi secara fisik yaitu suatu
pernyataan dapat dapat diterima sebagai premis dalam argumentasi ilmiah
setelah melalui pengkajian/penelitian berdasarkan efistemologis keilmuan.
2. Pendekatan Efistemologis

Landasan efistemologis ilmu tercermin secara operasional dalam


metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu
memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan ;

a). Kerangka pemikiran, yang bersifat logis dengan argumentasi


yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang
telah berhasil disusun

b). Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka


pemikiran tersebut

c). Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk


menguji kebenaran pernyataan secara faktual. Secara akronim
metode ilmiah terkenal sebagai logica-hypotetico-verifikatif
atau deducto-hypotetico-verfikatif

Kerangka pemikiran yang bersifat logis adalah argumentasi yang


bersifat rasional dalam mengembangkan penjelasan terhadap fenomena
alam. Verfikasi secara empiris berarti evaluasi secara objektif dari suatu
pernyataan hipotesis terhadap kenyataan faktual. Verifikasi ini menyatakan
bahwa ilmu terbuka untuk kebenaran lain selain yang terkandung dalam
hipotesis (mungkin fakta menolak pernyataan hipotesis). Kebenaran ilmiah
dengan keterbukaan terhadap kebenaran baru mempunyai sifat pragmatis
yang prosesnya secara berulang (siklus) berdasarkan berfikir kritis.

Disamping sikap moral yang secara implisit terkait dengan proses


logico-hypotetico-verifikatif tersebut terdapat azas moral yang secara
eksplisit merupakan yang bersifat seharusnya dalam efistemologis
keilmuan. Azas tersebut menyatakan bahwa dalam proses kegiatan
keilmuan, setiap upaya ilmiah harus ditujukan untuk menemukan
kebenaran yang dilakukan dengan penuh kejujuran, tanpa mempunyai
kepentingan langsung tertentu dan hak hidup yang berdasarkan
argumentasi secara individual

3. Pendekatan aksiologis

Aksiologis keilmuan menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan


pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal maupun sosial. Nilai
internal berkaitan dengan wujud dan kegiatan ilmiah dalam memperoleh
pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah manusia. Nilai eksternal
menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan
ilmiah. Nilai sosial menyangkut pandangan masyarakat yang menilai
keberadaan suatu pengetahuan dan profesi tertentu. Oleh karena itu, kode
etik profesi merupakan suatu persyaratan mutlak bagi keberadaan suatu
profesi. Kode etik profesi ini pada hakekatnya bersumber dari nilai internal
dan eksternal dari suatu disiplin keilmuan. Bangsa Indonesia berbahagia
karena kebidanan sebagai suatu profesi dibidang kesehatan telah memiliki
kode etik yang mutlak diaplikasikan kedalam praktek klinik kebidanan.

Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk


keuntungan/berfaedah bagi manusia. Dalam hal ini ilmu dapat
dimanfaatkan sebagai saran atau alat dalam meningkatkan taraf hidup
manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia dan
kelestarian/keseimbangan alam. Untuk kepentiungan manusia tersebut
maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun merupakan milik
bersama, dimana setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut
kebutuhannya. Universal berarti ilmu tidak mempunyai konotasi parokial
seperti ras, ideologi atau agama

Berdasarkan komponen hakekat ilmu, maka setiap cabang


pengetahuan dibedakan dari jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa
yang diketahui(ontologi),bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh dan
disusu(efistemologi) serta nilai mana yang terkait dengan pengetahuan
tersebut(aksiologi). Oleh karena serta itu pengetahuan ilmiah mempunyai
landasan ontologi, efistemologi dan aksiologi yang spesifik bersifat ilmiah.
Artinya suatu pengetahuan secara umum dikelompokkan sebagai
pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi persyaratan ontologi,
efistemologi dan aksiologi keilmuan.

2.3 FALSAFAH KEBIDANAN

Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun


bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan
tersebut adalah:
a.       Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang
maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu
tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara internasional
diakui oleh ICM, FIGO dan WHO.
b.      Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah
diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri
kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah
bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI,
AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman,
pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
c.       Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak
untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup
dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
d.      Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan
menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang
membutuhkan intervensi medic.
e.       Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
f.       Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak
mendapat pelayanan yang berkualitas.
g.      Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa
remaja.
h.      Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,
lingkungan dan pelayanan kesehatan.
i.        Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
j.        Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan
yang professional dan interaksi social serta asas penelitian dan
pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
k.      Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan
kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu
dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.

Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa


berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku,
ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk
dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil,
bersalin, post partum, bayi baru lahir.

2.4 DEFINISI BIDAN

2.4.1 MENURUT INTERNATIONAL CONFEDERATION OF


MIDWIVES (ICM)
Pengertian bidan dan bidang praktikya secara internasional telah
diakui oleh ICM tahun 1972 dan Federation of International
Gynecologist Obstetrition (FIGO) tahun 1973, World Health
Organisation (WHO) dan badan lainnya. Pada pertemuan dewan di
Kobe tahun 1980, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang telah
di sahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992).

2.4.2 MENURUT IBI


Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan.

2.4.3 MENURUT UNDANG-UNDANG


a.       KepPres No 23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 tentang
pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap berbunyi: “Bidan
adalah seseorang yang telah mengikuti Program Pendidikan Bidan
dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
b.      KepMenKes No 822/MenKes/SK/IX/1993 pasal 1 butir 1
tentang penyelenggaraan Program Pendidikan Bidan berbunyi:
“Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan lulus Program
Pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
c.       perMenKes No. 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 1 ayat 1
bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
yang telah terregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
d.      PerMenKes No 572/MenKes/Per/VI/1996 pasal 1 ayat 1
tentang registrasi dan praktek bidan yang berbunyi: “Bidan adalah
seseorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan telah lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
e.       KepMenKes RI No.900/MenKes/SK/2000 tentang registrasi
dan praktek bidan, pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi: “Bidan
adalah seseorang wanita yang telah mengikuti dan lulus program
pendidikan bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku”.

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan


bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan
diberi ijin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu yang
mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat
yang dibutuhkan wanita selama masa hamil, persalinan dan masa
pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggng jawabnya
sendiri serta pada asuhan pada bayi baru lahir dan anak.

2.5 PELAYANAN DAN PRAKTIK KEBIDANAN

2.5.1 PELAYANAN KEBIDANAN


Pelayanan kebidanan (midwifery services) adalah seluruh tugas
yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu
dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga
dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai
kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualiatas, bahagia dan sejahtera.

1)   Layanan Kebidanan Primer


Merupakan layanan kebidanan yang diberikan
kepada klien dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan diantaranya:
a.       Bidan berpegangan pada keyakinanan informasi klien
untuk melindungi hak akan privasi dan menggunakan
keadilan dalam hal saling berbagi informasi.
b.      Bidan bertanggung jawab dalam keputusan dan
tindakannya dan bertanggung jawab untuk hasil yang
berhubungan dengan asuhan yang diberikan pada wanita.
c.       Bidan dapat menolak ikut serta dalam kegiatan yang
berlawanan dengan moral yang dipegang, akan tetapi
tekanan pada hati nurani individu seharusnya tidak
menghilangkan pelayanan pada wanita yang essensial.
d.      Bidan memahami konsekuensi yang merugikan dalam
pelanggaran kode etik dan akan bekerjasama untuk
mengurangi pelanggaran.
e.       Bidan berperan serta dalam mengembangkan dan
menerapkan kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan semua wanita dan
pasangan usia subur.
2) Layanan Kebidanan Kolaborasi
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan
kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua
pemberi pelayanan yang terlibat (misal: bidan, dokter atau
tenaga kesehatan yang professional lainnya). Bidan
merupakan anggota tim.
3) Layanan Kebidanan Rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan
dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter, ahli
dan atau tenaga kesehatan professional lainnya untuk
mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan
bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan
anaknya. Contoh: pelayanan yang dilakukan bidan ketika
menerima rujukan dari dukun, layanan rujukan bidan ke
tempat fasilitas pelayanan kesehatan secara horizontal atau
vertikal atau ke profesi kesehatan yang lain.

2.5.2 PRAKTIK KEBIDANAN


Praktik kebidanan (midwifery practice) adalah penerapan
ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan/ asuhan kebidanan
kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen Kebidanan (midwifery management) adalah
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri/
otonomi pada perempuan, remaja putri, dan wanita dewasa
sebelum, selama kehamilan dan sesudahnya. Praktik kebidanan
dilakukan dalam sistem pelayanaan kesehatan yang berorientasi
pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter spesialis dipusat-
pusat rujukan.

Anda mungkin juga menyukai