Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMBAHASAN : KONFLIK KASHMIR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

ANGGOTA:

1. Imdar Asyatir
2. Aulia Nur Rahman
3. Ahmad sumantri
4. Andre
5. Ilham Rusdi Lail
6. Viky Fadilah

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TEKNOLOGI DAN INDUSTRI


PERGURUAN “CIKINI”
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
Jln. Alur Laut Blok NN No. 1 Plumpang, Jakarta Utara, Telp./Fax. (021) 493434

Assalamu’alaikum Wr. Wb

D engan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, tidak lupa shalawat serta salam
kepada baginda tertinggi Rasulullah .SAW, sebab dengan ridha dan karunia-Nya
Kami dapat membuat makalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dengan lancar.

Makalah ini berisikan tentang sejarah Kashmir hingga mencapai titik konflik Kashmir
yang antara Negara India dan Pakistan. Pada dasarnya, penyusunan makalah ini bertujuan
sebagai syarat pengambilan nilai untuk di KHS dan sebagai sarat terisinya nilai kompetensi
khususnya di bidang PKN, serta Bahasa Indonesia.

Kami menyadari bahwa isi dari laporan ini sangatlah jauh dari sempurna, begitu juga
dari segi penulisan atau penyajian masih banyak kekurangannya, karena kami masih ada
dalam tahap penbelajaran. Oleh karena itu, tidak lupa Penulis ucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu, terutama kepada yang terhormat:
 Bapak DRS. Susiyanto, selaku kepala sekolah SMK Perguruan “CIKINI”.
 Bapak Tri Handito, S.pd, selaku guru mata pelajaran PKN.
 Ibu Kelastutik, S.Pd. Selaku wali kelas di kelas 2 EI (Elektronika Industri).
 Ibu Farida, S.Pd. Bapak Suroto, S. Si, dan Bapak Ervan Ricardo, selaku guru mata
pelajaran produktif.
 Seluruh pihak guru dan staff Tata Usaha di SMK Perguruan “CIKINI”.

Dan adapun dengan selesainya makalah ini, kami sangat berharap serta berbahagia
sekali jika bapak/ibu guru dapat memberikan kritik atau saran mengenai laporan ini, yang
mana kritik dan saran dari bapak/ibu sangat berguna demi kesempurnaan laporan yang telah
kami susun.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 18 Januari 2010
Penyusun,

2
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR

Kelompok 5

KATA PENGANTAR..…………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI .……………………………………………………………………….. 3

BAB 1 : PENDAHULUAN ………………………………………………… 4-5


1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 4
1.2 Maksud Dan Tujuan …………………………………………. 4-5
1.3 Sistematika penulisan ………………………………………… 5
BAB 2 : Latar Belakang Negara…………………………………………. 6-7
2.1 Letak Geografis ………..……………………………………… 6
2.2 Gambaran Umum …………………………………………….. 7
BAB 3 : Pembahasan Materi (Konflik Kashmir) ………………... ….. 8-15
3.1 Penyebab Konflik Kashmir …………………………………... 8-10
3.2 Kemerdekaan Selama 72 Hari …………...…………………… 10-12
3.3 Perang Tetap Berlanjut ……………………………………….. 12-13
3.4 Cara Penyelesaian Konflik ……………………………………. 13-15
BAB 4 : Kesimpulan …………………………………………………..…… 16-18

3
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada saat sekarang ini banyak anak muda termasuk para siswa tidak terkecuali
kami selaku pembuat serta penyusun makalah ini tidak memperdulikan tentang
makna sebuah perjuangan, dan jerih payah para pejuang yang telah diraih oleh
mereka. Jangankan menoleh kebelakang untuk melihat peristiwa sejarah masa lalu,
untuk menghargai hasil yang telah diraih pun terkadang kita mengabaikannya.

Oleh karena itu, saya selaku penulis ingin menuangkan tentang sejarah suatu
Negara sejak Negara itu masih Berjaya hingga menjadi Negara yang miskin dan
merosot menjadi Negara terbelakang. Walaupun dalam konteks ini atau dalam
kutipan makalah ini bukan tentang Negara kita tercinta yaitu Indonesia yang kami
terangkan.

Tapi dengan adanya atau dijelaskannya makalah ini kepada para siswa
nantinya khususnya seluruh anak kelas 2EI , semoga sesudahnya kita semua dapat
memetik pelajaran apa saja yang dapat kita ambil terhadap perjuangan para pahlawan
pembela tanah air dan agama sebelumnya.

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud Pembuatan Makalah :


Adapun maksud dilaksanakannya pembuatan makalah ini adalah :
A. Membentuk kemampuan siswa untukl memahami dan menghargai jerih
payah para pahlawan (baik itu membela tanah air ataupun agama).

4
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
B. Memperluas, memantapkan, dapat menambah wawasan tentang sejarah
serta konflik apa saja yang terjadi di Negara lain diluar Indonesia
C. Membantu siswa agar bisa membuat karya sastra, yang tentunya makalah
ini. Bagaimana pembuatannya, kerangka makalahnya, dll.
1.2.2 Tujuan Pembuatan Makalah:
Adapun tujuan siswa membuat makalah ini adalah :
A. Agar siswa dapat memenuhi nilai di buku nilai mata pelajaran PKN,
B. Sebagai materi pembahasan dalam proses pembelajaran setiap minggunya

1.3 Sistematika Penulisan

Seperti layaknya karya ilmiah, dalam penulisan laporan ini Penulis


menggunakan sistematika penulisan seperti biasanya. Dimana sistematika penulisan
dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. BAB 1 Pendahuluan
Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika
penulisan.
2. BAB 2 Tinjauan Umum
Meliputi latar belakang berdirinya instansi, sejarah singkat
instansi, gambaran umum, serta sarana, prasarana dan
peralatan instansi/perusahaan
3. BAB III Aktivitas/ Proses Prakerin
Bab ini menjelaskan susunan kegiatan saya selama
melaksanakan PRAKERIN di PT. Hanyung Fujisei, yang
meliputi setting perusahaan, dan macam-macam kegiatan.
4. BAB IV Pembahasan Materi/ Materi Yang Diberikan
Bab ini penulis mencoba memflasback materi-materi yang di
berikan selama di PT. Hanyung Fujisei. Bab ini meliputi
produk yang diproduksi, division delivery product, sistem kerja

5
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR

Latar Belakang Negara

2.1 Letak Geografis

Kashmir adalah wilayah yang memiliki


luas 222.236 kilometer. Letak
geografisnya 34.08° LU - 74.83° BT.
Wilayah negara tersebut terletak di
wilayah jantung Asia. Dibagian utara
kashmir bersinggungan langsung dengan
negara bagian India, Himachal Pradesh
dan Punjab serta jammu. Di bagian barat
berbatasan dengan North West Frontier,
Pakistan dan Afghanistan. Disebelah utara
dan timur kasmir berbatasan dengan
provinsi Sinkiang, RRC dan Tibet.

2.2 Gambaran Umum


Sebagai salah satu dari 25 provinsi di India, Kashmir terdiri dari beberapa
kawasan. Tetapi yang sering disebut, hanya Jammu dan Kashmir, sebab dua daerah
itulah yang terbesar populasi penduduknya. Jammu dan Kashmir mempunyai tiga
komponen berbeda, yakni Hindu di Jammu, Muslim di Lembah Kashmir, dan Budha

6
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
mendominasi Ladakh di utara. Ibukota Kashmir, Srinagar, berada di kawasan Lembah
Kashmir.
Kashmir adalah negeri yang mayoritas penduduknya beragama muslim.
Sekitar 85 % dari delapan juta penduduknya beragama Islam. Jumlah penduduknya
sebesar 10.069.917, terbesar ke-18 didunia. Serta kepadatan penduduknya adalah
45,31/km². Pada awalnya, negeri ini dikenal dengan sebutan “Surga Dunia”, karena
Tanahnya yang subur yaitu Lembah Kashmir yang letaknya antara Himalaya dan
Gunung Pir Panjal, keindahan alamnya yang mempesona dan pemandangannya indah,
dengan aliran sungai es Siachen diketinggian 6000 meter. Semua itu menjadikan
Kashmir diberi julukan atas keindahan alamnya yang luar biasa yaitu A garden of
eternal spring dan an iron fort to a palace of kings. Kekayaan alam Kashmir ini
sedikitnya memberikan pemasukan devisa sekitar 400 juta dolar per tahun dari para
pelancong.
Keragaman populasi, berpadu dengan keindahan alam, membuat kawasan
penghasil karpet dan kain ini, menjadi daeruah tujuan wisata, sampai era 90-an.
Daerah Kargil, pernah dikunjungi 12 ribu wisatawan, hanya dalam jangka lima bulan.
Wilayah Kashmir memiliki keuntungan yang sangat menggiurkan dari segi ekonomi.
Kashmir merupakan obyek wisata yang terkenal dengan keindahan alamnya dan juga
merupakan pusat industri wol, karpet, serta dengan tanahnya yang subur. Selain itu
Kashmir merupakan tempat mengalirnya sungai-sungai besar Indus, Jhelum yang
penting bagi sektor pertanian. Dibidang militer, lembah Kashmir adalah tempat yang
sangat strategis bagi pertahanan negara dengan wilayahnya yang memiliki topografi
pegunungan, serta merupakan wilayah dengan perbatasan dengan banyak negara
seperti Afganistan, China, Tibet.

7
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR

Pembahasan Materi (Konflik Kashmir)

3.1 Penyebab Konflik Kahmir


Sebelum Kerajaan Islam Mughol berkuasa pada tahun (1526-1858), Kashmir
dikuasai oleh kerajaan Budha dan Hindu. Kemudian Kerajaan Mughol runtuh karena
mengalami kekalahan dalam perang melawan Kerajaan Inggris dalam peristiwa
Sepoy Muntiny. Akibatnya, seluruh daratan India dikuasai oleh Inggris termasuk
Kashmir.
Sebelum tahun 1947, semasa pemerintahan
Maharaja Hari Singh wilayah Kashmir yang se luas
222.236 km, terbagi atas Azad Kashmir (northern
Area), Kashmir Valley (kashmir), Jammu, dan
Ladakh. Tahun 15 Agustus 1947, berakhirnya
kekuasaan Hari Singh. Azad Kashmir
memproklamirkan dan merayakan kemerdekaan
bahwa Kashmir ikut Pakistan, Daerah Aksai Chin
(bagian dari Ladakh) dikuasai China Kashmir,
serta Jammu, Ladakh pun menjadi negara bagian India. Semua Negara yang

8
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
1.1 Gbr. Hari singh tadinya adalah satu Negara menjadi terpisah satu per satu,
namun semua itu segera dihentikan oleh tentara kerajaan Kashmir dengan kekerasan,
dan sejak saat itulah tragedi di Kashmir bermula.

Setelah kekuasaan Hari sing berkhir, bergantilah


kekuasaan/ tahta itu kepada Sultan Akbar, ia
menaklukan Kashmir tahun 1586, selanjutnya silih
berganti di bawah kekuasaan penguasa Islam
kerajaan Moghul. Setelah keruntuhan kerajaan
Moghul. Di tahun 1819 Sikh Ranjit Singh
menguasai Kashmir, tetapi akibat kerapuhan
pemerintahannya maka kekaisarannya hancur dan
jatuh ketangan Inggris pada saat Inggris
mengambilalih Punjab di tahun 1846. Kashmir
kemudian dijual kepada Maharaja Ghulab Singh (yang menobatkan dirinya sendiri)
dari -
1.2 Gbr. Ranjit Sin

Jammu seharga 7.5 juta Rupee (sekitar US$ 166) dibawah Perjanjian Amritsar.
Ghulab Singh juga menguasai Ladakh, Zanskar, Gilgit dan Baltistan dibawah
kontrolnya. Dilanjutkan oleh para penerus Maharajah, yang ditandai dengan beberapa
pemberontakan oleh rakyat Kashmir, yang sebagian besar saat ini adalah Muslim.
Di tahun 1889 Maharajah Ghulab Singh kehilangan kekuasaan administratif
atas Kashmir akibat memburuknya kondisi pada daerah perbatasan. Inggris kemudian
mengembalikan kekuasaan penuh kepada Dogra untuk memerintah di tahun 1921.
Pada masa ini Masyarakat Muslim Kashmir mulai mendapatkan tekanan dari
pemerintahan Hindu Dogra. Sejak saat itu penduduk muslim pun tentunya mendapat
tekanan kuat dari penguasa Hindu. Pendidikan dan lapangan pekerjaan muslim
menjadi tersisih. Tahun 1931 penduduk muslim melakukan gerakan protes dengan
sebutan Tehreek I-jihad. Gerakan itu menyebabkan terjadinya kerusuhan, yang
kemudian pemerintah mengubah kebijaksanaan dengan memberikan peluang
mendirikan partai politik kepada penduduk muslim Kashmir.

9
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
Pendapat lain mengtakan, bahwa Berdasarkan asumsi dasar dari teori
realisme, maka saya akan mencoba menganalisa penyebab terjadinya konflik India-
Pakistan. Realisme mempunyai pandangan pesimis atas sifat dasar manusia, dimana
manusia selalu cemas akan keselamatan dirinya akan hubungan persaingannya
dengan yang lain. Selain itu realisme juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
keamanan nasional dan kelangsungan hidup suatu negara. Persoalan adu kekuatan
antara India-Pakistan juga menjadi faktor lain yang menyebabkan meruncingnya
konflik. Kedua negara baik India maupun Pakistan sering melakukan adu kekuatan
militer melalui uji coba senjata nuklir. Hal ini sesuai dengan teori Balance of Power
(BOP) dimana ketika ada suatu negara yang dianggap mengancam, maka negara yang
merasa terancam tersebut akan balik mengancam. Situasi ini kemudian telah berubah
menjadi Balance of Terror. Selain itu mengapa konflik India-Pakistan terjadi karena
kedua negara berusaha untuk mencapai kepentingan nasional (National Interest)
masing-masing Negara. Dalam hal ini adalah terkait dengan pemilikan wilayah
Kashmir. Dalam kasus ini Pakistan menganggap bahwa India telah mencaplok
wilayah Khasmir dan hal ini menjadi salah satu alasan mengapa kemudian konflik
terjadi.
Beberapa penyebab konflik yang lain adalah karena tentara India diberikan impunitas
untuk tidak dikenakan hukuman atas tindakan kekerasan yang mereka lakukan
(special powers) melalui sebuah Akta Angkatan Bersenjata Jammu dan Kashmir.
Pemerintah India juga menolak peran Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai
pihak ketiga untuk menyelesaikan sengketa dengan alasan bahwa Kashmir adalah
urusan bilateral India dan Pakistan. Yang jadi persoalan, mayoritas penduduk
Kashmir adalah muslim. Di teritori yang dikuasai India, misalnya, dari 8 juta
penduduknya, hampir 6 juta muslim. Sedang penduduk di Azad kashmir, 99 Persen
muslim. Karena faktor agama inilah, konflik yang semula hanya persoalan 'wilayah'
jadi melebar. Konflik ini lebih kompleks lagi, karena di dalam konflik antar agama
itupun, masih ada konflik aliran.

India sendiri mengklaim bahwa konflik Kashmir bukan karena agama.


Buktinya, sewaktu India dan Pakistan belum merdeka, negeri Kashmir aman-aman
saja. Meski sebagian besar penduduknya muslim dan pemerintahannya Hindu, tapi di
Kashmir tak ada konflik. Sama seperti India ketika di bawah Sultan Akbar -- meski
mayoritas Hindu dan diperintah oleh muslim, India aman dan sejahtera.

10
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
Islam di Kashmir, menurut pihak India, yang berkembang adalah sufisme yaitu ajaran
yang lebih mementingkan spiritual. Ajaran sufisme Islam ini tidak berbenturan secara
konfrontatif dengan spiritualisme Hindu. Mereka bisa bekerjasama.Sebagai contoh,
Sultan Akbar dan tiga generasi sesudahnya berhasil membangun kerajaan besar Islam
di India dengan konsep sufisme itu tadi. Kerajaan Kashmir yang mayoritas Islam dan
Jammu yang mayoritas Hindu keduanya di bawah kerajaan Hindu sebelum terbawa
arus 'permusuhan' Pakistan dan India, juga hidup aman, sejahtera, dan rakyatnya
saling menghormati. Pakistan balik menuduh India sengaja memutar-balikkan fakta
untuk menguasai Kashmir. Bagi Pakistan, penduduk Kashmir yang sebagian besar
Islam, selayaknya masuk dalam Pakistan. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah
kenapa timbul konflik? Semua ini terjadi karena kepentingan politik dan kekuasaan.

3.2 Kemerdekaan Selama 72 Hari


Di tahun 1947, Mahatma Ghandi memimpin bangsa India untuk merdeka dari
penjajahan Inggris dengan perjuangan yang gigih. Tapi perjuangan itu memang mahal
sekali. Pada saat Gandhi memimpin pergerakan umat Hindu, Mohammed Ali Jinnah
sedang berjuang bersama umat Muslim. Jinnah menuntut pemisahan India menjadi
dua bagian: Muslim dan Hindu. Ketika Inggris angkat kaki dari India, Liga Muslim
mendirikan negara Pakistan (berasal dari Propinsi Pakistan Barat) dan Banglades.
Kerusuhan merebak ketika minoritas Muslim dan Hindu merasa terjebak di beberapa
daerah, dan dalam waktu 1 minggu 1/2 juta manusia tewas. Gandhi yang renta
bersumpah untuk berpuasa hingga kerusuhan berhenti, dan hal itu dilakukannya
hingga membahayakan kesehatannya sendiri. Pada saat yang sama, Inggris kembali
untuk membantu mengembalikan keadaan. Keadaan kembali aman, kecuali daerah
Kashmir.
Selama masa pembagian India di tahun 1947, Jammu & Kashmir adalah salah
satu dari 560 Princely States, yang bukan merupakan daerah teritori dibawah hukum
Negara Inggris tetapi berada dibawah wewenang langsung Kerajaan Inggris. Hukum
yang berlaku saat itu memberikan kebebasan untuk bergabung dengan India atau
Pakistan, atau tetap berdiri sendiri. Pada tanggal 19 Juli 1947 Kongres Muslim
memberikan keputusan resmi melawan India, yaitu tetap berdiri sendiri. Tetapi suara
mereka tidak mewakili suara seluruh rakyat, terutama tidak adanya dukungan dari
pihak Hindu. Pada tanggal 15 August sebagai batas akhirnya, Maharajah Hari Singh

11
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
merasa berkeberatan, dan secara otomatis negara bagian Jammu & Kashmir menjadi
berdiri sendiri..
Setelah itu , Jammu dan Kashmir telah terbagi menjadi 2 bagian, akibat
terjadinya fraksi antara Muslim dan Hindu. Maharajah yang merasa ngeri atas perang
antar suku kemudian menyetujui untuk menggabungkan Kashmir kedalam India
berdasarkan sebuah Perjanjian Asesi pada tanggal 26 Oktober 1947. Perjanjian Asesi
inilah yang hingga kini masih merupakan isu perselisihan antara India dan Pakistan,
yang mempersoalkan kesyahan dari perjanjian ini, dengan mununjuk bahwa India
tidak pernah mengadakan referendum seperti yang direncanakan oleh Gubernur
Jenderal India, Lord Mountbatten akan diadakan tanggal 27 Oktober 1947.
Gerakan yang dilakukan oleh Mohammed Ali Jinnah, yang menjadi pendiri negara
Pakistan, menambah kesengsaraan di daerah ini. Menurut otobiografi Sheikh
Abdullah, ketika seorang aktifis National Conference, Ali Mohammad Tariq,
bertanya kepada Jinnah sesaat setelah pembagian daratan India, apakah masa depan
Kashmir akan diputuskan oleh rakyat Kashmir. Dia sangat terkejut atas jawaban
Jinnah: “Biarkan mereka mati!.” Pakistan memutus suplai komiditi penting seperti
garam, bahan bakar ke Jammu & Kashmir; dan juga suplai surat berharga dan sejenis
uang koin kepada Imperial Bank di Kashmir. Karena jalan yang menghubungkan
antara Kashmir dan India berada di wilayah Pakistan, permasalahan menjadi semakin
rumit akibat timbulnya protes dari Maharaja, yang sekarang menikmati dukungan
Sheikh Abdullah untuk memimpin India.
Untuk mendukung gerakan Muslim mencapai kekuasaan di Pakistan, Jinnah
mengijinkan sekelompok suku dari perbatasan propinsi Barat Laut untuk menggertak
Kashmir. Selama tiga hari penduduk Kashmir menjadi korban perampasan masal,
kerusuhan dan pemerkosaan, yang membuat India segera mengirimkan pasukannya
ke Kashmir. Ketika pasukan India mendarat di lapangan terbang Srinagar (ibukota
Kashmir) pada pukul 9.00 malam tanggal 27 Oktober 1947, Pakistan telah menguasai
sepertiga daerah Kashmir, dan pertempuran dahsyat terjadi hingga tahun 1948.
Gencatan senjata diadakan pada tanggal 1 January 1949 dengan membuat garis
demarkasi di Jammu & Kashmir, yang memisahkan daerah: sebelah Timur (lembah
Kashmir, Jammu dan Ladakh) dijaga oleh pasukan India, sebelah Barat (dikenal
sebagai ‘Azad [Bebas] Kashmir’), diawasi oleh Pakistan. Pasukan PBB hingga saat
ini masih menjaga daerah persengkataan tersebut sejak tahun 1949.

12
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
3.3 Peperangan tetap berlanjut

Di tahun 1957 negara bagian Jammu &


Kashmir bergabung dengan negara
kesatuan India dibawah sebuah
konstitusi baru. Di tahun 1965,
peperangan hebat pecah lagi, dimana
India menguasai lembah diantara Dras
dan sungai Suru. Mereka
mengembalikan daerah tersebut kepada
Pakistan sesuai dengan perjanjian
terhadap Pakistan, dan kembali mengambilalih daerah tersebut ketika pecah perang
sipil di Pakistan Timur pada tahun 1971.
Di tahun 1987, Front Muslim Bersatu dibentuk, melakukan lobi dan
memenangkan hak untuk mengadakan pemilihan umum di Kashmir pada tahun 1989.
Hanya sebagian kecil masyarakat yang mengikuti pemungutan suara, yang
menyebabkan Kongres Nasional memegang kekuasaan. Pemimpin partai, Dr. Farooq
Abdullah, seorang Muslim, mengundang para pemimpin yang bertikai untuk
berunding, tapi tidak memberikan hasil. Pada akhir tahun itu juga muncul perjuangan
baru untuk kemerdekaan Kashmir. Jumlah pasukan separatis berkembang dari ratusan
menjadi ribuan, yang sebagian besar adalah pro-Pakistan Hizbul-Mujahideen. Front
Liberasi Jammu & Kashmir (JKLF) merupakan kelompok pro-independen yang
terbesar, tapi pengaruhnya semakin melemah. Kelompok lainnya bergabung dibawah
payung Kongres Hurriyat (Kemerdekaan), yang berkampanye dengan cara damai
untuk mengakhiri keberadaan India di Kashmir. India membubarkan pemerintahan
negara bagian tersebut dan menempatkannya berada langsung dibawah pengawasan
gubernur. Dari 26 Januari 1990 dan seterusnya, penduduk Kashmir mengalami jam
malam selama 8 bulan berturut-turut sebagai penerapan hukum darurat. Lebih dari 1/2
juta tentara India dikirimkan untuk
menjaga Kashmir.
Di bulan Mei 1999, terjadi serangan
oleh kelompok Muslim yang
didukung Pakistan yang
mengakibatkan India melakukan

13
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
serangan balasan di Kargil, Dras dan Batalik, tiga sektor yang paling strategis antara
Srinagar dan Ladakh. Kondisi di lembah antara Dras dan sungai Suru dikelilingi oleh
pegunungan, Ladakh berada pada ketinggian sekitar 2.100m (7.000ft), menjadikannya
arena pertempuran paling tinggi di dunia.
Kemelut antara Negara Kashmir, Pakistan serta India pun tidak berhenti
sampai di situ. Pada tahun 1998, India yang meluncurkan lima buah nuklir kepada
Negara Pakistan, selain itu juga india mengerahkan ratusan ribu serdadu untuk
menyerang Pakistan. Dari hal itu, Pakistan pun mengira bahwa india telah memancing
palestina untuk “balapan” senjata saat itu. Palestina pun tidak mau kalah, Negara itu
pun meluncurkan nuklir sebanyak enam buah kepada india. Peluncuran rudal serta
nuklir itu pun berlanjut hingga tahun 2001.
3.4 Cara Penyelesaian Konflik

Berdasarkan asumsi dari teori realisme situasi damai dikatakan dapat terjadi
ketika terjadi Balance of Power yaitu dimana terdapat dua kekuatan yang secara
relatif sama kuat, yang kemudian akan saling mengancam, namun tidak saling
menyerang. Situasi ini, berdasarkan teori realisme disebut sebagai situasi yang damai.
Dalam kasus konflik India-Pakistan, hal ini juga terjadi dimana baik India maupun
Pakistan sama-sama saling mengancam melalui penempatan rudal-rudal baik India
maupun Pakistan di daerah perbatasan.
Selain itu, realisme mempunyai asumsi bahwa salah satu alternatif cara
penyelesaian konflik adalah dengan perang. Hal ini kemudian terkenal dengan istilah
“Civis Pasum Para Bellum” yang berarti jika ingin berdamai maka bersiaplah untuk
berperang. Maka berdasarkan asumsi teori realisme, cara penyelesaian konflik yang
terbaik antara India dan Pakistan adalah dengan perang.
Hakikatnya persetujuan Soviet Union (SU) dengan Amerika Syarikat (AS)
pada tahun 1972 yang berhasil membentuk Strategic Arms Limitation Talks (SALT I)
dalam mewujudkan kawalan dalam pembinaan senjata nuklir, sistem pelancar senjata
nuklir dan sebagainya oleh kedua-dua negara dapat dijadikan sebagai model yang
dapat diaplikasikan sebagai jalan penyelesaian terhadap masalah India dan Pakistan.
Walaupun dalam era Perang Dingin menyaksikan AS dan Soviet Union terlibat dalam
persaingan kuasa dan senjata yang sangat berisiko mampu mencetuskan peperangan,
namun ia berhasil dielakkan atau dihindari melalui persetujuan pembentukan SALT I.

14
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
Keberhasilan SALT I telah mampu memupuk keyakinan dan kepercayaan antara
kedua-dua kuasa besar dunia yang secara langsung memperluaskan kerjasama
mengadakan pengawasan terhadap penghasilan senjata ofensif dan pengurangan dari
segi kekuatan persenjataan antara negara dalam SALT II pada tahun 1979.
Model SALT ini sebenarnya boleh diaplikasikan dalam masalah hubungan ada
India dan Pakistan. Persetujuan kedua-dua negara ini untuk mengadakan pengawasan
terhadap persenjataan pasti akan meningkatkan keyakinan dan kepercayaan antara
negara yang secara langsung meredakan dilema keselamatan serta mengurangkan
risiko tercetusnya peperangan.
Perlu kita pahami dalam fenomena persaingan senjata, seperti penghasilan,
pemilikan dan pembangunan persenjataan oleh sesebuah negara akan mengundang
kepada terwujudnya kesan sampingan ke atas negara lain dengan timbulnya ancaman
yang jelas ataupun sebagai dilema keselamatan. Dengan tiadanya usaha dan tatacara
pengawasan dalam penghasilan dan pemilikan persenjataan oleh India dan Pakistan,
hal ini justru akan membuat peluang untuk munculnya konflik menjadi sangat besar.
Proses ini sebenarnya dapat kita lihat dalam skenario pemilikan nuklir oleh India
yang dibangunkan semenjak 1960-an telah mencetuskan fenomena persaingan senjata
dengan seterunya di mana Pakistan turut membangunkan nuklear pada 1970-an untuk
memastikan sistem pertahanan dan ketenteraannya tidak ketinggalan dan seimbang.
Persaingan pesat ini telah membawa kepada peningkatan risiko konflik yang lebih
besar yaitu peperangan nuklir yang meletus pada tahun 1998.
Walaupun berbagai usaha dan desakan masyarakat dunia berhasil menghalang
peperangan meletus antara kedua-dua negara ini (Pakistan-india) pada tahun 1998,
namun hal ini tidak berarti risiko peperangan antara India-Pakistan telah reda.
Sebaliknya uji coba senjata nuklir yang sering dijalankan oleh kedua-dua negara
mampu membuka ruang kepada meletusnya ketegangan seperti mana yang telah
dilalui pada tahun 1998. Pembentukan SALT di antara India dan Pakistan akan
merintis kepada pembinaan keyakinan antara negara. Peningkatan keyakinan yang
kukuh akan membawa kepada hubungan yang baik dan mendorong kaedah diplomasi
dijadikan sebagai langkah dalam menyelesaikan masalah-masalah yang membelenggu
hubungan kedua-dua negara.

15
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR

Kesimpulan
16
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR

Jadi kesimpulan dari konflik Kashmir adalah :

Jammu dan Kashmir adalah Negara yang didominasi Islam dan Hindu. Islam
64,19%, atau 3.843.305 jiwa, yang berkosentrasi di Kashmir (94,96%). Awalnya jumlah
penduduk muslim di Jammu dan Kashmir 7 juta. Akibat konflik yang berlarut, banyak yang
eksodus ke Azad Kashmir, terutama dari Jammu, yang pada tahun 1941 penduduk muslim
61%, kini tinggal 30%. Di daerah Ladakh sebagian besar (51%) adalah beragama Budha.
Ledakan konflik Kashmir dimulai karena keinginan masyarakat Muslim untuk
membentuk pemerintahan yang berdiri sendiri serta terpisah dengan India dengan mayoritas
Hindu. Hal ini terbukti dengan berdirinya Pakistan menjadi negara yang merdeka pada 14
Agustus 1947. “Louis Mountbatten, Raja Muda Inggris di India sebagai perwakilan
pemerintah Inggris pada akhir persetujuan pembagian India menjadi negara Muslim dan non-
Muslim menyatakan bahwa negara-negara kepangeranan (Princely States) dapat memilih
untuk bergabung dengan salah satu dari kedua negara tersebut dengan mempertimbangkan
komposisi agama negara mereka, kondisi geografik serta harapan rakyatnya”. Faktanya
berbicara lain karena Jammu Kashmir berada dalam kekuasaan pemimpin yang beragama
Hindu, dalam tindakannya Maharaja Harry Singh bertindak ragu untuk tidak memilih India
ataupun Pakistan dan ini menimbulkan keresahan rakyat Jammu Kashmir yang mayoritas
ingin bergabung dengan Pakistan karena dari segi historis, emosional dan kultural Kashmir
memiliki kedekatan dengan Pakistan karena faktor agama yang sama yaitu Islam, karena dari
sekitar 12.000.000 jiwa penduduk Jammu-Kashmir 77 % persen adalah Muslim. Kemudian
yang terjadi adalah terbaginya Jammu Kashmir menjadi dua friksi besar antara Muslim
(Kashmir) dan Hindu (Jammu). Sikap Harry Singh ini menimbulkan kemarahan rakyat
Kashmir dengan melakukan protes yang dibantu oleh Pakistan yang berdampak pada
semakin terdesaknya posisi Harry Singh.

Hasil penelitian Sumber Pemberontakan Kashmir :


Sumber tuntutan kemerdekaan Kahsmir bukan hal sederhana, tetapi bersifat multiple :
1. Sumber primordial

17
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
Pengalaman sebagai bangsa terjajah, dan keyakinan mereka secara historis
mempunyai identitas yang berbeda dengan kelompok etnik lainnya. Identitas terkenal
mereka adalah Kashmiriyat (Kashmiriness), identitas yang memberikan ekslusivitas
agama, bahasa, dan teritori. Apabila muslim lainnya di India menggunakan bahasa Urdu
sedang orang Hindu menggunakan bahasa Hind, Kashmir menggunakan bahasa
Khasmiri.Mereka merasa memiliki alasan sejarah, kultural, dan geografis (yang
terisolasi).
2. Sumber Konstekstual
(1) Sumber politik
Intervensi New Delhi yang membuat rakyat Kahsmir semakin tidak percaya, serta
semakin banyaknya masyarakat Kashmir yang berpendidikan. Sulitnya warga
Kashmir masuk institusi militer dan lembaga pemerintahan, dan pembatasan
media massa. Juga banyak tokoh politik vokal yang diintimidasi atau ditangkap
seperti Syed Ali Shah Geelani m(Jama’at-i-Islam), Abdul Gani Lone (Pepople’s
Conference), Maulana Abbas, Qqazi Nissar, Abdul ghani Bhat (Muslim United
Front).
(2) Sumber Ekonomi
Bukan faktor utama, tetapi berpengaruh terutama dalam diskriminasi perolehan
pekerjaan dan pendidikan. Kashmir justru termasuk negara yang angka
kemiskinannya di bawah rata-rata India, walau daerah ini terus dilanda konflik
politik.
(3) Sumber sosial
(a) Kebijakan beragama diskriminatif, sebagai misal Konstitusi India 1950 yang
memberikan kebebasan menjalankan ibadah, sering tidak sesuai dengan juklak
atau kenyataan yang ada (Edwin MB Tambunan: 2004). Sebagai contoh
pembatasan kegiatan dakwah, pengkaderan dan pendidikan Islam yang
dibatasi oleh pemerintah India. Kegiatan keagamaan Islam sering dibatasi
karena dikhawatirkan akan merangsang konflik dengan Hindu. Kebijakan ini
juga berlaku di Kashmir yang secara sosiologis berbeda dengan penduduk
India di tempat lainnya.
(b) Kebijakan bahasa, dengan penggunaan bahasa Hindi sebagai bahasa nasional,
dan bahasa Inggris dalam bahasa birokrasi atau bahasa kantor dan merupakan
bahasa wajib di sekolah dianggap Kashmir sebagai ancaman terhadap bahasa
Kahsmiri.
18
Pendidikan KewargaNegaraan (PKN) KONFLIK
KASMIR
(c) Munculnya sentimen pemeluk Hindu menjelang akhir tahun 1980-an yang
menuntut persatuan nasional atas dasar kebudayaan dan agama yang seragam.
Kemudian muncul Shiv Sena, Bajran Dal, Vish-wa Hindu, Parishad, dan
Partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang kesemuanya bersatu di bawah
Hindutva yang menginginkan Hindu dijadikan sebagai acuan pokok dalam
penyelenggaraan Negara
(4) Sumber Konstruktif
Tiga kelompok sumber pejuang Kashmir :
(a) Para plebisit front mereka yang menentang pendudukan India, menginginkan
aksesi dengan Pakistan
(b) Politisi dan pejabat sipil yang tersingkir
(c) Kaum muda yang idealis dan militant

Adapun akibat kibat yang ditimbulkan perang Kashmir adalah rasa takut. Selain dari
kesulitan ekonomi yang diderita oleh semua pihak yang terlibat, India dan Pakistan
mengadakan perlombaan senjata nuklir. Dengan China sebagai negara tetangga yang juga
memiliki sengketa wilayah dengan India, dan Pakistan melepaskan sebagian dari Kashmir
kepada China terlebih dahulu, maka kehidupan jutaan manusia menjadi pertaruhan.
Ketika daratan tersebut dibagi dua pada tahun 1947, Mahatma Gandhi menyatakan
bahwa daratan Kashmir berdiri diatas lingkaran kekacauan bagaikan “contoh gemilang” dari
“kehidupan sekuler”. Saat ini, baik pihak pemerintahan India maupun pihak pemerintahan
Pakistan saling mengadakan “pembersihan etnis”, dan kedua-duanya tetap menolak
kemerdekaan Kashmir. Badan Amnesti Internasional dan Badan Hak Azazi Manusia sedunia
telah menyatakan adanya pelanggaran hak azazi manusia yang dilakukan oleh kedua belah
pihak yang berseteru.

19

Anda mungkin juga menyukai