Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT MEDIROSSA CIKARANG


Nomor : 004/SK/Dir-RSM/VIII/2019
Tentang
KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN PASIEN
RUMAH SAKIT MEDIROSSA CIKARANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIROSSA CIKARANG

Menimbang : a. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan bagi pasien di Rumah


Sakit Medirossa Cikarang yang optimal perlu ditetapkan Kebijakan
Pelayanan Asuhan Pasien di Rumah Sakit Medirossa Cikarang;
b. Bahwa untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Medirossa Cikarang;

Mengingat: 1. Undang– Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;


2. Undang– Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tahun
1999, Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436/ Menkes/
SK/VI/1993 Tentang Standar Pelayanan RumahSakit dan Standar Pelayanan
Medis di Rumah Sakit;
5. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit, Kementerian
Kesehatan Tahun 2012;
6. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Nomor
503/40/Dinkes/RS/2013 Tentang Izin Operasional Rumah Sakit Medirossa
Cikarang;
7. Keputusan Direktur Rumah Sakit Medirossa Cikarang Nomor100/SK/Dir-
RSM/VIII/2017 Tentang Kebijakan Umum Rumah Sakit Medirossa
Cikarang;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN PASIEN RUMAH SAKIT


MEDIROSSA CIKARANG
KESATU : Pelayanan Asuhan Pasien kesehatan di Rumah Sakit Medirossa Cikarang
meliputi : Pemberian Pelayanan untuk semua pasien, Pelayanan pasien
risiko tinggi, deteksi perubahan kondisi pasien, pelayanan Resisutasi,
pelayanan darah, pelayanan pasien koma yang menggunakan ventilator,
pelayanan pasien penyakit menular dan penurunan daya tahan, Pelayanan
pasien dialisis, pelayanan pasien khusus, pelayanan makanan dan terapi gizi,
pengelolaan nyeri, Pelayanan dalam tahap terminal.
KEDUA : Pola operasional pelayanan untuk tiap-tiap pelayanan diatur dalam
juklak/juknis dalam bentuk pedoman dan/atau panduan dan SPO yang
merupakan tindak lanjut/lampiran dari keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit
MedirossaCikarangdilaksanakan oleh Direktur dan Kepala Bidang/ Bagian
Pelayanan bersama KomiteMedis dan SPI di rumah sakit.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila kemudian hari
diketemukan kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 02 Januari 2019
Rumah Sakit Medirossa Cikarang

dr. Suripto Hasan


Direktur
Lampiran
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MEDIROSSA CIKARANG
Nomor : 004/SK/Dir-RSM/VIII/2019
Tanggal :02 Januari 2019
Tentang
KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN PASIEN
RUMAH SAKIT MEDIROSSA CIKARANG

1. Pemberian Pelayanan Untuk Semua Pasien


1.1. Rumah Sakit merencanakan dan mengkoordinasi yang diberikan kepada populasi
pasien yang sama pada berbagai unit kerja dipandu oleh regulasi yang
menghasilkan pelayanan yang seragam. Regulasi tersebut sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku yang membentuk proses pelayanan pasien dan
dikembangkan secara kolaboratif.
1.2. Asuhan pasien yang seragam adalah sebagai berikut :
a. Asuhan dan pengobatan yang memadai yang diberikan oleh PPA yang
kompeten tidak tergantung pada hari setiap minggu atau waktunya setiap hari.
b. Menggunakan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan
pemeriksaan diagnosis untuk memenuhi kebutuhan pasien pada populasi yang
sama.
c. Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien harus sama disemua unit
pelayanan RumahSakit.
d. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan
keperawatan yang setara di seluruh Rumah Sakit.
e. Penerapan penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis dan regulasi
untuk berbagai tindakan sama.
1.3. Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak
professional pemberi asuhan yang dapat melibatkan berbagai unit pelayanan.
Integrasi dan koordinasi kegiatan pelayanan dan asuhan pasien merupakan sasaran
yang menghasilkan efisiensi penggunaan SDM dan sumber lainnya efektif.
1.4. Rumah sakit mengatur pelayanan dan asuhan terintegrasi termasuk tentang:
1) Pengintegrasian pelayanan oleh MPP/ case manager
2) Integrasi asuhan pasien sesuai butir-butir dimaksud
3) Assesmen dengan metode IAR
4) Komunikasi antar PPA dan pendokumentasiannya
1.5. Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi pusatnya adalah pasien dan mencakup
elemen antara lain :
a. Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga
b. DPJP sebagai ketua tim PPA
c. PPA bekerja sebagai tim inter disiplin dengan kolaborasi inter professional
antara lain memakai panduan praktik klinis (PPK), panduan asuhan PPA
lainnya disertai clinical pathway dan CPPT
d. Perencanaan pemulangan pasien
e. Asuhan gizi terintegrasi
f. Case manager
1.6. DPJP sebagai ketua tim PPA merencakan pola asuhan yang bersifat kolaboratif
dengan melibatkan pasien dan keluarga yang selesaikan dalam waktu 24 jam
terhitung saat diterima sebagai pasien rawat inap
1.7. Rumah sakit menetapkan kegiatan asuhan pasien membutuhkan seorang PPA yang
kompeten dan berwenang untuk menuliskan instruksi yang harus dicatat di rekam
medik pasien misalnya pemeriksaan di laboratorium, pemesanan obat, asuhan
keperawatan khusus, terapi nutrisi, dsb.
1.8. Rumah Sakit menetapkan regulasi tindakan klinis dan diagnosis yang diminta,
dilaksanakan dan diterima hasilnya serta di simpan di berkas rekam medis pasien.
1.9. Rumah sakit memberitahukan kepada pasien dan keluarga tentang hasil asuhan dan
pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak diharapkan.
2. Pelayanan Pasien Risiko Tinggi dan Penyediaan Pelayanan Risiko Tinggi
2.1. Rumah Sakit memberiasuhan kepada pasien untuk berbagai kebutuhannya atau
kebutuhan pada keadaan kritis.
2.2. Rumah Sakit memberikan berbagai pelayanan kepada pasien risiko tinggi dengan
menyediakan peralatan medis yang kompleks untuk kondisi darurat yang
mengancam jiwa (pasien dialysis).
2.3. Asuhan bagi risiko tinggi didukung oleh penggunaan PPK, regulasi lainnya dan
rencana asuhan, clinical pathway.
2.4. Regulasi untuk asuhan populasi pasien risiko tinggi:
a. Rencana yang akan berjalan
b. Dokumentasi yang dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja dan
berkomunikasi
c. Keperluan informed consent
d. Keperluan monitor pasien
e. Kualifikasi khusus staff yang terlibat asuhan
f. Teknologi medis khusus
2.5. Regulasi untuk pasien risiko tinggi meliputi :
a. Pasien emergency;
b. Pasien dengan penyakit menular;
c. Pasien koma;
d. Pasien dengan alat bantu hidup dasar;
e. Pasien dialysis;
f. Pasien risiko bunuh diri;
g. Pasien yang rentan, lansia, anak-anak dan pasien berisiko tindak kekerasan
atau ditelantarkan; dan
h. Pasien risiko tinggi lainnya.
3. Deteksi Perubahan Kondisi Pasien
Rumah Sakit menerapkan system early warning system (EWS) agar staff mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk dan bila perlu mencari staff yang kompeten.
Pelaksaan EWS dapat dilakukan menggunakan system skor
4. Pelayanan Resusitasi
Rumah Sakit memberikan pelayanan resusitasi pada pasien atau korban yang mengalami
kejadian mengancam hidupnya seperti henti jantung atau paru untuk menghindari
kerusakan jaringan otak
5. Pelayanan Darah
Pelayanan darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan meliputi :
a. Pemberian persetujuan (informed consent)
b. Pengadaan darah
c. Identifikasi pasien
d. Pemberian darah
e. Monitoring pasien
f. Identifikasi dan respons terhadap reaksi transfuse
6. Pelayanan PasienKomadan yang Menggunaan Ventilator
Rumah Sakit melaksanakan asuhan pasien yang menggunakan alat bantu hidup dasar atau
pasien koma.
7. Pelayanan Pasien Penyakit Menular dan Penurunan Daya Tahan
Rumah Sakit mengarahkan asuhan pasien penyakit menular dan immunosuppresed.
8. Pelayanan Pasien Dialisis
Rumah Sakit mengarahkan asuhan pasien dialysis (cucidarah) sesuai kebijakan yang
ditetapkan.
9. Pelayanan Pasien Restraint
Rumah Sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint).
10. Pelayanan Pasien Populasi Khusus
Rumah Sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia lanjut, mereka yang
cacat, anak, serta populasi yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien
dengan risiko bunuh diri.
11. Makanan dan Terapi Gizi
11.1 Rumah Sakit memberikan pelayanan gizi sesuai dengan status gizi pasien dan
konsisten dengan asuhan klinisnya
11.2 Makanan dan nutrisi penting bagi kesehatan pasien dan penyembuhannya. Menu
makanan disesuaikan dengan usia, budaya, termasuk diet khusus.
11.3 Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi.
11.4 Kemajuan keadaan pasien dimonitor dicatatkan direkam medis pasien, ahli gizi,
DPJP, perawat, dan keluarga pasien bekerja sama dalam konteks asuhan gizi
terintegrasi.
11.5 Pasien atau keluarga tidak diperbolehkan membawa makanan/ minuman dari luar
ke dalam ruang rawat inap RS Medirossa
11.6 Keluarga pasien tidak diperkenankan memberikan makanan/minuman kepada
pasien.
12. Pengelolaan Nyeri
Rumah Sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri yang dapat
diakibatkan oleh kondisi, penyakit pasien, tindakan, atau pemeriksaan yang dilakukan.
Dengan memberikan asuhan pada pasien berupa informasi tentang kemungkinan
timbulnya nyeri tersebut dan pasien diberitahu pilihan untuk mengatasi nyeri.
13. Pelayanan Dalam Tahap Terminal
13.1. Rumah Sakit menetapkan asesmen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan
keluarganya sesuai dengan kebutuhan. Dengan menilai kondisi pasien seperti:
a. Gejala mual dan kesulitan pernafasan
b. Faktor yang memperparah gejala fisik
c. Manajemen gejala sekarang dan respon pasien
d. Orientasi spiritual dan keluarga
e. Keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderitaan dan
rasa bersalah
f. Status psikososial pasien dan keluarganya
g. Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk pasien dan keluarga
h. Kebutuhan alternative
i. Faktor risiko yang ditinggalkan dalam mengatasi potensi reaksi patologis atas
kesedihan
13.2. Rumah Sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap
terminal :
a. Intervensi pelayanan pasien mengatasi nyeri
b. Memberikan pengobatan sesuai dengan gejala
c. Menyampaikan secara hati-hati soal sensitive tindakan
d. Menghormati nilai-nilai agama dan budaya pasien serta keluarganya
e. Mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan
f. Memperhatikan keprihatinan aspek spikologis, emosional, spiritual pasien dan
keluarga.

Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 02 Januari 2019
Rumah Sakit Medirossa Cikarang

dr. Suripto Hasan


Direktur

Anda mungkin juga menyukai